NovelToon NovelToon
INTROSPEKSI

INTROSPEKSI

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Menjadi Pengusaha
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Detia Fazrin

Intrspeksi adalah kisah tentang Aldo dan Farin, pasangan yang telah bersama sejak SMA dan berhasil masuk universitas yang sama. Namun, hubungan mereka mulai terasa hambar karena Farin terlalu fokus pada pendidikan, membuat Aldo merasa kesepian.

Dalam pencarian kebahagiaan, Aldo berselingkuh dengan Kaira. Ketika Farin mengetahui perselingkuhan tersebut, dia melakukan introspeksi dan berusaha memperbaiki dirinya. Meskipun begitu, Farin akhirnya memilih untuk melepaskan Aldo, dan memulai hubungan baru dengan seseorang yang lebih menghargainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hati Bimbang

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Selanjutnya,

Aldo duduk di kursi taman kampus yang sudah menjadi salah satu tempat favoritnya dan teman-temannya untuk berkumpul selain kantin. Hari itu, suasana cukup ramai, tawa dan canda mengisi udara sejuk menuju sore hari. Namun, di tengah kebahagiaan teman-temannya, Aldo merasa bimbang. Sorot matanya yang kosong menatap lurus ke depan, mengabaikan kegembiraan di sekelilingnya. Pikirannya terjebak dalam kebingungan yang seolah tak ada ujungnya.

Farin, gadis yang dulu dikenalnya sebagai seseorang yang begitu ambisius dengan pendidikan dan prestasi, kini perlahan berubah. Sejak hubungan mereka yang sempat renggang karena fokus Farin yang berlebihan pada karier, Aldo mulai melangkah mundur.

Kehadiran Kaira, dengan kepribadiannya yang menyenangkan dan kehangatan yang selalu dia tunjukkan, membuat Aldo terseret ke dalam situasi rumit ini. Kini, Aldo harus memilih: apakah dia akan kembali pada Farin yang sudah mulai berubah, atau tetap bersama Kaira yang membuatnya merasa hidup lebih ringan?

Tawa teman-temannya masih terdengar jelas, tapi di hati Aldo tak ada secercah keceriaan yang bisa dia rasakan. Mereka semua tahu apa yang sedang dialami Aldo. Kebingungan yang tak mampu disembunyikan itu dengan cepat terbaca oleh teman-temannya.

“Aldo, lo udah mutusin belum soal Farin atau Kaira?” suara Ica terdengar, langsung memotong obrolan yang sempat terhenti. Pertanyaan yang seharusnya sederhana itu membuat Aldo tersentak, walau dia tahu cepat atau lambat pertanyaan itu pasti akan dilontarkan. Ica selalu lebih cepat bicara daripada berpikir, tapi kali ini dugaannya tepat.

Bima, yang duduk di sebelah Aldo, menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis. “Gue nggak ngerti deh, apa yang bikin lo bingung buat mutusin?” tanyanya dengan nada penasaran. Eva, yang duduk tak jauh dari mereka, langsung menyahut dengan senyum sinis.

“Padahal lo udah punya Kaira yang lo suka, kan?” katanya santai. “Gue rasa lo udah nemuin pasangan yang lo mau.”

Namun, Alan yang duduk di belakang Aldo menimpali dengan lebih bijak. “Nggak segampang itu, Eva. Lo nggak tahu gimana rasanya di posisi Aldo sekarang,” ucapnya, menatap Aldo seakan ingin memberi dukungan. Rival dan Doni yang sejak tadi hanya diam, saling melirik sambil menyeringai. Bagi mereka, masalah ini terlalu menarik untuk diabaikan.

Eva menatap Aldo serius. “Lo tahu kan, kalo lo terlambat mutusin, bakal ada hati yang lebih terluka? Lo berselingkuh, Al. Farin pasti bakal sakit banget kalau dia tahu.”

Kata-kata Eva menusuk hati Aldo. Dia tahu, Farin pasti akan sangat terluka jika mengetahui apa yang terjadi. Farin bukanlah tipe orang yang mengutarakan perasaannya dengan mudah. Selama ini, dia lebih fokus pada prestasi dan beasiswa yang dikejarnya. Hubungan mereka sempat terasa hambar, seperti tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan. Namun, belakangan ini, Farin berubah. Dia mulai menunjukkan sisi lain dari dirinya yang selama ini tersembunyi di balik ambisinya.

“Gue beneran bingung,” Aldo akhirnya angkat bicara. “Farin berubah. Dia bukan lagi Farin yang cuek, yang cuma mementingkan prestasi dan beasiswa. Sekarang dia lebih… peduli sama gue.”

Ica tertawa kecil, seolah menemukan sesuatu yang lucu dalam pernyataan Aldo. “Dari dulu juga sebenernya Farin peduli sama lo, Al. Cuma lo aja yang nggak sadar. Menurut gue, dia nggak pernah nggak peduli, cuma prioritas utamanya beda. Dia lebih fokus pendidikan, biar karir nya lebih jelas.”

Eva mengangguk setuju. “Itu hal yang wajar, Aldo. Lo harus inget, hidup Farin beda sama lo atau Kaira. Farin ... sederhana, dia butuh prestasi buat dapetin beasiswa dan ngejar mimpinya. Sementara lo dan Kaira punya pilihan lain. Farin nggak punya kemewahan itu.”

Bima menepuk bahu Aldo, memberi dukungan. “Eva benar, lo harus segera mutusin, Al. Lo nggak bisa nunggu lebih lama lagi. Farin atau Kaira, lo yang harus nentuin.”

Percakapan mereka terhenti sejenak ketika tiba-tiba suara ceria memanggil nama Aldo. Semua mata beralih ke arah suara itu. Kaira datang dengan senyum lebar di wajahnya, membawa kotak makan siang.

