Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PUCAT DAN BERKERINGAT
“Daddy?” Flo menatap Logan sambil menautkan kedua alisnya, bertanya maksud dari pertanyaan Logan.
“Ya, bisa saja ia kabur karena bertemu dengan Daddynya. Mungkin ia tak suka memiliki Dad Darius sebagai Daddynya,” kata Logan.
Flo langsung menggelengkan kepalanya, “itu tak mungkin, Log. Mom saja tak tahu siapa Daddynya.”
Kini giliran Logan yang menautkan kedua alisnya. Ia sedikit bingung dengan jawaban Flo, yang membuatnya berpikiran buruk.
Mengapa Mom tidak tahu siapa Daddynya, apa Mommy …? - batin Logan menarik kesimpulan, tapi kepalanya menggeleng ke kanan dan ke kiri, mencoba menepis dugaan buruk yang ada di dalam pikirannya.
“Mommy tak pernah tahu siapa Daddynya. Mommy tak pernah tahu siapa orang tuanya. Malam itu sepulang bekerja, Mommy mendengar suara tangisan seorang bayi di sebuah tempat sampah, tak jauh dari tempat tinggal Mommy,” tubuh Flo kembali bergetar jika mengingat malam di mana ia menemukan Alina.
Flashback On
Malam itu, udara terasa begitu dingin. Sepertinya saju akan segera turun dan membuat suasana menjadi berwarna putih. Flo melangkah pelan dengan sebuah jaket panjang dan tebal yang membungkus tubuhnya.
Ia baru saja pulang setelah bekerja di sebuah toko pakaian, dan dilanjut dengan menjaga sebuah minimarket. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan suasana sudah terasa sangat sepi. Orang-orang mungkin sudah berada di atas tempat tidur dan bergelung dengan selimut tebal mereka.
Sebuah suara tangisan memenuhi indera pendengaran Flo. Ia bahkan mengetatkan jaket tebalnya karena merasa berhalusinasi.
“Apa karena aku terlalu merindukan Logan, aku jadi mendengar suara tangisan bayi? Ingatlah Flo, Logan sudah besar saat ini, tak mungkin ia menangis layaknya bayi,” gumam Flo.
Namun suara tangisan itu semakin kencang, membuat langkah Flo semakin lebar dan mencari asal suara tangisan itu. Matanya membulat saat melihat seorang bayi.
Bayi itu terbungkus kain berbulu yang sangat cantik. Namun, ia malah ditempatkan di sebuah tempat sampah yang begitu kotor. Hati Flo sangat sedih saat melihat hal itu, karena ia kembali teringat pada Logan.
Dengan langkah cepat dan tidak ragu sama sekali, Flo langsung mengambil bayi itu dan memeluknya. Ia melihat ke kanan dan ke kiri, siapa tahu yang meletakkan bayi ini masih berada di sekitar area itu. Namun tak ada, suasana malam itu terasa sepi dan dingin.
“Siapa yang begitu tega membuangmu di sini?” gumam Flo.
Flo mendekap bayi itu agar bayi itu tetap hangat, lalu segera membawanya pulang. Ia menamai bayi cantik itu Alina dan menganggap sebagai putrinya sendiri. Ia seakan menemukan cinta yang baru sebagai pelipur kerinduannya pada Logan.
Flashback Off
“Jadi … Alina bukan putri kandung Mom?” tanya Logan.
Flo menggelengkan kepalanya, “tapi Alina adalah segalanya untuk Mommy.”
Logan menghela nafasnya. Ada sedikit perasaan lega karena ternyata Alina bukanlah adik yang sesungguhnya untuknya.
“Apa Alina tahu tentang ini?” tanya Logan lagi.
Flo kembali menggelengkan kepalanya, “Mom tak pernah menceritakan apapun padanya dan ia juga tak pernah bertanya. Ia seakan mengerti bahwa Mommy tak akan bisa menjawab pertanyaannya. Mommy merindukannya, Log. Di mana dia sekarang? Apa yang sedang ia lakukan?”
Kembali terdengar isak tangis dari Flo. Logan pun memeluk dengan erat tubuh Mom Flo. Perasaan bersalah menyelimuti Logan. Apa yang terjadi adalah karena kesalahannya, kepergian Alina pasti karena dirinya.
“Aku akan membantu Mommy untuk mencarinya,” kata Logan.
