Kesalahan satu malam membuat Lany, gadis yang berprofesi sebagai cabin steward di salah satu kapal pesiar, setiap saat dihampiri kegelisahan karena takut kejadian itu diketahui oleh atasannya, yang bisa mengakibatkan pemulangan karena melanggar peraturan.
Belum lagi, bayang-bayang Andra, pria yang telah menghabiskan malam bersamanya begitu bersikeras ingin menikahi Lany dengan dalih ingin bertanggung jawab.
Masalah terbesar bukanlah saat ia dipecat dan melabuhkan pilihan menikah dengan Andra yang sudah seperti momok mengerikan bagi Lany. Andra mampu menemukannya, meski ke lubang semut sekalipun.
Namun, menikah dengan Andra tidaklah seburuk yang dibayangkan. Dia baik dan bisa membuatnya bahagia. Andra mengubah hidup menyedihkannya menjadi lebih berwarna.
Tetapi, masalah sesungguhnya adalah saat Lany tahu siapa Andra dan bagaimana keluarganya.
__
Ikuti Kisah AndraLany dalam “Takdiku Yang Mengejutkan”
Ya, Mengejutkan! Bahagia atau sedih itu seperti kejutan. Bisa muncul kapan saja tanpa aba-aba
❤️My Startling Destiny❤️
#Arsy_La13:-*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsy_La13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17 [My Real Journey After Cruise]
Lany masih berbaur dalam pelukan hangat teman-temannya di ajungan pelabuhan.
Setelah sebelumnya sempat berpamitan pada beberapa atasan dan rekan sesama crew member yang lain. Karena biar bagaimanapun juga, mereka semua adalah keluarga selama bekerja di sana.
Meski beberapa atasan tahu jika yang terjadi bukan sepenuhnya kesalahan Lany, namun mereka pun tak bisa berbuat apa-apa karena demikianlah prosedur dan peraturan yang berlaku.
“It's My real journey after cruise.” Lany menghembuskan napas kasar di bawah terpaan angin laut malam. Ia melepaskan pelukan dari teman-temannya yang terlihat berat melepas kepergiannya.
“Entah kapan bisa berlayar lagi!” Lany menatap kapal yang menjadi tempat kebanggaannya dengan penuh haru.
Rumah sekaligus tempatnya mencari nafkah. Mengenal banyak orang dari belahan dunia, berbaur dan berinteraksi dengan ribuan manusia dengan segala perbedaan yang dimiliki. Dan kini dalam sekejap semua lenyap dan menguap begitu saja. Hanya karena sebuah kesalahan yang berdampak besar bagi karir dan juga mungkin hidupnya ke depan. Entahlah, semoga saja tidak ada lagi hal buruk lainnya yang menyusul.
“Aku bangga pernah jadi bagian dari pelayaranmu..” Lany masih mendongak menatap kapal raksasa itu
“Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah kulupakan. Pengalaman yang mengajarkan tentang banyak hal, mulai dari ras rindu, disiplin, bekerja keras, bertanggung jawab bahkan tentang toleransi. Semua ku dapatkan disini..” Air mata Lany terus saja menetes.
“Besok sudah 3 hari. Itu artinya kalian akan kembali berlayar!” Lany berusaha menampakkan senyumannya di sela deraian air mata.
“Pergi ke New York, ya?” Lany masih tersenyum “Aku sudah tidak bisa ikut lagi, hikksss” Ia kembali menyusut hidungnya.
Celin, Lexi, Zao Liu, Emma, Agnesia, Fedro juga Xander menggeleng dengan raut wajah penuh kesedihan. Hanya Louis yang tidak ada di sana.
“Kami akan sangat merindukan mu, Lan!”
“Kita akan selamanya menjadi saudara!”
“Kami harap ini bukanlah sebuah akhir untuk kita!”
Dengan pelupuk mata menggenang Lany mengangguk mendengar semua perkataan teman-temannya. Berat rasanya berpisah dengan mereka yang sudah dianggapnya seperti saudara.
“We are familly, guys!” Lirih Lany sambil menyusut ing*usnya menggunakan kerah kaos yang dikenakannya.
“Yeah, we are familly!” ucap mereka bersamaan kemudian kembali berpelukan membentuk lingkaran. Saling rangkul satu sama lain seolah tak ingin berpisah.
“Now and forever!!” Xander mulai berucap, bahkan mata pria bule itu terlihat berkaca-kaca.
“Susah maupun senang!” Fedro pun mulai ikut bersuara dan teman-teman yang lain akan segera menimpali, mengucapkan kata-kata yang sering kali mereka ucapkan ketika sedang berkumpul.
“Jauh maupun dekat!”
“Jangan pernah berubah”
“Tetap seperti ini!”
“Saling support!”
“Dan menguatkan satu sama lain!”
Punggung-punggung yang saling rangkul itupun kian bergetar hebat. Tidak perduli banyak mata yang melihat kelemahan mereka, namun inilah kenyataannya. Perpisahan telah merenggut salah satu diantara mereka.
