NovelToon NovelToon
Reincarnated As An Extra

Reincarnated As An Extra

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sistem / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Akademi Sihir / Masuk ke dalam novel
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Blizzardauthor

"B-bagaimana mungkin aku bisa berada di sini?!" Ucap Fazel terkejut bukan main ketika menyadari situasi aneh yang ia alami.

Fazel secara tiba-tiba terbangun dalam kehidupan baru sebagai karakter tambahan dalam dunia novel yang populer. Ia awalnya bingung dan kaget dengan situasi yang tidak biasa ini, namun segera ia menyadari bahwa dirinya saat ini sedang berada di dunia novel

Dalam perjalanan hidup barunya, Fazel bertekad untuk memanfaatkan pengetahuannya tentang alur cerita dan karakter-karakter dalam novel. Ia berusaha untuk menjadi karakter yang kuat dibalik bayang-bayang, tanpa berniat untuk mengganggu jalan cerita utama.

Apakah ia mampu memanfaatkan pengetahuannya tanpa menanggung konsekuensinya? Simak Lebih Lanjut Kisah Fazel dalam dunia novel yang ia masuki!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Blizzardauthor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dungeon Buatan Gua Gelap

"Hoaaammmm... Aku masih ngantuk." Gumamku beberapa kali menguap dengan ekspresi cukup lesu melangkahkan kaki menuju ke akademi. Awalnya aku berniat untuk membolos saja, namun karena ada kelas praktik hari ini dan mengingat siapa anggota kelompok ku, mau tidak mau aku harus datang.

"Hmm, aku benar-benar malas." Gumamku sambil menguap lagi. Tiba-tiba, jam digital ku bergetar, menampilkan pesan yang sama seperti sebelumnya yaitu, tentang murid yang hilang.

Aku menggigit bagian bawah bibirku. Ketika membaca sekilas pesan tersebut. Dengan ini, totalnya sudah ada lima korban. Masih ada empat korban lagi sebelum Shopia sebagai target terakhir.

"Aduh, mengapa si penculik tidak langsung menculik Shopia saja sih?!" Batin ku sambil menggerutu tanpa diketahui oleh siapa pun. Meskipun aku tahu bahwa dalam alur cerita ini, hubungan antara Liam, Shopia, dan Evelyn akan menjadi lebih erat, tetap saja aku tidak bisa menutup fakta pada korban-korban sebelumnya.

Seraya menghela nafas panjang aku kembali melangkahkan kaki menuju Akademi.

>>>>>>______

Kelas Satu A

"Baiklah semuanya perhatikan kemari." Ucap Louis Gabriel seraya bertepuk tangan beberapa kali meminta perhatian para murid kelas satu A.

"Kalian mungkin sudah tahu, tapi aku akan menjelaskannya secara singkat lagi. Pelatihan praktik hari ini sedikit berbeda dengan yang sebelumnya. Selain fakta kelas sebelah juga ikut serta dalam pelatihan ini, pelatihan ini juga akan dilaksanakan di dungeon buatan yang di kelola akademi." Jelas Louis Gabriel dengan singkat dan jelas.

Di Akademi Elysium, terdapat berbagai dungeon buatan dengan medan yang beragam yang dirancang khusus untuk melatih para murid dengan lebih efektif. Mulai dari hutan terlarang, gua gelap, labirin, lembah, hingga medan es ekstrim, setiap medan diciptakan dengan monster buatan yang unik sesuai dengan lingkungan tersebut. Semua dungeon ini didasarkan pada prinsip sains dan menggunakan teknologi tercanggih pada zamannya untuk menciptakan pengalaman pelatihan yang menarik dan menantang bagi para murid Akademi Elysium untuk segera terbiasa pada dungeon nyata.

Raut wajah para murid menunjukkan ekspresi yang bermacam-macam. Bahkan Charlotte yang biasanya menanggapinya dengan santai dan Acuh, menunjukkan ekspresi yang cukup kaku ketika menyimak penjelasan dari Gabriel.

"Baiklah itu saja penjelasan singkatnya. Kalau begitu mari kita berangkat." Ucap Gabriel keluar terlebih dahulu baru kemudian diikuti oleh murid-murid yang lainnya.

"Sepertinya ini akan menjadi situasi yang cukup berbahaya," batinku sambil melihat ekspresi serius dan tegang para murid peringkat atas. Aku sudah menyiapkan diri dengan membawa senjata pribadiku meskipun ada aturan larangan penggunaan senjata pribadi. Aku melakukannya sebagai langkah antisipasi untuk menghadapi situasi yang mungkin tidak terduga.

>>>>>>______

"Jadi ini dungeon buatan ya."

"Entah mengapa aku merasa merinding ketika menatap langsung kegelapan gua itu"

"Sepertinya bukan hanya aku saja yang gemetaran ya"

Begitulah reaksi para murid-murid dari kelas Satu A dan B menatap gugup goa besar yang berada dihadapan mereka. Seperti yang telah dikatakan oleh Gabriel sebelumnya bahwa pelatihan ini sedikit berbeda, dimana selain fakta kelas A, kelas B juga ikut serta dalam pelatihan ini.

Saat ini seluruh murid Kelas Satu A dan B sudah berkumpul didepan mulut gua yang cukup besar lagi gelap. Gua besar tersebut tidak lain adalah teknologi dungeon buatan yang dijelaskan sebelumnya.

Aku yang merasakan hembusan angin yang keluar dari mulut gua pun juga merasakan hal yang sama. Namun alih-alih perasaan gugup, aku lebih merasakan perasaan tidak enak. Entah kenapa, aku merasa sesuatu yang tidak terduga akan terjadi kedepannya.

