NovelToon NovelToon
Introvert Efek

Introvert Efek

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Selingkuh / Dokter Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Akmal seorang dokter gigi yang introvert seketika hidupnya berubah saat mengetahui kalau dirinya dimanfaatkan
Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kehormatan yang sudah diinjak-injak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu du Taman

Mentari siang menyinari taman teater dengan hangat, menciptakan suasana yang menyenangkan dan penuh kehidupan. Orang-orang terlihat duduk di bangku-bangku yang nyaman, menikmati sinar matahari dan angin sejuk yang melintas di taman. Pohon-pohon di sekitar memberikan naungan alami, menciptakan tempat yang ideal untuk bersantai. Sambil menikmati bekal makan siang sederhana, serasa piknik murah meriah di antara pepohonan yang rindang.

Di sekitar taman itu ada sebuah panggung permanen yang terbuat dari tembokan, mungkin itu adalah panggung untuk pertunjukan seni seni yang bisa dinikmati secara gratis setiap pengunjung dari pengunjung yang lain.

Akmal Sanjaya dia sudah terlihat duduk di salah satu bangku penonton yang paling pojok di bawah pohon yang sangat rindang, menyelamatkan dari sinar matahari yang tidak terlalu terik. karena musim itu adalah musim hujan bahkan di ujung langit terlihat ada awan-awan hitam yang sebentar lagi seperti akan turun.

Akmal terlihat gelisah menantikan kedatangan seseorang, kadang dia terlihat berdiri kadang dia terlihat duduk, kepalanya terus cilingnguk kan memindai keadaan sekitar mencari Shakila yang akan bertemu dengannya.

Beruntung orang yang ditunggu pun tidak lama dia terlihat menampakan dirinya, ketika melihat Akmal yang Melambaikan tangan dengan segera Shakila pun menghampiri, namun langkah kakinya terlihat gontai seperti sedang ditimpa masalah yang begitu berat di dalam kehidupannya.

"Selamat siang dokter!" Sapa Shakila dengan suara pelan bahkan hampir tidak terdengar.

"Selamat siang juga, Silakan duduk!" pinta Akmal mempersilahkan pasiennya untuk duduk di bangku penonton teater.

Wajah Shakila kala itu terlihat banyak memar yang paling serius lu Kak di bagian pipi mungkin akibat luka tamparan yang terus-menerus, membuat Akmal semakin merasa kesal dengan Ramlan, Kenapa dia sampai tega melakukan hal keji kepada wanita cantik yang ia kagumi. berbeda dengan Shakila ketika wajahnya diperhatikan dengan segera dia pun menutupnya menggunakan rambut.

"Kenapa wajahmu banyak memar?" tanya Akmal yang terus memindai keadaan Shakila yang sangat memprihatinkan.

"Aku jatuh di kamar mandi, dan tidak sengaja pipiku terbentur ke dinding."

"Tidak mungkin, kalau hanya terbentur kedua pipimu bisa memar membiru seperti ini, pasti ada orang yang jahat yang menganiayamu?:

"Tidak Pak dokter, mendingan sekarang Dokter lakukan saja apa yang menjadi tugas pak dokter." pinta Shakila seolah tidak mau memperpanjang masalah yang sedang menimpanya.

"Aku yakin suamimu yang melakukannya karena melihat Dari gelagatnya ketika bertemu di pesta Dia sangat protektif terhadapmu." ujar Akmal berpura-pura menebak Padahal dia sangat tahu apa yang menimpa pasiennya.

Mendengar nama suaminya disebut Shakila tidak menjawab, Dia hanya menatap kosong ke arah panggung yang tidak ada siapa-siapa, mata yang indah mulai berenang dengan cairan bening semakin terlihat mengkhawatirkan.

"Maaf kalau aku salah berucap, aku tidak bermaksud seperti itu."

Mata yang sudah mengembun dengan cairan kepedihan, ketika mata itu berkedip cairan pun mulai terjun deras membasahi pipi, jatuh di baju tunik yang ia kenakan. melihat wanita sedang menangis Akmal merasa gelagapan dia tidak tahu harus berbuat apa.

"Jangan menangis. Tolong jangan menangis...!" hanya kata itu yang terucap dari mulut Akmal seperti sedang menenangkan anak kecil karena ketidaktahuannya tentang bagaimana menenangkan seorang perempuan.

Semakin diperingatkan Shakila semakin terlihat terisak, tidak kuat menahan beban yang berada di pundaknya, beban kejahatan suami yang selalu menyiksanya walaupun Masalah sepele.

Akmal yang merasa kasihan dia mulai mencoba meregangkan tangannya, kemudian memegang lengan gadis yang sedang bersedih, membuat hatinya semakin berdebar tidak karuan. ketika Shakila tidak memberikan penolakan Akmal pun mulai berani mengusap-ngusap lembut tangan Gadis itu seolah sedang memberikan kekuatan.

"Sudah jangan menangis. masih banyak orang yang menyayangimu. jangan sampai kamu bersedih hanya gara-gara satu orang yang tidak baik.

