NovelToon NovelToon
Hunter System

Hunter System

Status: tamat
Genre:Tamat / Sistem / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Solo Leveling
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: MeowMoe

IG : @_meowmoe_

🥇Juara 1 - lomba menulis : Hunter X Dungeon

Hunter System (Sistem Pemburu)

Di balik sebuah gerbang Dungeon terdapat beragam monster yang berasal dari dunia lain.
Monster-monster yang kapan pun siap menginvasi umat manusia di Bumi.

Alvin, seorang Hunter berperingkat rendah yang selalu diejek oleh teman-temannya saat masih berada di Akademi Hunter, hampir saja tewas di dalam sebuah Dungeon saat rekan dalam tim raid mengorbankannya sebagai umpan pada para monster.

Saat sekarat, Alvin tiba-tiba mendengar suara robot elektronik terngiang di kepalanya.

["Aku adalah Sistem Pemburu, aku akan membantumu memburu para monster dan makhluk apa pun yang mengganggumu."]

Walaupun Alvin meragukan suara dari sistem yang telah masuk ke dalam pikirannya, pada akhirnya ia menerima bantuan Sistem Hunter, yang berjanji akan menjadikannya sebagai pemburu terkuat di dunia. Seorang pemburu yang akan menghabisi seluruh monster di Dungeon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeowMoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 - Bertambah Kuat

"Kenapa dia kuat sekali? Bukankah kau mengatakan bahwa Dungeon ini hanya sejenis Dungeon uji coba saja karena aku baru naik level?"

["Dia memang kuat. Tapi kau tidak akan terlalu sulit mengalahkannya andai kau tadi lebih tenang."]

Baaakkkk!!!

Bos monster terus menyerang Alvin yang tetap berdiri kokoh menangkis semua serangan monster dengan kedua tangannya yang dilindungi perisai sihir transparan.

["Kau harusnya sudah menghancurkan tubuhnya saat kau melakukan serangan tadi."]

"Lalu, kenapa aku tidak bisa menghancurkannya?"

["Kau masih dalam mode Tank."]

"... Ah, aku lupa."

["Kau panik."]

"..."

.........

Melihat lawannya tampak tidak terpengaruh oleh serangan-serangannya, bos Dungeon itu akhirnya menggunakan serangan yang jauh lebih kuat.

Kedua tangan lenturnya membesar, otot-ototnya juga ikut mengembang. Lalu, dengan kekuatan penuh, monster itu kembali menyerang Alvin.

Danngg!

Mendapatkan serangan sekuat itu, Alvin yang sudah bertahan dengan maksimal, akhirnya terseret mundur sampai beberapa meter.

'Gila! Apa itu serangan pamungkasnya?'

["Pedang mu sudah selesai. Ambil di jendela inventory."]

"Bagus! Terima kasih."

Sambil berusaha menjaga jarak dari serangan monster, Alvin membuka jendela inventory dan mengambil sebuah pedang dari sana.

"W-wow... Pedang ini sangat keren!"

["Nanti saja mengaguminya! Ganti job mu dan aktifkan skill mu."]

"Aktifkan Melee Mastery."

Sementara notifikasi itu mengoceh di dalam kepalanya, Alvin melompat dan berguling untuk menghindari serangan monster yang terus memburunya, seperti tidak ingin memberikan Alvin kesempatan untuk mengatur strategi menyerang lagi seperti sebelumnya.

Setelah jarak mereka cukup dekat, Alvin akhirnya menebaskan pedang bermata duanya sebanyak 2 kali pada tubuh monster, lalu menusukkan pedang itu tepat ke leher monster tersebut.

Slash... Slash... Stab!!!

Hanya dengan 3 kali serangan cepat, monster yang sejak tadi membuatnya khawatir itu akhirnya binasa.

Melihat tubuh monster yang tiba-tiba retak di sana-sini setelah ia berhasil menancapkan pedang di lehernya, kedua mata Alvin melebar.

"Efeknya luar biasa," gumam Alvin mengagumi pedang yang digunakannya.

Ia ingat pedang milik goblin yang di pakainya di awal Dungeon. Pedang itu memiliki status cukup bagus, namun langsung hancur saat digunakan untuk menyerang golem di area ketiga tadi.

"Yosh! Dua level sekaligus!" Alvin berseru senang sambil meninju tangannya yang tidak memegang pedang ke udara.

