NovelToon NovelToon
Pembalasan Dendam Putri Jenderal Perang

Pembalasan Dendam Putri Jenderal Perang

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Time Travel / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: julieta

Jiang Xia Yan merupakan putri bungsu dari seorang jenderal perang pada masa kekaisaran Ming Qi adalah wanita bodoh yang jatuh cinta dengan pangeran kedua Ming Shin yang pada akhirnya mati mengenaskan atas nama cinta.

Bukan hanya mati ditangan suaminya sendiri, Jiang Xia Yan juga menyebabkan Klan Jiang musnah ditangan Ming Shin.

Padahal Jiang Xia Yan sudah berkorban banyak untuk Ming Shin hingga bisa membuat lelaki yang sangat dicintainya itu bisa menjadi kaisar Ming setelah berhasil menggulingkam kekauasaan sang ayah.

Jiang Xia Yan mati dengan dendam yang mendalam....

Pada saat yang sama, ada seorang CEO wanita yang berhati dingin dan kejam bernama Agatha Wein yang juga mati mengenaskan ditangan sekelompok lelaki yang cintanya ditolak dengan kasar olehnya.

Agatha diberi kesempatan hidup didalam raga Jiang Xia Yan....

Mampukah Agatha bertahan hidup & membalaskan dendam Jiang Xia Yan?

Bisakah Agatha menemukan cinta dijaman kuno ini dan membuat hatinya yang dingin menjadi hangat ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENGOBATI

“ Tidak…ini masih belum cukup…”, guman Jiang Xia Yan sambil memasukkan kembali tanaman obat yang telah didapatkannya dikantong bajunya.

Sepulang dari akademi dia berniat untuk mampir sebentar ke toko obat guna membeli beberapa bahan yang masih kurang.

Tampaknya, pemilik tubuh asli ini cukup hemat. Meski hanya mendapatkan uang saku sedikit, tapi jumlah simpanan uangnya lumayan banyak membuatnya sangat bangga.

Kiew hanya bisa menatap nona mudanya tersebut dengan cemas. Dia sudah mendengarkan cerita dari Lin jika sudah dua hari ini nona mudanya itu menyuruhnya merebus obat penambah energy.

Dan kali ini, sebelum pulang ke kediaman nona mudanya itu minta diantar ke toko obat untuk membeli beberapa tanaman obat yang dibutuhkannya.

“ Apa nona benar – benar memiliki penyakit parah tapi dia tak mau memberitahukannya kepada semua orang ?....”, Kiew terlihat cemas waktu menyadari jika beberapa bahan obat yang dibeli oleh nona mudanya tersebut adalah tumbuhan yang langkah dan tentunya memiliki khasiat tinggi.

Setelah semua bahan yang dibutuhkan ada, Jiang Xia Yan segera mengajak pelayannya pribadinya tersebut untuk pulang.

Begitu sampai di kediaman, Jiang Xia Yan langsung mengurung diri didalam kamar dan memberi perintah kepada para pelayannya agar tak ada siapapun yang boleh masuk dan mengganggunya.

Meski dia tak pernah membuat racikan obat, tapi di kehiduapnnya terdahulu didunia modern dia memiliki teman seorang apoteker.

Setiap dia sakit, temannya itu lah yang meracikkan obat untuknya. Jadi sedikit banyak, Jiang Xia Yan tahu prosesnya.

Berdasarkan pengamatannya dimasa lampau dan buku yang tadi sempat dia baca, Jiang Xia Yan mulai meracik obat yang akan dia berikan kepada tuan muda pertama Chi nanti malam.

Selain meracik obat, Jiang Xia Yan juga menyiapkan jarum perak yang akan dia gunakan sebagai alat akupuntur.

Kebetulan dia cukup ahli dalam ilmu akupuntur yang sudah cukup lama dia pelajari dari seorang kenalannya dalam kehidupannya dahulu.

Jika perkiraannya tak salah, berdasarkan ingatan sang pemilik tubuh, selain terkena racun tuan muda pertama Chi ini juga menderita penyakit Balck Death yang sempat menghebohkan dunia dimasa lampau.

Itu adalah hasil ingatan yang didapatkan dari memori pemilik tubuh asli. Jiang Xia Yan berharap tebakannya kali ini tidak salah.

Setelah semua racikan obat selesai dibuat, diapun segera membersihkan diri dan bersiap untuk pergi kekediaman Chi tengah malam nanti.

