Ervan Abraham merupakan seorang pemuda tampan dan kaya raya. sekaligus pemimpin tertinggi The Jokers Warrior, sebuah geng yang ia dirikan sejak lama. beranggotakan puluhan pemuda yang selalu setia mengikutinya.
Bukan hanya itu saja, sedangkan kedudukan kedua orang tuanya menempati posisi pertama sebagai orang terkaya no 1 di tempat tinggalnya.
Pada suatu hari tanpa disengaja.. Ervan dipertemukan dengan seorang gadis cantik penjual kue keliling. namun siapa sangka? sejak pertemuan tanpa disengaja itu lah Ervan memliki rasa suka terhadap gadis itu, dari rasa turun ke hati, puing-puing cinta seolah tumbuh secara perlahan tertanam di hatinya. bertemu tanpa disengaja mencintai secara tiba-tiba.
Akan tetapi siapa sangka? gadis itu justru memiliki perasaan yang sama, ia juga menyukai Ervan dalam diam. akan kah cinta mereka dapat bersatu?? bagaimana kah kisah selanjutnya? cuss langsung simak sampai akhir 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artandapermana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Kemuliaan hati Novi
"Iya gapapa kok, lagian kan kamu memang gak tau," kata bu Lusi seraya mengulas senyum.
"Kalau kamu sendiri gimana Dewi? udah punya anak apa gimana?" kali ini giliran bu Lusi yang bertanya.
"Udah, anak ku cuma satu laki-laki." sahut Dewi.
"Oh gitu, diminum dong tehnya keburu dingin gak enak loh." kata bu Lusi
Dewi hanya mengangguk sambil meraih segelas teh hangat di atas meja itu dan meminumnya.
"Ini alamat rumah aku, main-main ya kerumah, sekalian bawa anak kamu, aku ingin tau anakmu." kata Dewi seraya menyerahkan selembar kertas kecil yang tertuliskan nama dan alamatnya disana serta nomer hpnya juga.
Bu Lusi menerimanya. "Iya deh, insyaallah kalau sempat," kata bu Lusi.
"Harus pokoknya, aku kan udah tau rumah kamu nih, giliran kamu lah yang gantian main. main kerumah aku,"
"Iya Dewi, tapi aku gak bisa mastiin kapan, intinya besok-besok kalau ada waktu aku main kerumah kamu," ucap bu Lusi
"Hmm.. iya deh, yaudah ya Lusi kalau gitu aku mau pulang dulu, jangan lupa main kerumah beneran loh," kata Dewi sambil berdiri dari duduknya.
"Iya Dewi aku usahain deh, mau kemana sih? buru-buru banget mau pulang, disini aja dulu." kata bu Lusi.
"Iya Lusi aku gak bisa lama-lama disini, masih ada urusan soalnya,"
"Yaudah deh," ucap bu Lusi.
Kemudian bu Lusi membuntuti Dewi yang melangkah keluar menuju mobilnya.
Mobil Dewi mulai meninggalkan perkarangan rumah bu Lusi. sedangkan bu Lusi diam mematung sambil memandangi kepergian teman lamanya itu yang semakin lama semakin tak terlihat.
"Hati hati di jalan Dewi.." kata bu Lusi sedikit berteriak.
*
*
*
Sore harinya.. jam sudah menunjukkan pukul 14.50' di tempat Novi berjualan terlihat saat ini gadis itu sedang sibuk mengemas barang jualannya bersiap untuk pulang.
Sebelum pulang Novi membungkus kue dagangan nya yang masih tersisa 5 biji. "Masih sisa lima? kasih siapa ya enaknya." kata Novi berfikir sejenak, ia berniat ingin mengasih kue sisa itu pada seseorang tapi ia tidak tau hendak memberikan nya untuk siapa.
"Biarin aja deh, aku kasih ke orang rumah aja nanti," Novi tak mau ambil pusing menyimpan nya sejenak untuk ia kasih pada tetangganya setelah sampai rumah.
Novi menghidupkan mesin motornya dan mulai meninggalkan tempat itu beranjak pulang.
"Apa aku kasih sama kakek itu aja ya?" di tengah perjalanan Novi melihat seorang kakek tua pemulung rosokan yang nampak duduk di tepi jalan.
"Hmm.. aku kasih kakek itu aja deh, dari ada gak ada yang makan," kata Novi ia berfikir ingin memberikan sisa kue dengannya pada seorang kakek kakek tua yang ia lihat tersebut.
Novi menepikan kendaraannya dan berhenti tepat di depan kakek pemulung itu, kemudian Novi turun sambil menentang sisa kue yang tadinya sudah ia bungkus.
"Permisi kek, ini kek saya ada sedikit makanan untuk kakek, tolong diterima ya." kata Novi sambil berjongkok di depan kakek itu dan menyerahkan kuenya.
