Pernikahan yang bermula dari sebuah perjodohan , Membuat Amira berpikir akan menjadi sebuah pernikahan yang langgeng...Karena dari pihak Amira maupun pihak Reza sama sama sepakat dan menyetujui akan perjodohan ini..
Namun siapa sangka pernikahan yang sudah berjalan tiga tahun akhirnya di terpa badai , dengan hadirnya orang ketiga...yang menjadikan pernikahan Amira menjadi neraka untuk dirinya sendiri.
Bagaimanakah Amira bisa menghadapi sebuah pernikahan yang bagaikan neraka dalam hidupnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wildat Dzi Wildat Dzi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
N P
Malam hari ibu Asih datang berkunjung, mukanya begitu masam. Berbeda dengan bapak Abidin beliau seperti terkejut melihat keadaan Amira.
Mereka sudah mendengar apa yang terjadi dengan anaknya dari tetangga setempat. Bahkan mulut ke mulut pun sudah santer membicarakan rumah tangga Amira beserta Reza.
"Pasti kamu kan yang nggak nurut sama suami?" cecar bu Asih langsung tanpa menanyakan dulu keadaan putrinya.
"Bu, sudah bu, ini puskesmas malu bu!" bapak Abidin memperingati istrinya.
Ibu Asih hanya melengos. Dia benar benar geram kepada putrinya ini bisa bisanya membuat huru hara sampai orang orang desa membicarakan mereka semua. Dia tidak mau kalau sampai Reza tidak menjadi suami Amira lagi, karena hidup mereka sudah di angkat derajatnya dengan Reza menikahi Amira. apalagi ekonomi mereka di tunjang oleh Reza. Siapa coba yang ingin kehilangan menantu seperti Reza?
"Pokoknya ibu nggak mau tau ya!kamu nggak boleh pulang ke rumah. Kamu harus kembali sama Reza, jangan sampai kamu di ceraikan sama Reza!" Ancam bu Asih.
Rani menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan jalan pikiran bulek Asih ini. Sudah jelas jelas muka Amira babak belur begitu masih di suruhnya pula dia kembali kepada suami jahanamnya itu.
"Mira yang akan menceraikan Mas Reza bu!" ucap Amira. Dirinya akan menanggung semuanya kalaupun sang ibu marah besar kepadanya. Rasanya sudah tidak kuat mental serta fisik ini untuk bersama lagi dengan laki laki yang tidak mau meninggalkan selingkuhannya.
"Jangan gila kamu Mira!!! Mau bercerai ? Nggak! ibu nggak setuju! Pokoknya kamu nggak boleh bercerai dari Reza! Seburuk buruknya Reza, dia tetap suami kamu!" ucap Bu Asih mencoba mempertahankan rumah tangga Amira. Dia tidak terima kalau sampai putrinya bercerai dari Reza. Mau di taruh di mana mukanya! Apa kata orang nanti!.
"ibu tidak lihat kah kalau aku sudah di siksa sedemikian rupa oleh mas Reza. bukan hanya fisik ini bu yang di siksa nya. Mental aku juga!" tegas Amira kepada ibunya yang tetap kekeuh pendirian.
"Alah...tidak usah alasan kamu Mira! Kalau kamu tidak ngelawan sama suami. kamu tidak akan jadi seperti ini! Pasti ini semua Reza lakukan karena kamu nggak nurut kan sama dia!!" bantahnya lagi.
Ibu Asih melengos, dia begitu sengit dengan anak bodohnya ini bisa bisanya berpikir akan bercerai dari Reza! Bisa apa anak bodohnya ini kalau bukan Reza yang menghidupinya selama ini!
"Bulek ini keterlaluan sekali ya! bulek nggak sedang rabun kan? Bisa melihat dengan jelas kan bulek? Itu Amira babak belur karena di pukuli oleh suaminya! Dan Orang gila mana yang mau mempertahankan laki laki jahanam macam Reza itu bulek? Janganlah bulek hanya memikirkan kesenangan diri sendiri! Amira itu selama ini sudah tersiksa lahir dan batin dengan pernikahannya bulek! Jangan hanya takut hidup bulek tidak lagi di tunjang oleh Reza kalau misalkan nanti mereka betulan bercerai! Harusnya bulek sebagai ibunya, membela anaknya sendiri bukan malah Reza si laknat itu yang bulek bela! Mana hati nurani bulek sebagai seorang ibu hah!" tegas Rani panjang lebar. Dia begitu geram dengan bulek Asih ini. Huh...! Bisa bisanya dia membela anak orang.
