NovelToon NovelToon
Kosmos: Odise Dimensi

Kosmos: Odise Dimensi

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Sci-Fi / Penyeberangan Dunia Lain / Hari Kiamat / Peradaban Antar Bintang
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: D. Septian D

Memasuki pertengahan era millenium, dunia berada didalam huru-hara kontradiksi kepentingan para ilmuwan antara memilih demi planet bumi atau antariksa?

Alexey, seorang ilmuwan muda, mendalami sebuah penelitian setelah kasus ayahnya yang hilang secara misterius yang mengarahkan dirinya menuju dimensi kosmos dan akibatnya pada fisika modern.

Bersama dalam satu tekad demi jawaban ilmu pengetahuan astrofisika, namun segelintir ilmuwan mengakhiri ambisinya. Hingga mereka berada dalam puncak konflik, yang mengakhiri segala-galanya.

Apa jawaban untuk mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D. Septian D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16: Suatu Terobosan

Cahaya matahari tak pernah padam seumur hidupnya. Cahayanya menyinari permukaan bumi, dibelahan sudut manapun tak terkecuali Kota London di Inggris. Jam di menara Big Bang menunjukkan pukul 12:00, perlahan hari mulai hangat dan menjadi awal masuknya musim semi. Seorang ilmuwan wanita yang tinggal di London yang juga merupakan mantan anggota COSPAR. Ia keluar dari organisasi tersebut bersama dua ilmuwan lain yang kontra terhadap mereka.

Dialah Dr. Sofia, ilmuwan bioteknologi dan fisika nuklir. Bekerja di salah satu institut teknologi tinggi yang menaungi dan menjangkau seluruh Eropa terkhususnya. Dr. Sofia awalnya berasal dari Rusia, yang memiliki nama lengkap Sofia Inova Alexandra. Umurnya bisa dibilang masih muda, tidak memiliki suami karena belum menikah. Tetapi yang jelas baginya, hidup itu mengabdi untuk ilmu pengetahuan daripada kisah cinta tak ilmiah.

Dengan latar belakang yang kuat dalam biologi, kimia, dan fisika nuklir, Sofia berusaha mengembangkan ilmunya untuk inovasi teknologi baru yang bisa merevolusi kemampuan perkembangan tubuh manusia dan bahan nuklir untuk perkembangan astronomi.

Sofia tumbuh di keluarga biasa di Rusia. Karena kebutuhannya tentang dunia luar membuatnya tak merasa puas dengan lingkungannya, akhirnya Ia memutuskan untuk pindah ke Jerman di Kota Munich, kemudian pindah lagi ke Inggris di Kota London sekarang.

Merelakan keluarganya di Rusia sendirian dan mengubur hidup-hidup rasa prihatin pada dirinya. Semua dilakukannya dengan segala cara demi menembus langit cakrawala. Ikatan batin dan emosional membuat kerangka logika menjadi rancu.

Saat ini, Dr. Sofia sedang melakukan penelitian tentang penggunaan bioteknologi dalam struktur tubuh manusia. Memungkinkan baginya untuk mengembangkan ketahanan daya tahan tubuh dan juga radiasi yang berbahaya. Selama bertahun-tahun hingga saat ini bahaya radiasi menjadi momok menakutkan bagi manusia. Dr. Sofia mencoba melakukan eksperimen pada seekor hewan bila terkena efek radiasi sinar-x dan sinar gamma.

Ia juga melakukan penelitian nuklir untuk pengembangan kendaraan ruang angkasa. Menurutnya ini menjadi solusi dari efek samping yang diterima jika membuat kendaraan itu. Selain itu juga, membuat bahan material khusus yang efektif untuk kendaraan ruang angkasa.

Di hari seperti biasa, Dr. Sofia berada di laboratorium. Melakukan pekerjaannya yang teliti. Laboratorium dipenuhi dengan peralatan canggih seperti spektrometer massa, mikroskop elektron, dan berbagai peralatan dan bahan kimia. Di dinding, terdapat papan tulis penuh dengan persamaan dan diagram terkait penelitian Sofia.