Flo menatap Logan dengan pipi yang masih penuh dengan air mata, “benarkah?”
“Hmm … Aku akan menemukan Alina untuk Mommy,” kata Logan.
“Terima kasih,” kata Flo dengan suara pelan karena masih tertutup dengan suara isakannya.
Setelah mengetahui kebenarannya, Logan semakin ingin menemukan Alina. Ia akan menikahi wanita itu setelah ia menemukannya. Ia yang mengambil kehormatann yang pastinya sangat dijaga oleh Alina, karena itulah ia akan bertanggung jawab.
**
Bulan demi bulan terlewati, kandungan Alina kini sudah mencapai waktunya untuk melahirkan. Sejak satu minggu yang lalu, Alina mulai membatasi pekerjaannya dan lebih fokus pada kandungannya. Saat ini ia merasa bayi di dalam kandungannya lebih banyak bergerak, hingga kadang membuatnya sedikit tak nyaman.
“Ada apa, sayang? Mengapa kamu terus berputar-putar?” tanya Alina sambil mengusap perutnya dengan gerakan memutar, “apa kamu sudah tak sabar untuk keluar?”
Waktu berjalan dan Alina merasakan sakit yang mulai ia rasakan beberapa menit sekali. Ia bahkan sudah pergi ke kamar mandi dan melihat bahwa ada flekk yang keluar. Namun ia tetap menunggu, hingga rasa sakit semakin sering baru ia akan pergi ke klinik di mana Dokter Tazzana praktek.
“Maafkan Mommy, sayang. Kita harus menunggu sebentar lagi. Saat ini Mommy tak punya banyak uang, hanya cukup untuk biaya persalinan dan menginap satu malam saja,” gumam Alina yang terus mengatur nafasnya.
Sementara itu di Kota New York, Logan merasa aneh dengan tubuhnya. Ia sudah berkali-kali merasakan sakit perut yang amat sangat. Ia bahkan harus mendekam di dalam kamar mandi karena lelah bolak-balik sejak tadi.
Tokkk tokkk tokkk …
“Log! Ada apa sebenarnya denganmu?” Vin kembali mengetuk pintu kamar mandi karena sebentar lagi meeting dengan Tuan Luca akan segera dimulai.
Pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan wajah Logan yang pucat dan berkeringat. Ia seperti habis melakukan pertempuran di dalam kamar mandi itu.
“Kamu sakit, Log?”
“Ntahlah, perutku sakit sekali. Apa ini karena tadi pagi aku belum sarapan?” tanya Logan.
“Tunggu sebentar,” kata Vin. Ia keluar dari ruang kerja Logan dan pergi ke ruangannya, kemudian kembali masuk.
“Makanlah ini, masih ada sepuluh menit sebelum meetingnya dimulai,” ujar Vin sambil memberikan sebungkus roti. Ia tak ingin Logan pingsan karena kerja sama dengan Tuan Luca sangatlah penting.
“Terima kasih, Vin.”
Logan dengan cepat memakan roti pemberian Vin. Ia sudah menunggu kerja sama dengan Tuan Luca sejak enam bulan terakhir dan baru hari ini mereka bisa bertemu. Tuan Luca begitu sibuk karena perusahaan Luca juga sangat besar, bahkan hingga ke beberapa negara lain.
Logan sesekali mengusap keringatnya yang terasa dingin dan berbulur besar. Ia bahkan memejamkan matanya sesaat sebelum bangkit untuk menemui Tuan Luca.
“Tenanglah, Log. Ku rasa kerja sama ini membuatmu agak tegang,” ujar Vin.
“Sepertinya begitu. Aku seperti akan bertemu dengan seseorang yang sangat penting,” kata Logan.
Vin tertawa kecil, “Ya, kamu seperti seseorang yang mau bertemu dengan calon mertuanya.”
Logan berdecak, dalam hatinya hanya terpikir akan Alina. Sudah beberapa bulan ini ia terus mencari, tapi masih belum mendapatkan pencerahan.
“Apa masih belum ada informasi tentangnya, Vin?” tanya Logan.
“Belum ada, sepertinya Alina sangat pintar menyembunyikan dirinya. Ia tahu bagaimana caranya pergi tanpa diketahui.”
“Jangan biarkan pencarian kita kendor, Vin. Sampai kapan pun, kita harus menemukannya.”
“Ya, aku mengerti.”
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