Shafira Sakina Mecca. Gadis cantik, yang baru berumur dua puluh satu tahun. Harus menerima perjodohan dengan pemuda bernama Zayn Athalla yang sudah berumur dua puluh lima tahun.
"Fira, aku tidak menyukai wanita seperti mu, karena yang pantas bersanding denganku hanya para gadis seksi dan menggoda. Bukan serba tertutup seperti mu." ucap Zayn begitu melihat Fira masuk kedalam kamar pengantin mereka. Yaitu di kediaman orang tua Zayn.
"Astaghfirullah, Mas! Kamu---"
"Besok kita akan pindah ke rumah pribadiku, kau tidak boleh ikut campur urusanku, karena pernikahan ini hanya untuk sementara." sela pemuda itu yang benar-benar ingin melampiaskan amarahnya pada sang istri.
Gara-garanya Fira menerima perjodohan mereka. Padahal dia sendiri saja juga tidak bisa menolaknya.
Lalu akan seperti apa kisah rumah tangga mereka? Sanggupkah Fira hidup bersama suaminya yang merupakan Casanova? Apalagi mantan kekasih suaminya hadir kembali dan ingin mengajak Zayn hidup bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaenab Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mahluk Astral. (Fira )
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
...HAPPY READING......
.
.
Deg!
"Kenapa dia bicara seperti itu?" gumam Zayn seraya melepaskan salt belt pada tubuhnya sendiri.
"Mas diam saja di sini? Aku berjanji tidak akan ada orang yang mengetahui bahwa aku pergi bersamamu. Jika dipersulit seperti ini, kenapa tadi tidak membiarkan aku pergi sendiri. Mungkin sekarang aku sudah pulang lagi." ucap Shafira yang tidak tahu harus seperti apa lagi.
Dia yang akan turun membeli kopi. Tapi kenapa malah Zayn yang malu. Aneh-aneh saja. Hanya membeli satu bungkus kopi kenapa juga harus malu? Begitulah kira-kira pemikiran Fira.
"Ayo, aku tidak membawa uang kes, nanti aku akan membayar dengan kartu. Tapi jatah uang belanja mu tetap han---"
"Baiklah! Ayo! Aku tidak akan memakai lebih dari satu juta, karena jika aku pakai sekaligus. Lalu saat membeli lauk dan sayuran yang aku masak setiap hari bagaimana." sela Shafira yang sudah tahu apa yang hendak dikatakan oleh suaminya.
Dikarenakan Shafira sudah turun lebih dulu, jadinya Zayn pun ikut meyusul berjalan di belakang istrinya yang sudah masuk kedalam supermarket.
Soalnya jika Mall, itu lebih jauh dari tempat mereka saat ini. Fira tidak akan ke sana, kalau tidak membeli daging ataupun keperluan lainnya yang tidak ada di supermarket.
Jika pasar biasa itu sangat jauh dari daerah tersebut. Kawasan rumah Zayn, bukan kompleks perumahan. Namun, para penduduknya rata-rata orang yang memiliki banyak uang semua.
Jadi mana tahu mereka pasar swalayan. Adanya hanya supermarket, Indomaret dan Alfamart.
"Selamat datang, Nona, Tuan," sapa pegawai seperti biasanya dengan sangat ramah. Apalagi mereka sering melihat Fira berbelanja di sana.
"Iya, terima kasih!" Fira yang menjawab. Lalu setelah mengambil keranjang tempat belanjaan. Gadis itu menoleh kearah belakang dan Zayn sudah ada dibelakangnya.
"Kenapa aku merasa lagi diikuti oleh mahluk astral saja. Ini bukan lagi mengikuti kontes siapa cepat menghabiskan uang belanja, kan? Lalu nanti kan digratiskan bila waktunya sesuai dengan yang sudah terjadwal?"
Ucap Shafira di dalam hatinya. Dia sungguh tidak nyaman harus berbelanja diikuti seperti sekarang.
"Kenapa kau malah diam saja? Apakah degan melihat ku belanjaan akan mendatangi keranjang ini." suara dingin Zayn menyadarkan Fira dari lamunannya.