Semua percaya akan selogan ‘Setiap pertemuan akan ada perpisahan!' Namun entah mengapa ini terasa begitu membekas dan menyiksa. Mungkin karena selama hampir 8 bulan berlayar bersama membuat perpisahan itu begitu menyiksa, apalagi dipisahkan dengan cara yang tak terduga seperti ini. Melalui sebuah insiden. Itu tentu memiliki kesan tersendiri.
...----...
Celin, ia masih saja terpaku menatap hiruk pikuk kota Miami dari atas kapal. Selepas kepergian Lany tadi, Ia sama sekali tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Bahkan Louis sudah beberapa kali membujuknya untuk kembali ke cabin ketika malam semakin larut. Namun pemulangan Lany benar-benar membuat fokusnya hilang dan hilang semangat untuk melakukan apapun.
Saat ini Celin tengah berada di lantai tepat dimana lifeboat (sekoci) berada. Di starboard side (sisi kanan) kapal, menghadap ke arah pelabuhan. Memandang lirih pada gemerlap kota dari atas sana.
“Don't be sad, Celo! Setelah kontrak musim ini selesai kalian masih bisa bertemu, baby!” Louis masih berusaha membujuk. Ia berdiri di samping Celin, namun gadis itu sama sekali tak bergeming. Tangganya terlihat mengepal erat di sisi pagar kapal.
“Cel, come on! Kamu harus istirahat, ini sudah hampir jam 11.” Louis yang masih mengenakan uniform -seragam- melirik pergelangan tangannya. Ya, saat Lany pergi. Ia tengah melaksanakan tugasnya hingga tak bisa mengantar kepergiannya seperti teman-teman yang lain.
“Celo!" Rasa penat telah menyambangi Louis, alaram di tubuhnya sudah memancarkan notifikasi agar ia segera beristirahat. Sekuat tenaga Louis memutar otak agar Celin mau mendengarkannya dan kembali ke cabin.
“Aku tahu masalah yang membuat Lany sampai dipulangkan!” dan benar saja, ketika mendengar Louis mengatakan hal yang begitu ingin diketahuinya. Celin pun langsung menoleh, Ia menatap Louis yang tersenyum samar sambil menatap keindahan kota Miami di malam hari. Sangat indah!
“Apa, Louis? Beritahu aku!”
“Aku akan beritahu tapi kamu harus kembali ke kamar!”
Tanpa berpikir panjang, Celin langsung mengangguk dan masuk ke dalan ruangan yanga ada di depannya. Sedangkan Louis yang melihat ini hanya tersenyum kemudian mengikuti Celin dari belakang.
...-----...
Alandra, pagi-pagi sekali ia sudah berada di Gym area untuk memulihkan tubuhnya yang sejak kapal sandar di Miami terasa kurang Fit. Ia bahkan sudah pergi ke medical clinic dan sudah diberi obat. Dan tepatnya kemarin, seharian full ia hanya berada di kamarnya, mengurung di sana. Bahkan untuk makanpun ia hanya menggunakan jasa room service order taker, huh.
Ia baru saja menyelesaikan fitness-nya ketika mendengar beberapa orang di sana mulai membahas berbagai macam hal, salah satu yang ditangkap jelas oleh pendengarannya adalah kabar mengenai salah seorang crew member yang semalam dipulangkan karena melanggar peraturan.
Ia yang baru ingin keluar langsung mengurungkan niatnya, menunda sejenak demi untuk mendengar percakapan beberapa orang itu.
Andra menggeleng dengan mata terus mencuri pandang ke arah orang yang bercerita. Sedikit lama menunggu namun ia sama sekali tak menemukan titik kejelasan. Itu membuatnya gusar dan entah kenapa hati dan pikirannya menjadi tak karuan. Seolah ada yang mengganjal namun ia sendiri pun tidak tahu apa.
Andra menghembuskan napas sejenak, mengambil napas dalam-dalam dan bersiap untuk pergi. Ia sama sekali tak berniat mendengarkan berita yang sama sekali tidak penting itu. Baginya ini bukanlah urusan pasengger seperti dirinya, Jadi apa perduliku? Toh jika mereka melanggar, bukankah sudah sepantasnya dipulangkan. Siapa suruh melanggar peraturan yang berlaku! Begitu pikirnya.
Namun sejurus kemudian, ingatannya tertuju pada pemandangan yang dilihatnya semalam. Yang mana pada saat itu, ia tengah duduk bersantai di balkony kamarnya sambil menikmati keindahan View kota miami, berhiaskan kerlap-kerlip lampu gedung pencakar langit. Balkony kamarnya yang berada tepat di starboar side, memudahkan ia melihat situasi sekitar pelabuhan. Dan sempat melihat kerumunan orang yang saling berpelukan, seperti tengah melakukan perpisahan. Tentu matanya menangkap sosok yang seperti dikenalnya, namun karena dari kejauhan ia tak begitu yakin atas apa yang dilihatnya.
Andra terdiam kembali.
Damned!! Dasar bodoh!
Hampir saja, hampir saja ia kehilangan jejak!