["Sudah ku katakan, kau hanya perlu lebih tenang saja. Kau sebenarnya bisa membunuhnya bahkan tanpa pedang itu andai tadi mengganti job mu dengan cepat."]

Alvin mengabaikan apa yang Sistem katakan. Ia lebih memerhatikan pedang pendek berwarna putih gading di tangannya. "Pedang ini keren," gumam Alvin, memuji lagi pedang bermata dua yang terbuat dari tulang serigala tersebut.

"Cek status pedang."

...◇◇◇...

...Item Name : Wolf Sword...

...Level : E...

...Attack Power : +50.000...

...Defence Power : +3.000...

...°°°...

...Rarity : None...

...Critical Damage : +25.000...

...◇◇◇...

Melihat status pedang tersebut, Alvin bahkan lebih kagum lagi.

"Ini benar-benar pedang yang hebat!" Puji Alvin, saat mengingat pedang dengan status seperti itu biasanya di jual cukup mahal di hunter store. "Tapi, kenapa level pedangnya E? Bukankah biasanya pedang dengan status seperti ini di luaran sana sudah berperingkat D atau C?"

Sistem tertawa mendengarnya.

["Itu pedang jelek."]

"Apa?!"

["Pedang ini bahkan sangat jelek. Tunggulah saat kau berburu di Dungeon peringkat tinggi. Aku akan membuatkan mu senjata yang sangat bagus."]

"Y-ya..."

Tapi, walaupun Sistem mengatakan pedang itu jelek, Alvin tetap bangga pada pedang pertamanya tersebut.

.........

"Tapi...," Alvin kemudian mengingat bagaimana banyaknya notifikasi Sistem di dalam kepala yang tadi hampir mengganggu konsentrasinya, "Apakah notifikasi seperti itu akan terus berbunyi saat aku menggunakan skill?"

["Ya. Notifikasi itu sangat penting agar kau tahu jangka waktu penggunaan skill dan tahu sebanyak apa penggunaan energi Mana untuk mengaktifkannya, juga kapan kau bisa mengaktifkan ulang skill tersebut."]

"Ku rasa notifikasi seperti itu akan mengganggu jika muncul di kepala saat aku sibuk bertarung."

["Kau benar. Tapi, jika kau sudah memiliki nilai status tinggi pada sense dan intelegence, juga meningkatkan pelatihan penguasaan energi Mana dan menaikkan skill pasif dan aktif semua job mu, suatu saat nanti kau bisa mengaktifkan skill secara otomatis saat kau membutuhkannya. Insting mu akan langsung mengaktifkannya."]

Alvin mengangguk pelan, memikirkan dan memahami apa yang Sistem katakan padanya.

'Aku harus cepat naik level.'

Ia tiba-tiba mengingat Brondy Lewis lagi. Menyingkirkan gangguan itu dari hidupnya adalah tujuan awalnya sebelum memikirkan langkah apa yang harus dilakukannya dengan memiliki Sistem Pemburu dalam dirinya.

Saat Alvin masih memikirkan hal itu, ia melihat tubuh bos Dungeon yang sudah retak-retak dan tergeletak di rerumputan, terbelah dengan sendirinya.

Dari dalam tubuh monster itu kemudian mencuat sebuah batu seukuran kepalan tangan orang dewasa yang berwarna hijau lumut.

"Apa itu?" tanya Alvin pada Sistem, sembari berjongkok untuk memerhatikan benda yang baru saja keluar dari tubuh monster tersebut.

["Item yang kau dapatkan setelah membunuh bos Dungeon."]

"Apakah monster dari masa depan biasanya mengeluarkan item saat mereka mati?"

["Ya. Ambil saja dan lempar ke inventory."]

"Kau akan mengolahnya?" tanya Alvin lagi, sembari mengambil benda yang mirip sebuah batu itu.

Saat ia baru menyentuh item tersebut, jendela status dari item itu muncul di hadapannya.

...°•°•°•°•°•°•°...

...Item Name : Goblin Heart...

...Rarity Level : E...

...Unlocked Condition : Lv. 46...

...•°•°•°•°•°•°•...

["Kau baru bisa melihat status dan kegunaan item ini saat sudah berada di level 46 nanti. Simpan saja dulu."]

"Ya."

......................

Alvin masih dalam perjalanan pulang ke rumahnya saat ia mendapat pesan singkat dari nomor kakaknya.

