NovelToon NovelToon
SANG TERPILIH

SANG TERPILIH

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aludra08

Hiera seorang gadis yang selalu mendapat perundungunan, baik di kampus maupun di keluarga sendiri.
suatu malam dia disiksa ibu tiri dan keluarganya hingga meregang nyawa, tubuhnya pun dibuang ke sebuah jurang.
Hiera nyaris mati, namun sesuatu yang tak terduga terjadi dan memberinya kesempatan kedua.
apakah Hiera mampu bangkit dan membalas orang orang yang telah menyakitinya?
yuk ikuti kisahnya dalam cerita SANG TERPILIH.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aludra08, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

02

SANG TERPILIH 2.

Hiera melempar pandangannya pada pria itu. Kemudian bibirnya tersenyum canggung sambil mengangguk. Ya tentu saja dia ingat, sosok yang berdiri di hadapannya kini adalah pria yang bertabrakan dengannya kemarin di Koridor kampus.

"Aku Hugo, siapa namamu?" Tanya pria itu sambil memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya.

Hiera mengulurkan tangannya ragu ragu. Dengan tidak sabar Hugo langsung menjabat hangat tangan gadis itu.

"Namaku Hiera." Ucapnya pelan.

"Wah nama yang cantik, Hiera. Hiera, Hugo, sepertinya nama kita punya chemistry ya" seloroh Hugo sambil tertawa renyah.

Hiera tersenyum kaku. Dia menarik tangannya dari genggaman laki laki itu.

"Saya permisi mau nyari toliet, jaketnya lain waktu saya kembalikan. Terimakasih". Hiera buru buru meninggalkan laki laki itu. Biar bagaimana pun dia harus menjaga kepercayaan Mark. Dia tidak mau kekasihnya nanti salah paham.

Sementara Pria bernama Hugo itu hanya mampu terpaku menatap kepergian Hiera.

"Sungguh gadis yang aneh". Gumamnya sambil menggelengkan kepala.

Sementara itu, Hiera membersihkan wajahnya yang penuh pasir di toilet. Wajahnya meringis menahan perih saat air menyentuh luka di sudut bibirnya yang lebam.

Rasa benci dan dendam memenuhi ruang hatinya, saat ia bercermin. Rasa kecewa akan hidupnya yang tidak beruntung juga ikut merayap ke dalam hatinya. Di tatapnya wajah pucat di dalam cermin. Wajahnya sama sekali tidak menggambarkan gairah hidup. Wajah yang penuh tekanan. Tubuh kurus miliknya semakin menggambarkan penderitaannya. Hiera benci dirinya yang lemah, namun dia tidak bisa apa apa.

Namun dia lebih benci pada orang orang yang jahat terhadapnya.

Dia benci saudara tirinya.

Dia benci ibu tirinya.

Bahkan dia benci pada ayah kandungnya sendiri yang seolah tak menganggapnya ada.

"Aku benci dunia ini!!!!!" Teriaknya tanpa sadar dengan suara melengking. Terlalu banyak beban dan luka di hatinya.

Setelah puas berteriak, Hiera mengusap air mata yang tiba tiba mengalir di pipinya. Kemudian dia keluar dari toilet.

Hari telah beranjak senja, hari ini Hiera enggan pulang ke rumah. Dia pasti akan mendapat kekerasan lagi di sana.

Hiera menghela nafas kasar. Apa sebaiknya hari ini dia menginap di rumah Mark ya?

Hiera mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Mencari nama kekasihnya itu dalam kontak kemudian menghubunginya.

Bunyi dering terhubung terdengar, namun panggilan tak terjawab. Hiera mengulanginya, namun hasilnya tetap sama.

Hiera berdecak kesal. 'Sedang kemana sih Mark?' batinnya.

Hiera jadi bimbang, apa dia memang harus pulang ke rumah ya? Tapi membayangkan apa yang akan terjadi padanya di rumah jika pulang hari ini, Hiera begidik ngeri.

"Sebaiknya aku nginap di tempat kontrakan Valia saja". Gumamnya. Kemudian kakinya melangkah menuju jalan raya dan menyetop sebuah angkutan umum.

***

Hari telah beranjak malam ketika Hiera sampai di kontrakan temannya.

"Tok Tok Tok!" Bunyi pintu diketuk tangan Hiera. Tak lama kemudian pintu terbuka dan sebuah wajah menyembul.

"Heh Hiera tumben kamu ke sini malam malam?" Tanya Valia dengan nada heran.

"Aku butuh tempat tidur hari ini." Jawab Hiera sambil menyeruak masuk ke ruangan petak itu. Valia mengekor di belakangnya dengan wajah penuh tanya.

