Sekuel dari TOBATNYA SANG KETUA MAFIA.
Note: JANGAN NUMPUK BAB YA🚫
NOVEL INI MENGGUNAKAN HITUNGAN RETENSI❗
Velicia yang dikenal sebagai ratu mafia berusaha kabur dari perjodohan yang dilakukan oleh sang ayah, Dave Allen. Ia benci saat memikirkan akan menghabiskan sisa hidupnya dengan Darren si penjahat kelamin.
Velicia terpaksa bersembunyi di dalam masjid dan mengenakan sesuatu yang begitu asing baginya. Hingga akhirnya ia dipertemukan dengan seorang laki-laki yang ia ketahui merupakan seorang ustadz.
"Astagfirullah! Kamu ... setan atau bidadari!" kaget seorang pria tampan dengan wajah bersinar. Saat itulah, pertama kalinya Velicia merasakan jantungnya berdegup tak biasa.
Ia akan membuat laki-laki itu jatuh cinta padanya kemudian memanfaatkannya demi memenangkan lahan milik warga yang menjadi incarannya sekaligus membuktikan eksistensinya sebagai ratu mafia.
Namun, akankah niat Velicia itu berhasil?
Atau ... senjatanya justru akan makan tuan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ratu 16
Zayn meneguk ludahnya kasar. Jantungnya semakin memompa dengan cepat. Keringat telah membasahi keningnya yang agak jenong itu. Bagaimana ini, mata ustadz Zayn bahkan mendelik sempurna menatap keindahan yang baru pertama kali dia lihat seumur hidupnya.
"Gadis ini. Apakah dia sengaja menggodaku atau apa sih?" Zayn yang kembali pada kesadarannya mencoba bergerak pelan untuk membebaskan dirinya. Zayn mendongak untuk melihat wajah Velicia yang ia kira sudah bangun dari tidurnya. Ternyata, istrinya itu masih tertidur pulas. Justru ada suara dengkuran halus yang menandakan Velicia memang tak sadar, jika apa yang di lakukannya barusan hampir saja membuat cacing alaska menyerang negara api.
"Ujian ku berat sekali ya Allah. Punya istri cantik dan sexy tapi gak bisa diapa-apain," gerutu Zayn, sambil mengusap wajahnya kasar. Sang ustadz memilih keluar kamar dengan membawa selimut dan bantal. Zayn kemudian merebahkan tubuh lelahnya di atas sofa.
Tepat dini hari pintu kamar terbuka. Velicia mengintip dengan selimut yang menutupi kepala serta tubuhnya itu. Dia malas ganti baju, jadilah macam kepompong begitu.
"Kalau bukan karena dorongan untuk buang air dan haus, aku tidak akan keluar kamar dengan cara ini. Menyusahkan sekali sih. Kenapa juga perempuan muslimah di haruskan menutup auratnya. Aturan yang sungguh merepotkan saja," gerutu Velicia.
Gadis berambut pirang itu berlalu ke belakang menuju kamar mandi. Velicia terlihat kerepotan membuka selimut itu dan meletakkannya. Berhubung sepi, Velicia melemparnya begitu saja di atas lantai dapur.
Di saat yang sama, sosok tegap yang tertidur di atas sofa menggeliat. Secara reflek sensor di otak Zayn pasti akan membangunkannya di jam yang sama setiap hari. Zayn mengusap wajahnya setelah membaca doa. Kemudian melipat selimutnya.
Zayn meneguk air sambil duduk, kemudian berjalan dengan mata kantuk ke kamar mandi. Zayn sempat kaget karena tersandung kain. Karena itulah, matanya yang sayu jadi terbuka lebar.
"Kenapa ada selimut di atas lantai? Apa ini cucian kotor yang berserakan?" Karena mengira itu cucian kotor, Zayn pun mengambilnya kemudian meletakkan di dalam keranjang cucian. Setelahnya, Zayn memutar gegang pintu dan mendorongnya.
"Aaaaaakk!" Velicia berteriak cukup kencang karena dirinya baru saja menaikkan celananya.
Sedangkan, Zayn yang mendapati ada sosok yang sedang ia hindari di dalam sana ikut berteriak juga. Jadilah, teriakan dua orang ini saling sahut-sahutan di pagi buta.
"Zi, bangun!" Arumi membangunkan Max sambil menggoyangkan tubuh kekar itu. Max langsung bangun dengan kesadaran yang belum penuh.
"Kenapa, Sayang. Mau nambah lagi?" tanya Max nyeleneh yang mana langsung mendapat pukulan gemas dari Arumi.