Namun, keranjang tempat belanjaan sudah berpindah ke tangan suaminya. Tidak ingin berdebat di tempat umum. Fira pun berjalan duluan.
Yaitu ke arah dimana dia bisa mendapatkan belanjaan yang akan dia beli, dan Zayn mengikuti dari belakang. Seperti mana suami yang sangat mencintai istrinya. Jadi bila dilihat oleh pengunjung lain akan terlihat sangat romantis.
"Kenapa hanya satu?" tanya Zayn melihat Shafira hanya mengambil satu kemasan minyak sayur yang ukurannya dua kilo.
"Aku sudah hapal berapa jumlah belanjaan yang bisa aku beli degan uang satu juta. Jadi diam saja karena bila kurang, aku harus menombok sisanya dari mana." jawab Fira tidak peduli dengan protes sang suami.
Mendengar jawaban Fira, pemuda itu juga tidak bertanya lagi. Dia hanya menerima barang belanjaan yang di masukan oleh istrinya.
Zayn bertanya tadi karena dia pernah beberapa kali mengantar mamanya berbelanja. Yaitu disaat para asisten rumah tangga mereka lagi cuti. Jadi Nyonya Elis akan berbelanja minta diantarkan oleh anak bujang nya dan belanjaan beliau sangat banyak.
Makanya Zayn protes, tanpa berpikir dia memberikan istrinya uang belanja berapa? Mamanya juga berbelanja di Mall besar dan mengunakan troli belanja.
"Kopi, kopi... nah ini dia. Aku belum pernah membeli kopi, jadi tidak tahu tempatnya." gumam Fira saat mencari tempat kopi hitam.
Akan tetapi Zayn masih bisa mendengar ucapnya karena di lorong tempat mereka saat ini hanya ada mereka berdua.
"Mas, mau kopi yang mana?" tanya Fira memegang dua bungkus kopi yang berbeda merk.
"Yang mana saja, asalkan kopi." jawab pemuda itu yang sejak tadi terus memperhatikan istrinya saat memilih belanjaan yang akan dibelinya.
"Oke, baiklah! Kalau begitu aku yang pilih, ya. Sepertinya yang ini enak, kalau tidak salah ayahku juga meminum kopi yang merk nya ini." ucap Fira memasukkan lagi satu bungkus kopi tersebut kedalam keranjang yang dibawa oleh suaminya.
"Sabun dan pewangi pakaian ada di sebelah sana. Ayo kita ke situ," ajak Fira berjalan duluan. Namun, tiba-tiba ada anak perempuan yang menabrak tubuhnya.
Buuuk!
"Astaghfirullah hal Azim! Adek, apakah dirimu tidak apa-apa?" tanya Fira degan suara lembutnya.
Fira ikut berjongkok untuk membantu gadis kecil yang kira-kira umurnya masih sepuluh tahunan.
"Tidak, aku... Kak Fira!" seru nya ketika melihat siapa pemilik suara lembut yang seperti orang yang ia kenal.
"Lisa, sama siapa kamu di sini?" tanya Fira juga mengenal gadis kecil itu yang merupakan murid lesnya.
"Lisa sama Om, tapi dia lagi menerima telepon. Kakak sama siapa? Apakah dia suami Kakak yang katanya sangat baik dan tampan?" tanya Lisa menatap kearah Zayn.
"Eum... Bu--bukan. Ini bukan suami Kakak. Tapi majikan Kakak." jawab Fira gugup.
Merutuki kenapa juga harus bertemu Lisa disaat dia lagi bersama Zayn. Gadis kecil itu sering meminta Fira menjadi tantenya. Yaitu berarti Fira harus menikah dengan Om nya yang juga tampan.
Namun, Fira menjawab bahwa dia tidak bisa karena sudah memiliki suami yang sangat baik dan tampan. Nah, itulah sebabnya Fira bertanya seperti itu.
"Oh, aku kira dia suami Kakak. Soalnya Om ini juga tampan dan cocok menjadi suami Kak Fira." ucap gadis itu kembali lagi melihat kearah Zayn yang hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka.
"Lisa, ya sudah ya, Kakak mau lanjut belanja lagi. Soalnya ini sudah malam dan Lisa juga pasti dicari oleh Om mu." ucap Fira degan mengelus kepala anak muridnya.
