NovelToon NovelToon
Pura-Pura Di PHK

Pura-Pura Di PHK

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:76.6k
Nilai: 5
Nama Author: DvaMlny

Terlahir dan tumbuh di pantai asuhan membuat Rani begitu mengharapkan kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari siapapun.

Pertemuan dengan sosok laki-laki yang bernama Arka, membuat Rani merasakan dekapan hangat dari seseorang yang berjanji akan menjadikannya ratu di hidupnya.

Namum, seiring waktu berjalan sikap Arka dan keluarga membuat Rani seakan tertekan. Tapi pernah mereka mengerti apa keinginan Rani, yang mereka tahu hanya uang saja.

Akankah kehidupan rumah tangga Rani akan berjalan dengan lancar? Atau sebaliknya.

Jangan lupa ikuti keseruan novel ini dan support.

Terimakasih 💙

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DvaMlny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 16-Mulai Bertindak

Pagi yang cerah tapi tak secerah mood Rani. Pertengkaran tadi malam membuat Rani tak memiliki semangat bahkan hanya diliputi oleh rasa kesal. Bahkan sekarang tidak ada keributan seperti hari-hari kemarin. Rani cukup bersyukur karena tak perlu repot-repot menghempaskan hama yang mengganggunya.

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul delapan pagi tapi Rani masih saja berguling-guling di atas ranjang sambil memikirkan cara seperti apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan tanda tangan dari Arka. 

Tiba-tiba ide yang amat berlian langsung melintas di pikiran Rani beruntung saja Rani sempat membaca cerita-cerita novel di platform berbayar. 

Segeralah Rani duduk dan mengambil uang yang ada di dompetnya. Ia sebenarnya enggan tapi tak apalah demi sebuah misi. Rani turun dari ranjang dan melangkah keluar dari kamar. Terlihat sekali Keluarga benalu menatapnya. Rani terus melanjutkan langkahnya dan tak menghiraukan keberadaan mereka, ia duduk di bawah pohon mangga menunggu Mamang sayur.

Terlihat di ujung gang Mang Udin melaju kearahnya.

“Eh Mbak Rani, tumben banget udah lama nggak belanja sama Mang Udin sih,” ujar Mang Udin tertawa.

“Heheh iya nih Mang, lagi sibuk banget akhir-akhir ini. Oh iya kok Mang Udin baru sampai padahal udah jam setengah sembilan loh.”

“Ini sih Jono tiba-tiba mogok Mbak nggak tahu kenapa, mana udah sepi kayak gini. Bisa rugi aku.”

Aku tertawa melihat ekspresi Mang Udin yang terlihat galau.

“Mang Udin harus optimis dong, insha Allah nanti habis juga kok. Nih Mang sekali dihitung ya,” ujarku sambil meletakkan bahan makan yang aku pilih tadi, cukup banyak karena aku juga kasihan melihat Mama yang makan seadanya.

“Semuanya tiga ratus dua puluh ribu Mbak eh.”

Setelah menerima kembali uang, ku langkahkan kaki ke arah rumah dan melihat Mama yang mengintip dibalik jendela. Namun, aku pura-pura tak tahu saja. Ku teruskan langkah dan membawa barang belanjaan ke dapur dan memasak lauk-pauk yang enak.

Selama satu jam setengah aku berkutat dengan alat-alat dapur dan akhirnya masakan yang aku buat tadi masak semua. Bahkan aromanya begitu menggugah selera. Aku makan sendiri tanpa menawari yang lain dan aku juga membuat makanan kesukaan Mas Arka.

Selesai makan ku langkahkan kaki kembali ke kamar dan menutup pintu. Sebelum pintu tertutup rapat dari arah ruang keluarga terdengar langkah kaki berlari menuju dapur.

Aku tersenyum mengejek dan merebahkan diri di atas ranjang dan tak lupa ku siapkan beberapa berkas yang akan Mas Arka tanda tangani.

***

“Tumben banget Rani belanja. Dan banyak banget lagi, tapi nggak apa-apa deh kan untung aku,” ujar Bu Sandra mengintip Rani dari balik jendela dan bergegas pergi dari sana.

Ia tak ingin Rani melihat dan bisa-bisanya harga dirinya bisa jatuh. Aku melirik Rani berjalan ke arah dapur tanpa menyapa kami sedikitpun. Aku begitu kesal melihatnya ingin ku unyul-unyul menantu durhaka ini.

Sepertinya keberanian ku sedikit mencuit mendengar ancaman Rani. Jadinya aku tetap diam saja dan menatap layar TV kesukaanku. Ku tatap Arka yang menatap layar TV dengan pandangan kosong, namun aku tak perduli dan meneruskan menonton TV.

Satu setengah jam sudah Rani berkutat di dapur bahkan aroma masakannya begitu menggugah seleraku. Aku tak sabar ingin memakan sudah lama perut ini tak dimanjakan paling hanya nasi dan dasar telur saja, bisa-bisanya aku terkena bisul.

Tapi tak ada panggilan sedikitpun dari Rani dapat aku pastikan jika ia makan sendiri tanpa mengajak kami.

“Istri kamu ini memang kurang ajar, Ka! Bisa-bisanya ia makan sendiri tanpa mengajak kita, mungkin Rani pikir perut kita ini cukup dengan makan angin,” ketusku.

“Mama bisa diam nggak sih, Arka lagi lemes banget tahu. Mama, pikir cuman perut Mama yang butuh asupan? Arka juga, Ma!”

“Harusnya kamu datangi Rani dan marahin dia. Mama udah lapar banget loh.”

Arka mendengus kesal kepada Bu Sandra yang tak mau diam sedikitpun.

“Bisa sabar sebentar Ma, sebentar lagi pasti Rani ke kamar kok. Harusnya Mama tiap hari masak biar kita nggak kelaparan.”

