Dasar dari sebuah pernikahan adalah kejujuran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pramita rosiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Setelah Bintara dan Cakra menyetujui keinginan adiknya, merekapun pergi ke taman bermain. Di sana Arumi dengan lincah menarik Kedua kakaknya itu untuk bermain wahana yang ada di sana, dan walaupun terus menolak tapi pada akhirnya Cakra dan Bintara tidak bisa kabur karena Arumi menarik tangan mereka dengan paksa.
Setiap wahana yang ada disana mereka naiki, dan seperti tidak pernah lelah Arumi terus bermain dengan gembira. Melihat Sang adik kecil yang begitu gembira membuat Cakra dan Bintara menjadi senang dan melupakan sementara perselisihan diantara keduanya
"Rumi!! Jangan berlarian seperti itu nanti kamu jatuh!!!" Ucap Cakra yang khawatir karena Arumi berlari dengan lincah dari satu tempat ke tempat lain tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya.
"Bughhh,,,, auww" dan benar saja, Arumi tidak sengaja menabrak orang dan membuat nya jatuh. Melihat sang adik yang terjatuh langsung membuat Cakra dan Bintara panik lalu dengan cepat menghampirinya yang tergeletak di tanah
"Rumi!!! Kamu tidak apa-apa kan??"
"Apa kamu terluka??" Ucap Bintara dan Cakra secara bersamaan yang mengkhawatirkan kondisi sang adik setelah terjatuh.
"aku tidak apa-apa kak, tadi Rumi yang tidak hati-hati dan menabrak orang lain" ucap Arumi sambil berusaha untuk berdiri dengan dibantu oleh Cakra dan Bintara dengan memegang tangan Arumi
Lalu mereka mencari tempat duduk untuk mengobati luka di kaki Arumi.
"Lihat!! Karena kamu tidak mendengarkan kata kakak sekarang kaki kamu menjadi luka seperti ini" ucap cakra dengan nada marah tapi terdengar khawatir yang terdengar sangat lucu
"Kak Bintara lihat!! Kak Cakra memarahiku" ucap Arumi yang mengadu kepada Bintara dengan manja
"Kak Cakra!! Cukup kak jangan kamu marahi Rumi lagi, lihat lukanya dia pasti sangat kesakitan. Dari pada memarahinya lebih baik kamu fokus mengobatinya saja" ucap Bintara yang membela Arumi dan menjadi benteng dari kemarahan Cakra
"Bintara!! Kenapa kamu malah membela Rumi?? Kalau kamu bela terus maka dia tidak akan mengerti kesalahannya" ucap Cakra yang berdebat dengan Bintara.
"Rumi adalah adikku jadi aku memiliki hak itu melindunginya" ucap Bintara sambil menatap tajam kearah Cakra, dan Cakra yang ditatap menjadi emosi dan langsung menarik kerah baju Bintara
"beraninya orang seperti mu ingin melindungi adik kecilku!! Kamu seharusnya melindungi dirimu sendiri" ucap Cakra dengan nada emosi, melihat kedua kakaknya yang bertengkar membuat Arumi menjadi panik dan dengan cepat melerai keduanya
"Apa yang kalian lakukan?? Kenapa kalian malah bertengkar disini??" Ucap Arumi sambil berusaha melepaskan tangan Cakra dari kerah baju Bintara
Setalah berhasil melepaskan tangan Cakra, Arumi memegang tangan kedua kakaknya itu dan memohon untuk tidak bertengkar lagi karena dia akan sedih jika kedua kakaknya bertengkar.
"Rumj apa kamu tahu, kakak kesayanganmu ini sebenernya,,,,"
"Cukup Kak Cakra jangan mengatakan apapun kepada Rumi!!! Aku mohon hentikan" ucap Bintara saat Cakra hendak membongkar rahasianya dihadapan Arumi
"Kenapa dengan dengan kak Bintara?? Ayo katakan kak Cakra!!" Ucap Arumi karena merasa penasaran dengan ucapan Cakra yang terpotong itu. Cakra yang sadar dirinya hampir membongkar rahasia Bintara, langsung menatap Bintara.
"Yang ingin kakak katakan mengenai Bintara adalah dia,,,, dia memiliki kekasih dan dia sudah tidak sayang denganmu" ucap Cakra kepada Arumi dan Bintara yang mendengarnya langsung keringat dingin karena merasa rahasianya sudah terbongkar dan bersiap untuk menerima kebencian dari adiknya itu.
