NovelToon NovelToon
Sang Pengawal Tampan

Sang Pengawal Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Identitas Tersembunyi / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: BagusBLTR

Bagaimana jika seorang pengawal ternyata menyimpan berbagai keterampilan seni bela diri tingkat dewa? Walau dirinya hebat, namun dia sangat rendah hati dan tidak pernah menonjolkan dirinya di depan umum.

Walau sekarang tingkat kultivasinya belum sampai pada tahap itu, namun kekuatan yang ada terus berkembang dengan pelatihan-pelatihan secara langsung di setiap pertarungan.

Apa sebenarnya yang dia cari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BagusBLTR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab #16 Aksi Intan

Ucapan Intan membuat Pangeran Lintang, Vanessa dan Angel serta Johan terkejut. Gadis kecil ini memang sangat berani dan selalu mendominasi. Namun, jika dia bertindak seperti orang dewasa, tentu saja itu di luar nalar.

Namun Vanessa ingat ketika berada di restoran hotel Kota Panjang, ketika itu Intan mengepalkan tinjunya ke arah Tiger dan membuat pria besar itu ketakutan dan berkeringat. Apa benar Intan sebenarnya memiliki kekuatan? Tapi, dia masih terlalu kecil dan umurnya baru tiga setengah tahun.

Vanessa menatap Intan yang duduk di antara Angel dan Elang. Pandangannya menyelidik. Anak ini sangat imut dan mengemaskan. Dia sedang menikmati makanan yang belum habis. Vanessa bahkan ingin menciumnya saat ini. Pipinya yang gemuk terlihat bergerak-gerak ketika dia mengunyah makanan.

Rambutnya ikal dan mengembang. Lucu sekali. Tapi tunggu! Bukankah rambutnya tidak mirip dengan Elang? Ya, benar. Lalu Vanessa melihat rambut Angel, ikal, benar-benar ikal. Tapi, mata dan hidung Intan mirip sekali dengan Elang. Vanessa sampai menutup mulutnya karena dia hampir berteriak.

Gerakan refleks Vanessa membuat Angel, Galang, Pangeran Lintang dan Johan langsung menatap ke arahnya.

"Eh, aku bermaksud memanggil pelayan. Siapa tahu Intan masih membutuhkan makanan lagi." Ucap Vanessa untuk menutupi rasa malunya.

"Siapa yang berani mencelakai cucuku?" Terdengar suara dari Jamal.

"Dia, Kakek! Dialah yang mematahkan tanganku!" Ucap Faris sambil menunjuk dengan tangan kiri.

"Aku!" Ucap Elang. Lalu dia berdiri dan memutar badan.

Terlihat seorang pemuda tampan, di punggungnya terikat sebuah pedang. Pemuda ini menatap tajam ke arah Jamal Permadi.

"Lama tidak bertemu, Orang Tua! Kamu semakin tidak punya aturan!" Lanjut Elang.

"Bruk!"

Orang tua itu jatuh berlutut yang membuat semua orang terkejut. Pria tua yang tadi garang kini berlutut dan menundukkan kepala.

Pria di sampingnya yang adalah putranya pun sangat terkejut. Namanya Ardan, pria itu penasaran kenapa ayahnya berlutut.

"Ayah! Kenapa kamu berlutut?" Tanya Ardan.

"Diam!" Bentak Jamal. "Kalian semua ingin membunuhku?!"

"Ayah sungguh tidak masuk akal! Bagaimana Ayah bisa berlutut pada orang yang menganiaya cucumu?" Ucap Ardan.

Dia sangat kesal karena ayahnya menjadi lemah menghadapi seorang pemuda ingusan.

"Aku akan menghajarnya!" Ujar Ardan dengan geram. Ardan maju dan siap menyerang Elang yang berdiri dengan tangan dilipat di dada.

"Hentikan!" Teriak Jamal.

"Heh! Sudah! Kalian ayah dan anak kenapa sampai berdebat?"