“Sembarang kalau ngomong kamu kira masak nggak butuh duit ha?”

Dari arah dapur Rani melanggar meninggalkan meja makan dan berlalu kedalam kamar. Aku tak sabar lagi menunggu Rani menutup pintu dan saat Rani menutup pintu kami berlari ke meja makan. Di atas meja makan terlihat masak yang menggugah selera bahkan ada nama kesukaan Arka.

Aku tertawa mengejek membayangkan Rani. Sebegitu takutnya jika berpisah dengan Arka. Tak ku hiraukan lagi, aku langsung menyendok dan memakan dengan lahap. Dina dan juga Arka makan dengan lahap seperti tak di beri makan beberapa hari.

Aku makan dengan cepat karena sebetulnya aku tak makan tadi malam. Mau makan apa di kulkas saja tak ada apa-apa sedikitpun. Aku mengelus perut yang teramat kenyang, bahkan sekarang perut ku membuncit kenyang.

Prott….

Terdengar suara alam yang sangat mengganggu, Arka tersenyum nyengir melihat aku melotot denganya.

Dan tak lama setelah itu ia meringis memegang perutnya dan berlari ke kamar mandi.

Setelah kenyang aku memutuskan berbalik badan dan melangkah ke arah kamar. Tapi aku begitu terkejut melihat Rani sudah berada di dapur dan menyandarkan badannya ke dinding. Tak aku hiraukan dan terus berjalan melewati Rani tanpa melirik sedikitpun. Malu? Pasti, tapi tak aku pedulikan sedikitpun. Dan mulai tertidur.

***

Bermenit-menit lamanya akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan ke arah dapur. Aku berdiri tegak menyenderkan badan ini ke dinding dan menatap keluarga benalu yang makan begitu lahapnya, bahkan mereka tak menyadari keberadaan ku.

Semua yang aku masak tadi ludes tak tersisa bahkan terdengar sendawa mertuaku sambil mengusap perut yang tampak membuncit. Aku tatap wajah Mas Arka yang seperti menahan sesuatu. Aku terkikik geli melihatnya.

'Yuhu, permainan dimulai,” batinku.

Mertuaku berbalik badan dan berniat kembali ke kamarnya, namun ia tersentak kaget menatapku berdiri tak jauh dari belakangnya. Namun, ia berpura-pura tak tahu saja dan terus melangkah ke kamar.

Terdengar suara pintu yang dibuka paksa, ku lihat Mas Arka terduduk di kursi makan sambil memegang perutnya yang aku yakin sakit melilit. Aku diam saja tanpa memperdulikan keadaan Mas Arka, rasa yang tumbuh semakin besar karena kebersamaan kami tiba-tiba hilang entah kemana. Dan tak lama setelah itu Mas Arka masuk lagi dan lagi. Kasihan sebenarnya tapi mau bagaimana lagi sekali-kali nggak apa-apa dong.

“Dek,” Arka memanggil Rani dengan lirih. Sakit perut yang ia rasakan sangat amat menyiksa bahkan sekarang ia tak memiliki tenang sedikitpun.

“Hm, kenapa Mas?”

“Tolong ambilkan obat, Dek, perut Mas sakit sekali. Mas juga capek bolak-balik ke kamar mandi terus.”

Rani pun melangkah mendekati Arka dan menyodorkan kertas yang tak tahu apa isinya.

“Cepat tanda tangan, surat ini berisi tentang izin kerjaku. Dari tadi aku sudah bosan menunggumu yang bolak-balik ke kamar mandi.”

“Dan ini obatnya, tapi sebelum itu cepat tanda tangan karena aku ingin mengirimkan secepatnya!”

Tanpa membaca apa isi di dalam kertas tersebut Arka langsung tanda tangan dan setelah itu meminum obat yang diberikan Rani.

Rani tersenyum senang dan berlalu pergi dari hadapan Arka.

“Yes! Kena kamu Mas.”

1
Rehaan Aamir
Novel apa She Nhe AMBURADUUUUULLLL Amaaatt Jln Crt Nya🤔🤔🤔🤔
Rehaan Aamir
Pusiiiiiiinggg Bacanya....Sebenarnya Yg Monolog Itu Siapa She....Kadang Rani Kadang Mertuanya....
ArlettaByanca
Suka merasa aneh seolah paket lengkap aja laki2 ga kerja/ga jelas kerjanya berikut tukang selingkuh....
Lucy
penyesalan Arka hanya sebatas ujung kuku... kok gak kapok sih?
Alfin
Luar biasa
Anhy Salewa
jual saja ibu sandra d kandang buaya biar mampus nih tuir
Anhy Salewa
bu sandra sadar diri napa udh tuir
Anhy Salewa
hahhahhha
Anhy Salewa
bosan ceritax kpn kelar tdk ada kemajuan cuma muter"
Anhy Salewa
nyonya Arka kerre Mokondo mkn tuh siska bikin aebel aja
Anhy Salewa
hahhahha ambil tuh mokondo
Anhy Salewa
ceraikan saja Rani juga suka
Anhy Salewa
astaga itu parahx menikah sama penagngguran
Anhy Salewa
dsar bnalu
Lina mfkr
/Kiss/
V'marbe
seru😘
Ririn Santi
mana bisa orang macam arka sadar, otaknya udah geser permanen, Krn dr awal mmg dia gak paham tanggungjawab sbg suami, terlalu keenakan berapa di zona nyaman
Arieee
si arka 👎👎👎👎👎👎👎👎👎👎
Dian Soedarminto
yach...kirain crita ini sudah tamat
🫢
DvaMlny: Masih ada kelanjutannya ya Kak🤗
total 1 replies
Dian Soedarminto
plg yg datang pengacaranya
😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!