NovelToon NovelToon
Sang Mantan Istri

Sang Mantan Istri

Status: tamat
Genre:Janda / Cerai / Wanita Karir / Kaya Raya / Keluarga / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:7.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

Mereka dijodohkan dan berani membuat komitmen untuk berumah tangga. Tapi kabar mengejutkan di ucapkan si pria di usia pernikahan yang belum genap 1 bulan. Yudha meminta berpisah dengan alasan cinta masa lalunya telah kembali.

Delapan tahun berlalu Yudha kembali bertemu dengan mantan istrinya.

Tidak ada yang berubah. Wanita itu tetap cantik dan bersahaja tapi bukan itu yang menjadi soal. Matanya memaku pada seorang gadis kecil berambut pirang yang begitu mirip dengannya.

"Bisa kau jelaskan?"

"Tidak ada yang perlu ku jelaskan!"

"Aku sudah mencari tahu tentangmu tujuh tahun terakhir dan tidak ada catatan kau pernah menikah sebelumnya selain..... apa itu anakku?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Nilam tidak tahu mengapa tiba-tiba Yudha datang kerumahnya.

Hari sudah larut tapi laki-laki itu datang dengan alasan rindu pada putrinya.

"Mylea sudah tidur." terang Nilam.

"Ada Bibi kan dirumah ini?"

"Ya,"

"Kalau begitu bolehkah untuk malam ini aku menginap?"

Walaupun Nilam tahu perasaan Mylea yang sesungguhnya, tapi Nilam tidak menuntut sang putri menerima kehadiran ayahnya.

Nyaman atau tidak itu terletak di hati sang putri, mungkin meski bibir menolak sesungguhnya hati menginginkan di dampingi ayahnya seperti anak pada umumnya.

Nilam bukan tidak ingin bersikap tegas sama Yudha, ia sengaja memberi kelonggaran melihat keadaan sang mantan sepertinya sedang tidak baik-baik saja.

Setelah mempersilahkan Yudha masuk. Nilam tak lagi ikut masuk kedalam kamar sang putri.

Nilam meminta bibi untuk membawakan minum dan makanan untuk Yudha, Nilam sama sekali tidak muncul dihadapan Yudha hingga pagi menjelang.

Untuk pertama kalinya Yudha merasakan tidur yang sempurna, ada ketenangan yang merebak hingga rongga paru, paginya terasa lebih lengkap dengan melihat jiplakan dari pada dirinya dalam versi perempuan.

"Maaf Pak, di tunggu sama ibu di meja makan."

Yudha meringis menyadari ke salahan nya, bagaimana mungkin dia bangun sangat terlambat.

"Mylea tidak sekolah?"

"Mylea sekolah hanya sampai hari Kamis."

"Oh," hanya itu yang keluar dari bibir Yudha. Dia merasa malu tidak mengetahui banyak tentang putrinya.

"Ayah?"

"Pagi princess nya ayah." sapa Yudha.

Mylea mengucek matanya dan mulai duduk memperhatikan Yudha.

"Kalau begitu aku mandi dulu Ayah." ijin Mylea merasa agak aneh melihat Yudha di kamarnya, untuk pertama kalinya dia melihat laki-laki saat ia bangun di pagi hari biasanya hanya ada mamanya, hanya saat dia sakit beberapa hari yang lalu dia mendapatkan hal yang serupa tidak hanya sambutan pagi hari tapi pelukan hangat dari Om Je nya.

Ngomong-ngomong tentang Om Je. Mylea merindukan pria itu. Rindu dengan perhatian kecilnya, meski Om Je tampak pendiam dia lembut pada Mylea apa yang dilakukannya juga terlihat tulus bukan karena suatu alasan.

Pagi ini benar-benar aneh menurut Mylea, untuk pertama kalinya mamanya tidak membangunkannya shalat subuh, mungkinkan kehadiran laki-laki itu penyebabnya?

Kenapa juga laki-laki itu tidak melaksanakan shalat seperti yang lainnya?

Bukankah kata mamanya shalat itu wajib dan mamanya juga berkata hal yang wajib itu dosa hukumnya jika tidak di lakukan.

Ah, jadi pusing kepala Mylea harusnya laki-laki itu tidak perlu datang dan menginap.

*********

"Maaf tadi aku pake kamar mandinya."

Mendengar ucapan Yudha Nilam mengangkat wajahnya dan mengatakan tidak apa-apa.

"Makan, ini tidak pakai bawang putih kok." Nilam berusaha mencairkan suasana.