"Untung saja aku membawa pistolku." Batinku didalam hati bernafas lega, karena insting ku saat ini merasakan ada sesuatu yang tidak beres didalam dungeon tersebut.

"Baiklah sebelum kalian semua masuk ke dalam gua tersebut, pertama-tama berkumpul lah dengan kelompok yang sama seperti sebelumnya. Satu tim berisikan delapan orang yang berarti terdiri dari dua kelompok. Aku akan mengumumkannya setelah itu." Jelas sang instruktur tersebut.

Aku yang mendengar itu mulai mencari Charlotte dan menemukan dirinya, dimana ia tengah menatap lurus ke arah dungeon buatan tersebut. Melihat dari ekspresi seriusnya, sepertinya Charlotte benar-benar gugup.

Aku sendiri tidak terlalu gugup, mengingat sudah pernah melawan langsung monster dengan peringkat yang cukup tinggi. Walaupun tidak menghadapinya secara langsung, namun tetap saja pengalaman adrenalin kala itu tetaplah nyata.

Tidak lama kemudian, Luna dan Hiroto pun muncul dan mendekat ke arah Charlotte. Terlihat pergelangan tangan keduanya gemetaran seraya memasang ekspresi wajah yang cukup pucat.

"Hei Fazel, kau tidak gugup. Jujur saja aku sangat gugup sampai-sampai kedua tangan ku gemetar ini." Ucap Hiroto kepadaku. Walaupun dirinya orang jepang, namun ia terdengar fasih berbicara bahasa negara lain.

"Kau ini bilang apa, aku pun sama seperti mu, juga merasa gugup saat ini. Namun, sebagai seorang penembak jitu, alih-alih merasa gugup aku harus berkepala dingin dan setenang mungkin dalam segala situasi apapun itu." Ucapku yang jelas berbohong, karena faktanya memang tidak gugup. Alih-alih gugup, aku sangat waspada dengan perasaan ku yang tiba-tiba tidak enak.

Hiroto yang mendengar itu merasa kagum dan Luna yang berada di sebelahnya pun memasang ekspresi tidak jauh berbeda, sedangkan Charlotte hanya biasa saja tidak mengatakan apapun.

"Kenapa kalian berdua menatap ku seperti itu?" Tanya ku seraya mengangkat sebelah alis melihat tatapan aneh yang di tunjukkan oleh Hiroto dan Luna.

"Tidak apa-apa, aku hanya tidak mengira bahwa kamu juga bisa mengatakan hal bijak seperti itu." Ucap Hiroto sambil disetujui oleh Luna.

Aku yang mendengar itu hanya memasang ekspresi malas dan tidak berniat untuk membahas nya lebih lanjut lagi.

"Baiklah aku akan membagi tim kalian semua." Ucap sang instruktur setelah melihat para murid dari kedua kelas sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Tidak lama kemudian layar proyeksi muncul dihadapan semua orang dan terlihat disana nama-nama timnya.

Aku yang melihat itu, menganggukkan kepala, karena semuanya sama persis dengan yang ku baca. Namun ekspresi ku berubah menjadi gelap saat itu juga, ketika melihat satu kelompok dari sekian banyak kelompok yang ada.

...----------------...

[Tim 1]

> Satu A: Kelompok Liam

> Satu B: Kelompok Wily

[Tim 2]

> Satu A: Kelompok Lucius

> Satu B: Kelompok Wong

[Tim 3]

> Satu A: Kelompok Lara

> Satu B: Kelompok Alex

[Tim 4]

> ...

[Tim 5]

> ...

[Tim 6]

> Satu A: Kelompok Charlotte

> Satu B: Kelompok Ethan

...----------------...

"Anggota kelompoknya sama persis dengan yang ku baca, kecuali satu kelompok yang tidak terduga." Batinku menatap serius Tim 3 dimana itu adalah kelompok Lara.

"Jadi ini perasaan tidak nyaman yang kurasakan, kah..." Batinku menghela nafas seraya memasang raut wajah jelek. Alasan aku bereaksi seperti itu pada Tim 3, karena pemimpin kelompok dari kelas sebelah adalah kaki tangan dari penculik yang saat ini sedang meneror akademi.

"Ckkk, ini jadi merepotkan." Gumamku sembari memasang raut wajah jelek, karena mau tidak mau aku harus turun tangan langsung mengawasi nya, karena bisa jadi kemungkinan alur tidak terduga akan terjadi kedepannya.

>>>>> Bersambung

~ Salam hangat dari author jangan lupa tinggalkan jejak ya. semoga sehat selalu untuk saudara-saudara se ras ku.

1
Somebody
Lanjut lagi thor
Ren Sa
Pertama🥳🥳🥳🥳🥳
Ren Sa
Semangat semangat ✊🏼✊🏼
Surender
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
Surender
Semangat terus nulisnya kak, dijaga kesehatannya selalu🥳🥳
Rey Valendra
kapan up
Ta Ma
Pertama Thor
Ta Ma
Hadir thor, tetap semangat
Ren Sa
Semangat Thor nulis nya
Ren Sa
🤗🤗🤗🤗🤗
Dark knight
up up up up 🥳
Somebody
Semangat yuk Thor
korek ngok
Pertama thor 💯💯💯💯
korek ngok
Terima kasih atas update nya thorr
Ta Ma
Yo lagi semangat ✊🏼✊🏼✊🏼
Ta Ma
Gas lagi thorrr 👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
Ta Ma
Up up up
Ta Ma
Up thorr
Dark knight
🥳🥳🥳🥳💯💯💯💯
Dark knight
Lagi thorr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!