Melihat isi pesan yang aneh itu, Alvin mengerutkan keningnya. Di dalam pesan, Vina memintanya untuk pergi ke sebuah taman, namun ia meminta Alvin untuk meneleponnya terlebih dahulu agar Vina memberitahukan lokasi pastinya.

"Untuk apa dia mengajak ku bertemu di luar rumah?"

Saat Alvin masih bingung memikirkan hal yang tidak biasa itu, sebuah nomor tak di kenal menghubunginya.

《"Alvin. Akhirnya nomor mu aktif juga. Aku sudah menghubungi mu sejak tadi. Dari mana saja kau?"》

Suara wanita yang sudah sangat ia kenal terdengar di sisi lain panggilan.

"Untuk apa kau menghubungi ku?"

《"Tsk, kenapa kau kasar sekali? Baiklah dengarkan saja apa yang ku katakan. Aku sekarang sedang terburu-buru. Pesan dari nomor kakak mu itu aku yang mengirimkannya. Dia sedang berada di tangan Brondy dan teman-temannya."》

"Apa?! Di mana mereka?!"

《"Hei, jangan meninggikan suara mu pada ku, ok? Aku hanya ingin menolong mu! Aku..."》

"Tidak usah berbasa-basi! Cepat beritahukan pada ku lokasinya."

《"Aku hanya ingin membantu mu! Kalau kau berbicara kasar seperti ini, kau pikir aku akan memberitahunya?"》

Alvin menjauhkan ponsel itu dari telinganya, lalu mengecek lokasi keberadaan ponsel kakaknya.

《"Alvin?"》

Tuuuuttt...

Alvin langsung memutuskan sambungan telepon saat sudah menemukan lokasi yang tadi dicarinya.

"Brengsek! Kenapa harus sampai menyandera kakak ku?"

Saat Alvin masih dalam perjalanan menuju lokasi keberadaan ponsel Vina, Shiva masih terus berusaha menghubunginya kembali.

......................

Sihva terkejut saat melihat Alvin sudah berada di hadapannya, padahal ia belum memberitahukan lokasinya sama sekali yang kini sedang berada di taman komplek apartemennya.

“Alvin?”

“Di mana mereka?!” Bentak Alvin yang sangat mengkhawatirkan kakaknya.

“Alvin, duduk dulu kita bicara…”

“Aku tidak memiliki waktu! Aku tidak tahu apa yang akan bajingan itu lakukan pada kakak ku.”

“Aku ingin membantu mu!”

“Kalau begitu cepat katakan di mana mereka!"

Karena Shiva tak kunjung menjawab pertanyaannya, Alvin akhirnya menyambar leher gadis itu. Mencekiknya erat, lalu mengangkat tubuhnya.

“Katakan sekarang atau akan ku remukkan leher mu,” ancam Alvin.

Shiva merasakan energi sihir yang sangat kuat mengekang lehernya. Ia bahkan sudah berusaha melepaskan cengkeraman itu dengan kedua tangannya sekuat tenaga, namun ia bahkan tidak bisa melepaskan satu jari Alvin sekalipun.

[“Dia akan mati sebelum bisa menjawab pertanyaan mu.”]

Mendengar ucapan Sistem, Alvin akhirnya mengurangi sedikit energi sihirnya.

Pada saat itulah Shiva yang sudah ketakutan, menjawabnya.

“D-dia ada di bangunan tua di dekat rumah kita…”

Alvin tahu tempat yang Shiva maksud. Mereka sering menggunakan tempat itu untuk berlatih bersama saat sedang malas pergi jauh ke tempat pelatihan di Akademi.

Alvin melepaskan cengkeramannya pada leher Shiva lalu mengambil ponsel kakaknya yang Shiva letakkan di bangku taman, kemudian pergi dengan terburu-buru menuju tempat keberadaan Vina.

Shiva menatap kepergian Alvin dengan tatapan ngeri sembari memegangi kulit lehernya yang terkelupas oleh cengkraman tangan Alvin.

“Bagaimana dia bisa sekuat itu?”

......................

Alvin langsung menendang pintu bangunan dengan sangat keras begitu ia tiba di sana.

Brondy dan 6 anak buahnya yang sedang bersendau gurau sambil menunggu kedatangan Alvin, tentu saja terkejut saat melihat pintu tua bangunan itu tiba-tiba hancur, terutama saat melihat Alvin langsung berlari menuju Vina yang terikat dalam keadaan pingsan di tiang bangunan.

“Hadang dia!” Teriak Brondy pada para anak buahnya.