Saat otaknya baru bisa kembali mengingat dan mencerna dengan jelas siapa orang yang ada diantara salah satu kerumunan yang dilihatnya semalam. Melany! Ya, dia adalah Lany, si -gadis aneh- yang katanya akan ia nikahi. What the hell?? Jika benar itu Lany, itu artinya? Andra menggeleng, berusaha menepis pikiran buruk yang terselip di otaknya.
Jika apa yang ia pikirkan benar adanya, Apakah Lany dipecat karena insiden malam itu?? Jika Iya, itu artinya dia juga bertanggung jawab atas hal ini. Untuk memastikan itu, dengan tergesa-gesa ia pun akan memastikannya secara langsung.
Setelah keluar dari Gym area, ia melangkah melalui area mewah dengan fasilitas yang -Wow banget- kemudian masuk ke dalam lift transparan yang menampakkan keindahan interior kapal yang dilaluinya dari dalam sana. Seperti sebuah istana megah yang sangat luar biasa. Pesona kapal ini memang menakjubkan.
...----...
Celin, Ia baru saja tiba di bar tempatnya bekerja. Yaitu Bar di lantai atas tepat di seberang swimming pool. Seperti beberapa hari sebelumnya, ia masih mendapat shift di pagi hingga sore hari.
Ketika ia tengah mempersiapkan segala sesuatunya, pikirannya terus tertuju pada Lany. Setelah semalam mendegar cerita dari Louis tentang masalah yang menyebabkannya dipulangkan “Katanya dia ada hubungan dengan pasengger, kamu tahukan peraturan di sini seperti apa!” Begitu kata Louis memberi tahu.
Dan hal itu terus mengganggu pikirannya, membuat ia langsung menghubungi Lany saat itu juga.
“Aku udah tahu apa masalah mu, Lan!” begitu kata Celin membuka obrolan, berharap Lany mau memberitahunya siapa orang tersebut.
“Aku tahu, Cel! Aku tahu, cepat atau lambat semua orang pasti akan tahu masalah ini!” Lany terdengar tersenyum dari seberang sana saat menelepon.
“Kamu nggak ada niat buat mgasih tahu aku, nih?”
“Maaf Ya, Cel! Bukannya bermaksud apa-apa, Nggak nganggep kamu sahabatku atau apa. Tapi menurutku ini nggak pantas diceritain, ini bukan sesuatu yang ku rencanain, Cel. Ini sebuah kecelakaan!” Lany masih menolak secara halus namun Celin yang terlanjur penasaran terus berusaha mencecar Lany.
“Si Alandra itu bukan?”
“No, Cel! Udah ya jangan dibahas lagi, biarin aku nyimpen semuanya sendiri. Aku nggak mau nginget kenanangan buruk yang membuat karirku hancur, aku pengen ngelupain masalah ini!”
“Maaf!” Ya, Celin memang sempat mengucapkan kata maaf karena sudah memaksa Lany bercerita di saat yang tidak tepat seperti ini. Tidak seharusnya ia mementingkan egonya yang begitu ingin tahu, tanpa memikirkan Lany yang begitu terpukul karena masalah ini. Dia merasa dirinya adalah sahabat yang paling bodoh sejagat raya. Bisa-bisanya ia memberi pertanyaan di waktu yang tidak tepat. Hmmmnt, Maafkan Aku Lan!
Celin yang larut dalam pikirannya sendiri, seketika tersentak saat suara seseorang membuyarkan lamunannya.
Apa iya ada pelanggan yang ingin minum sepagi ini?
“Lany dimana?”
Celin kian membelalak lebar-lebar saat mendengar orang itu menanyakan keberadaan Lany.
Dan saat ia mendongak, betapa terkejutnya ia saat melihat orang yang menjadi praduga dalam insiden ini malah menayakan orang yang bersangkutan. Tentu itu membuat tebakannya makin kuat.
Lagi dan lagi, ia dengan ekspresi lugu yang sama seperti saat mengetahui Andra orang indo pun kembali melongo.
“Hah??”
“Melany dimana? dia ada dimana? temen kamu dimana?” Andra mulai sedikit ngegas saat melihat ekspresi Celin yang masih sama, yaitu yang -Enggak banget-.
“Ke-kenapa nyariin Lany?” Masih dengan ekspresi lugu, kata-kata itu malah keluar dari mulut Celin. Ah ya, sepertinya rasa penasarannya benar-benar membuat dia ingin tahu.
“Ck..” Andra berdecak frustasi
“Please, kasih tahu aku dia dimana?”
“Lany dipulangkan...” Kata-kata Celin menguap begitu saja, saat ia belum menyelesaikan ucapannya, Andra justru pergi tanpa sepatah katapun..
“What?” Celin yang merasa heran mengangkat kedua tangannya, kemudian menyodorkannya pada angin membentuk gestur penuh tanya.
semoga Lany dan Andra selalu bahagia 🤗
Rival menikah dengan Riana aja
lanjut terus kak 💪🤗
Rival pantas mendapatkan bogam
Rival hrs menikah dgn Rihana
Ry Benci Pakpol Mampit
Rasa udh 1 tahun novel ini Gak Up
Ry Benci Pakpol Mampir