Siang itu, Ia memeriksa hasil akhir dari eksperimen yang dilakukannya yang cukup memakan waktu yang lama. Di dekatnya terdapat salah satu profesor yang menemani Dr. Sofia melakukan eksperimennya, Prof. Wander yang menemaninya semenjak Dr. Sofia berada di Jerman.

"Sofia, lihat hasil analisis ini. Kombinasi bahan nuklir dan enzim bioteknologi kita menunjukkan bahwa monyet ini mempunyai kekebalan fisik terhadap radiasi gamma," sahut Prof. Wander.

"Ini menarik, tapi kita perlu memastikan berapa lama daya tahan tubuhnya dan resiko kemungkinan setelahnya," jawab Sofia.

"Kita harus melakukan uji lebih lanjut pada sampel yang lebih besar. Jika ini berhasil, ini bisa menjadi terobosan besar. Kemungkinan besar sel tubuh buatan bioteknologi dapat menahan sinar gamma secara berkala." lanjutnya.

Hingga keesokannya, Dr. Sofia melanjutkan pekerjaannya dengan semangat baru. Ia menyusun laporan sementara tentang hasil eksperimen yang dilakukan, mencatat setiap detail yang penting. Kemudian, ia bersiap untuk melakukan presentasi didepan publik mengenai hasil penelitiannya.

Ia memasuki ruang konferensi, banyak kameramen dan berbagai media berkumpul menyorot hasil penelitiannya itu. Publik dibuat penasaran dengan apa yang Ia teliti sebenarnya. Publik berharap mendapat keuntungan sekaligus hal yang dapat membuat mereka berkembang. Dengan siap Dr. Sofia memulai penyampaiannya.

"Selamat siang semua, berdasarkan hasil eksperimen terbaru kita menunjukkan potensi besar dalam kombinasi bioteknologi untuk menciptakan sel tubuh yang tahan radiasi. Kami telah melakukan uji coba pada organisme tertentu dan hasilnya sangat menjanjikan. Sel tubuh buatan kita mampu menahan radiasi gamma tanpa menunjukkan tanda-tanda kerusakan signifikan." kata Dr. Sofia dengan penuh semangat.

Tiba-tiba seorang wartawan bertanya pada Dr. Sofia, "Apa langkah selanjutnya?"

"Kita akan melakukan uji lebih lanjut pada sampel yang lebih besar dan mulai simulasi klinis untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya." jawabnya.

"Menurut media, Anda telah menyalahi etika. Karena menggunakan hewan sebagai objek penelitian berbahaya. Bagaimana menurut anda?" Tanya seorang wartawan.

"Itu tidak benar! Selama ini kami mempertimbangkan sisi keamanan dan keselamatan terhadap penelitian kami. Selain itu, hewan yang digunakan juga baik-baik saja dan terawat. Ini demi mempertimbangkan aspek keberhasilan, penelitian kami untuk diterapkan dimasa yang akan datang." jawab Dr. Sofia dengan tegas.

Selama presentasi, Dr. Sofia dicecar berbagai pertanyaan dari para jurnalis dihadapannya. Setelah presentasi, beberapa ilmuwan mendekatinya untuk berdiskusi lebih lanjut tentang penelitiannya. Namun, ada juga yang skeptis dan mengkritik hasilnya. Ia merasa hal itu biasa saja. Kelak Ia yakin cukup membuktikan keberhasilan tentang penelitiannya.

"Sofia, ini memang terlihat menjanjikan, tapi bagaimana dengan risiko jangka panjang dari penggunaan bahan kimia ke dalam tubuh manusia?" tanya seorang rekannya dengan nada skeptis.

