Malam itu Lily gadis polos dan culun yang bekerja sebagai room service disebuah hotel mengalami nasib naas karena diperkosa oleh seorang pria yang sedang mabuk namun siapa sangka itu justru membuatnya terjebak dalam sebuah pernikahan tanpa cinta hanya demi status bayi dalam kandungannya agar tidak menjadi anak haram seperti dirinya dan setelah bayinya lahir ia ditendang begitu saja dari keluarga Wilson, keluarga kaya raya di kotanya hingga membuatnya terpaksa berpisah dari bayinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~24
Lily berpikir sejenak sebelum membuat keputusan, tak ada yang memberatkan sedikit pun dari perjanjian pernikahan kontrak ini dan ia juga tak keberatan jika pernikahan maupun kehamilannya disembunyikan dari publik demi nama baik keduanya.
"Bisa aku menambah beberapa poin?" ucapnya pada akhirnya.
"Silakan!" Alexander mengangguk kecil.
"Aku ingin tetap bekerja," ucap gadis itu kemudian.
"Tapi ...."
"Ku mohon sampai masa magangku selesai karena aku benar-benar ingin lulus kuliah secepatnya," mohonnya menatap pria itu.
"Aku berjanji takkan ada yang tahu tentang kehamilan ini," imbuhnya lagi meyakinkan.
Alexander nampak membuang napasnya. "Baiklah, lalu apa lagi?" ucapnya menyetujui meskipun dengan terpaksa dan ia akan memikirkan cara lain nanti.
"Kedua, jangan mencampuri urusan pribadi masing-masing." imbuh Lily karena ia tidak mau di kekang oleh pria itu, meskipun sudah menikah ia ingin menjalani hidup normal bisa berteman dengan siapapun baik itu laki-laki sekalipun dan juga pergi jalan-jalan bersama teman-temannya.
"Aku juga takkan ikut campur masalah pribadimu baik dengan tunanganmu maupun wanita lain diluar sana," tambahnya lagi berharap pria itu menyetujuinya.
"Aku tidak punya wanita lain diluar sana," potong Alexander menegaskan.
"Itu bukan urusanku, baiklah jika kamu setuju silakan menandatanganinya." Lily menunjukkan dua poin yang ia tambahkan lalu segera menandatangani lalu diserahkan dokumen tersebut kepada pria itu agar di tanda tangani juga.
Alexander segera mengambilnya, mengeceknya sejenak lalu ditutupnya namun Lily sontak melebarkan matanya. "Kamu tidak tanda tangan?" ucapnya ingin tahu.
"Aku bisa menanda tanganinya nanti di rumah lagipula sudah tidak ada tempat poin untuk menambahkan peraturan itu lagi," tegas Alexander dan Lily pun bisa menerimanya karena memang sudah tidak ada halaman kosong untuk menambahi tulisan lagi lagipula siapa suruh hanya menggunakan selembar kertas saja pikirnya.
Setelah membawa beberapa barang-barang pentingnya Lily pun segera pergi bersama pria itu untuk melangsungkan pernikahan agar anaknya kelak mendapatkan status yang jelas dari ayahnya.
Malam pun hampir larut dan keduanya baru sampai di rumah besar setelah sah menjadi suami istri. "Kenapa membawaku kesini? bagaimana jika nona Victoria tahu?" ucapnya setelah tuan Miller menghentikan mobilnya di halaman rumah bosnya tersebut, sebuah rumah yang sebelumnya pernah ia datangi.
"Dia tidak tahu tempat ini," sahut Alexander seraya melepaskan safety beltnya lalu segera membuka pintunya dan berlalu turun meninggalkan gadis itu.
Lily hanya menatapnya kesal, bagaimana mungkin wanita itu tidak tahu bahkan mereka sudah bertunangan. "Awas saja jika kekasihmu tahu dan menyalahkan ku," umpatnya menatap punggung pria itu.
"Mari nyonya!" ucap tuan Miller ketika gadis itu belum kunjung keluar.
"Aku masih muda jangan panggil seperti itu," sungut Lily menatapnya lantas segera berlalu keluar.
Tuan Miller hanya menggeleng kecil, ia tak bisa membayangkan bagaimana ramainya nanti rumah bosnya setelah kedatangan gadis itu mengingat keduanya seperti tom dan Jerry yang kurang akur. Kemudian ia pun segera menyusul turun untuk membawakan barang-barang nyonya mudanya tersebut.
Sesampainya di dalam Lily melihat bosnya itu mengumpulkan para pelayannya baik pria maupun wanita. "Ini istriku dan sedang mengandung bayiku jadi ku harap kalian melayaninya dengan baik," terang pria itu dan tentu saja itu membuat beberapa pelayannya langsung terkejut mendengarnya karena bosnya baru bertunangan dengan seorang model ternama.
"Ku harap kalian bisa menjaga mulut jika masih ingin hidup," imbuh pria itu lagi namun kali ini bernada ancaman.
"Baik tuan," sahut semua pelayannya dengan patuh.
