mhn maaf sebelumnya jika banyak typo soalnya author baru.
"hey....lihatlah zara ayahnya ada 2,ibunya juga 2" kata imran."waaah....enaknya punya ibu 2..." kata aya."wkwkwk....." seru teman teman yang lain.mereka tidak tau seberapa hancur hatiku saat itu dan mereka tidak pernah sadar telah melukai hati dan mental seorang anak perempuan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lilifafaxi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
inilah kisahku bab 34
Setiap hari ibunya terus mengomel yang uangnya habis buat kebutuhan inilah...,itulah sementara aku tidak bisa membantu keuangan, dan gaji mas hendra yang 25rb sehari hanya cukup untuk makan. Lalu gaji mingguan di berikan ibunya yang katanya untuk mencicil hutang mas hendra.
Makin hari kandunganku makin membesar, ayah pun mengirimkan uang padaku untuk biaya persalinan karna ayah tidak ingin merepotkan keluarga mas hendra. Sepeda motor mas hendra di jual ibu mertua untuk menebus keponakannya yang ada di penjara karna kasus penipuan yang meminjam motor temennya malah di gadaikan oleh sepupu mas hendra.
kandunganku sudah menginjak 8 bulan, terlebih saat ini puasa ramadhan, sama sekali tidak terbesit dalam benakku untuk berlebaran karna kondisi hamil besar. Namun aku tetap mudik ke kampung ku bagaimanapun aku masih memiliki orangtua
" hen nanti kalau mengantar istrimu kamu langsung balik kemari lo ya...,nanti temani ibu untuk ke penjara menemui sepupumu untuk meminta tanda tangan bahwa dia sudah tidak memiliki warisan " kat ibu ketus sama mas hendra namun aku masih bisa mendengarnya dengan jelas dari kamar ku.
Ingatanku pun kembali saat pertama kali aku pulang dari kalimant** dan datang kerumah ini di jemput mas hendra.
Ibu mertua dan keponakan nya mengolok olok ku
" hahahaha......makanya kalau mikir itu pakai otak, jangan pakai dengkul...." kata kata itu masih terus terngiang di ingatanku betapa mertua ku teramat merendahkan ku.
Di dalam kamar aku menangis sesenggukan sambil memasukkan baju baju aku ke dalam tas dan aku mau pulang sendirian aja, buat apa di antar suami posisi lebaran tapi langsung balik lagi tanpa tinggal untuk silaturrahmi. Lagian lapas mana yang buka di hari lebaran bu astaghfirullah...aku mengelus dada ku
Mas hendra masuk ke dalam kamar melihatku merapikan pakaian ke dalam tas dia bertanya tanya
" loh kok udah di rapiin dek nukanya masih mudik lusa ya " mas hendra menyapa ku yang diam saja
" loh kenapa menangis sayang....ada apa " dia menangkup pipi ku dan menyimpan pertanyaan
" aku mau pulang sendiri aja mas, nggak usah di antar. Antar aja aku ke terminal udah cukup nggak udah di antar sampai rumah huuu...huu..." aku menangis sesenggukan. Hati ini terasa sangat sakit mengingat perkataan ibu mertua ku yang melarang mas hen berlama lama di desa ku.
" ngapain kamu ngantar aku mas, kalau hanya menurunkan aku lalu kembali lagi kesini...kau anggap apa aku ini mas...huuu...meskipun mas hen tinggal selamanya di kampung emangnya kenapa mas...toh mas disana juga pulang kerumah istri mas.....hik...hik...." aku terus saja menangis hatiku begitu terluka betapa jahatnya mertua aku.
" sayang jangan gitu dooong...." mas hen sepertinya memang tidak berniat menenangkan aku dia cuma diam dan sesekali melihatku.
" kenapa hen...." tanya ibu mertua...
" nggak papa bu, ini zara minta pulang naik bis...." mas hen menjawab ibunya.
" tega kamu mas....huuu...huu..." mas hendra bener bener nggak punya hati sampai sebegitunya dia membela ibunya.
" udah nggak usah banyak bacot hen...antarkan dia pulang sana....!! Jangan lama lama....muak ibu dama dia....!!!" ibu mertua berteriak mengusirku...aku semakin nelangsa...betapa sakitnya hati ini, aku posisi hamil 8 bulan, begitu tega mertua ku berkata demikian.
