NovelToon NovelToon
Tiger' Target

Tiger' Target

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nasri Suju - Kiasan Rasa

Bagaimana rasanya di kejar-kejar seekor harimau? Pasti takut kan?

Daniel yang di juluki sebagai Harimau karena selalu penyendiri dan di takuti banyak orang hingga ia menemukan mangsa baru yaitu Ruelle, gadis kutu buku yang tidak kenal takut pada nya.

Kehidupan Daniel berubah semenjak hadirnya seorang Ruelle

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasri Suju - Kiasan Rasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Ahk ... Kepala ku terasa berat.

Loh? 

Siapa ini?

"AHKKKK"

Ruelle menjerit membuat sang empu ikut terbangun.

"Aduh penyihir udah bangun ya~" goda Daniel.

Daniel terlihat mengucek mata nya.

Ruelle menatap bulat, matanya merah karena baru bangun tidur.

Daniel terus menerus tanpa henti tersebut ke arah Ruelle.

"Matamu merah, oke gak?" Tanya Daniel khawatir sambil memegang kelopak mata Ruelle.

Indah ...

Tangan nya besar banget ....

Mereka punya pikiran masing-masing.

"Aaaaaa udah, kenapa kamu gak bangunin aku?" Amuk Ruelle.

"Karena kamu kelihatan capek? Emang aku salah?" Tanya nya.

"ARGHHH,"

Ruelle menutup wajahnya, dia mengintip Daniel yang masih menatapnya dengan begitu intens.

"Ke-kenapa kau terus menatap ku sih?" Rengek Ruelle.

Daniel semakin mendekat ke arah wajah Ruelle, Ruelle menghindar sekuat tenaga tapi kursi nya terjatuh, tapi badan Ruelle di tahan oleh Daniel.

"Pake nanya," jawabnya sambil nyengir.

Tangan Daniel ada di pinggang Ruelle memegangi nya.

Ruelle tampak takut terjatuh, tapi Daniel menariknya ke arah nya.

Daniel memeluk pinggang Ruelle. Ruelle tidak bisa melakukan apa-apa.

"Menurutmu kenapa aku kayak gini? Itu karena suatu saat akan datang seseorang yang tulus ke kehidupan ku, dan mungkin itu ka-"

"Cukup! Berhenti Daniel kita hanya-"

"Tidak mau!!!" Potong Daniel.

"Hah?"

Daniel semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku gak mau hanya sebatas teman Ruelle, bagaimana kalau kita jadi ... Pasangan?" Ujarnya dengan gampang.

Ruelle hanya bisa diam menghela nafas.

"Daniel .... Tidak semua hubungan cewek cowok harus pacaran?" Ucap Ruelle.

"Kau, kau gak mau jadi pasangan ku? Apa yang kurang dari diriku Ruelle, aku yakin ... Kamu juga merasakan apa yang kurasakan kan?"

Nadanya seolah mengancam.

Ruelle tidak bisa berbohong tapi dia tetap dengan keras kepala nya.

"Tidak!" Tegas nya mendorong Daniel agar melepas pelukannya.

Daniel melepaskan nya dengan mudah, menatap Ruelle dengan datar dan dingin.

"Kamu, jahat ..." Ujar cowok itu.

Daniel pergi tanpa basa-basi.

"Daniel tunggu!"

"Daniel!!! Kau mau kemana???"

Daniel terus berlari sampai Ruelle lelah mengejar nya.

Setelah hari itu Daniel tak masuk kelas, beberapa hari dia tak masuk kelas dan aku merasa bersalah.

Hari Minggu tepat, mereka sedang libur Ruelle memutuskan mengobrol tentang Daniel dengan teman-teman nya.

"Apa dia menghilang, sudah ku duga dia hanya tempat pelampiasan?"

Liya marah.

"Apa maksudku Liya, jangan salah paham dulu," ujar Ruelle.

"Iya Liya dengerin dulu,"

"Seru nih," ujar Minsi berbisik cepat ke Liya. Ruelle terlihat hanya menunduk dan tidak melihat tingkah laku teman nya.

"Lalu apa?"

"D-dia me-mengung-"

"Hah bicara yang bener dong!" Tekan Liya.

Tidak biasanya Liya marah pada Ruelle membuat Ruelle sedikit terheran-heran.

"Apa dia mengungkapkan perasaan nya pada mu,"

Sambil mendekat ke wajah Ruelle, wajah Ruelle tersipu karena yang di katakan Minsi benar.

Dia memalingkan wajah dan Minsi menyeringai mengerti.

Minsi it's play girl, dia peka soal perasaan seseorang, pengamat yang cukup baik.

"And?"

"A-aku menolaknya..." Jawabnya dengan nada rendah.

Terlihat sedikit menyesal dari rautnya.

Mereka hening untuk beberapa saat.