Alexander mengangguk kecil. "Ayo ku tunjukkan kamarmu!" ucapnya mengajak gadis itu untuk menaiki anak tangga dan Lily pun mengekorinya dibelakang dengan perasaan campur aduk memikirkan ancaman pria itu terhadap para pelayannya.
"Jika masih mau hidup? apa itu berarti dia akan ..." Lily langsung melotot ketika memikirkan pikiran sendiri itu.
Sesampainya diatas Alexander pun segera membuka pintu kamarnya namun Lily langsung menahannya. "Tunggu, aku tidak sekamar denganmu kan?" ucapnya ingin tahu.
Alexander tak menanggapi dan langsung membuka pintu kamarnya dengan lebar, Lily yang melihatnya pun enggan masuk karena ia masih mengingat bagaimana pria itu memperdayanya disana waktu itu.
"Aku belum menyiapkan kamarmu jadi sementara waktu tidurlah disini lagipula bukankah kamu pernah melakukannya sebelumnya?" terang Alexander sembari menatap lekat gadis itu.
"Lalu kamu tidur dimana?" Lily melihat hanya ada satu ranjang berukuran king size disana.
Alexander langsung menggerakkan dagunya ke ranjangnya dan tentu saja itu membuat Lily melotot, jadi mereka akan tidur bersama? setiap hari?
"Lagipula aku jarang pulang kesini, selain pekerjaan ku diluar banyak aku juga lebih sering tidur di apartemen dekat kantor." ucap Alexander seraya melepaskan jas yang dikenakannya.
Mendengar itu pun Lily nampak lega, semoga saja pria itu tak pernah pulang lagi atau kamarnya sendiri akan segera disiapkan. Saat tak sengaja melihat pria itu melepaskan kancing kemejanya Lily pun segera berpaling.
"Aku mau mandi," ucap Alexander lantas berlalu ke kamar mandi sembari bertelanjang dada.
Lily pun langsung menghela napasnya sedikit lega, sepertinya ia harus sering melepaskan kacamata agar tak terus menerus melihat pria itu tak memakai pakaian dihadapannya.
"Kamu tidak berganti pakaian!" ucap Alexander beberapa saat kemudian hingga membuat Lily yang sedang duduk ditepi ranjangnya langsung berjingkat kaget, kemudian ia pun menoleh dan dilihatnya pria itu sudah mengenakan pakaian lengkap sebuah kemeja berwarna hitam dipadukan celana dengan warna yang sana.
"Kamu mau keluar?" ucapnya padahal padahal malam hampir larut.
"Victoria tiba-tiba sakit," sahut pria itu yang kini nampak menyisir rambutnya dengan rapi didepan cermin.
"Oh," Lily hanya mengangguk kecil.
Bagaimana pun pernikahannya hanya pernikahan kontrak dan Victoria adalah tunangan pria itu jadi meskipun statusnya sebagai istri tetap wanita itu yang diutamakan.
"Miller akan mengantarkan pakaian mu besok, jadi untuk sementara waktu pakai saja kemejaku di lemari!" tukas pria itu lantas berlalu pergi meninggalkan kamarnya.
Lily menatap jam yang telah menunjukkan pukul 10 malam, sepertinya pria itu takkan pulang malam ini dan ia pun segera membersihkan dirinya lalu berganti pakaian mengingat ia hanya membawa beberapa pakaian kerjanya saja.
Keesokan harinya....
Pagi itu Lily terbangun dengan badan yang terasa segar, rupanya tidur di ranjang orang kaya itu beda selain nyaman tidur juga lebih nyenyak apalagi semalam Alexander tidak pulang hingga membuatnya lebih tenang dalam beristirahat.
"Selamat pagi nyonya," sapa pelayan di rumah itu ketika Lily baru menuruni anak tangga.
Gadis itu pun hanya mengangguk kecil apalagi mereka langsung membawanya ke meja makan. "I-ini aku makan semuanya?" ucapnya ketika melihat beberapa makanan yang terhidang disana.
"Benar nona, tuan Alexander telah mendatangkan ahli nutrisi untuk memastikan kebutuhan harian anda dan bayi anda terpenuhi." ucap sang pelayan.
Lily tertegun mendengarnya, bukankah ini terlalu berlebihan apalagi harus mendatangkan ahli nutrisi juga tapi jika pria itu yang bertitah siapa yang bisa menolak lagipula ini semua semata-mata bukan untuknya tapi untuk bayi yang di kandungnya.
"Ya, hanya untuk bayiku." gumamnya lantas segera memulai sarapannya pagi itu sebelum pergi ke kantor.
Entah amalan apa yang sudah kamu lakukan Ly 🌚...
Hingga membuat duo ib-lis itu demen ngibul /Sob/...
Memangnya kagak engap /Drool/...
Lemaahhhh dirimu Lex gampang baper adek kecilmu /Sob//Facepalm/...
Bukan dengan wanita lain sih okayy2 saja 🤸♀️🌚...