"Anak kita itu loh, Zi. Kenapa ya kok mereka berdua sampai teriak-teriakan begitu?" kata Arumi.
"Namanya juga baru, Mi. Kan susah, sempit. Kamu juga dulu teriak," jawab Max sekenanya. Namanya juga belum kumpul itu nyawa. Matanya saja masih setengah terbuka.
"Ih!" Tak ayal Arumi kembali memukul suaminya. Kali ini lebih kencang dari tadi.
"Ugh! Kenapa sih, Sayang. Semalam kamu ketagihan loh sampai bersenandung. Kenapa tiba-tiba galaknya keluar lagi. Mau nambah, ayo!" Ucapan asal Max barusan membuat Arumi benar-benar kesal.
"Apanya yang nambah! Dasar tua keladi! Tidur lagi sana!" gemas Arumi sambil menutupi kepala sampai kaki suaminya itu dengan selimut.
Arumi memutuskan keluar sendiri untuk mencari tau apa yang terjadi pada putra dan menantunya itu. Arumi mengenakan kembali pakaian panjang meski tidak dengan khimarnya. Ia membiarkan rambut panjang hitamnya itu tergerai bebas.
Sementara itu di kamar mandi.
"Kamu itu tidak sopan!" marah Velicia sambil memukul Zayn dengan gayung.
Buk buk buk!
"Allahu Akbar, hentikan ...!" teriak Zayn, mencoba mengambil alih benda itu tapi Velicia terlanjur kalap karena panik. Terang saja, tubuhnya yang setengah polos itu terlihat dengan jelas oleh suaminya.
"Sudah Zahra hentikan. Maaf, aku gak tau kalau kamu ada di dalam," ucap Zayn mencoba meraih pergelangan tangan Velicia karena bahunya sudah mulai linu terkena pukulan gayung.
Grep!
Tangan Velicia kena kepegang, tapi kaki gadis itu malah tergelincir. Mereka berdua pun kehilangan keseimbangan dan ...
BRUKK!
DUGH!
"ADUHH!" Zayn sengaja memeluk tubuh Velicia dan membawanya berputar agar gadis itu tidak menubruk pinggiran kolam air. Sehingga, punggungnya yang terbentur dengan cukup keras.
Merasa tak jadi jatuh, Velicia yang tadi menutup mata kini membukanya perlahan. Begitu juga dengan Zayn. Kini, kedua tatapan mereka saling beradu cukup lama. Desiran hangat dan asing seketika memenuhi pembuluh darah keduanya.
Tubuh Velicia yang basah menimbulkan percikan gelora yang selama ini belum pernah di rasakan oleh Zayn. Dada ustadz muda itu turun naik seiring napasnya yang menderu.
"Kau ini, sengaja ya." Zayn berkata dengan tatapannya yang tak lepas dari wajah cantik Velicia.
"Kau yang mengikutiku, kan," tuduh Velicia membuat Zayn semakin gemas saja. Hal itu membuatnya semakin mengeratkan pelukan.
"Kalau mau, dari semalam aku sudah memakanmu. Kau tau, perbuatanmu ini sudah membangunkan dia yang tertidur lama," kata Zayn dengan wajah yang semakin maju mendekat. Bahkan Velicia saat ini dapat merasakan deru napasnya yang hangat.
"La–lalu, kenapa kamu tidak melakukannya?" pancing Velicia dengan suara terbata karena gugup. Ternyata berada sedekat ini dengan suaminya tak baik untuk jantungnya. Otaknya pun seketika ngelag.
"Bukannya tidak, tapi belum. Memangnya, kau sangat menginginkannya, hum?" tanya Zayn dengan mata yang berkabut. Bahkan pandangannya kini tertuju pada bibir Velicia.
"Si–siapa? Aku?"
"Kau yang sengaja memakai pakaian kurang bahan. Lalu sengaja berada di dalam kamar mandi karena kau tau aku suka bangun di jam segini. Sekuat itukah keinginanmu? Kau yakin tidak menyesal setelah ini?" cecar Zayn. Ia hampir saja menyambar bibir Valecia jika saja ...
"Apa kamar tidak cukup nyaman untuk bermesraan sampai harus di kamar mandi!" Arumi terlihat berkacak pinggang dengan tatapannya yang tajam.
Namun karena pakaiannya yang longgar disertai rambutnya yang tergerai. Jadilah, mengundang teriakan kaget dari Velicia.
"HANTUUUU ...!"
PARAH SIH KALIAN BERDUA🤣
HEY, ITU MERTUAMU VEL, DURHAKIM KAU ...