Karena kehidupan yang sangat miskin,Amira terpaksa merantau ke kota Jakarta,meninggalkan suaminya di desa tinggal bersama mertuanya.Amira sangat berharap kepergiannya ke kota Jakarta bisa merubah kehidupannya kelak di desanya.
Ternyata kepergiannya merantau untuk mencari modal membuat suaminya berpaling ke lain hati dan itu semua di tutupi oleh mertuanya yang sangat munafik.
Amira menghabiskan banyak uang untuk mertua dan suami yang sudah mengkhianatinya.
Bagaimana kisah hidup Amira apakah dia bisa melanjutkan pernikahannya dengan suaminya yang sudah memiliki istri siri atau dia meminta cerai dan bagaimana mertuanya yang sangat munafik dan jahat? bagaimana keluarga mertuanya melanjutkan hidup sementara selama ini Amira menjadi tulang punggung mereka?
ikuti kisah sedih pernikahan wanita lugu dan polos ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 ~ Pamer ~
Maya membawa pakaian pemberian Safira ke rumahnya hari ini dia sangat bahagia karena mendapat baju yang sudah lama dia ingin kan tampa membayar.
"Ibu dari mana kelihatannya senang sekali?" Tanya Tuti dia melihat plastik bawaan ibunya langsung mengambil dan membukanya.
"Darimana ibu dapat baju bagus seperti ini,dapat uang dari mana Bu?"
"Ya...Tentu saja dari Safira calon menantu ibu yang kaya itu pokoknya hari ini aku sangat senang." Jawab Maya dengan wajah yang sangat bahagia.Tuti cemburu karena ibunya mendapat baju bagus.
"Kenapa ibu tidak meminta untukku juga dasar ibu pelit." Sungut Tuti dia langsung duduk di sopa usang milik ibunya.
"Untuk apa aku minta untukmu minta sendiri lah kalau berani.Apa kamu sudah mencuci semua pakaian yang ada di belakang,terus piring sudah kamu bersihkan juga,ibu pusing melihat semua kekacauan di rumah ini." Maya keluar dari kamarnya dan mengomel.
Semenjak Amira pergi merantau sudah hampir sebulan ini semua pekerjaan rumah terbengkalai bahkan kadang mereka menyuruh orang lain untuk mencuci pakaian karena Tuti menolak untuk membantu ibunya mencuci pakaian mereka.
Maya setiap hari harus bekerja di rumah,Tuti anaknya yang sudah biasa dia manjakan tidak bisa melakukan apa pun bahkan untuk mengurus kedua anaknya saja dia kadang kewalahan.
Hari-hari dia hannya memegang ponsel membuat Maya kadang sangat marah dan emosi.Maya keluar dari kamar dia sangat kaget melihat semua pakaian kotor yang ada di kamar mandi begitu juga piring dan semua peralatan rumah berantakan.
"Tuti...Apa sih yang kamu lakukan di rumah sepanjang hari,coba kamu lihat rumah ini sudah seperti kandang babi,apa kamu tidak bisa membantu mama sedikit saja kalau begitu lebih baik kamu pulang kepada suamimu." Maya bekerja sambil mengomel bahkan sesekali dia membanting piring-piring karena sangat kesal dengan ulah Tuti.
"Mama mengusirku,kalau ibu tidak mau capek suruh Amira pulang supaya ada pembantu gratis di rumah ini,ibu keterlaluan memaksaku untuk melakukan semua ini,kalau tidak suruh Dimas menikah lagi supaya ada yang mengurus rumah ini."Jawab Tuti dari depan rumah.Biar pun ibunya mengomel sambil bekerja dia tidak peduli sama sekali dia tetap sibuk dengan ponselnya dan kedua anaknya membuat Maya semakin kesal karena mereka sangat aktif.
Dimas pulang kerja langsung menuju butik Safira,kali ini dia benar-benar terbuai rayuan Safira dia tidak tau kalau Safira mendekatinya juga karena ada tujuan tertentu.
"Sayang kamu sudah pulang,aku menunggumu dari tadi." Ucap Safira lalu memeluk tubuh Dimas dan membawanya ke atas sopa.
"Tunggu sebentar ya sayang aku akan buatkan kopi untukmu.Putra anak mama Salim om sayang." Ucap Safira memanggil putranya yang sedang bermain ponsel.Putra langsung menuruti kata-kata Safira dia beranjak dari tempat duduknya dan menyapa Dimas.
Untuk saat ini Dimas merasakan kebahagian yang luar biasa,dia mendapat wanita yang jauh lebih hebat di banding istrinya dia juga sangat perhatian membuat Dimas semakin terpana.
Safira membawa segelas kopi dan meletakan di depan Dimas,dia memakai parfum membuat Dimas sedikit bergairah.
