Menikah adalah cita-cita setiap wanita. Apalagi, ketika menikah dengan laki-laki yang begitu didamba dan dicintai.
Namun apa jadinya, ketika dihari pernikahan itu di gelar, justru mendapat kabar dari pihak mempelai laki-laki. Tentang pembatalan pernikahan?
Hal itulah yang tengah dialami oleh Tsamara Asyifa. Gadis yang berusia 25 tahun, dan sudah ingin sekali menikah.
Apakah alasan yang membuat pihak laki-laki memutuskan pernikahan tersebut?
Lalu, apakah yang Syifa lakukan ketika mendengar kabar buruk itu?
Akankah ia mengemis cinta pada laki-laki yang sangat ia cintai itu? Atau justru menerima takdirnya dengan lapang dada.
Hari pernikahan adalah hari yang begitu istimewa.
Tapi apa jadinya, jika di hari itu justru pihak laki-laki membatalkan pernikahan? Tanpa diketahui apa sebabnya.
Hal itulah yang di alami oleh Tsamara Asyifa.
Akankah ia akan mengemis cinta pada laki-laki yang sangat ia cintai itu, untuk tidak membatalkan pernikahannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Pindah rumah
Pak Abas masuk ke kamar Tsamara. Tentunya setelah mendapat ijin dari anaknya. Ia menceritakan apa yang baru saja diterima dari keluarga Anwar. Bahkan ia juga menunjukkan fotonya. Tsamara memandang foto yang diulurkan papanya.
"Ini foto tadi pagi, pa. Jadi hanya karena melihat aku naik sepeda, mereka benar-benar mengira kalau kita ini sudah jatuh miskin? Ya ampun, cetek sekali pikirannya." ucap Tsamara serasa tersenyum tipis. Pak Abas pun mengangguk dan membalasnya dengan senyuman tipis.
"Maafkan Tsamara ya, pa. Gara-gara aku, hubungan papa dengan om Anwar jadi buruk."
"Tidak apa-apa. Papa justru malah bersyukur dengan adanya kejadian itu, sehingga bisa menyelamatkan papa dari manusia seperti Anwar." Tsamara tampak menganggukkan kepalanya, membalas ucapan papanya.
"Papa malah punya suatu rencana. Itupun kalau kamu dan adik-adikmu setuju."
"Rencana? Apa, pa?" Tsamara mengernyitkan dahi menatap papanya.
"Kita ikuti pemikiran mereka, dengan pura-pura miskin."
"Hah! Pura-pura miskin?" Tsamara membulatkan matanya dan mulutnya terbuka. Cukup syok dengan pemikiran papanya.
"Iya. Kita akan melakukan hal itu. Terkadang dalam hidup, kita harus melakukan sesuatu yang baru, agar hidup tidak terasa monoton.
Kita cari rumah kontrakan yang cukup menampung kita berempat. Kita mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama tanpa kehadiran seorang pembantu.
Kita lakukan akting ini sampai saatnya kamu bisa berubah jadi kurus, dan menuntaskan balas dendam mu."
"Tsamara setuju banget, pa." dengan wajah berbinar ia memeluk papanya.
**
Saat malam berlangsung, pak Abas mengutarakan niatnya pada anak-anaknya. Farah dan Soffin juga sama terkejutnya. Hingga keduanya saling membulatkan matanya dan mulutnya terbuka.
"Pura-pura miskin?" gumam keduanya. Sementara pak Abas dan Tsamara mengangguk antusias sambil tersenyum.
"Boleh, pa. Aku juga ingin mengetes teman-teman ku. Kalau aku sedang miskin, apa masih mau jadi teman ku." ucap Farah menyetujui niat papanya.
"Seperti apa, pa. Miskin itu?" celetuk Soffin dengan polosnya.
"Kita tidak tinggal di rumah ini untuk sementara waktu, sayang. Kita akan tinggal di rumah kontrakan yang kecil. Semua keperluan kita, yang mempersiapkan juga kita sendiri. Bagaimana, apa kamu mau?"
"Boleh deh, pa. Kita coba dulu."
**
Pak Abas telah mendapatkan sebuah rumah kontrakan yang berukuran sedang, karena harus menampung ketiga anaknya dan dirinya.
Di rumah itu sudah disediakan tempat tidur, sofa, tv dan barang pecah belah lainnya. Jadi mereka tidak perlu repot-repot membawa barang-barang seperti itu dari rumah.
Kini mereka tengah bersiap-siap mengemas barang-barang keperluannya. Lalu menyusun rapi dalam koper. Setelah itu, mereka mengistirahatkan tubuh, untuk yang terakhir kalinya di rumah itu. Karena hari esok akting pura-pura miskinnya akan dimulai.
**
Setelah menyelesaikan sarapan pagi, keluarga pak Abas berpamitan pada semua asisten rumah tangganya.
Mereka, para asisten rumah tangga itu sengaja tetap tinggal di rumah pak Abas. Untuk merawat rumah seperti biasanya. Dan jika sewaktu-waktu keluarga Anwar datang kesitu, mereka bisa membantu melancarkan akting keluarga pak Abas.
Para asisten rumah tangga itu, merasa tak rela dan kasian pada majikan mereka. Yang rela melakukan semua ini demi sebuah aksi balas dendam.
Setelah berpamitan, pak Abas melajukan mobilnya menuju rumah kontrakan yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Hanya butuh waktu lima belas menit, mereka sudah tiba disebuah rumah yang berukuran 12x10m.
"Bagaimana menurut pendapat kalian mengenai rumah itu?"
Kesan pertama saat melihat rumah itu, adalah asri, sejuk, dan tenang.
Karena di halaman rumah tersebut, terdapat pohon rambutan, mangga dan kelengkeng. Juga beberapa bunga hias dengan berbagai jenis.
"Rumahnya bagus juga, pa. Tsamara suka."
"Iya, Farah juga suka, pa."
"Soffin juga suka, pa. Ada buah-buahan nya. Tinggal panjat saja."
"Ya sudah, ayo kita masuk." papa keluar mobil, yang segera di susul oleh ketiga anaknya.
Mereka membawa koper masing-masing sambil mengedarkan pandangannya.
Setelah pintu di buka, mereka melangkahkan kakinya masuk ke rumah itu. Dengan pandangan yang mengedar sejak tadi.
"Rumahnya bagus juga, pa. Farah juga pasti bakal betah disini." ucap Farah.
"Iya, papa juga berdoa seperti itu."
Setelah puas melihat-lihat seluruh ruangan, mereka memasuki kamar masing-masing. Mulai saat itu juga, mereka membersihkan kamar, lalu menyusun barang-barang dalam almari.
Tsamara yang selesai lebih dahulu, keluar kamar dan mengecek kamar, Soffin. Untuk melihat, adiknya itu sudah selesai atau belum dalam mengerjakan pekerjaannya.
Dan, Tsamara pun membantu adiknya yang ternyata belum selesai. Ia mengarahkan adiknya bagaimana cara menyusun pakaian yang baik di dalam almari. Juga menyusun barang-barang lainnya.
Setelah selesai merapikan kamar, dan menyusun barang. Mereka berkumpul di depan tv, untuk menghilangkan capek yang mendera tubuh mereka.
"Kita masak yuk, untuk makan siang nanti." ajak papa.
"Ayo." seru ketiga anak itu kompak.
yg jelas dong halunya jgn malu maluin gini
dasar Anwar tdk beretika
tapi bebanmu masih ada Thor eh Thoriq maksutku
yaitu mengajari Tsa ilmu agama
coba bayangin kalo seprenya berubah jadi angsa... telanjang dong kasurnya😀😀