"Saya tidak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai saya. Tapi yang harus kamu ketahui, cinta datang karena terbiasa bersama. Saya harap semoga kamu bisa merasakan cinta yang telah saya rasakan sejak tiga tahun yang lalu sampai saat ini Dik"
Satu kejadian yang tak pernah terduga yang saat ini sedang dialami oleh seorang gadis yang tidak percaya yang namanya cinta, gadis itu ialah Green Abreena.
Suatu hari, Abreena dinikahkan dengan seorang ustadz yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya. Sebuah pernikahan yang terpaksa tanpa adanya cinta yang tak bisa dihindari oleh seorang gadis cantik.
Apakah kehidupan pernikahan yang dijalani oleh Abreena dan seorang Ustadz akan berjalan dengan mulus tanpa adanya ujian dipernikahan mereka?
Dan bagaimana cara mereka melalui ujian yang datang menerpa rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MamaRizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Membujuk Brian kembali ke Indonesia
Setelah keluar dari kamar cucunya. Mommy Aletha berjalan menuju kamar anaknya yang bersebelahan dengan kamar Quin.
Tok Tok Tok
"Bri kamu sudah tidur?" tanya Mommy Aletha, namun tidak ada jawaban dari dalam kamar.
Tok Tok Tok
"Bri mommy masuk iya" ucapnya ketika ia tak juga mendapatkan jawaban dari dalam kamar sang anak.
Ceklek
Mommy Aletha melihat kesekeliling kamar anaknya. Namun ia tak menemukan keberadaan sang anak. Ia pun kemudian menutup pintu itu kembali dan turun kelantai bawah.
"Mbak, kamu lihat Brian ada dimana?" tanya Mommy Aletha pada salah satu pelayan.
"Tuan muda ada dihalaman belakang Nyonya"
Tanpa menjawab Mommy Aletha langsung berjalan menuju hamanan belakang mansion mewah anaknya.
Ia melihat anaknya sedang duduk dibungalau yang ada ditengah halaman itu. Menatap kelangit dengan wajah sedihnya.
"Son" panggil Mommy Aletha lirih. Membuyarkan lamunan Brian.
"Mom. Kenapa kesini? Ini uda malam seharusnya Mommy istirahat" jawabnya dan ia meminta Mommy Aletha duduk disampingnya.
"Mommy belum mengantuk dan Mommy juga mencarimu"
"Ada apa Mom?" tanya Brian memandang serius kearah Mommy nya.
"Son, apakah kamu sayang dengan Mommy mu ini?"
"Pertanyaan macam apa itu Mom. Ia tentu saja Bri sayang sama Mommy. Brian sayang sama kalian semua"
"Kamu tau son kesedihan seorang Ibu itu ada pada saat melihat anaknya terpuruk dalam sebuah kata penyesalan" jedanya.
Brian tak menjawab, ia hanya melihat sang Mommy yang sudah menampakkan wajah sedihnya.
"Mommy sangat sedih melihatmu yang belum bisa berdamai dengan masa lalumu. Kamu hidup dalam penyesalanmu yang begitu dalam. Mommy tau kamu menyesal telah menyakiti hati Breena. Tapi satu yang harus kamu ketahui son, waktu terus berputar. Mau sampai kapan kamu terpuruk dalam penyesalanmu? Kamu harus menata hidupmu kembali. Ada Quin yang harus kamu jaga dan kamu besarkan" lanjutnya dengan wajah sedih.
"Tapi Brian belum mendapatkan maaf dari Breena Mom. Brian sudah sangat jahat menyakiti hati Breena" jawabnya yang sudah meneteskan air mata.
"Bagaimana kamu bisa mendapatkan maaf dari Breena kalau kamu saja tidak berusaha son. Kamu malah bersembunyi dinegara ini"
"Brian belum siap untuk bertemu dengannya Mom. Dia masih sangat menbenci Brian" ucap Brian sambil menghapus air matanya.
"Mommy yakin Breena sudah tidak membencimu lagi nak"
"Tapi Mom-"
"Mommy tau dia sudah menikah. Dari yang Mommy dengar suaminya begitu menyayanginya. Dia sudah bahagia sayang. Mau sampai kapan kamu terpuruk terus? Kamu juga berhak bahagia" ucap Mommy Aletha memotong ucapan Brian.
Mommy Aletha membawa anaknya kedalam pelukannya. Ia juga ikut menangis melihat kesedihan sang anak.
"Brian belum siap Mom. Apa lagi nanti kalau bertemu dengan Breena" jawabnya, menolak ajakan Mommy Aletha.
"Apa kamu sudah tidak sayang lagi dengan Daddy mu? Daddy sudah tua sayang. Tetapi ia masih saja disibukkan dengan pekerjaannya sampai larut malam diperusahaan"
"Tapi disana masih ada Mas Ibra Mommy. Biar dia aja yang mengurus perusahaan yang di Indonesia. Brian biar tetap diperusahaan yang ada disini" tolak Brian halus.