"Jamal! Aku sudah baik padamu, membantumu menjadi seperti sekarang ini. Bagaimana kamu bisa melakukan tindakan yang tidak pantas? Aku bisa mengambil semuanya darimu jika memang diperlukan! Apakah itu yang kamu inginkan?" Ucap Elang.

"Aku.... Tuan, bagaimana caraku menjelaskan pada Anda?" Jamal terlihat gugup.

"Ayah, Aku ingat, dia pernah ke rumah kita, bukan?" Intan telah berdiri di samping Elang.

Ardan melihat kedua ayah dan anak yang berdiri di hadapannya. Dia pun langsung berlutut. Tidak tahu bagaimana, Ardan mungkin saja mengingat sesuatu.

"Ya, kamu tentu masih ingat, Sayang." Jawab Elang.

Intan berjalan ke arah Jamal. "Eh, sudahlah, aku mengingatmu. Kamu juga pernah berlutut di rumahku. Sudah jangan berlutut lagi!" Ucapnya.

"Terimakasih, Nona Kecil!" Jawab Jamal. Intan tentu tak tega melihat seorang tua berlutut. Tangannya memegang tangan Jamal, lalu menuntunnya untuk duduk. Jamal ragu-ragu dan menoleh ke arah Elang. Elang mengangguk dan itu membuat Jamal sangat senang.

"Namamu Jamal? Apakah kamu ingin makan?" Tanya Intan.

"Iya, Nona! Aku sudah makan. Nona Kecil, apakah Anda tidak akan menghukumku?" Jamal balik bertanya.

"Menghukum? Aku tidak akan menghukummu. Ayahku sudah menghukum orang itu!" Intan menunjuk ke arah Faris yang masih meringis kesakitan. "Dia jahat sekali! Kalian orang-orang besar seharusnya tidak jahat. Mereka berdua adalah ibuku, tapi dia mengganggunya. Kalau aku yang memukulnya, dia mungkin tidak akan bisa berjalan lagi." Lanjutnya.

Saat mengatakan bahwa Angel dan Vanessa adalah ibunya, wajah Jamal berubah ketakutan. Sementara Elang hanya mengikuti saja apa yang dilakukan Intan. Dia bergaya seperti orang dewasa, mendominasi dan seolah dia adalah orang yang dibutuhkan untuk menasihati orang dewasa.

Semua orang memperhatikan Intan dengan gemas. Gerakan-gerakannya sangat lucu. Yang membuat heran orang seperti Jamal Permadi sangat patuh dan takut pada anak kecil ini. Tak seperti prediksi mereka, ternyata justru Jamal sangat ketakutan.

Sementara Ardan dan Faris, mereka kebingungan. Melihat orang tua itu sangat ketakutan, tentu saja mereka baru menyadari cerita dari orang tuanya berkali-kali pada mereka.

"Ayah! Duduklah! Kenapa berdiri saja?" Ucap Intan memerintah. Elang pun menurut saja.

"Jamal, apakah kamu tidak mengajari anak dan cucumu dengan baik? Cucumu sangat kurang ajar sekali. Hari ini aku masih mengampuninya. Jika aku melihatnya lagi menindas dan kurang ajar, maka dia akan tamat. Tidak peduli siapapun di belakang kalian. Terlebih lagi jika kalian menghianatiku, maka kalian semua akan hilang!" Ucap Elang setelah duduk agak lama.

Jamal hanya menunduk, dia bahkan tidak berani mengangkat wajahnya sama sekali. Intan mungkin saja adalah penyelamat Jamal. Dia bertindak dengan cepat untuk menghentikan Elang. Padahal awalnya Intan yang ingin menghajar Jamal dan anaknya. Mungkin saja karena dilihat oleh Intan Jamal sudah tua.

"Baiklah! Jamal akan bertobat! Jangan diungkit lagi!" Sahut Intan sambil melirik ayahnya. "Jamal, kamu sebaiknya pergi! Ingat apa yang dikatakan ayahku!" Lanjut Intan.

