NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Hijrah

Jodoh Setelah Hijrah

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: As Cempreng

Ana Arista, gadis berusia 22 tahun yang hijrah dengan mulai memakai hijab. Namun, dia harus menerima kenyataan pahit saat pernikahannya dibatalkan dua minggu sebelum pernikahannya, karena alasan hijabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon As Cempreng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

Setelah memarkirkan motor, Winda masuk rumah dengan kesal sambil menarik jilbabnya.

"Hih pulang-pulang kok wajahnya ditekuk! Ada apa Neng? Mesti nggak ketemu Damar ya?"

"Bu, Damar lagi masak sama Anna."

Winarsih melotot. Dia menggeser kesamping buku tulisan bon-bon warga sini. Tangannya yang yang terdapat gelang emas banyak, untuk menopang dagu. "Paling juga anak aneh itu dibayar buat masak."

"Sudah santai ae Neng! Biar nanti bapakmu jodohin kamu sama Damar!" Winarsih tahu kalau ada kecemburuan di mata Winda.

"Memang bisa?" Winda mengangkat alisnya.

"Kenapa nggak bisa, bapakmu ketua RW? Ustadz Malik pasti mau-mau saja!" Mata Winarsih melebar saat melirik ke depan warungnya. "Eh, tuh Pak Hamdan sama siapa! Dari kemarin tuh pemuda mondar-mandir, apa dia temennya Damar?"

"Sepertinya, Bu!"

"Kok lusuh banget? Sebentar!" Winarsih memasukkan tiga bungkus roti harga 3000an. Lalu, keluar dengan tangan melambai-lambai. "Pak Hamdan, tunggu!"

Azzam menerima uluran kantong hasil mulung dari abi.

"Ini ada roti," katanya sambil menggerakkan tangannya sampai suara emas-emas bergesekan terdengar bergemerisik.

"Bu Winarsih, terimakasih, semoga rejekinya bertambah. Bertambah berkah, bertambah kebahagiaan."

"Aamiin-aamiin. Doakan biar tambah mantu juga!"

Pak Hamdan manggut-manggut. "Semoga Winda cepat dapat jodoh."

"Iya, bener, sama anaknya Pak Ustad. Biar selevel!"

Kening Azzam berkerut sangat dalam, penekanan di akhir itu terdengar sinis seperti merendahkan Pak Hamdan, membuatnya jadi sakit hati. Dia melirik abi yang senyuman itu sempat hilang tapi tersenyum lagi.

"Ya, semoga Winda dan Damar-"

"Betul! Mereka sama-sama lulusan luar negeri! Memangnya Anna cuma lulusan SMA mau nikahnya sama orang lulusan S1, lah ya seperti kemarin gampang diakal-akalin, ditipu pula!"

Tangan Azam terkepal. Ini sudah merendahkan orang lain. Namun, dia jadi berpikir memang siapa yang nipu Anna? Ditipu bagaimana dia sangatlah penasaran.

"Iya, saya maunya juga nguliahin Ana, pas aja belum ketemu rejekinya." Pak Hamdan tertawa kecil dengan wajah polosnya. Bagaimana dengan perasaannya? Hanya Pak Hamdan dan Allah yang tahu.

"Lah, makanya Damar lebih cocok dengan Winda ya? Masa sama Anna yang pakaiannya aja aneh?Bayangkan saja saat Anna berjalan di samping Damar, mungkin orang-orang jadi mengira Damar ikut aliran sesat!"

"Cukup!" Azam menatap tajam ibu paruh baya yang bahu itu langsung menegang dan gemetaran. "Jangan berbicara sembarangan soal Anna karena dia adalah seorang wanita baik-baik. Mungkin jauh lebih baik dari Anda saat di sisi Allah!"

"Nak Azzam," suara Abi lembut dengan tangan mencengkeram pergelangan Azzam, cengkeramannya kuat sampai membuat Azzam menahan nyeri. "Ayo, pulang!"

"Tidak, Abi dia harus minta maaf sama Abi," suara Azzam penuh penekanan tanpa mengalihkan tatapan tajamnya pada Winarsih. "Minta maaflah kepada Pak Hamdan!"

"Kalau aku tidak mau?"

"Istighfar, Azzam," suara Abi sedikit ada penekanan.

Winarsih langsung masuk kedalam rumah, di dalam kamar lututnya gemetaran sampai merosot duduk di lantai.

Winda mengintip dari balik etalase kaca. Jadi Anna sudah ada yang melamar? Matanya seketika berbinar. Wah, ternyata pemuda itu? Cocok lah kalau dia dengan Anna!

*

"Abi Anda tidak apa-apa?" Tanya Azam saat hari telah sore. Sikap Abi masih sama ramah senyuman seolah-olah tidak pernah ada kejadian tadi.

"Emang Abi kenapa?" Hamdan bertanya balik sambil menikmati sejuknya sore dan matahari yang akan tenggelam saat rona oranye memenuhi langit diatasnya.

"Apa Abi tidak sakit hati, seseorang telah merendahkan Abi? "

Hamdan menggelengkan kepala. "Sudah jangan dipikirkan. Dia teman Abi. Emang begitu blak-blakan tetapi sebenarnya baik." Dia berdiri, menghampiri pengepul keluar dari gubug. Uang 120 ribu dari hasil jualan rongsok diterimanya.

Separuhnya diberikan ke Azzam. "Ini untuk kamu, hari ini kan ikut bantu Abi. Hasil keringatmu sendiri perlu dinikmati. Semoga berkah, ya Nak."

"Abi .... Aamiin." Azzam hampir-hampir menangis menatap uang lusuh 50 dan 10 ribu dengan mata berkaca-kaca. "Ini beneran buat aku?"

"Yah, seneng banget ya!"

Azzam mengangguk-angguk saat mendengar tawa kecil abi yang seolah tak punya beban.

*

"Assalamualaikum, Umi! Lihat Abi bawa apa ini?"

Anna keluar dari tenda lalu terpanah saat melihat wajah lelah Azam yang kemerahan disertai keringat. "Walaikum salam. Abi," katanya langsung menerima uluran dua nasi kotak dari abi. "Alhamdulillah, Anna juga tadi dikasih makanan oleh Bu Rini."

"Umi kemana?" Tanya Azam pada Anna.

"Oh, Umi lagi nyetrika di tempat Bu Haji Rosida."

"Wah! Laper."

"Tunggu, Abi!" Anna masuk ke dalam dan mengambil dua kotak nasi. "Ini dari Bu Rini. Abi dan Bang Azam makan dulu."

"Bang?" gumam Azzam, matanya melirik kanan-kiri dan meringis. Ana sempat meliriknya lalu menunduk, dia tahu wanita itu tersenyum malu-malu. Dadanya bergetar karena tak tahan ingin segera mempersuntingnya. Kenapa abi tidak langsung menerimaku si!

"Sudah makan cepat, sebentar lagi magrib." Hamdan menyenggol lengan pemuda itu, dia sadar pemuda itu senyum-senyum cuma karena dipanggil Abang.

1
Widi Widurai
kaya tau kisah inii.. tp dicritain siapa y 🤔
S. M yanie
semangat kak..
S. M yanie: sama sama kak, saling mendukung yah, karna aku baru belajar.
As Cempreng tikttok @adeas50: terimakasih kak yanie🙏 kakak juga semangat
total 2 replies
LatifahEr
Nyesek, Thor 😥
As Cempreng tikttok @adeas50: igh igk/Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!