Yudha tersenyum kecil mendengar perkataan Nilam. Ya.. Nilam memang selalu bisa membuat dirinya di perhatikan seperti ini. Dari dulu Nilam sangat pengertian padanya. Yudha sangat beruntung memiliki Nilam dulu. Hanya saja, jika Ruliana tidak datang saat itu.. mungkin pernikahan mereka akan baik-baik saja.

Tapi meninggalkan Nilam dulu itu adalah keinginannya, tapi setelah mengetahui Nilam telah melahirkan buah hatinya pandangan Yudha pada Nilam berubah.

"Om Je..." jeritan si kecil Mylea membuat lamunan Yudha tersadar.

Ia bahkan sampai tidak melihat Nilam beranjak dari tempat duduknya dan sedang berjalan bersama lelaki tinggi jangkung yang Yudha sangka sebagai kekasih mantan istrinya.

Mylea juga langsung berlari untuk mencium punggung tangan Jenar, hari ini Alfaaro akan turun melihat proyek yang mereka bangun.

"Aku nggak tau kalau kita berangkat pagi."

"Harusnya tidak sepagi ini, tapi siang nanti aku musti ke Jawa tengah."

Nilam mengajak Alfaaro untuk ikut bergabung menikmati sarapan pagi, sayangnya Alfaaro tidak terbiasa melakukan hal itu.

Jadi dia hanya duduk di samping Mylea memperhatikan anak Nilam dan Yudha yang sedang menikmati sarapan.

Yudha baru menyadari jika dia duduk di antara kursi kosong sementara dihadapannya ada Nilam, Mylea dan pemuda yang sedang fokus pada putrinya.

Hatinya merasa ganjal melihat pemandangan yang mirip keluarga bahagia, bukankah harusnya dia yang di posisi itu.

Tapi secuil daging baik di dalam sana juga menegur atas keserakahannya. Mungkin jodoh mereka memang tidak panjang. Ia harusnya bersyukur, Nilam masih mengijinkan ia bertemu dengan Mylea. Perempuan lain sana mungkin gak akan memberi ijin pria yang sudah nyakitin dia ketemu sama anaknya.

Sarapan pagi yang tadinya begitu nikmat fi lidahnya berubah hambar saat pikiran Yudha menegur sisi keegoisannya.

Dia memang pahlawan untuk Ruliana. Tapi dia penjahat buat Nilam dan Mylea.

"Mylea... ayah pulang dulu, dan Nilam makasih untuk semalam dan pagi ini."

Kedua perempuan beda usia itu mengangguk, tidak menahan ataupun menegur makanan di piring yang belum habis.

Setelah kepergian Yudha.

Nilam bertanya pada Alfaaro.

"Mau pergi sekarang?"

"Anda sudah selesai?"

"Sudah."

"Oke, kita berangkat." jawab Alfaaro.

"Boleh peluk?" saat Alfaaro berdiri sebuah pertanyaan polos keluar dari bibir mungil Mylea.

Alfaaro mengangguk. Tangannya mendekap tubuh kecil Mylea yang sedang merasa bahagia karena keinginannya untuk bertemu Jenar terwujud.

Acara peluk itu diakhiri dengan sebuah kecupan di kepala Mylea. Setidaknya hati laki-laki itu mulai berperan yang awalnya perhatian untuk keamanan kini rasa ingin memberi kenyamanan itu hadir. Bukan pada ibunya, tepatnya pada gadis kecil yang tampak kekurangan kasih sayang seorang ayah.

Padahal bisa saja Mylea meminta pelukan itu pada Yudha pasti pria itu tidak keberatan, tapi keinginan itu justru lebih kepada pria yang dipanggilnya Om Je.

"Yey..."

Mylea kembali memeluk Alfaaro. "Beneran boleh ikut?"

"Benar."

Nilam memilih pergi ke mobil lebih dulu, tidak menyangka putrinya memiliki sisi manja seperti itu, bukan apa. Nilam merasa tidak enak pada Alfaaro.

Semua tawa ceria yang muncul di bibir Mylea hari ini adalah berkat Alfaaro.

Sosok Alfaaro adalah ayah idaman, begitu yang terlihat namun tidak bagi Nilam. Alfaaro masih sangat muda, pemuda itu beda 6 tahun dengannya yang sudah menginjak usia 32 tahun.

Saat Alfaaro hendak membuka pintu mobil seorang wanita menahan lengannya.

"Apa masih ada waktu?" tanya Nilam. Alfaaro melihat jam tangannya.

"Masih tiga jam. Mengapa?"

"Bisa antar aku ke jalan anggrek?"

Jalan anggrek? Bukankah itu rumah yang pernah mereka datangi.

"Boleh."