"Makasih banyak ya nduk." kakek tua itu seketika langsung menerimanya dengan senyuman yang begitu berarti.
"Iya kek, sama sama," Novi pun tersenyum senang melihatnya lantaran bisa berbagi ke sesama meskipun hanya sebatas makanan bisaa namun hal itu sangat berarti dan bermanfaat bagi yang menerimanya.
"Yaudah ya kek, kalau gitu saya permisi dulu, mari kek," Novi tersenyum lembut sambil berdiri.
"Iya nduk, hati hati," ujar kakek itu sambil tersenyum.
"Dia gadis yang baik. permudahkan lah segala urusannya untuknya ya Allah, terima lah segala amal kebaikannya," ujar kakek tua itu sambil memandangi kepergian Novi, kakek itu merasa sangat senang bahkan hingga mendoakan kebaikan untuk Novi sangking senangnya.
Tak berselang lama kemudian.. kini sampai lah Novi dirumah nya. Novi menurunkan wadah kuenya dan membawa nya masuk kedalam.
"Asalamualaikum bu, loh ibu mana ya?" ucap Novi setelah berada di ruang tamu ia tak melhat keberadaan ibunya disana. Novi kembali melangkah menuju ke dapur untuk meletakkan wadah kuenya itu.
"Novi cariin tenyata ibu ada disini toh?" ucap Novi saat melihat ibunya yang tengah berada di dapur.
"Eh Novi. kamu sudah datang nak, gimana jualannya hari ini?" tanya bu Lusi yang tengah sibuk memasak sekilas menoleh ke arah putrinya yang ada di belakangnya.
"Iya bu, alhamdulillah habis semua bu," sahut Novi.
"Syukurlah kalau gitu, sekarang kamu mandi dulu sana gih, habis ini kita makan, kebetulan ini nasinya udah matang," titah bu Lusi pada putrinya.
"Iya bu.." kemudian Novi pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badannya setelah seharian beraktivitas.
Setelah selesai mandi Novi pun kembali menemui ibunya di dapur, disana sudah ada ibunya yang tengah mempersiapkan hidangan.
"Ayo nak makan," kata bu Lusi sambil menata beberapa lauk pauk lainnya.
"Iya bu," Novi mulai duduk dan bersiap hendak makan.
Mereka berdua pun makan secara bersamaan menciptakan sebuah kehangatan tersendiri dalam keluarga kecil itu.
°°°
Saat ini Ervan sedang nongkrong di markasnya bersama para anggotanya. Ervan di temani Riko, mereka berdua duduk di luar markas sambil berbincang-bincang.
"Van, lu pernah denger gak? istilahnya geng Black Riders, dulu kata abang gue di daerah sini pernah ada geng motor yang sangat di takuti yang bernama Black Riders itu." kata Riko pada Ervan
"Iya emang, gue pernah denger kalau itu, Black Riders dikenal sebagai salah satu geng motor yang sangat berbahaya, mereka hanya beranggotakan sepuluh orang, meskipun geng Black Riders hanya beranggotakan 10 orang namun mereka semua kua-kuat." kata Ervan meresponnya
"Apa iya Van? kok lu tau?" tanya Riko.
"Ya tau lah, gue tau semua tentang geng Black Riders." Ervan hanya tersenyum tipis menanggapinya.
"Apa geng Black Riders sampai taat ini masih ada Van? ucap Riko yang kembali bertanya.
"Sekarang udah gak ada, satu tahun yang lalu geng Black Riders resmi di bubarkan oleh ketua mereka," kata Ervan.
"Apa penyebabnya geng Black Riders dibubarkan?"
"Kalau masalah itunya gue juga gak tau, tapi yang jelas sekarang geng itu sudah gak ada," sahut Ervan.
"Hmm.. semisal geng itu masih ada sampai sekarang, kira kira kalau kita bentrok sama mereka bisa menang gak ya?" kata Riko.
"Kita gak bakal mampu Rik, tamat kita andai bentrok dengan mereka, semenjak Black Riders berdiri belum pernah terkalahkan oleh geng manapun. disana juga terdapat monster tunggal, selaku pemimpin Black Riders memiliki kekuatan yang sangat mengerikan, selama pertarungan tunggal dia belum pernah tersentuh kekalahan sekalipun, itu lah mengapa sebabnya dia dijuluki sebagai monster tunggal karna kekuatan nya yang tak dapat terbayangkan, tak ada satu orang pun yang bisa menyamainya di level kekuatan," kata Ervan.
"Wihh.. ngeri banget ya? gak kebayang apa yang akan terjadi jika sampai kita bentrok dengan Black Riders," ucap Riko bergidik ngeri setelah mendengar penjelasan Ervan.