Alvin menatap Hunter-hunter yang sudah ia kenal itu.

Mereka adalah Hunter-hunter terbaik yang biasa mengawal dan menjaga Brondy saat pria itu sedang melakukan raid di Dungeon yang peringkatnya agak tinggi.

Brondy selalu membawa mereka untuk melindunginya sehingga ia akan tetap aman.

Mereka juga sangat terkenal karena sudah terlalu sering masuk di berbagai berita lokal.

"Subquest? Aktifkan subquest."

[“Ini kesempatan bagus. Gunakan mereka juga untuk menambah jam berlatih di quest bulanan mu,”] suara Sistem tiba-tiba terdengar.

"Aktifkan quest bulanan."

Alvin angsung menyerang 4 pria yang berdiri menghadangnya.

Keempat hunter itu awalnya tertawa saat melihat Alvin memasang kuda-kuda bertarung dengan gaya kick boxing. Namun, saat mereka sudah mulai bertarung, hunter yang rata-rata berperingkat D itu terkejut saat tahu kekuatan fisik dan kecepatan Alvin berada di atas mereka.

Buakkk… Buakkk… Buakkk…

Alvin langsung berhasil mendaratkan tinjunya pada seorang hunter yang ia lihat paling lengah.

Serangan kejutan itu berhasil membuat hunter tersebut terkapar pingsan sesaat setelah ia mendapatkan serangan tadi.

Ia kemudian bergerak menuju hunter kedua. Menyerang dengan tendangan rendah dan terus menyasar ke kedua kakinya.

Mendapatkan serangan bertubu-tubi seperti itu, tentu saja membuat hunter itu kelabakan dan akhirnya kedua kakinya tersandung dan ia pun akhirnya terjatuh.

Melihat kesempatan itu, Alvin langsung menerjangnya dan menendang kepalanya dengan sangat keras.

Bletakkkk!!! Krakkk!

Di tendang sekeras itu pada batok kepalanya, tentu saja membuat hunter itu langsung pingsan seketika.

Berbeda dengan Alvin yang sudah siap bertarung sejak awal, hunter itu sama sekali tidak siap bertarung hingga ia tidak sempat memperkuat pertahanannya dengan sihir.

"Hati-hati, energi sihirnya tidak seperti seorang Healer!" seseorang yang berdiri di depan Brondy mengingatkan.

Mereka tahu seberapa lemahnya Alvin. Jadi, sejak awal mereka sudah meremehkannya dengan tidak menggunakan energi sihir untuk bertarung, karena mereka pikir akan dapat meringkus hunter tipe Healer itu dengan sangat mudah.

Namun, karena terlalu menganggap remeh lawan, mereka akhirnya menderita kerugian.

......................

Baru saja dua hunter itu ingin menyerang, Alvin yang sejak awal memang sudah berniat menghabisi mereka semua, sudah lebih dulu mengambil langkah menyerang.

Ia sudah merasakan di keroyok puluhan slime tidak normal dan golem tidak normal. Jadi, saat ia menghadapi para pengeroyok yang lebih lemah dibandingkan monster-monster tersebut, Alvin bisa bertarung dengan sangat tenang, walaupun emosinya saat ini sedang tidak stabil.

Bukkk… Krakkk…!

Satu hunter lagi terjatuh dan muntah darah saat Alvin berhasil menyarangkan tinjunya di ulu hati pria itu dan meremukkan tulangnya.

Melihat kawannya terkena serangan dengan sangat mudah, hunter yang hendak maju menyerang menjadi ragu dan menatap Alvin dengan takut.

Melihat kesempatan dari keraguan lawan, Alvin langsung menyerang hunter itu dan memecahkan dagunya saat ia meninjunya dengan sangat keras.

Krakkkkk!!!

Semua pergerakan yang Alvin lakukan sangat cepat.

Setelah merobohkan 4 hunter yang ingin mengeroyoknya, Alvin langsung maju menghampiri dua hunter yang berdiri di depan Brondy.

Alvin mengenal mereka sebagai dua hunter peringkat C yang sangat terkenal di Kota S. Mereka adalah hunter-hunter dari Asosiasi, para bawahan saudari Brondy.

Alvin melihat seringai lebar di bibir kedua hunter tersebut saat ia mendekatinya.

Mereka juga memasang kuda-kuda bertinju saat Alvin sudah maju menyerang, yang hanya untuk mengoloknya saja.

