NovelToon NovelToon
Di Tandai Duda Ganas

Di Tandai Duda Ganas

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:366.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Yulianti Oktana

Pertemuan pertama di toko roti, membuat hidup Anjani selalu dihantui oleh seorang duda dingin bernama Kendra.
Anjani tak tahu bahwa Kendra adalah atasannya di tempat Anjani bekerja sebagai office girls.
Kendra yang kesal pada Anjani karena mengatainya pria impoten ketika sedang berebut sepotong roti, membuat Kendra bertekad akan balas dendam pada gadis berlesung pipi itu. Apalagi dia tahu bahwa Anjani adalah karyawan di kantornya.
"Akan ku buat kau seperti di neraka, kucing kecil" seringai mematikan dari bibir Kendra.
Akankah Anjani bertahan bekerja di kantor milik Kendra??...
Ataukah akan terjadi bibit cinta antara keduanya???
Baca terus ya novelku..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketahuan Berujung Malu

Kendra sengaja mengajak Anjani ke sebuah ruang khusus yang di gunakan Kendra untuk menyimpan barang-barang pribadinya. Kesempatan ini ia manfaatkan untuk bercumbu dengan Anjani.

"Mas kamu ajak aku kemana?" tanya Anjani.

"Sudah ikut saja!" jawab Kendra.

Ketika mereka sudah masuk kedalam ruangan itu, Kendra langsung menguncinya.

"Mas kok di kunci?" tanya Anjani heran.

"Stttttttttt" Kendra langsung memeluk Anjani.

"Mas" Anjani tahu kalau Kendra ingin dekat-dekat lagi.

Kendra pun mengangkat wajah Anjani lalu ia memandangnya dengan perasaan yang dalam.

"Sayang, apa kamu benar-benar mencintaiku?" tanya Kendra.

"Kenapa Mas tanya seperti itu, aku sudah katakan kalau aku sangat mencintaimu Mas, dan tidak pernah ada keraguan apapun" balas Anjani.

Kini hati Kendra sudah tenang. Gadis di hadapannya benar-benar sudah menyerahkan hatinya pada dirinya.

Kendra pun langsung membawa tubuh Anjani ke atas sofa.

"Mas ingin kamu malam ini!" bisik Kendra dengan penuh nafsu.

"Mas jangan!" Anjani tahu apa yang di inginkan sang kekasih, tetapi berat rasanya jika harus menyerahkan mahkota yang selama ini ia jaga.

"Kenapa jangan, hem? Mas akan nikahi kamu sayang, jadi jangan takut" Kendra terus membujuk sang gadis.

Walau menolak, akhirnya Anjani pasrah dan tak mampu mencegah Kendra yang sedang menginginkan tubuhnya.

Di ruang tamu, Gendis mulai resah karena Kendra dan Anjani tiba-tiba menghilang. Ia sebenarnya ingin mengajak Anjani ke kamarnya untuk memilih cincin yang akan di berikan pada Anjani.

"Bik Pipit apa melihat Kendra?" tanya Gendis pada ART nya.

"Mas Kendra tadi ke ruang pribadinya Bu!" balas Pipit.

"Sama pacarnya?" tanya Gendis.

"Iya Bu berdua!" jawab Pipit lagi.

Gendis pun jadi cemas dengan Anjani, ia tahu jika Kendra sebelumnya pernah melecehkan Anjani sewaktu Kendra pertama kali menjabat sebagai CEO di perusahaannya, apalagi sekarang Anjani sudah resmi jadi kekasih Kendra, maka dari itu sang putra bisa bertindak sesukanya.

"Duh Kendra bikin aku cemas saja!" Gendis segera berlari mencari kunci cadangan agar bisa membuka pintu ruang kerja milik Kendra.

Kini Gendis sudah membawa kunci itu dan benar saja pintunya dalam keadaan terkunci.

Gendis pun lalu pelan-pelan membuka pintu itu, ia berjalan menyusuri rak-rak buku tempat biasa sang anak mencari inspirasi.