"Kita cepetan ya, istri mantan suamiku mengamuk disana, aku takut terjadi sesuatu pada Mama."

Nilam tidak menyembunyikan kepanikannya, sementara ponsel Yudha tidak aktif.

Senyum Alfaaro terbit. Tidak ada salahnya suka dan kagum sama seseorang, selama dia meletakkan rasanya itu dengan baik ya nggak salah, sedang yang dia suka juga bukan istri orang.

Salahkah jika hatinya serakah kini? Tidak hanya ingin melindungi anaknya dia juga ingin melakukan hal yang sama untuk ibunya, cinta bisa datang belakangan, tapi yang lebih utama adalah ketulusan.

"Alfa, hati-hati." Alfaaro tersentak ketika sadar hampir saja menabrak mobil di depannya.

"Maaf."

"Kamu baik-baik saja?"

"Aku hanya sedang kepikiran."

"Mikirin apa sampai nggak fokus? Bahaya!"

"Mikirin kamu.."

1
susi ana
Alfaroo keren banget 😘❤️
Aether
you punya bini coy
Aether
ngimpi Lo anjing
Sri
best cerita ini
kenapa aku baru ketemu ya?
nyesel gak ketemu cerita ini dari dulu sampe telat 2 tahun
Sri
semoga si Kamelia digepuk sama istri sah ayahnya & ke 3 saudaranya
Sri
lha cocok lha sikapnya sama Safitri yang gak tau diri
Sri
wajar sih, orang suami 1 kan milih sekretaris / mantan
jadi ya jaga2
Batriani
terimakasih untuk author.., menyajikan cerita yg menarik, apik lugas.., sukses terus buat author..... ❤❤❤
Batriani
yeeey...... akhirr nya.... halal ya bro "al".🙃😊🪅🎊🎎
Batriani
Nilam dikelilingi oleh orang2 egois. hanya memikirkan diri mereka sendiri...
HjRosdiana Arsyam
Luar biasa
Batriani
Surprise...... buar yudha.
Batriani
emang enak.... rasain dah
Batriani
😭😭😭ikut cemas... semoga mylea segera kembali pulih..
Sandisalbiah
𝙻𝚄𝙰𝚁 𝙱𝙸𝙰𝚂𝙰
Sandisalbiah
𝚓𝚒𝚔𝚊 𝙽𝚒𝚖𝚊𝚜 𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚙𝚎𝚍𝚞𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚈𝚞𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚜𝚊𝚑𝚊 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚕𝚒𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚈𝚞𝚍𝚊 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝙽𝚒𝚕𝚊𝚖.. 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚓𝚞𝚔 𝙽𝚒𝚕𝚊𝚖 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚈𝚞𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚔𝚛𝚗 𝙽𝚒𝚕𝚊𝚖 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒...
Sandisalbiah
𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚜𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙 𝙱𝚒𝚕𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗𝚐𝚐𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚖𝚞, 𝚖𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗 𝚊𝚓𝚊, 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚊𝚞 𝚙𝚘𝚜𝚒𝚜𝚒 𝚍𝚘𝚗𝚐 𝚈𝚞𝚍𝚊... 𝚢𝚐 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝙼𝚢𝚕𝚎𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚘𝚔 𝚔𝚊𝚖𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊, 𝚑𝚎𝚛𝚊𝚗𝚗..!!
Sandisalbiah
𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚕𝚒𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚒 𝚊𝚗𝚔 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚍𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚍𝚒 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐𝚓𝚊𝚠𝚊𝚋 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛.. 𝚈𝚞𝚍𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚕𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚑 𝚍𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛² 𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚎𝚜𝚊𝚝 𝚓𝚊𝚞𝚑 𝚍𝚐𝚗 𝚙𝚒𝚕𝚒𝚑𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒..
Sandisalbiah
𝚛𝚒𝚋𝚎𝚝 𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚖𝚞 𝚈𝚞𝚍𝚊... 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚊𝚝𝚊𝚖𝚞 𝚋𝚞𝚝𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑..
Sandisalbiah
𝙼𝚢𝚕𝚎𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚔𝚊𝚙 𝚜𝚎𝚍𝚎𝚠𝚊𝚜𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚙 𝚊𝚢𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚙𝚕𝚒𝚗 𝚙𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚔𝚊𝚗𝚊𝚔𝚊𝚗, 𝚙𝚊𝚗𝚝𝚊𝚜 𝚃𝚒𝚍𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚍𝚐𝚗 𝚁𝚞𝚕𝚕𝚒𝚊𝚗𝚊 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚠𝚊𝚝𝚊𝚔 𝚢𝚐 𝚜𝚊𝚖𝚊, 𝚎𝚐𝚘𝚒𝚜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!