jamZay darmawangsa keluarga terkaya di kotanya. Seorang Zay membenci para wanita terkenal, Apa lagi wanita cantik, yang memiliki banyak pesona. Bagi Zay, wanita cantik dan kaya akan banyak mempermainkan pria dan akan menjadikan pria sebuah pion atau ATM berjalan, dan untuk mereka pamerkan pada teman-temannya. Namun siapa sangka seorang Zay begitu benci dengan satu nama, dimana hingga sekarang pria itu begitu membencinya atas semua penghinaan yang iya terima dimasalalu.
Yuk mari ikuti kisahnya.
Follow IG : admiensyauqie
Follow Tiktok: Uqiee1280
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqie AlHaq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9
"Lian kamu bener- bener, masak kamu tidak membangunkan ku dan meninggalkan aku begitu saja di apartemen mu, lihatlah aku terlambat, kan jadi gak enak aku sama bos besar" gerutu Riana yang kini tengah duduk di sofa ruangan Lilian dan tengah memoles wajahnya dengan make up, sebab dia buru-buru ke kantor tanpa berias dulu.
"Memang siapa bosnya?" Tanya Lilian sambil bersedekap tangan didepan dada dia juga menyilangkan kakinya dan menatap Riana yang masih sibuk dengan make-upnya, bahkan Riana memberi tatapan jengah pada Riana, karena wanita itu mabuk dan merepotkan dirinya semalam.
"Kamulah, siapa lagi, kan kamu gantinya om Damar, beliau hanya mantau saja" namun tidak lama Riana menutup mulutnya dan menatap Lilian dengan tampang menyebalkan, tidak lama dia berdiri, bergegas keluar dan berlari menuju ruangannya sendiri.
"Riana!!!!!" Teriak Lilian dengan kesal, bisa-bisanya Riana ngomel padanya, sedangkan Riana yang telat, begitulah pikir Lilian.
Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul dua siang, waktunya para karyawan memulai pekerjaannya setelah istirahat makan siang.
"Bagaimana ini Lian, sungguh aku lupa, karena kesibukanku tadi" Riana mulai kelimpungan, dia tidak sengaja, bukan bermaksud mengabaikannya, sedang Lilian hanya menikmati makanan yang wanita itu makan, "Lian kau dengar tidak! bagaimana jika om Damar tahu soal ini, habislah kita!" kesal Riana, karena melihat Lilian yang hanya santai saja tanpa panik sedikitpun.
"Dimana pertemuannya Riana, kita sudah terlambat ini, apa kamu yakin klien kita masih mau menunggu," Lilian melihat jam di pergelangan tangannya, jam sudah menunjukkan pukul dua siang, dan sudah sangat Terlambat, jika pertemuan-nya jam satu siang tadi, ini sudah sering terjadi, dan Lilian sudah tidak kaget lagi, karena dirinya juga bukan pengingat yang baik, sebab Riana juga sudah bilang padanya, namun wanita itu juga lupa.
"Terima kasih tuan Damar atas kerja samanya, semoga kita bisa menjalin kerja sama ini dengan baik," tuan Damar juga ikut berdiri dan menerima jabat tangan Zay Darmawangsa.
Pria paruh baya itu tersenyum, dan mengingat kata- kata istrinya yang akan menjodohkan Lilian dengan putra Darmawangsa, tuan Damar sangat yakin jika pria didepannya inilah calon yang dimaksud sang istri, "Apa anda akan segera pulang, kenapa langsung berdiri setelah selesai kerja sama yang kita sepakati, kenapa tidak ngopi dulu atau mengobrol?"Tawar tuan Damar, pria itu juga ingin tau seperti apa pria pilihan istrinya.
Sedangkan Zay hanya tersenyum, namun senyuman itu sama sekali tidak nampak, "Apa ada yang ingin anda tanyakan tuan?"
"Anak muda yang to the point" batin tuan Damar, "Apa anda anak lelaki dari Darmawangsa?" Tuan Damar Kembali duduk dan disusul Zay, Zay memberi isyarat pada Rey untuk ikut duduk juga.
"Benar tuan Damar, anda mengenai ayah saya?"
"Tidak begitu, tapi istri saya teman baik mamah anda" tuan Damar yakin jika ini adalah pria yang istrinya pilihkan untuk Lilian.
Zay bingung ingin berkata apa, karena dia sendiri belum pernah bertemu dengan orang didepannya ini, "Baiklah tuan, kalau begitu saya permisi dulu, karena masih ada pertemuan lain tuan" Zay Kembali pamit.
"Panggil saja saya om, sepertinya kita akan menjadi keluarga nantinya."
Zay mengernyit bingung, tapi dia juga tidak peduli apa kata kliennya ini, pria itu kembali berjabat tangan dan berlalu dari sana, Rey juga membungkuk hormat dan ikut berlalu dari sana setelah mendapat anggukan dari tuan Damar.
"Dimana mereka, bisa-bisanya mereka tidak datang, untung saja saya sudah tau tabiat mereka berdua" gumam tuan Damar.
"Daddy!" Teriak Lilian dari kejauhan, Lilian berlari dan menabrak tubuh tua itu, sehingga tuan Damar hampir terhuyung.
"Matilah kamu Riana," batin Riana yang melihat tuan Damar juga menatap dirinya.
"Ck, apa kau masih tidak ingin pulang anak nakal?" Tuan Damar mengelus sayang rambut putri semata wayangnya itu, dan dia juga memberi senyuman pada Riana, sehingga Riana sedikit tenang.
waaduh zay dan key saksi🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
datangnya hidayah juga mutlak kuasa Allah
Setiap manusia punya masa lalu.
Tidak akan ada yang tahu bagaimana masa depan seseorang
Bisa jadi masa lalunya ada seorang cassanova atau mafia sekalipun
tapi
who knows akan masa depan seseorang
barangkali saja masa depannya dia adalah seorang ulama ternama
😁😁
Jika masa lalunya adalah cassanova
maka mungkin melalui jeni ... ashoka bisa menjadi pemuja cinta yang setia
😎😎😎