Lalu ia pun berdiri di balik rak itu seketika matanya melotot menyaksikan apa yang terjadi di depan matanya.

"Sayang, Mas sudah gak tahan masukin ya sekarang!" rengek Kendra.

"Jangan Mas kata orang akan sakit!" Anjani masih menolak.

Saat itu keadaan mereka sudah polos. Gendis bisa melihat tubuh sang putra yang sudah di selimuti gairah.

"Pelan-pelan saja ya!" bujuk Kendra.

Anjani pun mengangguk pasrah.

Brak!!!!!!

Gendis melempar setumpuk buku-buku ke arah keduanya, sontak Kendra dan Anjani pun terperanjat kaget.

"Ma!" gumam Kendra.

"Tante!" gumAm Anjani.

"Mama tunggu kalian di ruang keluarga!" ucap Gendis lalu pergi dari hadapan keduanya.

Kendra dan Anjani segera memakai baju. Malu sudah tentu, tetapi Kendra tak sepanik Anjani. Ia bisa menguasai dirinya sendiri dan bersikap biasa saja.

"Mas...Hikhikhik....Sudah aku bilang jangan, kenapa kamu memaksa" Anjani berkata sembari memukul-mukulkan tangannya pada dada Kendra.

"Sudah jangan nangis, hadapi saja!" Kendra yang masih belum rapi di bajunya pun menggandeng Anjani keluar dari ruangan itu.

Kini Kendra dan Anjani sudah berada di hadapan Gendis dan Leon. Kedua orang tua itu memandang murka pada keduanya.

"Katakan pada kami kenapa kalian bisa punya pikiran untuk melakukan itu?" tanya Leon marah.

"Ini salah aku, Pa!" jawab Kendra.

Anjani hanya bisa tertunduk malu sembari menangis.

"Itu burung kandangin dulu,, haishhhhhh malah nonghol begitu" omel Gendis melihat benda pusaka Kendra mengintip syahdu dari balik celana yang belum di kancing rapi.

Seketika semua orang ingin tertawa tetapi di tahan.

Kendra hanya nyengir kuda saja merasa tak berdosa.

"Anjani, angkat kepalamu!" perintah Leon.

Anjani pun dengan malu-malu mengangkat wajahnya.

"Kenapa mau lakuin itu? Anjani masih perawan kan? Harusnya di jaga dengan baik mahkotanya!" nasihat Leon.

"Mas Kendra memaksa!" jawab Anjani sembari terisak.

Plak!!!!!

Gendis kesal lalu melempar bantal sofa ke arah Kendra.

"Sudah Mama duga kalau duda lapuk ini yang memaksa" kesal Gendis.

"Kendra jangan rusak anak gadis teman baik Papa dong, gimana sih kamu ini!" kesal Leon.

"Ya gimana lagi Pa, namanya juga kebelet. Mama sih kenapa masuk segala!" kesal Kendra.

"Jadi kamu nyalahin Mama?" Gendis kesal di salahkan oleh sang putra.

"Begini saja Ma, dari pada nanti terulang lagi dan dia malah berbuat dosa, kita nikahkan saja mereka secepatnya. Apalagi Keduanya saling mencintai apalagi yang di tunggu!" ucap Leon.

"Om, tapi Bapak!" sela Anjani merasa belum siap.

"Nanti Om yang bicara pada Rusli. Kalian berdua tahu beres saja. Seminggu lagi kalian nikah, kita ke Bandung jemput Rusli. Om harap kamu tidak menolak" papar Leon.

"Anjani, Tante mohon kamu jangan menolak, kasihan Kendra sudah kelaparan ingin ada penyaluran. Hampir delapan tahun loh dia duda, masa kamu gak kasihan. Mau ya sayang!" bujuk Gendis.