Tanpa Akmal duga Shakila yang terisak dia mulai menyandarkan kepalanya ke bahu Akmal, dia menangis meluapkan kesedihan yang sedang dialami, membuat jantung Akmal terasa berdegup dengan kencang, namun di satu sisi Dia merasakan kebahagiaan yang tidak bisa terlukiskan, wanita yang selalu hadir dalam impian sekarang terlihat nyata berada di dalam pelukan.

Shakila terus menangis meluapkan emosi yang terus ditenangkan oleh Akmal, namun setelah beberapa saat berlalu Shakila seolah tersadar dengan segera dia pun mengangkat kepalanya, kemudian mengambil tisu dari dalam tas untuk menyeka seluruh cairan yang membasahi pipi.

"Maafkan saya dokter, Saya tidak kuat menahan semuanya."

"Tidak apa-apa, aku merasa senang bisa menjadi orang yang terpercaya untuk menemanimu meluapkan kesedihan. kamu boleh bercerita dan siapa tahu saja aku bisa membantumu."

"Tidak dokter, Terima kasih atas kebaikannya." jawab Shakila yang menarik nafas dalam mengatur ritme dada yang terasa sesak.

"Sebentar biar kamu lebih tenang aku belikan es krim terlebih dahulu." Pinta Akmal sambil bangkit dari tempat duduknya, kemudian dia berjalan menuju food truck yang berjualan es krim yang kebetulan sedang mangkal di dekat taman.

Setelah mendapatkan 2 es krim. Akmal pun kembali menemui Shakila yang terlihat sudah agak baikan tidak menangis seperti tadi.

"Makanlah es krim ini, karena menurut sebagian penelitian es krim bisa menaikkan mood yang sedang tidak baik."

"Terima kasih, Maaf merepotkan!"

Akhirnya kedua orang itu pun terlihat menikmati es krim masing-masing, Akmal Sanjaya yang begitu mengagumi Shakila tidak melepaskan pandangan dari tubuh wanita yang sangat cantik di Balut dengan pakaian yang sangat sopan. kala itu selain memakai tunik, Shakila selalu menggunakan celana panjang, dipadukan dengan wedges membuatnya semakin terlihat tinggi memamerkan kesempurnaan.

"Ramlan, Ramlan. memang kamu benar-benar bodoh tidak mengerti tentang seni keindahan. masa iya wanita secantik ini kamu siksa dengan begitu kejam, kamu siksa tampak sedikitpun merasakan kekaguman." gumam hati Akmal yang menyayangkan perbuatan suami Shakila.

"Maaf!" tiba-tiba Shakila berucap seperti itu membuat Akmal menghentikan jilatan di es krimnya, dia menatap lekat wajah Shakila bersiap menerima apa yang akan diutarakan.

"Maaf untuk apa?"

"Maaf aku sudah menangis dan membasahi bahumu .Aku tidak tahu mengapa aku bisa seperti itu, mungkin karena aku tidak tahu harus bercerita dengan siapa "

"Tidak apa-apa, aku bisa menemanimu dan menjadikan diriku sebagai pendengar setia tentang keluhan, dan semoga kedepannya aku bisa membantumu agar bisa keluar dari masalah yang sedang kamu hadapi." Jawab Akmal yang tak henti-hentinya mengulum senyum, memberikan ketenangan buat wanita yang sedang membutuhkan kasih sayang.

"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih." jawab Shakila yang raut wajahnya sudah kembali bercahaya.

"Tidak usah terus diulang karena aku benar-benar senang membantumu. Oh iya, kalau  boleh tahu kenapa dia memukulimu?"

"Seperti yang sudah aku jelaskan ketika kita pertama barangkali bertemu, dia sangat posesif tidak mau melihat istrinya dekat dengan pria lain, ataupun menikmati kehidupan. aku harus terus berada di rumah karena dia menganggap bahwa dia sudah mencukupi semua kebutuhanku."

"Memangnya dia kerja apa?"

"Dia pemilik restoran farm in the country?"

"Farm in the country. restoran mewah itu?"

"Iya, Memangnya kenapa?"

"Dulu aku sering mengunjungi restoran itu namun beberapa bulan terakhir aku tidak lagi datang ke sana."

"Oh begitu. Mendingan kamu tidak usah datang lagi ke sana nanti kamu bertemu dengan orang yang sangat jahat. maaf aku harus pergi, aku harus berada di rumah sebelum suamiku pulang." ujar Shakila berpamitan soalnya dia sudah terlalu lama mengobrol dengan Akmal, membuat wajah pria yang menemaninya sedikit terlihat kecewa.

1
xoxo_lloovvee
mc-nya freak, kek mana ga ada yg ngedekatin

1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗
Raksha
saya juga pernah digituin thor
Raksha
Alusss, lanjutin Ampe sratusss
Raksha
Detail banget🙏, kamu dokter gigi kah thorr?
Raksha
Anjayyyy akhirnyoo
Raksha
tapi Thor, bukannya Akmal ganteng dan gagah?
Raksha
Thorrr saling mendukung yukk
Raksha
gwe suka penggambaran suasana lu
Raksha
Author, bisa gak mcnya jangan... 'gitu' ngerti ga?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!