Di Dunia Lain? : Lalu Sekarang Bagaimana?

Hari-hari berlalu, dan kecurigaan Leon terhadap Isabella semakin kuat. Isabella yang biasanya ceria dan penuh semangat, kini terlihat lebih pendiam dan sering melamun.

Senyumnya yang biasanya hangat terasa dipaksakan.

Suatu hari, Leon memutuskan untuk menemui Isabella di ruang OSIS. Isabella terkejut melihat Leon datang, tapi dia segera memasang senyum manisnya.

"Ada apa, Leon-kun?" tanyanya dengan lembut.

"Isabella, apakah ada yang ingin kau ceritakan padaku?" tanya Leon dengan tatapan serius.

"Aku merasa ada sesuatu yang mengganggumu."

Isabella terdiam sejenak, lalu menggelengkan kepala. "Tidak ada apa-apa, Leon-kun. Aku hanya sedikit lelah akhir-akhir ini."

Leon tidak percaya begitu saja. Dia tahu Isabella menyembunyikan sesuatu, tapi dia tidak ingin memaksanya.

"Kalau begitu, aku punya permintaan, Leon-kun," kata Isabella sambil menatap Leon dengan mata berkaca-kaca. "Tolong jaga kedamaian di akademi ini sebagai wakil ketua OSIS.

Aku harus pergi beberapa hari untuk urusan keluarga."

Leon mengangguk. "Baiklah, Isabella. Aku akan menjaga akademi ini."

Isabella tersenyum lega. "Terima kasih, Leon-kun. Aku tahu aku bisa mengandalkanmu."

Keesokan harinya, Isabella benar-benar tidak datang ke akademi. Hari-hari berlalu, dan Isabella tetap tidak muncul. Leon semakin khawatir. Dia memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Isabella.

Leon menemui Archalia di taman akademi. "Archalia, aku ingin bertanya sesuatu padamu," kata Leon dengan serius.

Archalia menatap Leon dengan penuh perhatian. "Ada apa, Leon?"

"Apakah kamu tahu di mana kediaman Isabella?" tanya Leon.

Archalia terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Aku tahu. Ada apa?"

"Aku ingin menemuinya," jawab Leon. "Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres."

Archalia terlihat khawatir, tapi dia akhirnya memberitahu Leon alamat kediaman Isabella. Leon segera pergi ke sana.

Sesampainya di kediaman Isabella, Leon disambut oleh seorang penjaga. "Maaf, Tuan, Nona Isabella tidak ada di rumah," kata penjaga itu.

"Apakah kamu tahu ke mana dia pergi?" tanya Leon.

Penjaga itu ragu sejenak, lalu berkata, "Nona Isabella pergi ke Kekaisaran Gran Flaom beberapa hari yang lalu."

"Kekaisaran?" tanya Leon terkejut. "Untuk apa?"

"Maaf, Tuan, saya tidak bisa memberi tahu Anda," jawab penjaga itu dengan sopan.

Leon tahu bahwa dia tidak akan mendapatkan informasi lebih lanjut dari penjaga itu. Dia mengucapkan terima kasih dan pergi.

Leon merasa ada yang tidak beres. Dia yakin kepergian Isabella ke Kekaisaran ada hubungannya dengan masalah yang dia sembunyikan.

Leon memutuskan untuk mengikuti Isabella ke Kekaisaran.

Leon menggunakan sihir teleportasinya untuk berpindah ke Kekaisaran. Leon telah menghapal map kompleks yang sangat luas hanya dalam 3 detik.

Dia tahu bahwa perjalanan ke Kekaisaran akan memakan waktu berhari-hari jika menggunakan kereta kuda, tapi dengan sihir teleportasi, dia bisa sampai di sana dalam sekejap.

Tiba tiba Leon berada di depan kekaisaran.

Sesampainya di Kekaisaran Gran Flaom, Leon mulai mencari petunjuk tentang keberadaan Isabella.

Dia bertanya pada orang-orang di sekitar, tapi tidak ada yang tahu. Leon mulai putus asa.

Tiba-tiba, dia mendengar percakapan dua orang bangsawan di sebuah kedai.

Mereka sedang membicarakan tentang pernikahan politik antara putri seorang bangsawan Marquess dan Marchioness dari Kerajaan Aetheria dengan putra mahkota Kekaisaran.

Leon langsung tahu bahwa putri yang mereka bicarakan adalah Isabella.

Dia segera meninggalkan kedai dan mencari tahu lebih banyak tentang pernikahan politik itu.

Setelah mencari informasi, Leon mengetahui bahwa pernikahan politik itu akan diadakan dalam beberapa hari ke depan.

Dia juga mengetahui bahwa Isabella tidak ingin menikah dengan putra mahkota, tapi dia tidak bisa menolak karena itu adalah perintah ayahnya.

Leon merasa marah dan kesal. Dia tidak bisa membiarkan Isabella menikah dengan orang yang tidak dia cintai. Dia harus menyelamatkan Isabella,meski sebenarnya dia seorang mageran parah.