Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8 Tahun Kemudian
Lexi Danial Abiyasa Baskara.
Masuk dalam jajaran 30 pebisnis muda tersukses tahun ini dalam majalah Forbes.
Seperti yang telah di prediksi sejak ber tahun tahun lalu, bahwa Lexi adalah kandidat utama penerus Almarhum Pak Baskara.
Perjuangan Lexi yang berhasil dan berprestasi dalam pendidikan nya membuahkan hasil yang sepadan.
Saat ini, ia di sibukkan dengan kegiatan interview di berbagai program edukasi televisi sebagai narasumber.
" Titik terendah saya adalah ketika saya kembali harus kehilangan orang tua saya, 3 tahun lalu.. Semua tanggung jawab seperti berada di pundak saya dan itu yang membuat saya bertahan sampai sekarang.. Saya tidak boleh mengacaukan nya.. " Jawab Lexi di salah satu wawancara nya.
Tampak seorang gadis menghentikan langkah nya dan melihat siaran itu di televisi besar yang terpampang di salah satu pusat perbelanjaan.
" Lalu, saya dengar anda memiliki saudara kembar.. Bagaimana kabar nya saat ini? apakah dia juga menjadi bagian dari kesuksesan anda saat ini? " tanya MC acara.
" Ah.. dia seorang yang introvert, dia pasti akan memarahi saya jika sampai melihat acara ini.. Dia selalu memperingatkan saya untuk tidak membahas tentang dirinya.. Tapi saya suka membahasnya di berbagai interview.. " Jawab Lexi dengan candaan nya membuat seisi studio bahkan MC ikut tertawa.
" Sepertinya kalian saudara yang akrab.. " Komentar MC.
" Lebih tepatnya.. Saya yang selalu berusaha mengakrabkan diri pada nya.. Dia juga salah satu motivasi saya untuk sukses, karna sebenarnya dia adalah pebisnis muda yang sukses lebih dulu daripada saya.. Dia menciptakan banyak lapangan kerja dan berhasil menghidupkan passion nya dalam berbisnis.. dia tidak mau bergantung pada nama besar ayah kami dan itu membuat saya sangat respect padanya.. " Jawab Lexi menjelaskan secara singkat tentang saudara nya alias Liam.
Senyum tipis di wajah gadis itu tiba tiba merekah.. Mata nya menunjukkan sebuah kebahagiaan kecil.
Gadis yang beranjak dewasa dan anggun itu adalah Anastasia Madeline.
Ia pun melanjutkan perjalanan nya yang tertunda karena acara interview itu.
Di sisi lain..
Di sebuah Resort mewah yang luas dan asri.. Liam turun dari mobil nya di ikuti oleh seorang lelaki muda berkacamata yang tak lain adalah asisten nya.
Liam bertumbuh menjadi lelaki yang dewasa, tampan dan maskulin. Meskipun aura badboy nya masih sangat kental di balik setelan jas hitam yang ia pakai hari ini.
Meskipun ia memiliki hak yang sama seperti Lexi untuk menjadi penerus, namun sejak awal ia tidak pernah ingin memiliki nya. Liam lebih memilih mengikuti passion nya dalam berbisnis.
Saat ini ia berhasil membangun dan membesarkan 3 resort mewah di 3 kota yang berbeda. Dan tentu saja, beberapa club malam yang masih menjadi rahasia publik.
" Tidak.. Aku tidak akan makan malam dengan mu.. Kamu membuatku jengkel.. Sudah berapa kali ku katakan, jangan membahas ku di acara mu. " Sahut Liam dingin kepada Lexi sambil menutup panggilan pada ponsel nya.
" Dasar usil. " Gumam Liam sambil memasuki ruang rapat yang sudah di koordinir manajer umum resort.
Saat memasuki ruang rapat.. Terlihat semua pihak yang bersangkutan sudah berada disana dan menyambut Liam dengan sopan.
" Jangan bertele tele. Lansung mulai saja. " perintah Liam sambil melepas kacamata hitam nya dan duduk di kursi center nya.
Begitulah karir Liam dan Lexi yang berhasil dengan jalan masing masing.. Lexi meneruskan perusahaan Ayahnya dan Liam mengembangkan bisnis yang sejak muda sudah ia usahakan.
Mereka pun setelah lulus sekolah, memilih 2 negara yang berbeda untuk berkuliah.
Lexi di New York dan Liam di Canada.
Lexi mengambil managemen bisnis dan Liam mengambil managemen resort and Leisure.
" Aska, Apa jadwal ku selanjut nya? " Tanya Liam yang baru menyelesaikan meeting nya.
" Anda ada janji makan malam dengan Bapak Erick. " Kata Aska yang sudah 3 tahun menjadi asisten Liam di resort.
" Hanya makan malam? Sepertinya tidak mungkin. " Gumam Liam ketika melihat profil calon mitra bisnis nya untuk pembukaan resort ke 4.
