Wang Lu adalah juara satu perekrutan Paviliun Longtian, mengalami kerusakan pondasi internal dan berakhir sebagai murid tak berguna.
Tak ada yang mau jadi gurunya kecuali… Wang Wu.
Cantik!
Tapi tak bisa diandalkan.
“Bagaimanapun muridku lumayan tampan, sungguh disayangkan kalau sampai jatuh ke tangan gadis lain!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙒𝙪
“Pak Tua! Tolonglah! Aku tak mau jadi muridnya!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙇𝙪
“Tak mau jadi muridnya, lalu siapa yang mau jadi gurumu?”~
Murid tak berguna, dan guru tak kompeten… mungkinkah hanya akan berakhir sebagai lelucon?
Ikuti kisahnya hanya di: 𝗡𝗼𝘃𝗲𝗹𝘁𝗼𝗼𝗻/𝗠𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁𝗼𝗼𝗻
______________________________________________
CAUTION: KARYA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN PRIBADI AUTHOR. BUKAN HASIL TERJEMAHAN, APALAGI HASIL PLAGIAT. HARAP BIJAK DALAM BERKOMENTAR!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
第27章
Surat petisi itu mengatakan bahwa, Deputi Keuangan dan Pembangunan saat ini, demi menutupi kasus orang hilang, ia menyarankan Hakim Daerah untuk mendatangkan sejumlah kultivator yang mau bekerja sama untuk membuat ritual kamuflase dan menciptakan ilusi penaklukan iblis langit.
“Untuk dapat menciptakan ilusi penaklukan iblis, dibutuhkan sedikitnya satu orang pemanggil, ahli sihir mantra dan jimat, ahli formasi, dan pemburu iblis,” tutur Wang Lu menjelaskan.
Saat itu Wang Lu sedang bergegas menuju kediaman Deputi Keuangan dan Pembangunan bersama dua petugas kejaksaan, sementara Yu Fengmu sedang mempersiapkan sisanya bersama Pemimpin Kota.
“Memang tepat seperti yang tertulis dalam surat petisi,” komentar salah satu petugas kejaksaan. “Di sini disebutkan bahwa para praktisi spiritual itu terdiri dari lima orang!”
Hakim Daerah yang saat itu sedang putus asa karena serangkaian kasus yang ditanganinya selalu menemukan jalan buntu, akhirnya mengikuti saran Deputi Keuangan dan Pembangunan.
Tak disangka, di balik saran yang tampak penuh simpati itu, tersembunyi kepentingan pribadi.
Deputi Keuangan dan Pembangunan menginginkan Lembah Yuxuan untuk tujuan komersial.
Selama bertahun-tahun, Deputi Keuangan dan Pembangunan selalu berusaha membujuk penduduk Lembah Yuxuan untuk menyerahkan lahan mereka, tapi para penduduk itu selalu menolak karena menganggap hal itu sebagai penghujatan terhadap dewa mereka.
Pada saat itu, penyembahan terhadap Dewa Buangan telah dilupakan banyak orang. Para pengikutnya hanya tinggal mereka. Kuil Dewa Buangan adalah keramat bagi penduduk Lembah Yuxuan. Jadi mereka mempertahankannya begitu rupa.
Deputi Keuangan dan Pembangunan mengusulkan Lembah Yuxuan sebagai tempat ritual kamuflase. Selain bisa mendapat keuntungan, penyembahan terhadap Dewa Buangan juga bisa dirumorkan sebagai aliran sesat.
Pertama karena wujud Dewa Buangan adalah seekor naga, identik dengan manifestasi Kaisar Dewa Iblis.
Kedua karena namanya adalah Dewa Buangan.
“Dewa yang dibuang artinya menentang langit!”
Begitulah sugesti yang ditanamkan pada setiap orang.
“Penghujatan ini… akan kubalas berlipat ganda!” tekad Wang Lu dengan tangan terkepal.