Ruangan berukuran lima kali lima itu begitu berantakan dan sangat sempit. Baju baju kotor teronggok di lantai, sampah berserakan dan bertumpuk dengan piring kotor di sudut ruangan. Sungguh jorok gadis bernama Valia ini.

Hiera menghempaskan tubuhnya pada kasur lantai yang sudah tergelar. Di samping kasur itu terdapat lemari plastik yang sudah kusam.

"Astaga Hiera, wajahmu kenapa lagi?" Pekik Valia ketika melihat lebam di sudut bibir Hiera

"Biasa, geng si Hanna!" Jawab Hiera datar.

Valia menghela nafas panjang. Sedikit banyak dia tahu apa yang di alami sahabatnya ini.

"Kamu sudah makan?" Tanya Valia.

Hiera menggelengkan kepala, perutnya memang keroncongan.

"Sebentar aku buatkan mie instan ya". Tawar Valia. Hiera hanya menganggukan kepala.

Valia segera pergi ke dapur, menyalakan kompor, mengisi panci kecil dengan air, kemudian menjerangnya. Memasukan mie instan ke dalamnya setelah air itu mendidih.

Selesai memasak, dia menyuguhkan mie itu pada Hiera beserta segelas air.

"Makanlah, aku mau ke tetangga sebentar" ucap Valia, kemudian dia keluar dari ruang kontrakannya.

Hiera memakan mie instan itu dengan lahap, walau sesekali harus meringis karena sudut bibirnya terasa sakit saat dia membuka mulut.

Mie instan tandas tak tersisa, Hiera pun minum dengan puas. Dia meletakkan mangkuk dan gelas kotor di pojok ruangan itu.

Valia datang membawa satu plastik kecil es batu, kemudian dia mengambil sebuah sapu tangan dan menyerahkannya pada Hiera.

"Kau kompres dulu lah bibir bengkakmu itu".

"Terimakasih Val". Lirih Hiera berucap sambil menempelkan es batu pada sudut bibirnya yang bengkak.

Valia memandang trenyuh pada Hiera.

"Hiera, kenapa sih kamu gak kabur aja dari tempat itu? Kamu selalu disiksa di sana. Ibu tiri dan saudara tirimu yang kejam,ayah kandung yang tidak berperasaan, apa lagi sih yang kau pertahankan?" Ucap Valia

"Sudahlah Val, aku sedang tidak ingin membahas masalah ini, aku lelah." Ucap Hiera sambil meletakkan es batu dan sapu tangan bekas kompres pada lantai, kemudian dia memejamkan matanya.

Valia berdecak kesal,melempar es batu dan sapu tangan ke sembarang tempat.

"Sebagai sahabat, aku hanya tidak ingin kamu terus tersiksa. Aku takut lama lama kamu menemukan ajal di tangan mereka. Pergilah dari rumah itu selagi sempat Hiera, bukankah Mark sudah memintamu untuk tinggal bersamanya? Hei Hiera! Hiera!" Valia menggoyang goyangkan tubuh sahabatnya itu.

"Astaga! Malah molor dia, jadi aku ngomong dari tadi gak didengerin ya!" Gerutu Valia kesal. Di tepuknya kaki Hiera yang membuat pemilik kaki malah menggelungkan badannya pada guling dan semakin nyenyak.

Hiera berdecak kesal. Tapi sesaat kemudian dia memandang trenyuh wajah sahabatnya itu.

Seulas senyum terlukis di wajah Valia, kemudian dia menyelimuti tubuh Hiera dengan penuh perhatian. Dia pun segera merebahkan diri di samping sahabatnya itu, kemudian segera terlelap.

1
Fransiska Husun
dan tidak jadi lg karena ad penguntit
Muliati Sherina
ceritanya seru
Diyah Pamungkas Sari
hiiii....serem nya si pangeran.
Aludra08: ganteeeeng
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
kmren pas baca sm si hugo kyk ad yg kurang gt klo misal jd sm hera. apa sm pangeran ki aja?
Aludra08: Hugo ganteng loh
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
ikan laut dalam bukan?? yg ad lampu d antenanya gitu???
Aludra08: angker fish
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
liat notif lgsg gass...seruuuuu
Diyah Pamungkas Sari
seruuuuuuuuuu!!!!! ❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Aludra08: terimakasih sudah mampir ya 🥰
total 1 replies
Star
Cerita nya bagus kak 😍
Aludra08: terimakasih banyak atas dukungannya 🙏☺
total 1 replies
@Risa Virgo Always Beautiful
lautan memang bikin hati adem
pєkαᴰᴼᴺᴳ
ceritanya menarik kk
Aludra08: terimakasih ya 🥰
total 1 replies
🌺Ana╰(^3^)╯🌺
Aku rela begadang supaya bisa selesain baca cerita ini. Seru banget!
Aludra08: terimakasih atas dukungannya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!