"Sayang...Bagaimana!! apa pekerjaan mu lancar hari ini?" Tanya Safira.
Selain karena Safira masih memiliki perasaan kepada Dimas dia juga mendekati Dimas karena Dimas punya pekerjaan yang menghasilkan uang pasti setiap bulannya,Safira berharap kalau Dimas bisa menikahinya maka cicilannya setiap bulannya bisa dibayar oleh Dimas.
"lancar saja,sekarang ini aku lagi berusaha bekerja keras agar bisa menjadi kepercayaan bos ku,selain gajinya lebih besar kita juga lebih di hormati oleh kariawan nantinya." Jawab Dimas menjelaskan.
"Hmm...Memangnya gaji yang kamu dapatkan setiap bulannya ada berapa mas?" Tanya Safira menyelidiki.
"Tidak banyak sayang,tapi cukup lah untuk menghidupi keluarga besar ku,papa mama dan juga adikku serta dua keponakanku." Jawab Dimas.
"Berapa mas?" Safira tampak tidak sabar,perasaannya semakin tidak senang melihat Maya karena ternyata Dimas yang membiayai kebutuhan mereka.
"Sekitar lima juta lah sayang. Udah ahh untuk apa kita bahas penghasilan disini lebih baik kita menonton atau membahas yang lain." Jawab Dimas.
Safira bersorak dalam hati,tidak sia-sia dia menggoda Dimas sedemikian rupa,semuanya sesuai harapan sekarang dia akan semakin menggoda Dimas kelak Dimas mau menikahinya dan bisa membantunya membayar cicilan bank nya setiap bulannya.
"Memangnya kenapa kamu bertanya sampai kesana sayang? " Tanya Dimas dia mengelus halus paha Safira kebetulan Safira memakai baju terusan yang tipis membuat pikirannya melayang jauh.
"Sayang...Malam ini kita nginap di hotel yuk,aku pengen banget..." Dimas berbisik di telinga Safira.Sebagai wanita yang sudah lama tidak merasakan sentuhan lelaki tentu saja Safira merinding dan keruangan dingin.
Safira tersenyum mendengar ajakan Dimas malam ini mereka langsung berangkat menuju hotel yang jauh dari butik,setelah dia menitipkan putra kepada dua kariawan yang menginap di butiknya.
Setelah boking hotel mereka lansung masuk kedalam hotel,Dimas yang sudah tidak sabar langsung memeluk tubuh Safira dan menciumi bibir Safira dengan sangat bergairah.
Setelah Amira pergi merantau,Dimas sudah tidak pernah lagi merasakan kehangatan tubuh wanita dan malam ini dia ingin memuaskan hasratnya bersama Safira yang juga sudah lama mengingkan itu.
Pada saat mereka sedang menikmati surga dunia yang sangat menggairahkan tiba-tiba ponsel Dimas berdering membuat Dimas dan Safira kaget.
"Sialan...Siapa sih malam-malam menghubungiku ganggu aja." Umpat Dimas emosi karena sudah mengganggu konsentrasinya,dia mengambil ponselnya dan melihat ternyata Amira dia langsung menonaktifkan ponselnya.
"Siapa sayang,kalau malam tidak usah ponselnya di hidupkan." Safira juga tampak emosi mungkin karena keduanya kaget jadi terganggu.
Setelah menonaktifkan ponselnya,Dimas kembali melakukan aksinya dia melupakan Amira istri yang begitu mencintainya dengan tulus bahkan menerima semua kekurangannya selama ini.
" Aahh....Sayang terus sayang aku sudah tidak kuat..."Safira terus mendesah membuat Dimas semakin bersemangat.
****
Keesokan harinya Maya memakai baju pemberian Safira ke acara pengajian ibu-ibu kampung,Maya tampak memamerkan bajunya itu kepada setiap temannya yang selalu pamer.
"Wah....Kamu hebat sekali Maya,ternyata kamu bisa membeli baju itu!! berapa harganya aku pengen juga lah." Ucap salah satu ibu pengajian.Melinda mencibir kali ini dia kalah dari Maya padahal biasanya dia yang selalu pamer baju dan perhiasan baru kalau sedang ada perkumpulan.
"Ahh...Murah kok,tapi aku tidak membeli ini calon menantuku memberikan ini secara gratis biasa calon menantu idaman." Jawab Maya pamer.Semua orang tercengang mendengar jawaban Maya karena mereka tau kalau Maya hannya punya satu anak.
💗💗💗bersambung 💗💗💗
-
sengsara nanti kau dimas. banyak dzalim pada isteri yg tulus..
orang tua dimas dan adiknya minus adab.keluarga semerawuttt
.