Chiara harus meninggal dunia bersama dengan bayi di dalam kandungannya dalam sebuah kecelakaan yang direncanakan oleh keluarganya dan suaminya sendiri. Setelah dia mengetahui rahasia besar yang mereka simpan selama ini.
Namun, siapa sangka Chiara malah terbangun di saat 3 tahun yang lalu, tepatnya di hari pernikahannya dengan Riko. Setelah hidup kembali karena mengulang waktu, Chia pun bertekad untuk membalas dendam dengan lari dari pernikahannya dengan Riko dan menikahi pria lain yang sama sekali tidak dikenalnya.
Dan sungguh tak terduga bahwa pria yang Chia nikahi adalah Glenn Alexander Agraham. Yang merupakan seorang Ceo perusahaan besar sekaligus Mafia yang terkenal dengan sikap kejamnya yang tak kenal ampun.
Akankah rencana balas dendam Chiara kepada keluarga dan suaminya berhasil? Ataukah dia malah jatuh cinta pada suami kontraknya? Ikuti kisah serunya hanya ada di Aplikasi Noveltoon atau Mangatoon .
Dengan judul ....
𝙋𝙚𝙧𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝𝙖𝙣 𝘽𝙖𝙡𝙖𝙨 𝘿𝙚𝙣𝙙𝙖𝙢
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Senam Jantung Di Pagi Hari
“Tentu saja aku tidak membutuhkan uang receh itu, tapi aku sedang memikirkannya! Bayaran yang sesuai karena dia berani mengajak seorang Glenn Alexander Agraham menikah kontrak,” ujar Glenn yang sedikit menyunggingkan senyumannya saat mengingat tentang kejadian dimana Chia memberikan kartu Atm berisi 10 milyar.
“Tuan muda, apakah ada sesuatu yang membuat anda begitu terlihat bahagia?” Pertanyaan Jivin menyadarkan Glenn dari pikirannya yang terus tertuju pada Chia.
“Haish, sekarang bukan waktunya membahas soal ini. Bagaimana dengan pergerakan mereka setelah mengetahui kematian salah satu orang kepercayaannya?” Glenn segera mengalihkan topik pembicaraan.
“Mereka belum melakukan pergerakan apapun, Tuan muda! Mungkin karena terlalu sibuk melakukan pemakaman untuknya. Yang pasti pihak kita yang menjadi pihak utama yang dicurigai atas kematian orang itu. Namun, anda tenang saja kami sudah menghilangkan semua jejak anda di TKP,” terang Jivin menyampaikan informasi sesuai yang dia terima.
“Awasi terus! Dan perintahkan pihak kita untuk lebih waspada, karena mereka bisa menyerang kapan saja untuk balas dendam,” perintah Glenn.
“Baik, Tuan muda!” sahut Jivin.
“Jivin perintahkan seseorang untuk menyelidiki segala informasi tentang Chia dan keluarganya. Jangan sampai melewatkan sedikitpun, beberapa jam mengenalnya dia menyimpan begitu banyak rahasia yang menarik.” Glenn kembali memberikan perintah khusus, entahlah kini dia cukup tertarik dengan kehidupan wanita yang sudah sah menjadi istrinya.
“Ouh, baiklah! Tapi akan Nyonya besar belum mengetahui tentang pernikahan anda. Sebab di pesta itu ada Tuan Devon—”
“Haish, Sial! Itu juga yang ingin aku tanyakan padamu? Apakah Mama menghubungimu untuk konfirmasi? Si Devon sialan itu, pasti benar-benar memberitahunya?” Cecar Glenn yang kini terlihat sangat panik.
“Tidak ada satu pun kabar dari Nyonya besar.” Jivin menunjukan semua notifikasi di ponselnya baik panggilan maupun pesan.
“Sial, aku harus segera memastikannya sebelum Mama tiba-tiba muncul di depan Chia dan membawakannya hadiah yang tidak masuk akal,” ujar Glenn yang segera menghubungi Mamanya.
Drrt … Drrt….
“Halo, Sayang! Entah mengapa kali ini Mama sangat bahagia saat kau menelpon seperti ini? Kenapa kau menelpon Mama? Bukankah seharusnya saat ini kau sedang memproduksi banyak cucu untuk Mamamu ini? Kau nakal sekali!”
Habis sudah, perkataan Mama Mira sudah jelas mengatakan bahwa dia sudah mengetahui tentang pernikahannya dengan Chia. Tampak Glenn semakin frustasi, sebab mungkin dia sudah bisa menebak dimana Mamanya sekarang berada.
“Jadi, Mama sudah tahu tentang pernikahanku! Lalu dimana Mama sekarang?” tanya Glenn hanya untuk memastikan tebakannya.
“Kenapa kau masih bertanya seperti itu? Tentu saja, Mama sedang berada di dalam pesawat untuk menemui menantu Mama! Tolong, jangan membuat menantu Mama tidak bisa jalan ‘yah! Soalnya Mama sangat ingin menemuinya.” Tebakannya memang tidak pernah meleset, Glenn hanya bisa menghela napas pasrah menanti kedatangan Mamanya
“Mama boleh menemuinya, tapi tolong jangan memberikan hadiah yang terlalu mencolok untuknya,” pinta Glenn dengan nada penuh memohon, hingga membuat Mama Mira tampak kebingungan dengan permintaan putranya itu.