"Kenapa kamu menolaknya, setelah apa yang kamu lakukan? Apa kau benar-benar hanya menanggap nya teman?" Tanya Liya serius.

"Wow damn ku pikir kau akan senang Ruelle menolak nya,"

Aku juga berpikir begitu, tapi setelah di pikir - pikir tentang perkataan Davin padaku, kurasa Daniel gak seburuk yang ku pikirkan, meski pandangan ku hanya sedikit berbeda.

"Ruelle, jika kamu memang menyukainya kenapa kamu gak jujur aja," timpal Minsi.

Mau tak mau Liya menangguk.

"Uhk..."

Ruelle merunduk menyembunyikan wajahnya di lipatan lengan nya.

"Dan kenapa juga kamu menolak nya setalah apa yang kalian lakukan," ceplos Minsi.

"Hah memangnya apa yang aku lakukan!!!"

Mendadak teman-teman nya terkejut karena pertama kalinya mendengar Ruelle berteriak.

Dia terlihat salah tingkah dan dua teman nya itu sadar.

"Hei memang nya aku ngomongin apa?" Goda Minsi.

Wajah Ruelle seketika menjadi seperti tomat rebus mengingat perlakuan aneh Daniel kepada nya beberapa hari lalu.

Saat tangan besar nya menyentuh kelopak mata ku, itu terasa hangat.

Kedua tangan nya juga menempel di pinggang ku saat itu, membuatku merasa aku merasa tersengat aliran listrik.

Saat di memeluk ku aku ....

"AHKKKK"

Dia berteriak dan melakukan tingkah aneh.

"Hei santai lah,"

"Bagaimana bisa santai, dia menghilang, dia tidak masuk kelas selama tiga hari,"

"Baru juga tiga hari udah khawatir,"

"Apalagi tiga tahun,"

"Hahahahah,"

Dua teman nya itu tertawa.

"Sudahlah Ruelle, kau juga pasti ... coba pikirkan lagi saja deh,"

Ruelle hanya merenung.

"Ehk kalau gak salah katanya Davin juga bolos beberapa hari, dia juga gak angkat telepon ku, apa ini ada kaitannya dengan???"

Liya mulai berpikir serius.

Hingga telepon dari handphone Liya berbunyi.

Dari Nero.

Seperti adegan yang pas, akhirnya mereka mengangkat karena penasaran.

Meskipun Minsi sedikit penasaran kenapa Nero menelepon Liya. Memangnya mereka sedekat itu.

Nero : Hallo

Liya : Ada apa?

Nero : Davin dan Daniel sedang berkelahi

Liya mendengar itu langsung greget, diabsudah menduganya.

Tapi ego nya Liya : Lalu?

Nero : Dia hanya akan berhenti jika Ruelle menerima perasaan nya!

Nero : Ku mohon aku takut sesuatu yang tak di inginkan terjadi.

Seketika buku kuduk Liya bergetar ngeri.

Liya : oke sekarang kalian dimana?

Nero memberi tahu alamat di mana sekarang mereka berada.

Liya juga mempaparkan semua yang Nero bilang pada Ruelle.

Ruelle di saat yang sama merasa aneh tapi ada rasa kecewa.

Ku pikir dia akan berubah, tapi ini juga karena mu Ruelle.

Ruelle terlihat frustasi.

"Jangan salahkan dirimu, kamu haru tahu kalau dia gak sebaik yang kamu pikirkan Ruelle," Liya mengingat kan dengan tegas.

"Namanya manusia la, ada baik buruknya hehe," tambah Minsi.

Ruelle sedikit tenang tapi tetap merasakan perasaan yang negatif.

...

Bug!!! Bug!!! Bug!!!

Suara itu berasal dari pukulan keras seorang laki-laki dengan raut wajah sulit di jelaskan.

"Woow huuu sudah lama aku gak begini, ini refreshing nama nya," girang Davin.

"Hei setelah ini selesai kita harus berhenti,"

"Tapi mereka tambah banyak," Davin semakin tertantang.

"Makin banyak kan makin seru," tambah Daniel tersenyum memperlihatkan taringnya.

Inilah Daniel.

Bug!!!

Daniel membuat lawan nya yang kuat itu terjatuh lalu mulai memukul wajahnya sampai babak berlur. Bahkan berdarah.

"Memang nya kenapa dia menolak setelah apa yang dia lakukan?"

Ujar Daniel sambil tak berhenti memukul.

"To-tolonh a-am-pun,"

Lawan nya berbicara selagi ada jeda karena Daniel tak berhenti memukulnya.

"Hei bukankah aku tampan?" Tanya Daniel pada lawan nya.

"Gila kok dia ngomong gitu? Kenapa jadi narsis gitu tuh anak, dia oke kan kok gue jadi nyesel ya ikut," bisik Davin.

Nero juga terperangah kaget akhirnya diam-diam menelepon seseorang.

To be continued

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!