NovelToon NovelToon
Dalam Pelukan Cinta

Dalam Pelukan Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aili

Maya, seorang wanita muda yang cantik dan sukses dalam karier, hidup dalam hubungan yang penuh dengan kecemburuan dan rasa curiga terhadap kekasihnya, Aldo. Sifat posesif Maya menyembunyikan rahasia gelap yang siap mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Kisah Masa Kecil Maya

Maya duduk di balkon rumah mereka, memandang bintang-bintang sambil menggenggam buku harian di tangannya. Aldo duduk di sampingnya, siap untuk mendengarkan cerita yang Maya ingin bagikan. Maya tahu ini saat yang tepat untuk membuka cerita lebih dalam tentang masa kecilnya.

"Aldo, aku rasa aku perlu cerita lebih banyak tentang masa kecilku," kata Maya dengan nada yang sedikit cemas. "Aku tahu ini bakal berat, tapi aku merasa harus berbagi."

Aldo memegang tangan Maya. "Aku di sini, Maya. Ceritakan saja, aku siap dengerin."

Maya menghela napas dalam-dalam, lalu mulai bercerita. "Dulu, waktu aku kecil, orang tuaku itu keras banget. Ayahku selalu marah kalau aku bikin kesalahan. Misalnya, kalau aku tumpahin susu, aku bakal dihukum. Kadang dipukul atau dikurung di kamar selama berjam-jam."

Dia melanjutkan, "Ibuku juga nggak banyak membantu. Dia sibuk dengan pekerjaannya dan jarang ada buat aku. Aku merasa kayak nggak ada yang peduli dengan aku. Setiap kali aku bikin salah, aku cuma bisa berharap bakal dapat perhatian, tapi yang aku dapet malah hukuman."

Maya menunduk, mengingat bagaimana dia sering merasa kesepian di rumah. "Aku jadi berusaha banget buat selalu sempurna. Aku pengen banget dapet pujian atau sekadar perhatian, tapi semakin aku usaha, semakin aku ngerasa nggak pernah cukup."

Dia menghapus air mata yang menetes. "Waktu aku akhirnya tinggal sama nenek, aku merasa lebih aman. Tapi, rasa takut dan cemas itu tetap ada. Aku jadi sangat posesif sama orang-orang yang aku sayang, karena aku takut kehilangan mereka."

Aldo menatap Maya dengan penuh pengertian. "Jadi, rasa cemburu dan posesif yang kamu rasakan sekarang mungkin karena kamu takut kehilangan orang yang kamu cintai?"

Maya mengangguk. "Iya, aku rasa gitu. Aku selalu pengen ngontrol segalanya supaya nggak ada yang salah. Ketika aku merasa nggak bisa ngontrol sesuatu, rasa cemas dan cemburu muncul. Itu cara aku buat mengatasi rasa takut yang dari kecil."

Aldo merangkul Maya dengan lembut. "Aku sangat sedih denger semua ini, Maya. Tapi aku mau kamu tahu, aku selalu ada buatmu. Kita bisa atasin ini bareng-bareng."

"Aldo, ada satu hal lagi yang perlu aku ceritakan tentang masa kecilku," kata Maya, terlihat sedikit gugup tapi berusaha untuk tetap tenang. "Selain perlakuan keras dari orang tua, aku juga mengalami banyak kesulitan di sekolah. Aku sering di-bully oleh teman-temanku."

Aldo menatapnya dengan penuh perhatian. "Apa yang terjadi di sekolah?"

Maya melanjutkan dengan suara yang bergetar, "Aku selalu jadi sasaran ejekan karena penampilanku dan caraku berbicara. Teman-teman sekelasku sering memanggilku dengan nama-nama buruk dan mengolok-olokku di depan orang lain. Itu membuatku semakin merasa tertekan dan minder."

Dia menghela napas, melanjutkan ceritanya. "Aku jadi sangat takut pergi ke sekolah dan sering merasa tidak punya teman. Ketika aku pulang, aku merasa sudah tertekan seharian, dan di rumah, aku hanya mendapat lebih banyak tekanan dari ayah dan ibu."

"Jadi, di sekolah dan di rumah, kamu merasa seperti tidak ada tempat yang aman?" tanya Aldo.

Maya mengangguk. "Iya, betul. Aku jadi sangat tertutup dan selalu merasa harus menjaga jarak dari orang lain. Itu sebabnya aku jadi sangat posesif ketika ada orang yang aku sayangi. Aku takut kehilangan mereka seperti aku kehilangan teman-temanku di masa lalu."

Aldo menggenggam tangan Maya dengan lembut. "Maya, itu semua sangat berat dan aku bisa mengerti kenapa kamu merasa seperti itu. Tapi aku juga mau kamu tahu bahwa sekarang kamu punya orang-orang yang sayang dan peduli sama kamu."

Maya dan Aldo semakin sering menghabiskan waktu berkualitas bersama untuk meredakan stres dan memperkuat hubungan mereka. Mereka menikmati kegiatan sederhana seperti berjalan-jalan di taman, memasak bersama, atau bahkan sekadar menonton film favorit. Setiap momen kecil ini membantu Maya merasa lebih terhubung dan mendukung proses penyembuhannya.

