NovelToon NovelToon
Di Tepi Senja

Di Tepi Senja

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Febriani

Kebanyakan orang-orang berpikir bahwa tidak ada cinta yang akan bertahan, apalagi di usia remaja, dan aku juga sependapat dengan mereka. Namun, dia membuktikan bahwa cinta itu benar-benar ada, bahkan anak remaja sekalipun bisa mendapatkan cinta yang akan menjadi pasangan hidupnya. Semua itu tergantung siapa orangnya.

Dari pengalaman ini aku juga banyak belajar tentang cinta. Cinta itu memang menyakitkan, tapi di balik semua itu pasti ada jalannya. Dia selalu mengajari ku banyak hal, yang paling aku ingat dia pernah mengatakan "rasa suka tidak harus dibalas dengan rasa suka." Dia lelaki yang dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Febriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16

Kali ini tim ku berada di pihak pro. Kami selalu memberi pendapat kami dengan baik, kami membuat tim lawan kewalahan. Aku memberi tos kepada tim ku, berterimakasih atas kerja sama yang baik.

Lagi-lagi aku mendapat tatapan yang tidak menyenangkan dari wanita X-1. Semenjak porseni, dia selalu datang ke kelas kami. Dia berbincang-bincang dengan Clorena dan teman Clorena yang lain. Ketika aku dan Kevin masuk bersama dan istirahat bersama, dia selalu mempelototi aku.

"Selamat ya, kalian keren!" Kezia memuji tim debat kami.

"Terimakasih Kezia, ini juga berkat latihan yang terus-menerus kami lakukan," jawab salah satu temanku.

"Minum dulu Tar." Kevin memberikan segelas botol minum kepadaku. Aku berterimakasih, kemudian meminum air itu tanpa henti. Kevin memang pengertian, dia tahu keadaanku bagaimana saat ini.

"Halo Kevin!" Fiya mendatangi Kevin dengan wajah yang penuh ceria. Dia menggerai rambutnya, ditambah ada pita kecil berbentuk bunga di samping telinganya yang membuat dia tambah manis.

"Ya," jawab Kevin tanpa senyuman.

Aku tetap berdiri di samping Kevin. Jika Kevin tidak menyuruh ku pergi maka aku tidak akan pergi. Aku menanti apa yang akan dikatakan Fiya kepada Kevin.

"May I talk to you for 10 minutes?"

Kevin mengangkat alis kirinya. "Maaf, kalau 4 mata aku tidak bisa."

Fiya menghela napasnya. Dia melihat aku memberi kode untuk meninggalkan mereka berdua di bangku ku. Aku menjawab kode Fiya, aku mengarahkan mataku kepada Kevin (silakan tanya Kevin). Raut wajah Fiya kini benar-benar kesal, serasa ingin menonjok aku.

"Jika tidak ada yang penting kembalilah bermain dengan temanmu." Kevin mengucapkan itu tanpa melihat wajah Fiya. Dia sibuk bermain dengan handphonenya (meskipun dia tidak membuka apa-apa).

"Maukah kamu ikut bersamaku nonton bioskop? Kebetulan kemarin aku dapat dua tiket, aku bingung mau ngajak siapa."

"Kapan?"

"Lusa."

"Maaf, aku tidak bisa lusa, aku sudah punya janji dengan temanku."

"Oh baiklah kalau begitu, jika kamu berubah pikiran kamu bisa mengabari ku, meskipun di hari H."

Kevin mengangguk menjawab wanita X-1 itu.

Dia masih belum pergi dari hadapan kami. Dia asyik melihat Kevin yang memberi perhatian kepadaku. Jika aku di posisi Fiya aku sudah menangis dan pergi dari hadapan Kevin, bahkan aku tidak mau lagi melihat Kevin.

"Bolehkah aku bergabung dengan kalian?"

"Tentu sa..," ucapku tanpa pikir panjang.

Kevin si pria tampan langsung memotong jawabanku. "Bergabunglah dengan temanmu, kamu seharusnya tidak meninggalkan mereka untuk waktu yang cukup lama."

Kehadiran Fiya tidak dianggap oleh Kevin. Dia sama sekali tidak mempedulikan rasa suka Fiya kepadanya. Aku agak tidak enak hati melihat Fiya diperlakukan begitu, tapi apa boleh buat Fiya juga tidak menganggap kehadiranku.

Fiya kembali ke teman-temannya. Aku tidak tahu apa yang mereka bincangkan, mata teman-teman Fiya menoleh ke arah ku. Bulu kudukku berdiri dengan tatapan-tatapan mengerikan itu.

"Mau nonton basket? Mereka sudah mau mulai."

Aku mengangguk gembira. Aku segera berdiri dari kursi ku, tak lupa membawa botol minum. Aku berlari kegirangan di hadapan orang-orang, Kevin hanya menggeleng melihat tingkah laku ku.

"Cepat Kevin, nanti kita kehabisan tempat duduk."

"Tenanglah, temanku sudah menjaga bangku kita."