"Kekasih?? Benarkah?? Jadi kakak kesayanganku sudah memiliki kekasih tanpa memberitahu ku??" Ucap Arumi dengan kecewa,
"Maafkan Kakak Rumi,,, kakak tidak bermaksud merahasiakan ini dari mu. Tapi kakak memerlukan waktu untuk menceritakan semua ini karena kakak tidak mau kamu kecewa dengan kakak" ucap Bintara dengan nada memohon dengan memegang tangan sang adik, tapi Arumi memalingkan wajah dan melepaskan genggamannya.
"Tentu aku kecewa, diantara semua orang hanya kakak yang paling aku sayangi dan aku percayai. Tapi kakak telah mengecewakan ku karena tidak percaya padaku dan merahasiakan semua ini,,, jadi katakan siapa wanita itu yang telah merebut kakak kesayanganku ini??" Ucap Arumi dengan nada bete, tapi Bintara langsung terkejut karena mengira sang adik sudah menyadari Rahasianya ternyata Arumi mengira kekasihnya adalah seorang wanita. Sementara Cakra yang melihat ekspresi dari Bintara yang memohon untuk tidak mengatakan kebenaran itu, terpaksa menerimanya karena dia tidak mau merusak hari bahagia sang adik hari ini.
"Ayo kakak cepat katakan siapa wanita itu??" Ucap Rara dengan paksa
"Eee dia,,, dia rekan bisnis kakak di kantor" ucap Bintara dengan berbohong kepada Arumi
"Benarkah??? Kakak tidak membohongi Rumi kan??"
"Emmm iya kakak tidak bohong"
"Hiih kakak pasti bohong, aku akan menanyakan pada kak Cakra aja"
"Kak,,, apa benar yang dikatakan oleh kak Bintara???"
"Emm iya benar" ucap Cakra dengan datar
"Hehehe ya ampun kakak,, seharusnya kamu mengatakan kabar bahagia ini lebih awal. Kalau aku tahu aku akan segera mempunyai kakak ipar aku akan menyuruh kakak mengajak nya hari ini" ucap Arumi yang penuh dengan semangat dan keceriaan yang membuat Bintara dan Cakra menjadi terheran-heran karena perubahan emosi sang adik yang begitu cepat seperti membalikkan telapak tangan
"Rumi, bukankah tadi kamu sedang marah kepada Bintara?? Kenapa sekarang kamu malah senang mengetahui kalau Bintara sudah tidak sayang lagi denganmu??" Ucap Cakra untuk memastikan jika adiknya baik-baik saja, dia takut adik terkena tekanan mental karena kabar yang mengejutkan
"Hehehe tadi itu aku kesal bukan karena kak Bintara memiliki kekasih tapi karena dia merahasiakannya dari ku, jika kak Bintara mengatakannya lebih awal aku pasti bisa lebih mengenal calon kakak ipar ku. Dan aku juga tidak masalah jika kasih sayang kak Bintara terbagi karena bagiku kebahagiaan kak Bintara yang terpenting". Ucap Arumi dengan senyuman manis di wajahnya dan membuat Bintara terharu mendengarnya dan memeluk erat tubuh sang adik
"Terima kasih Rami,, dan juga kakak minta maaf karena telah membohongimu" ucap Bintara dalam hati yang tidak bisa dia ungkapkan dan akan selalu dia pendam
Sementara Cakra yang melihatnya menjadi iri dan juga bahagia, dimana dia iri melihat kedekatan Arumi dan Bintara yang begitu erat tapi disisi lain dia merasa bodoh karena membiarkan Arumi berada dalam kebohongan yang dibuat Bintara dan tanpa disadari Cakra juga terlibat di dalamnya karena ikut menutupinya. Tapi ketika melihat sang adik yang begitu bahagia maka dia rela berbohong sepanjang hidupnya selama dia selalu melihat senyum ceria di wajah adik kecilnya itu.
Setelah semua permasalahan telah diselesaikan akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk pulang, Cakra dan Bintara mengantarkan Arumi terlebih dahulu ke Asrama. Di sepanjang perjalanan hanya ada keheningan karena Arumi yang sudah kelelahan karena seharian bermain langsung tertidur di dalam mobil, sementara Cakra dan Bintara tidak mengatakan apapun mereka fokus pada urusan masing-masing.
"Terima kasih" ucap Bintara secara mendadak dan membuat Cakra mengerem mendadak untungnya Arumi tidak terbangun dengan guncangan itu
Bersambung...