Keesokan paginya Ana pun terbangun dari tidurnya dan mendapati pria itu sedang duduk di atas ranjangnya sembari melihat ke arah jendela.
Ana bergegas bangun dan menghampirinya "Bagaimana keadaanmu Tuan?" tanya Ana tersenyum.
Tuan itu diam tak bergeming dengan tatapan melihat ke arah jendela.
"Tuan katakanlah sesuatu?"
Tuan itu menoleh dan menatap Ana "Kau siapa?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noona frog, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Enambelas
Keesokan harinya Ana tengah sibuk menatap layar komputer nya beberapa kali ia menguap, "Ana!" sarah memanggil "Kau di panggil manajer ke ruangannya"
Ana menunjuk dirinya "Aku?"
Sarah mengangguk "Kau tidak pulang semalaman apa masih mencari kakakmu itu, lihatlah dirimu itu sangat memprihatinkan" kata sarah cemas.
Ana tidak menghiraukan ucapan sarah "Apa kau tau kenapa dia memanggilku?" tanya Ana.
"Ya mana aku tau, sebaiknya kau kesana untuk mencari tau" ucap Sarah.
Ana menyudahi aktivitas nya "Baiklah aku akan kesana". Ia segera beranjak pergi bertemu manajer rumah sakit.
Sarah menghela napas "Dasar anak itu dia tidak menghiraukan ucapanku"
Sesampainya Ana berhenti depan pintu ia terdiam sebentar "kenapa aku di panggil kesini, apa aku melakukan kesalahan?" Pikir Ana.
Ana pun perlahan mengetuk pintu ruangan dan langsung membukanya. Kedatangan Ana di sambut dengan senyum sumringah oleh manajer "jadi dia yang namanya Ana Daniella"
Ana berjalan pelan menghampiri, "Ada apa dengannya, kenapa dia tersenyum terus dari tadi. Apa dia sedang sakit?" pikir Ana heran.
Manajer itu mempersilahkan Ana duduk "duduklah".
"Perkenalan saya manajer sementara di sini, nama saya Dr. Jonas Brown".
"Begini saya mau kamu sementara bertugas jadi perawat pribadi salah satu pasien VVIP di sini dan itu berkas pasien yang harus kamu lihat". Ucap Jonas menyodorkan sebuah berkas pasien.
Ana mengambilnya "Kenapa saya pak?" tanya Ana.
"Jadi kamu menolak?"
"Bukan gitu, saya ini kan perawat magang apa lagi ini kan pasien VVIP disini" Ana terkekeh "Apa tidak papa menyerahkan pasien VVIP kepada perawat magang?".
Jonas menaikkan nadanya "Justru itu saya ingin lihat kemampuan mu, kau mau apa tidak?" tanya Harry menelisik.
"Aku penasaran kenapa Harry memintamu untuk merawat kakeknya, siapa kamu Ana".
Ana mengangguk "Saya mau Dok" ucap Ana.
Ana keluar dari ruangan Jonas. Ana menghela napas "Semoga saja pasien VVIP itu tidak menyulitkan ku nanti"
Di tengah perjalanan Harry tiba-tiba muncul di hadapan Ana, Ana terkejut "Se sedang a apa kau disini" tanya Ana terbata-bata, kenapa akhir-akhir ini kau ada di sini?" tanya Ana.
Harry melangkah maju mendekati Ana "Apa aku tidak boleh di sini?" tanya Harry menggoda.
Jantung Ana berdegup kencang, Ana melangkah mundur "Tidak!".
Harry menyeringai "Kenapa?"
Ana terdiam mengalihkan pandangan tidak tau harus berkata apa, keberadaan Harry membuatnya salah tingkah.
Tiba-tiba dia teringat kejadian kemarin siang di saat Ana melihat Jenna yang menggandeng Harry.
Harry kembali maju mendekati Ana. Harry tersenyum, Harry mengangkat tangannya lalu mencubit pipi Ana. Ana mengerjapkan mata "Aku suka melihatmu malu seperti itu" Harry menyeringai melepaskan cubitannya dan beranjak pergi meninggalkan Ana yang terdiam mematung.
Ana menelan saliva "Ada apa dengannya?".
Ana memukul dadanya sembari berjalan "Kenapa dia tidak mau berhenti ada apa denganku".
Sarah melihat Ana datang "Bagaimana tadi?, Ehh tapi kenapa dengan pipimu?"
Ana memegang pipinya "Kenapa pipiku?"
"Pipimu merah sekali, apa kau baik-baik saja" tanya Sarah cemas.
Ana terdiam mengingat kejadian tadi.
***
Harry masuk keruangan Jonas "Apa kalian tidak berpapasan tadi?" tanya Jonas.
"Aku jadi penasaran bagaimana kalian bertemu, pantas saja kau tidak mau dengan Jenna" ucap Jonas mengejek.
Harry menatap sinis Jonas "Hehh kau tau apa"
"Tapi aku jadi penasaran kenapa mereka membatalkan pertunangan"
"Kau jangan ikut campur, lakukan saja pekerjaanmu sebagai dokter" ucap Harry.
"Aku tau, kau tidak usah mengingatkanku."
***
Jenna sedang menangis di kamarnya "Jenna makanlah, kalau tidak kau akan sakit" perintah mamanya.
Jenna menggeleng.
"Makanlah walaupun sedikit, aku tidak ingin kau sakit"
Mike masuk "Biarkan saja dia, gara-gara dia aku sangat malu di hadapan Pak Robert."
"Kenapa kau berkata seperti itu kepada anak kita"
"Ini semua salahnya, seandainya dia tidak macam-macam ini semua tidak akan terjadi. Aku tidak menyangka Harry akan bertindak sejauh ini" ucap Mike kesal.
-
-
-
To be continued...