"Itulah mengapa kita perlu melakukan uji lebih lanjut dan simulasi klinis," jawab Sofia dengan tegas. "Saya yakin dengan pengembangan yang tepat, kita bisa mengurangi risiko dan meningkatkan keamanannya."

"Bagaimana dengan operasionalnya? Apakah institut siap mendanai penelitian ini?" lanjut Alexey, mempertanyakan kesiapan logistik.

"Saya akan mencari dukungan dari berbagai sumber," kata Sofia, suaranya penuh keyakinan. "Penelitian ini sangat penting dan saya yakin kita bisa mendapatkan dana yang dibutuhkan."

Setelah menghadapi para jurnalis, Ia juga menghadapi pandangan rekan ilmuwan yang memandangnya sebelah mata. Malamnya, Ia pulang dengan frustasi dan sedikit kecewa. Kurangnya dukungan dan moral yang ada. Tetapi disisi lain, Ia juga merasa tenang karena penelitiannya sedikit lagi berada di garis finish.

Hari larut malam, Dr. Sofia terjaga dari tidurnya. Tiba-tiba Ia mendapat pesan dari Prof. Wander bahwa ada kabar gembira dan kabar buruk untuknya. Ia meminta segera pada Prof. Wander untuk menyampaikannya. Tetapi Prof. Wander menolaknya dan memilih untuk menyampaikannya besok pagi.

Keesokan harinya, Dr. Sofia tidak bersabar menunggu Prof. Wander tentang kabar itu. Ia melihatnya, dengan segera mencegat Prof. Wander memasuki ruangannya dan meminta penjelasan.

"Sofia, saya baru mendapat kabar buruk dan kabar baik. Baiknya ada kemungkinan besar dana tersedia untuk kita terkait penelitianmu. Tapi, buruknya dana itu mendapatkan pemotongan. Karena institusi tidak ingin bertanggung jawab penuh dengan resiko yang timbul nantinya. Selain itu, ada tekanan besar dari pihak yang khawatir tentang dampak etis dan keamanan dari penelitian kita." kata Prof. Wander dengan rasa prihatin pada Dr. Sofia.

Ia pun menghela nafas setelah mendengarnya. "Terimakasih; Pak professor, ada baiknya kita menggunakan dana yang ada saja. Saya juga akan mencari bantuan dan dukungan dari pihak lain."

Rencana proyek pengembangan tubuh anti-radiasi pun dimulai dengan dana seadanya. Sementara itu, Dr. Sofia melakukan dengan pikiran pusing tujuh keliling. Memikirkan keberhasilan penelitiannya sekaligus sumber dananya.

Dr. Sofia mulai mencari dana tambahan dari berbagai sumber. Ia mengirim proposal ke berbagai institusi dan perusahaan teknologi tinggi, berharap mendapatkan dukungan untuk penelitiannya. Namun, banyak yang menolak proposalnya. Karena banyak penolakan, Ia mencoba meminta dukungan ke pusat langsung yaitu ke Kerajaan Inggris. Meskipun begitu, hasilnya tetap saja nihil.

Penelitiannya tertunda akibat dana yang kurang. Ia merasa frustasi, mencoba untuk memilih membatalkan penelitiannya sendiri. Tetapi Prof. Wander dan rekannya yang lain mencoba menahannya.

Di tengah upayanya yang terus mencari dana, Ia menerima kabar dari salah satu yayasan bioteknologi besar yang tertarik dengan penelitiannya. Mereka mengundangnya untuk presentasi lebih lanjut di hadapan dewan direksi. Sofia mempersiapkan presentasi tersebut dengan penuh semangat, berharap ini menjadi titik terang dalam usahanya.

Disaat titik yang terakhir inilah awal masalah bagi Dr. Sofia. Ketika ia kembali ke laboratorium setelah presentasi tersebut, ia dikejutkan oleh penggerebekan pihak berwenang. Polisi dan petugas keamanan memasuki laboratoriumnya dengan membawa surat perintah penggeledahan.

