Axelo kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua kesalahan pada istrinya, tapi semua tidak mudah karena....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atika Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Enam belas
Kegiatan berkumpul mereka belum selesai sampai sekarang mereka masih betah di mansion nararya, kini mereka sedang memainkan permainan TOD.
Permainan ini memang biasa tapi berbeda dengan hukumannya dimana jika mereka tidak bisa melakukan itu maka mereka harus makan rujak racikan mereka, bukan sekedar rujak biasa karena semua mereka masukan dari cabe, gula, asam, cuka, garam, kecap, dan sambal entah bagaimana rasa rujak itu.
Botol itu berputar mengelilingi mereka dan berhenti tepat mengarah pada Raya.
"True or dare?" tanya Elang.
"True" jawab Raya.
"Ah gak asik lo, kenapa gak pilih dare aja?" ucap Kaizo.
"Serah gue lah" jawab Raya.
"Gue yang nanya, lo udah punya pacar?" tanya Kaizo menatap penuh harap pada Raya.
"Udah" jawab Raya.
Deg
Kaizo merasa sakit hati jadi gadis yang disukainya telah memiliki kekasih.
"Bohong lo, lo kan gak punya pacar" ucap Azura.
Raya melotot "Njir diem lo" ucap Raya, senyum Kaizo mengembang saat Raya mengatakan itu, itu artinya dia masih mempunyai kesempatan.
Bella dan Marsha sejak tadi menatap Rayner yang sedang bermanja dengan Freya di sebrang ruang tamu. Tidak tahu saja jika Kaidan memperhatikan mereka sejak tadi.
Botol berputar dan berhenti pada Marsha "Giliran lo Marsha" ucap Azura dengan sedikit seringai.
"Emm aku..pilih dare" ucap Marsha.
"Gue yang kasih dare" ucap Kaidan.
"Boleh" ucap Marsha.
"Gue mau lo berhenti deketin kita" ucap Kaidan.
Mata Marsha membola "Maaf...tapi aku gak bisa, aku udah nyaman sama kalian" ucap Marsha tertunduk sedih.
Kaidan berdecih sinis "Lo terima hukumannya" ucap Kaidan.
"Aku... Gak mau hiks" ucap Marsha dengan terisak.
"Kenapa lo nangis?, kita gak ngapa-ngapain lo" ucap Kaizo.
"Maaf tapi..hiks..aku gak mau..hiks" ucap Marsha.
"Yaudah kalau gak mau gak papa, jangan nangis " ucap Elang menenangkan Marsha.
Maka dengan begitu permainan pun berlanjut dengan menyenangkan tapi jika botol berhenti di Marsha atau Bella mereka akan melewatkan mereka berdua.
"Insyaf Lah wahai manusia Jika dirimu bernoda " tiba-tiba Kaidan bernyanyi seperti itu.
Bugh
"Anjir" ucap Kaidan.
"Kenapa lo lempar bantal hah?" tanya Kaidan pada Elang sang pelaku.
"Lo yang kenapa, malah nyanyi lagu azab" jawab Elang ngegas.
"Serah gue lah " ucap Kaidan tidak peduli.
.....
Di apartment Kristan baru saja selesai mengurus semua perpindahannya, dia juga mengurus perihal sekolah. Dirinya akan pindah ke sekolah AHS dimana itu Azura dan yang lainnya sekolah.
"Hah~ cape juga ngurus sendiri" keluh Kristian.
Kristian memangku laptop yang tadi terletak di meja "Harusnya barang itu sudah sampai?" ucap Kristian memeriksa data di laptop miliknya.
"Syukurlah semua aman" monolognya.
Kristian menyandarkan tubuhnya pada sofa "Gue rindu Azura deh, telpon ah" ucap Kristian lalu mengambil ponselnya.
[Hai Kristian ada apa?] ucap Azura dari sebrang sana.
[ Hai Zur, gak papa gue cupan kangen aja sama lo] jawab Kristian.
[Haha bisa aja lo, lo kesini aja kebetulan Raya dan Reva juga disini] ucap Azura mengajak.
[Kemana?] tanya Kristian.
[Rumah bang Ray] jawab Azura.
[Oh okey gue otw kesana]
[Iya gue...Jangan ganggu lo udah lo disana aja, jangan kesini] Kristian mengerutkan kening saat mendengar suara laki-laki yang berbicara.
[Lo siapa?] tanya Kristian dingin.
[Gue pacarnya Azura, dan gue peringati sama lo jangan coba deket-deket Azura paham] Kristian menggeram marah dan mengepalkan tanganya, terdengar samar-samar suara Azura yang meminta ponselnya kembali.
Tut...
Panggilan terputus dari sana.
Tatapan Kristian menggelap "Siapa bajingan yang berani ngambil milik gue?" ucap Kristian dingin.
Lalu Kristian beranjak dari duduknya mengambil kunci motor lalu pergi keluar dan melesat pergi ke mansion Nararya. Jangan salah Kristian sudah dekat dengan pasangan Nararya itu, bahkan dia bekerja dengan Rayner.
Kembali pada mansion Nararya Axel menatap datar Azura dan Azura tidak memperdulikan hal itu, ia tetap santai memakan cemilan di depannya.
"Zur kenapa tuh?" tanya Kaidan.
Azura mengangkat bahu tak tahu dan tak peduli.
"Kenapa lo El?" tanya Kaizo.
"Siapa Kristian?" tanya Axel dan menghiraukan pertanyaan Kaizo.
"Bukan siapa-siapa" jawab santai Azura.