Mas hen hanya diam saja tanpa membantah atau pun membela ku. Ya alah betapa malangnya nasibku ini memiliki suami yang begitu pecundangnya aku menjerit dalam hati kecilku.
Waktu semakin larut, aku terus saja menangis setelah kami bertengkar tadi sore " tidur lah dek, besok pagi mas antar pulang ya....." hanya kata itu yang terucap dari bibir suamiku sendiri. Miris!
Keesokan paginya aku bangun setelah sahur dan sholat subuh aku tidak mau tidur lagi aku langsung mengemasi barang barangku dan aku ganti baju tanpa mandi dan bersiap untuk pulang.
Setelah aku bersiap mas hen pun ikut bersiap siap karna aku beralasan enak berangkat pagi buta karna puasa jadi hari masih segar tidak dahaga diperjalanan nantinya, padahal aku udah nggak kuat menahan barang semenit pun dirumah itu. Pas kami mau berangkat dan pamit see.... kedua mertua ku menghindar
Betapa makin sakit hati ini....mas hen mencari kesana kemari tidak menemukannya.... rupanya mereka enggan aku pamiti betapa baiknya sikap mereka berdua terhadapku. Aku hanya diam namun mas hen terus saja mencari dimana ibunya karna tidak mau pergi tanpa berpamitan.
Akhirnya kamipun pergi tanpa berpamitan tapi ternyata sama mas hen motor kami di putar putar ke gang gang sebelah rupanya untuk mencari ibu bapaknya, dan alhasil ketemu.
" bu...jam segini kemana aja sih.......udah tau anaknya mau pergi malah di tinggal keluar di cari kemana mana nggak ada, taunya di sini..." mas hen ngedumel nggondok sambil marah marah dengan nada yang lirih bercampur kesal.
" apa sih hen ibu sama bapak itu jalan jalan pagi supaya sehat..." sentak ibunya berdalih
" yaudah berangkat sana...!!" katanya lagi dalam hatiku deg!!
Berulang kali dia mengatakan agar aku bahagia orang hamil tidak boleh banyak menangis, orang hamil tidak boleh stres....tapi mereka selalu saja melukai ku. Berkali kali...
Dalam hatiku berjanji setelah aku keluar dari daerah ini meninggalkan kota ini aku nggak akan pernah kembali lagi kesini. Bodoh amat dengan pernikahanku, sedari awal aku sudah merasa salah masuk rumah namun keadaan memaksaku, aku ingat kembali kata kata mas hen jika tidak menikah denganku dia mau bunuh dir* heh...konyol...pingin tertawa tapi miris !
Dalam perjalanan kami saling diam dalam pikiran masing masing, aku pun nggak habis pikir kenapa mas hen sebegitunya membela ibunya....jelas jelas ibunya tidak menyukai ku dan selalu menyerang ku dengan kata kata buruk rasanya aku lelah pingin pergi saja.
Tapi bagaimana keluargaku yang tidak mampu, kondisi aku hamil besar lalu kepada siapa aku harus berharap.hik...
" mas, tolong istirahat sebentar perut ku sakit " aku memulai pembicaraan berharap mas hen melihatku
" iya sebentar kita cari tempat duduk yang nyaman " lalu kami berhenti di tepat duduk dibawah pohon rindang lalu aku turun dan meluruskan kaki ku yang pegal karna memang posisi hamil besar naik motor perjalanan 3 jam.
" sini in kaki mu dek, mas pijat biar nyaman " rupanya mas hen masih memiliki hati untuk mengasihani ku.
Beberapa waktu berlalu kami sampai di kampung di sambut oleh nenek dan ibu ku, meskipun hubungan ku dengan ibuku tidak begitu baik tapi tetaplah kami adalah orangtua dan anak yang memiliki hubungan darah. Jadi ibu masih tetap menyayangiku.
" kamu hamil besar begini kok pulang nduk...perjalanan begitu jauh kasihan bayi mu di dalam...." nenek menasehati ku
" Memangnya ada apa kok wajahmu sembab begitu...kok lecek semua heemmm...." nenek yang melihat gerak gerik ku rupanya langsung ngeh dengan perubahan ku
" ya sudah nanti melahirkan disini aja ya...meski bagaimanapun teteo enak melahirkan di rumah sendiri...."
Akhirnya mengambil keputusan yg bagus
Semangat terus!