Suatu sore, Maya memutuskan untuk berbicara lebih lanjut tentang langkah-langkah yang telah dia ambil untuk memperbaiki kondisi mentalnya. Mereka duduk di ruang tamu, Maya dengan sebuah buku catatan di tangannya.

"Aldo, aku rasa aku harus membagikan beberapa hal baru yang aku pelajari selama terapi dan dari buku-buku yang aku baca," kata Maya dengan antusias. "Aku menemukan bahwa banyak dari perasaanku yang dulunya tidak kusadari sebenarnya berkaitan dengan bagaimana aku mengatasi ketidakamanan dan trauma masa lalu."

Aldo mengangguk, tertarik dengan apa yang Maya akan bagikan. "Apa yang kamu pelajari? Aku penasaran."

Maya membuka buku catatannya dan mulai menjelaskan. "Jadi, ternyata, salah satu cara yang efektif untuk mengatasi trauma masa lalu adalah dengan membangun kembali kepercayaan diri dan belajar menetapkan batasan yang sehat. Aku sudah mulai berlatih menetapkan batasan dengan lebih tegas dan jujur tentang apa yang aku rasakan."

"Bagaimana caranya kamu melakukannya?" tanya Aldo.

Maya menjelaskan, "Contohnya, aku mulai berlatih berkata 'tidak' ketika aku merasa terbebani atau tidak nyaman. Aku juga belajar untuk lebih terbuka tentang perasaanku denganmu dan dengan teman-teman terdekatku. Hal ini membantu aku merasa lebih kontrol terhadap emosiku dan mengurangi rasa cemburu."

Aldo tersenyum, bangga dengan kemajuan Maya. "Aku sangat bangga dengan apa yang sudah kamu capai, Maya. Ini pasti bukan perjalanan yang mudah."

Maya tersenyum, merasa didukung. "Terima kasih, Do. Aku juga merasa lebih kuat sekarang. Walaupun kadang-kadang masih ada hari-hari sulit, aku tahu aku punya alat dan dukungan untuk menghadapinya."

Malam itu, mereka memutuskan untuk merayakan kemajuan Maya dengan makan malam di luar. Mereka pergi ke restoran favorit mereka dan menikmati suasana santai. Selama makan malam, mereka berbicara tentang masa depan dan rencana-rencana mereka.

"Aldo, aku mulai berpikir tentang hal-hal yang ingin aku capai ke depannya. Aku ingin melanjutkan pendidikan dan mungkin bekerja di bidang yang aku cintai," kata Maya dengan semangat.

Aldo tersenyum lebar. "Itu ide yang bagus! Aku yakin kamu bisa mencapai semua itu. Dan aku akan selalu ada di sini untuk mendukungmu."

Maya merasa sangat berterima kasih atas dukungan Aldo. "Aku merasa lebih bersemangat dan yakin sekarang. Ini semua karena kamu dan bantuan dari terapi."

Hari-hari berlalu dengan lebih lancar, dan Maya terus berusaha keras untuk menerapkan semua yang telah dia pelajari. Dia dan Aldo menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih bahagia dan lebih harmonis. Mereka terus berkomitmen untuk saling mendukung dan menjaga hubungan mereka tetap kuat.

Suatu malam, setelah menjalani rutinitas baru mereka, Maya duduk di balkon sambil menikmati pemandangan malam. Aldo bergabung dengannya, memeluknya dari belakang.

"Aldo, aku benar-benar merasa lebih baik sekarang. Aku tahu perjalanan ini masih panjang, tapi aku merasa kita sudah membuat langkah besar," kata Maya dengan rasa syukur.

Aldo membalas pelukan Maya. "Aku merasa sama, Maya. Kita telah melalui banyak hal, dan aku percaya kita bisa terus maju. Yang penting, kita selalu bersama dan saling mendukung."

Maya memandang bintang-bintang di langit, merasa lebih damai dan percaya diri. Dengan dukungan Aldo dan tekad yang kuat, dia siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang dan terus membangun masa depan yang lebih baik.

1
Nanik Arifin
akhirnya.... setelah hujan, pelangi pun datang
Adico
lanjut
Nanik Arifin
sudah ada cctv, masih blm tertangkap, sudah ada pengawasan masih blm tertangkap juga ??
siapa sebenarnya satria ??
siapa pendukung satria??
Nanik Arifin
begitulah hidup, cobaan datang silih berganti tuk mendewasakan kita. semoga rumah tangga kalian samawa
Adico
lanjut
Nanik Arifin
gangguan psikis benar" mengerikan 🙈
Nanik Arifin
sampai kapan kalian begini terus...
klo konseling dg psikolog g mempan, coba dekat diri dg Tuhan. setiap kekhawatiran muncul, mendekatlah dg sang pencipta. semoga dg begitu pikiran kalian bisa lebih tenang. terutama tuk Maya. berawal dr Maya & kini menular ke Aldo
anggita
ceritane mbulet cemburu tok yoh🤔
anggita
like👍+☝iklan buat author novel ini. semoga banyak pembacanya.
anggita
Maya.. Aldo,,, 💐
Octavio Gonzalez
Senang baca cerita ini!
Acap Amir
Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.
Divan: Terimakasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!