Sambil menunggu waktu, setelah makan malam diapun langsung mematikan seluruh penerangan yang ada didalam kamar sehingga para pelayannya berasumsi jika nona mudanya itu sedang beristirahat.

Tanpa ada yang tahu, Jiang Xia Yan kini sudah duduk dengan posisi lotus. Dia berusaha untuk meningkatkan kultivasinya.

Berkat kekuatan besar yang dimiliknya, hanya dalam waktu singkat dirinya sudah berhasil menembus level bumi tingkat empat.

“ Kurasa cukup untuk hari ini….”, batin Jiang Xia Yan perlahan membuka kedua matanya.

Dengan kekuatannya ini, dia bisa mempergunakan ilmu peringan tubuh yang dimilikinya dan menggunakan tenaga dalam jika berhadapan dengan musuh.

Kekuatan tenaga dalam digabung dengan ilmu beladiri yang dimilikinya tentunya sangat bermanfaat untuknya saat ini.

“ Sayang dijaman kuno ini tak ada pistol, jika ada ini akan lebih efektiv dan mempersingkat waktu….”, batinnya sedikit kecewa.

Sebagai ganti pistol, Jiang Xia Yan menyiapkan belati kecil sebagai senjatanya. Jika ada waktu senggang, dirinya mungkin akan belajar berpedang.

Karena masih belum bisa menggunakan pedang, belati dia rasa sudah cukup sebagai senjatanya malam ini untuk beraksi.

Begitu waktu yang ditunggu sudah tiba, Jiang Xia Yan segera melesat keluar melalui jendela kamarnya. Gerakannya yang gesit dan lincah mampu mengelabui para penjaga yang bertugas di kediaman keluarga pertama Jiang.

Tanpa membuang waktu lagi, Jiang Xia Yan segera melesat pergi ke kediaman keluarga Chi dan menuju ke kamar Chi Ang Bei seperti apa yang tergambar dalam peta.

Jiang Xia Yan sedikit mengecoh para penjaga yang ada didepan kamar Chi Ang Bei. Setelah dirasa aman, diapun segera masuk kedalam ruangan.

Chi Ang Bei yang mengetahui kedatangannya segera saja membuka mata dan melotot tajam waktu menyadari ada orang asing menyelinap kedalam kamarnya.

Belum sempat dia berteriak untuk memanggil penjaga Jiang Xia Yan sudah lebih dulu mentotok tubuhnya sehingga tak bisa bergerak dan mengeluarkan suara.

Hanya kedua matanya saja yang bergerak dan menatap tajam kearah Jiang Xia Yan yang saat ini sedang fokus memeriksa denyut nadinya.

“ Seperti yang kuduga….”, batin Jiang Xia Yan tersenyum puas karena prediksinya benar.

Setelah memastikan bahwa putra pertama Chi tersebut menderita penyakit langkah Black Death, diapun segera mengeluarkan jarum untuk akupuntur.

“ Sebaiknya aku mengeluarkan racunnya terlebih dahulu agar pengobatanku nantinya bisa maksimal….”, guman Jiang Xia Yan sambil mengeluarkan jarum perak dari balik lengan bajunya.

“ Apa dia bilang…racun ?....”

“ Bagaimana bisa ?....”

“ Apa dia bisa mengobatiku ?....”

“ Apa dia seorang tabib ?....”

“ Tapi siapa dia ?....”

“ Kenapa dia mau menolongku ?....”

Berbagai macam pertanyaan mulai berkecamuk didalam pikiran Chi Ang Bei mengenai sosok gadis yang ada dihadapannya itu.

Sementara Jiang Xia Yan sama sekali tak menanggapi pelototan tajam yang diberikan oleh tuan muda pertama Chi tersebut dan tetap fokus pada tugasnya untuk mengobati pemuda itu.

Dia harus segera menyelesaikan pekerjaannnya sebelum matahari terbit agar dia bisa segera pergi sebelum ada seseorang anggota keluarga Chi muncul.

Chi Ang Bei tiba – tiba memuntahkan darah hitam yang cukup banyak waktu jarum akupuntur selesai dicabut dari atas tubuhnya.

“ Racunmu telah keluar….”, ucap Jiang Xia Yan sambil membersihkan mulut Chi Ang Bei dari darah yang mengandung racun tersebut dengan saputangan miliknya.

“ Besok, kamu harus menyuruh orang membersihkan tubuhmu karena sisa racun akan keluar melalui keringat….”, ucap Jiang Xia Yan berpesan.