Anjani pun dengan malu-malu mengangguk tanda setuju. Tapi ia masih marah pada Kendra kenapa sang kekasih memaksa berbuat itu ketika status nya belum sah dimata agama. Untung ada Gendis yang memergokinya jadi Anjani tidak jadi melakukan itu.

Anjani pun pamit pulang, ia sebenarnya ingin pulang sendiri dengan ojeg online, tetapi Kendra menolaknya.

Di dalam mobil Anjani masih cemberut. Ia tidak ingin bicara apapun pada Kendra. Ia kesal kenapa sang kekasih tidak bisa menahan hawa nafsunya.

"Sayangku, calon istriku kenapa cemberut begitu sih?" tanya Kendra.

"Pikir saja sendiri!" jawab Anjani dengan ketus.

Kendra mencoba memegangi tangan Anjani namun sang gadis langsung menepisnya.

"Masih marah, hem?" tanya Kendra sembari menepikan mobilnya.

"Mas, aku benar-benar merasa gak punya muka di depan kedua orang tuamu, Mas. Mereka menyangka kalau aku wanita murahan.. Hikhikhik" Anjani menangis sembari memukul-mukulkan tangangannya ke pahu Kendra.

"Sudahlah sayang, semuanya sudah terjadi. Aku juga pasti akan menikahi mu sebentar lagi. Sudah ya jangan ngambek lagi. Maaf ya" Kendra berkata sembari memeluk Anjani.

Anjani pun kesal ia lalu mencubit perut Kendra dengan kencang.

"Aduh sayang sakit" lenguh Kendra.

"Rasain, siapa suruh mesum!" umpat Anjani.

"Mesum sama kekasih sendiri kan gak apa-apa" balas Kendra.

Kini Kendra sudah berhenti di depan rumah Anjani.

"Mas aku masuk dulu" Anjani segera keluar dari mobil tak ingin lama-lama berdua dengan duda mesum itu.

"Hei Mas ikut!" ucap Kendra.

"Gak boleh!" balas Anjani sembari berlari membuka pintu lalu menguncinya dari dalam.

Melihat itu Kendra tak bisa menahan tawanya...

1
Bulan Bintang
Kya ank ABG manggil ny loe gue pd hal udh d sebut bpk2, ga cocok sih sbner ny mh hadehh 🤦🙏
Happy Family
tu la tu.... nikah cuma mau sedap anu anu.... mental tak siap komitmen... masih bodoh kawal perasaan... masih dungu soal kepekaan...pokoknya TIDAK DEWASA ... 9AKAL yg diguna pakai 1 nafsu aja.... miris..... jangan beralasan kerana pernah diselingkuhi... tindakan kamu tidak dibenarkan . titik tidak pakai koma. sakit hati aku... hahahahahha
Yulianti Oktana: sabar kak sabar...😂😂
total 1 replies
susi ana
thor, aq ngakak dewe baca nama pesantrennya. hehehehe
Rafilah Ariefiansyah
Luar biasa
Duda Fenta Duda
waduh thor
Ida Miswanti
Lumayan
shadowone
hahahahhahaha
Karil Laviqne
otak mereka berdua pada gresek y....
Karil Laviqne
begini nih anak zaman sekarang pacaran pantas banyak yang hamil duluan
mau smp/sma sama saja
Elly Rasmanawati
Luar biasa
Anie Baelah
Cukup bagus
shadowone
astaga jahatnya...
shadowone
hahahahahhahahaha
shadowone
whahahahahaha
Yulianti Oktana
itu sebagai perumpamaan saja kak
rama
air mata kejantanan?
rama
Luar biasa
rama
/Curse//Curse//Curse/
rama
bab pertama yg bagus, dan penggunaan bahasa sehari-hari yg mudah dicerna
Yulianti Oktana: terimakasih kakak... Sengaja Author tidak menggunakan banyak bahasa yang level tinggi, karena author ingin menciptakan novel yang bahasanya ringan saja....
total 1 replies
rama
bisa aja otor ini
Yulianti Oktana: hehehe.....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!