"Tapi Kak, sini dulu. Lisa mau berbisik untuk mengatakan sesuatu." jawab Lisa menarik tangan Fira agar menunduk karena dia mau mengatakan sesuatu.
"Apa? Kenapa harus dirahasiakan?" Fira tersenyum. Tapi dia juga mengikuti permintaan Lisa. Salah satu murid paling malas belajar dan bodoh.
Namun, semenjak yang menjadi guru lesnya adalah Fira. Gadis kecil itu sangat rajin belajar.
"Kakak... tapi majikan Kakak sangat tampan. Dan sepertinya dia menyukai Kakak, karena Lisa lihat dia selalu memperhatikan Kak Fira."
Bisik Lisa yang membuat Shafira tertawa gemas dibuatnya. Sambil kembali berdiri seperti semula lagi.
"Lisa, ingat yang Kakak ajarkan, ya. Tidak boleh---"
"Tidak boleh malas belajar dan main game lagi." sebelum Fira menyelesaikan ucapannya. Lisa sudah menjawab duluan sambil tertawa meninggalkan Fira.
"Gadis ini kenapa mengemaskan sekali," gumam Fira tersenyum manis yang terus dilihat oleh Zayn.
"Apakah kamu sudah selesai?" tanya Zayn yang sudah kembali pada mode dinginnya.
"Agh, maaf! Aku lupa jika ada Mas Zayn juga. Dia itu salah satu murid ku dan tempat tinggalnya memang di sekitar ini juga." jelas Fira sambil berjalan kearah rak sabun cuci, shampoo dan juga pewangi.
"Aku tidak bertanya," sahut Zayn karena dia sudah tahu meskipun belum dijelaskan. Hanya saja dia penasaran apakah Fira yang mengatakan pada Lisa jika dia adalah suami baik dan sangat tampan?
Fokus Zayn hanyalah pada perkataan itu dan juga apa yang dibisikkan oleh gadis kecil tadi. Namun, untuk menjaga image nya. Tentu Zayn harus berpura-pura tidak ingin tahu.
"Sudah Mas, hanya segini saja. Jika beras tempatnya di dekat tempat pembayaran. Di samping kasir." ucap Fira sudah selesai.
"Hanya segini saja?" tanya Zayn melihat keranjang yang dia bawa bahkan tidak penuh.
"Iya, hanya segitu saja, tepung terigu, susu, bumbu-bumbu juga sudah semuanya." jawab Fira kembali mengingat-ingat takutnya masih ada yang lupa.
Soalnya setiap berbelanja, gadis itu membawa list belanjaan. Namun, malam ini dia tidak berniat mau belanja karena masih ada waktu tiga hari lagi sampai saat Zayn memberikan uang belanjaan lagi.
"Baiklah!" Zayn berjalan mendahului Fira kearah meja kasir. Setibanya di sana pemuda itu langsung menaruh keranjangnya di depan kasir yang kebetulan tidak terlalu ramai. Seperti mereka baru datang tadi.
"Kak, berasnya satu ya, yang kemasan kecil." ucap Fira pada kasir yang bertugas memasukkan barang-barang tersebut kedalam tas belanja.
"Iya, nona." jawab si kasir yang merupakan seorang perempuan.
"Zayn, lagi apa kamu di sini?" tanya pemuda yang mengandeng anak perempuan.
"Kakak, kita bertemu lagi," ucap Lisa tersenyum pada Fira.
Kebetulan dia dan Om tampannya juga mau membayar belanjaan mereka juga. Tadi dari jauh Lisa sudah melihat Shafira. Makanya dia langsung memangil gadis berhijab itu.
"Lisa," seru Fira menoleh kearah belakang dan pada saat itu Zayn juga ikut menoleh kearah sumber suara yang memanggil namanya.
...BERSAMBUNG......
happy ending,,,
Mksih yaa thor, sebuah pembelajaran tentang sabar dan ikhlas, i like🫰🥰
krna klu nabila sama Sean dia bisa membimbing sean, seperti safira bisa membimbing zayn 😁🙏🙏