"Hey! Apa yang terjadi disini??" tanya Dr. Sofia dengan terkejut melihat ruangannya berantakan.

"Dr. Sofia, kami menerima laporan adanya aktivitas yang mencurigakan dan berpotensi membahayakan keamanan publik. Kami harus memeriksa laboratorium Anda," jawab seorang petugas dengan tegas.

Ia akhirnya pasrah melihat ruangan laboratoriumnya hancur berantakan, seluruh peralatan dan sampelnya disita, dan dianggap mencurigakan. Kini, Ia hanya menatap seisi ruangan dengan wajah sedih. Penelitiannya tak lagi memiliki harapan.

Prof. Wander datang menghampirinya. Meyakinkannya agar pantang menyerah dan terus berjuang. "Tidak perlu menyerah sekarang. Sudah terlalu jauh untuk mundur," kata Prof. Wander dengan nada tegas.

Karena insiden penggeledahan itu, salah satu yayasan bioteknologi itu batal mendanai proyek penelitian Dr. Sofia. Mereka tidak ingin terlibat dalam masalah. Hingga beberapa hari kemudian, Dr. Sofia bersama rekannya yang lain membereskan sisa-sisa penelitiannya sekaligus mengosongkan ruangan itu. Dengan demikian, terobosan yang Ia cetuskan berakhir gagal.

Masalah tidak berakhir sampai disitu, Dr. Sofia menghadapi banyak tekanan dari berbagai pihak. Mereka mendapatkan tuduhan bahwa melakukan proyek rahasia yang berbau nuklir di pusat Kota London. Tuduhan itu mendapat reaksi kecaman dari pihak keamanan dan pemerintah.

Tak lama kemudian, Ia mendapat surat panggilan dan ultimatum dari aparat keamanan, jika tidak segera membereskan sisa-sisa penelitiannya dan menyerahkan segalanya, maka Ia akan dijemput paksa dimanapun Ia berada.

Beberapa kelompok aktivis mulai menggelar protes menentang penelitian Dr. Sofia, menuduhnya mengabaikan etika dan keselamatan hak asasi manusia. Ia merasa semakin tertekan, tetapi Ia tahu bahwa jalan yang ditempuh ini tidak akan mudah.

Prof. Wander menyarankan agar Ia segera kabur dari London sebelum lusa esok. Jika tidak, maka Ia mendapat hukuman berat. Akhirnya setelah sekian lama bekerja sebagai ilmuwan, Ia memutuskan untuk berhenti di London dan pergi ke kampung halamannya di Veliky-Novgorod, Rusia.

Di hari sore Ia memesan tiket keberangkatan ke Moskow. Dengan tergesa-gesa, malamnya Ia segera pergi ke bandara udara dan langsung berangkat tanpa berpamitan langsung pada Prof. Wander di London.

Awal yang sulit bagi Dr. Sofia, yang mencoba melakukan inovasi di Inggris. Kini harus melarikan diri ke kampung halaman. Berharap Ia disana dapat melanjutkan proyek penelitiannya bersama instansi setempat. Mengingat Dr. Sofia adalah ilmuwan terdepan, apakah Ia dapat diterima di Rusia? Nasib membawanya.

1
anggita
like👍+☝tonton iklan. semoga novelnya lancar banyak pembaca.
NautamaDaiku
mampir juga ka
Leekay_Clowpd
keren kak ^^, apa kakak ada rencana buat ikut space explorer nanti?
Leekay_Clowpd: tentu, kebetulan juga aku punya cerita space explorer, sekalian nyari inspirasi ^^
D. Septian: Kemungkinan, bantu support ya/Plusone//Good/
total 2 replies
D. Septian
terjadinya*
Scar
Mantap banget! 🙌
D. Septian: Bakal update kok😉
total 1 replies
kappa-UwU
Ga sabar jilid berikutnya
D. Septian: Sip, saran dan dukungannya ya👍
total 1 replies
Muhamad Ali
Maknyus! 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!