Tapi untuk saat ini, biarkan kota menghukum pejabat kota! Nuraninya turut bicara.
Bagaimanapun kedatangannya ke kota ini hanya untuk menjalankan misi.
Belum saatnya untuk untuk menunjukkan taring, kata sisi dirinya yang lain.
Tapi tidak ada salahnya menggertaknya sedikit! pikirnya licik.
Belum sampai kediamannya, mereka malah berpapasan dengan orangnya.
Kereta sang Deputi Keuangan dan Pembangunan yang bermartabat itu, sedang melintas di Jembatan Julong.
Seulas senyuman licik tersungging di sudut bibir Wang Lu. “Begitu kebetulan?!” gumamnya dipenuhi provokasi. Kemudian menginstruksikan kedua petugas kejaksaan itu untuk menyisi dan bersembunyi.
Otak jahil Wang Lu yang terlalu aktif tidak membuang-buang waktu dalam menawarkan beberapa pilihan mengenai gagasan yang mengerikan.
Menakutinya sampai gila, membuatnya mati kesal, atau mengejutkannya sampai bodoh?
Gagasan kedua lebih cocok dengan gayanya!
Tapi… formula istimewa itu hanya untuk memperlambat kematian Kelompok Pak Tua di Paviliun Longtian.
Siluman Tikus Tua macam dia lebih cocok ditakut-takuti sampai gila, pikirnya.
“Biar kutunjukkan apa itu ilusi iblis langit yang sebenarnya!” bisiknya sembari menautkan kedua telapak tangannya di depan dada, memadukan elemen air dan api di telapak tangannya, kemudian menciptakan ilusi kabut dengan asap yang ditimbulkan dari perpaduan kedua elemen itu.
Sssssssssss…
Kuda penarik kereta meringkik gusar.
Kereta berguncang dan berhenti mendadak.
Sais kereta tercengang dan memucat.
“Apa yang terjadi?” tanya Deputi Keuangan dan Pembangunan tanpa mau repot-repot memeriksa keluar. “Kenapa berhenti?”
“Kabut—” Sais kereta tergagap-gagap.
“Bukankah hanya kabut?” gerutu Deputi itu tidak sabaran. “Jalan!” hardiknya pada saisnya.
Kereta kembali berguncang dan berderak. Tapi tak mau bergerak.
Deputi Keuangan dan Pembangunan itu akhirnya menyingkap tirai kereta dan melongok keluar.
Kabut tebal menutupi penglihatan.
Deputi Keuangan dan Pembangunan melangkah turun dari kereta, kemudian berjalan ke arah kabut. “Siapa yang berlagak misterius di sini?” hardiknya dengan geram.
“Berlagak misterius?” sahut Wang Lu dari ujung sana jembatan.
Deputi itu tak dapat melihatnya.
“Perkataan ini… dikatakan Tuan Deputi juga sangat tepat.”
“Siapa kau?”
“Tuan tidak perlu tahu siapa saya. Yang perlu Anda tahu, saya datang mewakili hukum!”
“Apa maumu?”
“Kasus teror iblis langit sepuluh tahun lalu… silahkan Tuan Deputi memberikan penjelasan!”
“Apa hubungannya kasus itu denganku?”
“Untuk apa Tuan pura-pura bodoh di depan saya? Saya tahu persis kasus teror iblis langit hanyalah hasil sulap. Dan Anda… adalah pesulap itu!”
“Omong kosong!” hardik Deputi itu keras kepala.
“Sepuluh tahun lalu, Tuan Deputi mengusulkan pada Hakim Daerah untuk mengadakan pertunjukan… ritual kamuflase untuk menciptakan ilusi penaklukan iblis.”
“Atas dasar apa kau memfitnahku melakukan itu?” sergah Deputi Keuangan dan Pembangunan. “Menyergap pejabat di tengah jalan, memfitnah abdi negara, bukanlah hal yang pantas dilakukan oleh seorang petugas hukum. Siapa yang memberimu keberanian? Apa kau tahu kejahatanmu sebesar apa?”