“Aldo, ini gue bawain makan siang buat lo,” ucapnya riang sebelum menghampiri Aldo dan menyerahkan kotak makan itu. “Gue mau ke pertemuan UKM, tapi gue nggak mau lo kelaparan,” lanjutnya sambil tertawa kecil.

Sebelum pergi, Kaira tak ragu memeluk Aldo di depan teman-temannya. Aldo terkejut, tak menyangka Kaira akan menunjukkan kasih sayangnya sejelas itu. Dia menoleh ke arah teman-temannya, yang menatapnya dengan berbagai ekspresi—dari heran hingga senang. Kaira kemudian melepaskan pelukannya dan melambai sebelum berlari pergi.

Keheningan mendadak menyelimuti mereka setelah Kaira pergi. Ica tersenyum sinis, seolah tahu sesuatu yang orang lain tidak tahu. “Well, kalau gue jadi lo, Aldo, gue udah tahu siapa yang bakal gue pilih,” ucapnya ringan. “Tapi itu lo, keputusan ada di tangan lo.”

Aldo merasa dadanya semakin sesak. Di satu sisi, Kaira memberinya kebahagiaan yang begitu nyata, tetapi di sisi lain, Farin yang dulu terlihat jauh dan tak terjangkau, kini semakin mendekat. Aldo tak bisa mengabaikan fakta bahwa Farin sudah berubah, dan perubahan itu membuat Aldo merasa bersalah. Namun, dia juga tak bisa menolak kenyataan bahwa Kaira telah menjadi bagian penting dari hidupnya.

Waktu seolah berjalan lebih lambat. Aldo merenung dalam keheningan, mengingat kembali setiap momen yang pernah dia lalui bersama Farin dan Kaira. Farin yang selalu tampak sibuk dengan dunianya sendiri, tapi diam-diam selalu memperhatikan Aldo. Dan Kaira, yang tanpa ragu menunjukkan cintanya, membuat Aldo merasa diinginkan dan dihargai.

“Apa gue udah buat kesalahan?” Aldo bertanya, lebih kepada dirinya sendiri daripada teman-temannya.

Bima menatapnya serius. “Lo nggak bisa terus-terusan kayak gini, Al. Semakin lo menunda, semakin sulit buat lo, buat mereka.”

Alan mengangguk setuju. “Lo harus segera mutusin, bro. Kalau lo terus kayak gini, pada akhirnya semua bakal terluka, termasuk lo.”

Eva menatap Aldo penuh arti. “Jangan tunggu sampai semuanya berantakan. Farin atau Kaira, lo harus tahu siapa yang bener-bener lo mau. Hati mereka bukan mainan.”

Kata-kata itu bergaung dalam pikiran Aldo. Dia tahu, keputusan ini bukanlah sesuatu yang bisa diambil dengan mudah. Tapi dia juga tahu, semakin lama dia menunda, semakin banyak yang akan terluka. Dia harus memutuskan. Farin atau Kaira. Siapa yang akan dia pilih?

Matahari mulai turun di ufuk barat, menandai akhir dari hari yang panjang. Namun bagi Aldo, kebingungannya belum juga berakhir. Sesaat sebelum dia bisa mengambil keputusan, Farin muncul di benaknya—senyumnya, tatapan hangatnya, dan semua perubahan yang dia tunjukkan. Dan di saat yang bersamaan, wajah Kaira juga hadir dengan keceriaannya yang menenangkan. Aldo menarik napas panjang. Satu hal yang pasti: dia harus segera menentukan pilihan, atau segalanya akan berakhir lebih buruk daripada yang dia bayangkan.

1
Devliandika
keren kak,, baru mampir kesini,, salam kenal kak.. 😊🙏
saling follow boleh kak🙏😊
Devliandika: siap kak.. 🤗
Fa🍁: iya salam, ok folback ya
total 2 replies
Nayla Nazafarin
jodohnya masih abu2,
yura nanti lama2 ky kayra
RN
hmm... takutnya nanti kayra jatuh cinta sama Hans...ooohhh... tidak 🙅
Tika
Sedih y
RN
semangat babang Hans 💪💪
Fa🍁
penasaran katanya
Fa🍁
🥲
RN
dasar tidak punya malu s kayra ini 😡
Nayla Nazafarin
jelaslah kmu g bisa bikin farin kebakaran jenggot,krn dia udah persiapan sebelum mundur..
Fa🍁: betul-betul
total 1 replies
Nayla Nazafarin
Aldo2..harusnya kmu itu INTROSPEKSI DIRI!!!bukn malah nyalahin orang,siapa suruh kmu ikut tarohan!!!
Nayla Nazafarin
udahlah nobar sma Hans aj..
Nayla Nazafarin
suka gaya lo Hans..jngn kecewain aq y..
Nayla Nazafarin
ayo hans tegakkan keadilan&kebenaran!! suruh farin membuka mata&hatinya!!
Nayla Nazafarin
aq berharap pas nonton bareng farin ktemu aldo&kaira,jngn terus mnjd bodoh..farin
Nayla Nazafarin
mual sma pmikiran aldo..egois bngt
Nayla Nazafarin
lepasin aj aldo farin..untuk ap laki ky gitu di pertahanin
Nayla Nazafarin
y ampun Hans..
RN
GK sadar,, padahal dia yg mengkhianati farin kok bisa2 y nyalahin orang...hmm enaknya d apain s Aldo ini 😡
Fa🍁: Diapain ya 🤔
total 1 replies
Musri
yess....yess....yess...rasain tu aldo,mng enak sakit hati🤭🤣🤣
Fa🍁: Gak enak kata si Aldo
total 1 replies
Nur Janna
kamu akan tau sakit ya itu kehilangan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!