"Oh, benarkah, Nona? Aku akan selalu mengingat dan ini akan menjadi pelajaran buat kami." Jamal terlihat sangat senang. Namun ucapannya juga tidak terlalu keras. Dia sama sekali tidak berani memandang ayah dan anak.

"Ya! Aku mau tidur!" Jawab Intan.

"Ya, Tuhan! Gadis kecil ini pasti akan aku cium nanti!" Gumam Vanessa sangat gemas pada Intan.

"Pergilah!" Ucap Elang kemudian. Elang segera membayar tagihan makan mereka dan kemudian berjalan ke arah lobi untuk masuk ke kamar.

Jamal dan lainnya juga akan segera pergi setelah menyelesaikan pembayaran pesanan Faris. Faris digendong oleh seorang pengawal.

Namun, saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba ada empat bayangan bergerak cepat dan langsung menghadang Elang.

Elang sangat waspada karena dia merasakan bahwa empat orang yang baru saja tiba tidak seperti sebelumnya. Mereka lebih kuat puluhan kali lipat.

"Kekutanku belum pulih, tapi aku mendapat musuh yang sangat kuat." Gumam Elang.

"Ayah! Apakah aku yang akan menghajar mereka?" Tanya Intan. Elang melirik ke arahnya. Jika orang tahu kekuatan Intan, maka dia tentu saja dalam bahaya. Kekuatannya saja masih belum pulih, bagaimana bisa nanti dia melindungi putrinya?

Elang mendekati Intan, lalu berbisik, "Jangan pamerkan kekuatanmu! Nanti Ayah, Pangeran dan Putri akan dalam bahaya!"

"Oh! Baiklah! Kalau butuh bantuan, hubungi saja aku!" Jawab Intan juga berbisik.

Empat orang yang baru datang adalah para pria dengan penampilan mencolok. Pakaian mereka berwarna merah, sepertinya mereka dari perguruan beladiri.

"Empat Pendekar Tongkat?" Teriak seseorang.

Elang langsung menyipitkan mata. Dia pernah mendengar nama itu. Keempatnya merupakan ahli toya. Dalam beberapa kompetisi, mereka berempat masih menjadi yang terbaik.

"Sayang! Mundurlah!" Ucap Elang.

1
Was pray
nunggunya lama up nya cuma pendek, gak sepadan deh thor
Ita Xiaomi
Tiger mah takut ama Elang apalg ada Intan😁
Ita Xiaomi
Intan mengingatkan ku pd Sarah di novel Pangeran Terkuat Menjadi Koki.
Ita Xiaomi
Beda ceritalah Intan klo ayahmu yg peluk mereka 😁
Ita Xiaomi
Kasihan jg ama org2x yg menjd jahat krn ditaklukkan dan diperintahkan.
Ita Xiaomi
Kocak si Intan. Santuy 😁.
Ita Xiaomi
Jgn2x tuan Billy nih yg disuruh Elang utk antarkan bahan bakar.
Ita Xiaomi
Kasar sekali. Ndak ada akhlak.
Ita Xiaomi
Salut ama Elang.
Ita Xiaomi
Keren nih bpk yg care banget ama anaknya.
Ita Xiaomi
Menggemaskan si Intan 😁.
Lea_Rouzza
meĺuuu nyimakk tor
Daniela Whu
namax intan berubah" kadang"
nama panjang x mungkin ya intan dara siapa gitu🤔
Rista Ayu
lanjut thor
Daniela Whu
kl msih jam 1 itu bukan msih siang 😏
Nani Suryani
lanjutkan...sangat menarik
Gus: tentu saja, semakin seru nantinya, tunggu ya
total 1 replies
Rocky
Semangat terus Thor berkarya 🙏
Gus: makasih ya, kamu setia banget🙏🏻👍
total 1 replies
... Silent Readers
⭐⭐⭐⭐⭐
Rista Ayu
👍👍👍👍
Rista Ayu
ini ceritanya penghianatan adik kandung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!