Akhirnya kami sampai di lapangan. Teman Kevin memanggil kami untuk duduk di sampingnya. Pertandingan basket sudah mulai, yang bertanding adalah kelas XI IPA 1 vs XI IPS 1. Rata-rata pemainnya adalah cowok, mereka semua sangat tampan. Aku mendukung XI IPS 1, cowok-cowoknya sangat menggoda, pandangan ku susah teralih dari ketampanan mereka.

"Tar, mau pisang cokelat?" Tawar Kevin.

"Boleh," jawabku singkat, aku tidak terlalu mempedulikan Kevin, aku sedang mencuci mata melihat pria-pria tampan sedang bermain basket.

"Terimakasih adik Kevin, sering-sering beli ya. Kami senang loh jika kamu membeli jualan kami. Kami pikir pria tampan seperti kamu tidak mau makanan murah seperti ini."

"Sama-sama."

"Tar," panggil Kevin (aku tidak terlalu dengar karena lagu yang diputar sangat kuat).

"Tasya, kamu makan dulu ini."

"Iya nanti," jawabku tanpa menoleh Kevin. Kevin sangat ribut, mengganggu aku cuci mata saja.

"Aku lebih tampan dari pada mereka dan aku lebih perhatian kepada kamu dari pada mereka. Kamu nanti lagi cuci mata, makan dulu, nanti aku bilang ke mama kamu jika kamu tidak mendengarkan aku."

Aku menatap Kevin dengan tatapan kesal, dia selalu merusak kebahagiaan ku. Apa salahnya aku mencuci mata? Lagipula dia tidak perlu mengancam dan mengadukannya ke mama. Aku ngambek!

"Hei jangan seperti itu, setelah kamu makan kamu boleh cuci mata lagi kok. Isi dulu perutnya."

Pisang cokelat yang ada di tangan Kevin hilang seketika. Aku mengambil 3 dan menyisakan 2. Untung saja pisang cokelatnya dilapisi kertas nasi, jadi tanganku tidak akan kotor saat memakan mereka.

Kevin menawarkan air minum yang aku bawa tadi kepadaku. Untung dia peka kalau aku sedang haus, rasa kesal ku kepadanya berkurang sedikit.

"Pelan-pelan saja minumnya."

"Iya aku tahu kok! Aku bukan anak kecil lagi Kevin!"

Kevin tertawa dengan jawabanku. Aku tidak tahu sisi mananya yang lucu, mungkin dia hanya ingin menertawai ku. Sungguh lelaki yang menjengkelkan!

Aku kembali lagi menonton pertandingan mereka. Hampir saja aku meneriaki XI IPS 1 supaya mereka semakin bersemangat. Sayangnya pertandingan mereka sudah selesai dan dimenangkan oleh XI IPA 1. Aku menggaruk kepala bingung. Padahal XI IPS 1 tadi mengalahkan XI IPA 1, kok XI IPA 1 yang menang jadinya. Aku sungguh kecewa, abang-abang tampanku tidak bermain lagi.

"Raut wajah apa itu? Jelek sekali," ucap Kevin dengan nada mengejeknya. Dia memang pria yang menyebalkan, aku tidak mau lagi berteman dengan dia.

"Jangan ngambek dong, Tar, jelek loh."

"Kalau mengejek berarti suka. Kamu suka sama aku, kan?"

Kevin terdiam, dia tidak menjawab pertanyaan ku. "Aku anggap kamu suka sama aku." Aku tertawa puas di dalam hati. Kevin tidak tahu lagi mau mengatakan apa, dia kehabisan kata-kata.

Sungguh sial! Aku ingin kembali ke dalam kelas. Bang Ray ikut berpartisipasi dalam pertandingan basket, aku tidak mau melihat dia saat ini dan sampai selamanya. Andai aku tahu dia ikut pertandingan basket, aku tidak akan keluar dari kelas.

"Itu orang yang kamu suka Tar, dukung sana."

"Dukung sendiri, bahkan melihatnya aku tidak sudi."

Lebih baik aku kembali ke kelas saja. Aku tidak mau melihat pria sok tampan itu memamerkan ketampanannya. Dia pikir dia siapa? Dia tidak lagi spesial di hati ku.

"Mau kemana? Duduk sini." Kevin menahan tanganku saat aku sudah berdiri dan berbalik untuk pergi.

"Panas," jawabku agar tidak ketahuan oleh Kevin.

"Aku bawa payung, kamu tidak akan kepanasan lagi. Ayo duduk."

Aku menghela napas. Aku kembali duduk di samping Kevin. Aku pikir aku sungguh bodoh, bisa-bisanya aku menurut dengan perkataan Kevin.

Tapi kalau dipikir-pikir, Kevin lumayan tampan dan sikap perhatiannya kepada cewek juga tidak kalah. Aku sering memperhatikan dia selalu lembut kepadaku, apa dia memang menyukaiku? Atau dia memang seperti itu? Apa jangan-jangan aku yang menyukainya? Tidak, tidak boleh. Aku tidak boleh menyukai pria sepintar ini.

"Ada apa Tar? Kamu memperhatikan aku dari tadi."

"Tidak ada dan aku tidak memperhatikan kamu, kamu saja yang kepedean."

1
Zetti Afiatnun
👍👍👍👍👍
Shoot2Kill
Ceritanya luar biasa, author semangat terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!