“Takutnya… bahkan tak sampai sepersepuluh ribu dari kejahatan Tuan!” sanggah Wang Lu bernada intimidasi. “Hanya saja, Tuan punya sandaran, makanya tidak takut. Terutama karena Anda yakin bukti dan saksi telah dilenyapkan sepenuhnya.”
“Gòule!”~sudahlah, kata pejabat itu tak tahan lagi. “Hari ini aku harus menghadiri acara penting. Jika aku tak muncul, para pengawal kota akan datang mencari. Tidak tahu, apakah kau pernah memikirkan konsekuensinya?”
“Mereka tak akan sempat!” tandas Wang Lu.
“Apa yang ingin kau lakukan?” Pejabat itu kembali gusar.
“Tuan Deputi… masih ada satu lagi penggugat kasus yang ingin bertemu!”
Tiba-tiba saja langit di atas kepala pejabat itu bergemuruh dan berkilat-kilat. Pejabat itu mendongak dan tergagap.
Seekor naga raksasa berwarna emas dengan tujuh kepala, menyeruak keluar dari pusaran gelap yang tercipta dari gulungan awan yang bergolak di antara gelegar halilintar yang menyambar-nyambar.
Itu adalah ilusi yang diciptakan Wang Lu dari manifestasi roh pelindung yang diproyeksikan melalui penggabungan seluruh teknik yang dimilikinya saat ini.
Setiap praktisi spiritual memiliki roh pelindung yang dapat diproyeksikan sebagai atribut jiwa.
“Zhè shì…”~ini adalah…
“Tidak tahu apakah Tuan Deputi masih ingat, siapa yang pertama kali mencetuskan ide iblis langit untuk memfitnah dewa?” seloroh Wang Lu. “Tuan bilang… saya memfitnah abdi negara? Apa saya tahu kejahatan ini sebesar apa? Lalu bagaimana dengan Anda? Anda sudah memfitnah dewa! Apakah Anda tahu sebesar apa kejahatan Anda? Apakah Anda tak takut kena karma?”
“Tidak mungkin!” desis pejabat itu dengan gemetar. “Ini tidak mungkin!”
“Mahkamah konstitusi menggunakan hukum sebagai dasar, sebagai pedoman dan mengutamakan bukti!” Wang Lu menambahkan. “Tapi… ada karma di luar hukum!”
GROAAAAAARRRRRR…
Naga itu menggeliat dan menggeram. Suaranya menggelegar bersama ledakan halilintar.
Pejabat itu terpekik dan jatuh berlutut. “Aku mengaku! Aku mengaku!” ratapnya sambil tersungkur.
“Kalau begitu katakan! Apakah kasus teror iblis langit adalah karangan Anda?”
“Shi!”~Ya!
“Lalu apakah Anda juga yang diam-diam mengutus pengawal kota untuk membantai penduduk Lembah Yuxuan?”
“Shi!”
“Bagaimana dengan kasus orang hilang yang tak pernah terungkap sepuluh tahun lalu?”
“Aku! Aku yang melakukannya!”
“Apakah sudah dicatat?” Wang Lu tiba-tiba meninggikan suaranya.
“Shi!” sahut seseorang dengan suara lantang.
Pejabat itu mengangkat wajahnya dan terperangah.
Ilusi Naga Langit seketika menghilang, kabut menipis dan muncullah dua petugas kejaksaan, disusul sejumlah pengawal kota bersama rombongan Pemimpin Kota.
ketukan Duanmu Jin...!!!
Cuma tidak bisa tidur, gara2 ulah Wang Lu...
👍👍👍
kata si Mulan Jameela
Dia waras....
Atau Sableng...???
2. Penjara Dewa
3. Jurus-jurus rahasia Wang Wu, dll
Apakah Wang Wu, Dewi pendisiplinan ?
😜😜😜