Meski tak bisa bersuara, namun dari sorot matanya Jiang Xia Yan tahu jika Chi Ang Bei mengerti setiap kata yang diucapkan oleh gadis itu.

Merasa jika tubuhnya mulai membaik setelah racun yang ada didalam tubuhnya dimuntahkan tadi, Chi Ang Bei tak bisa untuk tidak terkejut.

Pasalnya sudah banyak tabib yang memeriksanya dan tak ada satupun yang bisa menyembuhkannya. Bahkan mereka tak ada yang tahu jika ada racun didalam tubuhnya.

Tapi gadis muda ini, begitu dia memeriksa denyut nadinya, dia langsung bisa menebak jika dalam tubuh Chi Ang Bei terdapat racun.

Saat putra pertama keluarga Chi tersebut kembali berkutat pada pikirannya, Jiang Xia Yan sudah muali mengolesi beberap bagian tubuh yang terlihat membengkak akibat gigitan kutu hewan penggerat yang diindikasi telah membuatnya terkena penyakit Black Death ini.

“ Sebaiknya mulai sekarang kamu harus lebih berhati – hati lagi, terutama untuk makanan dan minumanmu….”, ucap Jiang Xia Yan membuat lamunan Chi Ang Bei langsung buyar.

“ Dan jangan terlalu kritis terhadap pemerintah itu akan mengancam keberlangsungan keluargamu….”, Jiang Xia Yan kembali mengingatkan.

“ Sebaiknya mundur sebelum berperang daripada mati konyol hanya demi sebuah penghargaan….”, pesan Jiang Xia Yan sebelum akhirnya terdiam.

Setelah mengucapkan kalimat terakhir, Jiang Xia Yan mulai fokus meracik ramuan obat untuk tuan muda pertama Chi agar bisa segera diminum.

Dengan telaten, Jiang Xia Yan pun segera membantu Chi Ang Bei meminum obat yang telah diraciknya tersebut dengan sabar.

Aroma harum yang keluar dari tubuh Jiang Xia Yan membuat obat yang diminum oleh putra pertama keluarga Chi tersebut terasa manis.

“ Minum ramuan obat ini tiga kali setelah makan….”, ucap Jiang Xia Yan sambil meletakkan kantong obat diatas meja kecil disamping tempat tidur Chi Ang Bei.

Setelah menotok tubuh Chi Ang Bei agar bisa kembali bergerak, Jiang Xia Yan segera melesat pergi melalui jendela kamar pemuda tersebut.

“ Siapa dia sebenarnya ?....”, guman Chi Ang Bei sambil menutup kembali jendela kamarnya.

Setelah diberi akupuntur dan luka gigitan yang tadinya membengkang telah lenyap, Chi Ang Bei merasa jika tubuhnya berangsur - angsur telah pulih sehingga dia bisa bangun dari tempat tidur dan berjalan untuk menutup jendela karena udara dini hari yang dingin mulai masuk kedalam ruangan.

1
Ainy Youenha
kenapa gak percakapannya yg dtulis tegak ya? agak menganggu si menurutku kalo percakapannya dtulis miring
safira
suka karekter mc mahal..terbaik thor..
Kemas Yustiar
sebagus apapun ceritanya kalau ngambang & tidak happy end mengecewakan pembaca, semoga author memikirkannya
Efendi Siantar
tunggulah bagian mu selir Hien
Erni Nofiyanti
salah sasaran deh
Efendi Siantar
Luar biasa
Erni Nofiyanti
tambah sangian baru lagi
Siti S
Luar biasa
Erni Nofiyanti
apa raja ming
Efendi Siantar
bisa jadi... hua ha ha haaaaaaa
Erni Nofiyanti
blm tau dia,ada kaisar jga yg demen.
Erni Nofiyanti
waduh,kaisar ngamuk lagi dah
Efendi Siantar
kenapa tdk kentongan ronda, Thor?😅😅
Anie Pailing
Luar biasa
Anie Pailing
Lumayan
Nitnot
baca aja, g usah banyak komentar, othornya keren bingit, aku suka cerita novel ini thooir, semangaaat
Nitnot
Luar biasa
Fetty Marissa Chaniago
kok mirip dengan cerita di komik sih...
Siti Masitah
feng mo tian sainganmu otw
Siti Masitah
syukurlah selamat...senjata makan bos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!