Huufftt
Mommy Aletha menghembuskan nafasnya kasar, karena mendapatkan penolakan dari anaknya terus.
"Jangan harapkan Mas mu itu mau mengurus perusahaan. Dia sibuk dengan rumah sakit kita. Ia bahkan sudah menolak Daddy mu ketika Daddy menyuruhnya mengambil alih perusahaan. Alasannya karena itu bukan di bidangnya. Ia lebih sennag merawat orang orang yang sakit dan membutuhkan keahliannya" omel Mommy Aletha.
"Pulanglah nak. Setidaknya demi kesehatan Daddy mu" bujuknya lagi.
Brian masih diam tak bersuara.
"Dua hari lagi Mommy dan Daddy akan kembali. Mommy harap kamu juga mau ikut dengan kembali dengan kami"
Brian masih juga diam dan tak menjawab Mommy Aletha membuat Mommy Aletha geram.
"Kalau kamu tidak mau ikut kembali dengan kami. Mommy akan membawa Quin. Biar Quin tinggal bersama Mommy di Indonesia saja" ancam Mommy Aletha.
"Mom. Bagaimana bisa Mommy mau memisahkan Btian dengan anak Brian Mom" protesnya.
"Kau saja tega berpisah dengan Mommy. Kalau begitu Mommy juga harus tega memisahkanmu dengan anakmu" tegasnya.
"Bisakah Brian berpikir dulu Mom?" pinta Brian.
"Mommy tunggu jawaban kamu besok pagi Bri"putus Mommy Aletha kemudian ia pergi meninggalkan anaknya.
Brian sangat prustasi. Ia menarik rambutnya untuk menghilangkan rasa sakit dikepalanya.
"Apa yang harus ku lakukan Tuhan? Selain aku belum siap bertemu dengan Breena. Aku juga tak ingin bertemu dengan wanita murahan itu lagi" gumam Brian.
Setelah Brian menceraikan Nova. Nova pun lebih memilih kembali ke Indonesia bersama selingkuhannya.
...----------------...
Di Indonesia
Saat ini Breena sedang berdiru didepan kulkas untuk melihat bahan bahan yang bisa ia masak. Namun ia tak menemukan satu pun bahan makanan yang bisa ia gunakan.
Ia menutup kembali kulkas itu dan mencari keberadaan suaminya diruang kerja sang suami.
Tok Tok Tok
"Mas" panggil Breena sambil menyembulkan sedikit kepalanya kedalam ruangan itu.
"Sini sayang" ucap Dayyan sambil melambaikan tangannya.
Setelah dekat Dayyan langsung menarik tubuh istrinya hingga Breena duduk dipangkuannya. Karena takut Breena jatuh, dengan segera Dayyan memeluk pinggang istrinya.
"Ada apa hem?" tanya Dayyan ketika melihat wajah cemberut Breena.
"Breena mau masak untuk makan malam kita Mas. Tapi Breena tidak menemukan bahan makanan yang bisa dimasak. Kulkas Mas itu hanya berisikan air mineral saja" adunya yang masih dengan wajah cemberutnya.
"Astaga" ucap Dayyan sambil menepuk jidatnya sendiri.
"Mas lupa bilang sama bibi sayang kalau hari ini kita kembali. Jadi bibi tidak menyimpan stok bahan makanan" jelas Dayyan.
"Terus kita nanti makan apa Mas?" protes Breena.
"Hmmm bagaimana kalau kita makan diluar aja sayang"
"Iya uda deh tapi nanti kita kesupermarket juga iya Mas. Breena mau stok cemilan dikamar" pinta Breena.
"Iya boleh sayang"
Cup
Jawab Dayyan sambil memcium pipi chubby Breena yang mulai merona.
"Mas iiihhh kebiasaan. Kenapa sekarang Mas hobby banget cium cium Breena. Mas uda mulai mesum" protes Breena dengan kelakuan Dayyan.
"Iya Mas seneng aja ngelakuinnya. Lagian juga kalau Mas mesum, itu juga cuma sama kamu aja sayang. Mas tidak pernah mesum sama perempuan lainnya" bela Dayyan.
"Awas aja kalau Mas berani mesum sama perempuan lain. Sampai Breena tau Mas seperti itu, Breena pulang kerumah Mama Papa" ancam Breena.
"Iya sayang, Mas hanya mesum sama kamu aja. Jangan tinggalkan Mas sayang" jawab Dayyan yang takut kalau Breena akan meninggalkannya.
"Iya uda ayo sekarang kita bersiap makan diluar. Mas juga uda mulai lapar ini sayang" ajaknya.
Kemudian Dayyan dan Breena keluar dari ruang kerja Dayyan. Dan bersiap untuk keluar mencari makan malam mereka.
maaf 🙏 Thor aku kritik tulisanmu banyak salah, nulisnya ngantuk ta gmn thor