Aska pun tersenyum dan membenarkan firasat Liam, karena pak Erick terkenal dengan orang tua yang banyak uang dan suka pergi ke club malam.. Dan itu sudah menjadi rahasia umum di antara para pebisnis, terutama pebisnis resort atau perhotelan.
Dalam dunia bisnis, urusan pribadi tetaplah urusan pribadi.. Asalkan pondasi dana kuat dan kerja sama bisnis sama sama menguntungkan kedua belah pihak.
Liam dan Aksa pun menuju ke vvip room resort untuk menemui Pak erick.
Mereka masuk ke dalam lift, dan perlahan mulai sampai di lantai 5.. Tempat mereka akan bertemu.
Dengan kedua tangan di saku celana nya, Liam berjalan dengan santai nya.
Namun tiba tiba langkah nya terhenti saat berpapasan dengan seorang gadis cantik belia yang baru saja keluar dari ruangan vvip room.
Pakaian nya tampak seksi dan terbuka tidak sesuai usia nya, dan ia memegang sebuah amplop coklat di tangan nya.
" Tunggu. " Sahut Liam mengehentikan langkah nya.
Ketika di lihat lebih dekat.. bibir nya tampak memerah, riasan di wajahnya berantakan dan leher nya juga tampak merah di beberapa bagian.
" Berapa usia mu? " Tanya Liam to the point sambil tanpa segan mengambil amplop dari tangan gadis itu.
Gadis itu bungkam dan tidak menjawab, malab wajahnya memancarkan rasa takut.
" Apa ini tarif mu? " Sahut Liam dengan senyum sinis dan tampak sedikit kesal. Karna seperti dugaan Liam sejak awal melihat gadis itu, dia adalah wanita penghibur di bawah umur.
" Kenapa tidak menjawab ku? Berapa usia mu? 15? 16? "
" 15th. " Jawab gadis itu takut.
Mendengar jawaban itu.. Liam pun langsung menatap tajam ke arah Aska dengan kesal.
" Bukankan seharusnya dia berada di sekolah?? Sejak kapan aku memperbolehkan hal seperti ini di resort ku. " Gumam Liam kesal.
" Maaf pak, saya akan segera mengkonfirmasi hal ini ke pak Erick. " Jawab Aska takut.
" Persetan dengan lelaki tua itu. Bawa gadis ini ke kantor untuk di mintai keterangan. Penjahat kelamiin itu, serahkan padaku. " Sahut Liam sambil melempar amplop coklat berisi uang itu ke lantai hingga berantakan dan berjalan ke ruang vvip menemui pak Erick.
Staff membukakan pintu untuk Liam, dan benar saja Pak Erick sedang menikmati kesenangan bersama 2 gadis lain nya.. Tidak hanya makan malam seperti yang dibayangkan pada umum nya.. Tapi juga alkohol dan wanita penghibur.
" Welcome Mr. Liam... Lama tidak berjumpa.. Mari mariii... " Sambut pak Erick menjabat tangan Liam.
" Aku sudah menyiapkan semua yang kamu sukai (alkohol dan wanita) " Lanjut pak Erick yang berpikir bahwa mereka sama.
" Sepertinya anda terlalu percaya diri menilai ku.. Aku memang bajingaaan tapi aku punya aturan ku sendiri. " Ucap Liam dengan ekspresi mengintimidasi yang otomatis mengubah suasana ceria pak Erick.
" tinggalkan resort ku sekarang juga. " Usir Liam tanpa bertele tele.
" Ada apa dengan mu? Bukankah kita akan membahas masalah kerja sama kita untuk resort ke 4 mu? " Kata pak Erick.
" Aku.. Tidak sudi bekerja sama dengan mu. Penjahat kelamiiin. Kamu pikir aku tidak tahu perbuatan mu mengeksploitasi gadis di bawah umur? " Gertak Liam.
Namun pak Erick malah menertawakan Liam dengan santai nya.
" Broooo... Calm down. Ayolah, profesional lah. Bisnis is bisnis.. kesenangan ku adalah urusan pribadi ku. " Sahut pak Erick.
" Aku tahu itu urusan pribadi mu.. Tapi kamu melakukan nya di resort ku.. Jadi harus mengikuti aturan ku. " Jawab Liam membalas dengan sinis.
" Kamu benar benar akan mengorbankan puluhan miliar hanya untuk masalah sepele ini? " Ancam Pak Erick dengan uang nya.
" Ratusan miliar pun aku tidak peduli. Lagipula aku bukan orang miskin. Jangan coba coba mengancam ku dengan uang. "
" Pergi dari sini. Aku tidak mau melihat mu di resort ku.. " Usir Liam melukai harga diri pak Erick.
Dan mereka pun saling melempar tatapan kebencian.