"Dengar ini, kamu hanya milik aku dan selamanya akan menjadi milik aku paham!" ucap Axel menekan.
Arzuna tersenyum menyeringai melihat interaksi Axel dan Azura.
Kini mereka sedang bermain ular tangga dimana setiap angka ada pertanyaan yang harus mereka jawab.
"Okey giliran gue" ucap Elang. Elang mengocok dadu itu dan melemparkan lalu keluar angka tiga.
"Yes gue bakal menang, soalnya gue naek tangga" ucap Elang sombong.
Namun saat pion elang berhenti bukanya tangga melainkan kepala ular "Loh njir kok?" heran Elang.
"Hahaha" semua tertawa karena kebodohan dan kecerobohan Elang dalam menghitung. Mana ular itu panjang dan cukup jauh turun ke bawah.
Ting tong ~~~
Suara bel pintu terdengar mereka saling pandang "Siapa tuh bukain sana" ucap Elang.
"Lo aja gue mah males" ucap Kaidan.
"Raya lo aja yang buka" ucap Azura.
Raya mendengus sebal tapi dia tetap melakukannya. Dengan kaki yang di hentakan Raya membuka pintu itu "Apa?" tanyanya judes.
Kening Kristian mengerut "Apa si lo, awas" ucap Kristian, sedikit mendorong bahu Raya lalu masuk kedalam.
"Ck, gini nih temen yang udah lama di luar negeri, temen lama di lupain" gerutu Raya tak jelas.
Kristian datang mengejutkan mereka yang sedang bermain.
"Hay bro lo datang" ucap Arzuna.
"Yah, gue mau lindungi milik gue" jawab Kristian.
Kristian lalu duduk di tengah antara Axel dan Azura "Hai Zura" sapa Kristian.
Azura menatap aneh Kristian "Lo kenapa? Sakit?" tanya Azura.
"Ck gak lah, gue cuman nyapa lo doang emang gak boleh" ucap Kristian merangkul pundak Azura.
Axel yang melihat itu mengepalkan tanganya, lalu dia berdiri "Lepas" ucapnya menarik tangan Kristian di pundak Azura.
"Awas lo gue dari tadi sama Azura" ucap Axel.
"Ya karena sejak tadi maka sekarang giliran gue" jawab Kristian menyeringai.
"Lo"
Mereka berdua saling menatap tajam jika di anime-anime akan ada aliran listrik yang terlihat. Tapi sayangnya ini bukan dunia anime melainkan dunia nyata.
"Lo berdua bisa gak jangan keluarin tuh aura, ngeri njir" ucap Raya.
Benar mereka berdua mengeluarkan aura dominan mereka, Axel dengan aura kegelapan dan Kristian dengan aura membunuh. Karena jengah Azura menarik kedua lengan pemuda itu untuk duduk menghimpit dirinya biar adil.
"Sambung" ucap Reva.
"Hai kak.. Aku Marsha" ucap Marsha memperkenalkan diri pada Kristian.
"Gak nanya" jawab acuh Kristian.
Marsha menunduk melihat itu Bella pun berbicara "Yakan namanya juga perkenalan, biar kita tambah akrab gitu"
"Gak minat" jawab Kristian.
Bella mendengus membuat raut wajah imut "kamu gak boleh gitu tahu, gak baik oh yah aku Bella" ucap Bella.
"Ck" menurut Kristian wajah Bella yang barusan bukannya imut melainkan menjijikan.
Freya datang menghampiri mereka "Semuanya lebih baik kalian pulang udah malem, nanti lagi mainnya" ucapnya.
"Yah padahal lagi seru" ucap Marsha.
"Ini udah malam kalian pulang lalu istirahat" ucap Freya tidak mau di bantah.
"Okey" ucap Marsha sedih.
"Yaudah kalau begitu kami pamit" mereka pulang, kecuali Raya, Reva, Kristian dan Axel.
"Ngapain lo masih disini?" tanya Raya.
"Dia juga masih disini" jawab Axel acuh, lalu kembali memainkan ponselnya.
"Axel pulang" ucap Azura.
Axel menatap Azura "Gak, dia aja gak pulang, aku bakal pulang kalau dia juga pulang" ucap Axel kekeh.
Azura menghela nafas jika seperti ini akan sulit untuk membujuk Axel pulang, tapi otak Azura tidak berhenti berpikir begitu saja, terlintas satu ide di kepalanya. Azura tersenyum manis pada Axel dimana membuat Axel tertegun karena senyum itu yang Axel rindukan.
"Elo pulang yah, besok Elo jemput Zuzu deh," senjata ampuh, Axel pun tersenyum.
"Okey Elo pulang besok pagi Elo datang lagi buat jemput Zuzu" ucap Axel.
"Iya"
"Yaudah good night" ucap Axel lalu pergi dari sana.
Setelah Axel keluar Azura kembali menghela nafas "Gini amat hidup gue" ucapnya.
"Haha kamu yang sabar yah, sekarang kalian ikut kakak" ucap Freya.
Mereka mengangguk lalu pergi ke ruang kerja Rayner dan disana Rayner telah menunggu mereka "Lama" ucap datar Rayner.
"Maaf bang" jawab mereka berlima.
"Begini hari ini kalian akan...."
Tbc...
Smngttt....🌹🌹🌹
ada jg yg bkl saingan sm axel....jd biarin aja dia brjuang,tnggal nnti dkung kputusan azura dia bkln mlih spa....sbg kk' sm shbtnya,yg pnting sllu dkung dia apa pun yg trjdi....ok....