Mereka berpikir, walaupun Alvin tadi bisa merobohkan 4 hunter peringkat D, tapi untuk merobohkan hunter peringkat C adalah hal yang sangat mustahil bagi seorang peringkat F.

Namun, mereka sangat terkejut saat Alvin menyerang bukan hanya dengan tinjunya saja.

Ia memiliki sebuah pisau kecil di tangannya yang baru saja Sistem tempa dan berikan padanya.

Srattt…

Serangan itu langsung menyasar dan melukai leher hunter pertama.

Melihat leher kawannya terluka dan darah bercucuran dari sana, hunter kedua yang masih mengumpulkan energi Mana di tangannya terkejut.

Stab…!

Ia terlambat untuk bereaksi. Alvin sudah menusuk dadanya dengan pisau kecil di tangannya.

Sebenarnya, selain ia sudah bertambah kuat, Alvin juga beruntung karena sudah mengenal mereka dan tau job yang mereka miliki. Karena itulah dia memilih untuk menyerang hunter bertipe Warrior terlebih dahulu sebelum menyerang Mage.

......................

Kini hanya tersisa Alvin dan Brondy yang saling berhadapan.

Melihat Alvin yang tiba-tiba saja kuat, Brondy mulai ketakutan

Alvin menatapnya dan tersenyum sinis. Ia sudah sangat mengenal sifat Brondy yang pengecut. Brondy akan menindas orang yang lebih lemah darinya dan akan ketakutan jika berhadapan dengan orang yang lebih kuat darinya.

.........

Brondy mencabut pedangnya. Namun, Alvin yang bertindak lebih cepat sudah menerjangnya dan membanting Brondy ke lantai.

Alvin kemudian menekan leher Brondy dengan kuat, lalu memukuli wajahnya dengan sangat brutal.

Buakk… Buakkk… Buakk… Buakkk…!!!

Alvin terus meninju wajahnya dengan sangat keras hingga Brondy akhirnya tak sadarkan diri dengan wajah yang di penuhi darah akibat luka menganga dan lebam yang di deritanya.

Setelah ia berhasil merobohkan semua lawan, Alvin akhirnya pergi untuk membebaskan Vina. Ia sangat bersyukur karena Vina tampaknya baik-baik saja. Ia hanya pingsan karena obat tidur.

...****************...

1
Uchiha Sarada
alur nya bagus, penulisannya bagus, endingnya juga bagus, setelah sad ending langsung happy ending mantap
Nika: terima kasih kak 💖🙏
total 1 replies
Rob&son🤗
Bagus
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Akbar
Luar biasa
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Solocity reader
good
Solocity reader
keindahan mata-mata
Akbar
Luar biasa
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
AHMAD BAIHAKI
Luar biasa
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Another Heaven
good!
Madara_kw
Aku madara mengakui novel ini sebagai novel terhebat pernah kubaca
karyaku: hi kk, mampir yuk di cerita author." transmigrasi menjadi istri mafia " jangan lupa ya, di jamin seru deh.
Nika: terharu 😭
total 2 replies
Madara_kw
novelnya seru kak endingnya juga ok kok
Nika: terima kasih kak 💖🙏
total 1 replies
Madara_kw
seru terus happy ending?hahaha liat sendiri lah/Chuckle/
Nika: thank you kak 💖🙏
total 1 replies
Madara_kw
nah ini nih yang dikatakan happy ending,kalo sad ending alvin hilang orh dicintai,kalo bad ending dunia musnah,kalo perfect ending ga ada yang mati ato kehilangan orang tersayang kayak alvin kehilangan mina #INEEDPERFECTENDING/Sob/
Madara_kw
kok nangis ya ketika tau angka 10 itu
Nika: ada cerita tentang Mina kak di novel satunya Godess Of War
total 1 replies
abdillah musahwi
banyak kali ESnya, nggak kedinginan tuh😁
Nika: wkwkkwk /Joyful/
total 1 replies
abdillah musahwi
selamat meninggal Shiva🙋
Nika: /Smirk/
total 1 replies
Razfiqh
hrs nya begitu kan? "hingga kini ia berada di level 62" kl gini kan kek kurang pas aja "hingga ia kini berada di level 62"
Ridwan Maulana
Luar biasa
Nika: thank you kak 🙏💖
total 1 replies
abdillah musahwi
sistem geblek😁
abdillah musahwi
sistemnya nakalan 😁😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!