“Kenapa? Mama sudah menyiapkan kalung diamond yang sebelumnya kau dapatkan dari pelelangan, sebuah pulau beserta Mansion nya dan beberapa jenis mobil keluaran terbaru lalu sebagian saham Mama untuk hadiah menyambut menantu Mama,” jelas Mama Mira yang tampak bersemangat memberikan semua itu untuk menantu yang selalu dinantinya.
“Haah, sudah aku duga!” gumam Glenn yang terus menerus menghela napas.
“Tolong, jangan berikan semua itu, Ma! Sebenarnya dia mengira bahwa aku hanya seorang pegawai gedung pernikahan biasa. Jika dia tahu identitasku yang sebenarnya, mungkin setelah itu dia akan mengirimkan surat perceraian. Dia bukan wanita materialistis seperti wanita-wanita yang Mama jodohkan dengan Glenn dulu,” ujar Glenn yang tentu saja sebagian besar adalah kebohongan.
“Eeeh, kenapa kau menyembunyikan identitasmu seperti itu? Apakah kau begitu membenci wanita yang seperti itu? Padahal, kekayaanmu tidak akan habis meski istrimu nantinya menghambur-hamburkan uang begitu saja.” Terdengar jelas Mama Mira berdecak kesal dengan kelakuan putranya.
“Ma, tolong berjanjilah untuk menyembunyikan identitas Glenn yang sebenarnya. Jika Mama memang tidak ingin anak Mama satu-satunya ini menjadi seorang duda hanya dalam dua hari menikah.” Glenn semakin memohon, bahkan raut wajahnya sampai memelas hingga terlihat lucu dan hampir saja Jivin yang menyaksikan semua itu tidak bisa menahan tawanya.
“Haah, baiklah! Mama tidak akan memberikan semua hadiah itu sekarang. Bagaimana dengan sepadang cincin pernikahan untuk kalian? Bolehkan Mama memberikannya sebaga hadiah sementara?” Mama Mira meminta persetujuan Glenn.
“Tentu, Ma! Kalau itu boleh, Glenn juga belum memberikan cincin pernikahan untuknya,” jawab Glenn yang tersenyum penuh kemenangan.
“Aish, kau ini memang tidak bisa diandalkan sama sekali!” Mama Mira kembali berdecak atas kelakuan putranya.
“Hehehe … Ya, sudah Mama hati-hati dalam perjalanan nanti Glenn akan menyuruh Jivin untuk menjemput Mama di bandara,” ujar Glenn yang menyudahi sambungan telepon itu.
“Hmm, jangan lupa berikan Mama cucu yang banyak!” Pesan Mama Mira sebelum sambungan telepon itu dia putuskan secara sepihak.
“Haah, sepertinya kini aku sudah tahu bayaran apa yang aku inginkan darinya,” gumam Glenn yang tampak frustasi.
“Apa Nyonya besar meminta banyak cucu?” Tebakan Jivin benar seratus persen.
“Jangan bicarakan tentang itu lagi! Ayo, kita pergi ke markas sebentar. Aku perlu melampiaskan rasa frustasi ku ini,” perintah Glenn.
...****************...
Setelah melampiaskan rasa frustasinya dengan menyiksa beberapa tawanannya, Glenn akhirnya memutuskan kembali ke rumah Chia tepat pukul tiga dini hari. Awalnya dia ingin masuk melalui pintu kamar, tapi nyatanya terkunci hingga pada akhirnya dia masuk lewat jendela. Glenn segera membersihkan dirinya, sebelum dia ikut berbaring di samping Chia yang sudah tertidur lelap sambil memeluk sebuah buku.
“Sebenarnya apa yang sedang coba kau tulis, Chia! Rencana balas dendam yang begitu kekanakan,” gumam Glenn yang terkekeh geli melihat tujuan balas dendam Chia yang begitu ringan menurutnya.
“Untuk sementara aku hanya akan melihat bagaimana caramu balas dendam, tapi aku tidak janji untuk tidak ikut campur jika aku merasa tidak puas dengan balas dendammu ini. Bagaimanapun juga aku akan meminta bayaran yang sepadan untuk membantumu balas dendam,” sambungnya seraya menunjukkan seringainya yang penuh arti. Setelah itu Glenn pun ikut terlelap di samping Chia.
...****************...
Drrrt, … Drrtt, ….
Suara dering ponsel sungguh sangat mengganggu acara tidur Glenn yang baru berlangsung beberapa jam saja. Tanpa membuka mata, Glenn menerima panggilan telepon di ponselnya yang langsung terdengar teriakan, “Yakh, anak nakal! Cepat bangun dan bawa menantuku untuk sarapan bersama.”
“Astaga, jantungku hampir saja melompat keluar!” ujar Glenn yang seketika membuka kedua bola matanya sempurna sembari memegangi dadanya yang masih berdegup kencang karena saking terkejutnya mendengar teriakan sang Mama.
Bersambung, ....