Ibu Asih yang tidak terima di nasehati oleh Rani si miskin ini. ingin mengeluarkan suaranya. Namun, tertahan oleh suaminya yang meminta dirinya untuk diam dan jangan membuat keributan di puskesmas ini!.
"Jadi kamu setelah pulang dari puskesmas ini mau kemana Mir? Tanya bapak Abidin memastikan.
Amira melirik ibunya yang sedang merengut sambil bersendekap tangan.
"Dengar ya Mira! Kalau sampai kamu bercerai dari Reza jangan harap kamu pulang ke rumah ibu. pintu tidak terbuka lagi untuk kamu dan kamu sudah ibu anggap bukan anak ibu lagi karena sudah berani membantah perkataan ibu!" ancam ibu Asih.
"Pak lek kalau boleh, setelah pulang dari sini Amira biar tinggal sama aku saja!" pinta Rani kepada pak Abidin karena beliau masih di level waras, Tidak seperti istrinya.
"Bu...biarkan Amira pulang ke rumah kita bu! bagaimanapun juga dia anak kita!" bujuk bapak Abidin kepada ibu Asih.
"Keputusan ibu sudah bulat pak! Pokoknya kalau sampai kamu masih kekeuh pendirian untuk bercerai dari Reza, jangan lagi kamu datang ke rumah! Bikin malu saja kamu ini!" tegas ibu Asih tak mau mengalah.
Bapak Abidin menghembuskan nafas kasar. Benar benar tidak mengerti dengan jalan pikiran istrinya ini.
"Rani! Paklek titip Amira ya!" ucap bapak Abidin akhirnya.
Rani tersenyum sambil menganggukkan kepala hormat.
Dirinya memang tidak bisa melakukan apa apa.Rumah yang mereka tempati itu memang rumah peninggalan orang tua istrinya atau mertuanya. Jadi, meskipun dirinya kepala rumah tangga. tapi dengan sifat ibu Asih yang seperti itu. Hanya akan memperpanjang masalah dan tidak akan ada habisnya juga.
Watak ibu Asih sangat ambisius untuk menjadi orang kaya. Bapak Abidin yang dulu bekerja serabutan memang merasa bersyukur Amira di dipersunting oleh Reza. Laki laki yang mapan dan dari keluarga berada. Ekonomi mereka membaik karena tunjangan tunjangan yang di berikan oleh Reza setiap bulannya. Belum lagi biaya adik adik Amira semuanya Reza yang membantu.
Namun, siapa sangka sifat manusia bisa berubah ubah. Ternyata Reza begitu tega menyakiti istrinya sendiri. Kalau saja dia tau selama ini anaknya di perlakukan sedemikian rupa. Dia lebih baik hidup susah seperti dulu dari pada harus menukar anaknya dengan uang yang selama ini Reza berikan kepada keluarganya.
Tetapi, beda lagi dengan ibu Asih dia tetap tidak mau kalau sampai ladang uangnya berhenti begitu saja! Jangan sampai mereka bercerai. Karena, kalau sampai itu terjadi siapa yang akan memberikannya uang! Belum lagi kebutuhan adik adik Amira! Dia tidak mau hidup susah lagi! Jadi, dia harus mengupayakan segala cara supaya Amira tidak jadi berpisah dengan Reza.
***
Kedua orang tua Amira pun telah pulang beberapa menit yang lalu, Amira termenung memikirkan ucapan ibunya.
"Kamu ingin makan sesuatu Mir?" tanya Rani.
yang di jawab dengan gelengan kepala oleh Amira.
"Ran...apakah keputusan aku ini untuk bercerai dari mas Reza adalah keputusan yan tepat!" ucap Amira pada akhirnya setelah lama sekali dirinya termenung memikirkan keputusannya juga ucapan ibunya.
"Dengan kamu memilih meninggalkan laki-laki tukang selingkuh seperti Reza itu Mir! Itu sudah hal yang tepat!" ucap Rani meyakinkan.
"Jangan kamu merasa bimbang akan keputusanmu ini! Semua ini sudah tepat! Perempuan mana Mira! Yang kuat melihat suaminya bersama perempuan lain! Dan perempuan mana yang kuat jika terus di siksa fisik serta mental nya!" Terusnya Rani memberi pengertian lebih dalam lagi kepada Amira
Rani yakin kalau sahabatnya ini masih memikirkan perkataan ibunya.
Assalamualaikum sahabat semua🤗🤗🤗
Gimana hari pertama puasa nih...
Selamat menjalankan ibadah puasa ya. Bagi kalian yang menjalankan...
Jangan lupa untuk like dan komen