Cinta Gadis Malang

Jadi seperti itu ceritanya,pantas saja Bima terlihat gugup saat saya menanyakan dirimu.Ternyata kelakuan nya sangat lah bejat.Kamu tenang saja Ayu..biar ku beri pelajaran dia nanti,karena berani menyakiti mu.

''Tidak perlu Dokter..''kejadian itu memang membuat trauma dalam diriku,tetapi yang penting saya baik baik saja.Dokter Allan pun kaget kalau teman nya tega melakukan itu terhadap ku.!

Banyak obrolan yang kami bicarakan..ternyata Dokter Allan masih sama,ramah dan menyenangkan jika di ajak bicara.

''Ayu kamu rapi sekarang,penampilan mu seperti pegawai bank saja apa kamu jadi sales kredit..?''aku pun tertawa mendengar nya..

''apa aku terlihat seperti penagih hutang ya..?''Dokter Allan juga tertawa,ternyata dia suka bercanda juga orang nya.

''Terus kerja dimana sekarang..?''aku bekerja di sebuah perusahaan besar di kota ini.

''perusahaan apa tanya nya ?'' Walldern Group jawab ku.

''Apa...?''Dokter Allan tercengang mendengar nya.

''kamu serius.?'' tanya nya memastikan.

''Yakin Dokter,apa menurut anda saya ini tidak pantas berada di perusahaan itu'' oh tidak bukan begitu..

Ini suprise lho,kamu hebat ayu bisa di terima di perusahaan itu.karena yang aku tahu untuk masuk ke perusahaan itu ''tidak lah mudah.''

"Sama seperti yang di bilang teman teman,untuk masuk di perusahaan itu memang tidak mudah,,

kalau tidak ada mas Willi mungkin aku tidak akan pernah bisa sampai di sana.bahkan hanya untuk menjadi OB di sana saja aku tidak akan mampu"

Iya Dokter mungkin ini keberuntungan saya saja.

dia pun tersenyum mendengar pertanyaan ku.

''Ayu nanti sampaikan salam saya kalau kamu bertemu Cakra ya..!''rasanya ingin tersedak minuman yang sedang meluncur masuk kedalam tenggorokan ku .

''Jadi Dokter Allan mengenal Pak Cakra''

ini benar benar di luar dugaan ku,apakah dia juga mengenal Mas Willi,dunia ini sempit sekali ternyata mereka saling mengenal.

''Iya Dokter siap,gak sekalian sama presdir nya juga..?'' Dokter Allan menggelengkan kepalanya

''saya tidak mengenal Presdir nya,untuk apa titip salam.''

Setelah lama berbincang haru pun sudah mulai gelap,aku berencana untuk pulang tetapi dokter allan melarang ku pulang sendiri, dia memaksa mengantar ku pulang.

Di perjalanan,dia menanyakan alamat ku saat ku beritahu alamat apartemen Mas Willi dia pun tercengang.sepertinya dia heran kalau aku bisa tinggal di tempat ''mewah itu.'''

Saat sampai di loby aku berkata pada nya..maaf ya Dok tidak bisa mengajak untuk mampir, karena ini apartemen teman,saya hanya sedang menginap untuk beberapa hari saja.

Sepertinya dia paham mengapa aku ke sini,aku tidak mau dia berpikir kalau aku tinggal di tempat

mewah ini.Baru saja aku memasuki loby apartemen

Mas Willi sudah berdiri tegap,serta menatap ku tajam.

Ngapain sih dia menatap ku begitu merinding deh jadi nya.Aku bingung harus apa,tapi kalau mengingat kejadian tadi sore rasa kesal ku semakin meningkat.biarkan saja lah aku juga bukan siapa- siapa nya kan,jadi tidak usah berpikir kalau dia khawatir dengan ku.

Dengan tanpa bersalah aku jalan saja menuju lift,

saat sudah masuk apartemen, aku segera menuju kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat.

tetapi Mas Willi menghalangi ku,dia menarik tangan ku saat aku ingin masuk.

''Darimana saja kau?''Main,, jawab ku singkat dan wajah nya terlihat memerah mendengar jawaban ku,

sepertinya dia sedang menahan amarah.

''Kamu berani menentang ku?''pertanyaan macam apa itu batin ku,aku kan hanya main Mas dan itu di luar jam kerja,sekali kali aku juga butuh refresh untuk menyegarkan otak ku.

''Dengan cara melupakan janjimu..?''Janji apa ya aku pun berpikir,,astaga aku harus nya makan malam dengan nya.Ya maaf Ayu kan lupa,lagian Mas Willi bisa makan dengan yang lain kan.?

''Sumpah jantung ku rasa nya ingin copot,''mata itu menatap ku tajam seperti ingin menerkam ku.

di tambah wajah nya yang memerah kulihat,tangan nya mengepal tidak terbayang kalau wajah imut ku ini terkena pukulan nya.

''Segampang itu kamu bicara ha!'' Apa kau tidak memikirkan orang lain yang menunggu mu.! Aku tersentak mendengar perkataan nya,tapi aku tidak mau kalah,aku pun bisa bicara dengan nada tinggi seperti nya.

''Tidak perlu menunggu ku,!''Aku juga bukan siapa siapa,bukan orang penting apalagi di hadapan mu seperti butiran air yang menetes,yang akan mengering tak berbekas.

Mas Willi seperti tidak bisa menahan amarah nya lagi,dia terlihat geram mulut nya terkunci menahan luapan kata yang akan dia ucap kan.Tiba tiba tangan yang mengepal itu mengayun, karena takut aku pun menutup wajah ku dengan kedua tangan ku.Tetapi apa..ternyata aku salah,aku mendengar tangan itu memukul tembok di belakang ku.

''Mas apa yang kamu lakukan?''aku panik dan memeriksa tangan nya,kulihat ada luka di sana aku berniat ingin mengobati nya.tetapi Mas Willi menarik tangannya dan terlepas dari genggaman ku.

Tanpa berkata apa pun atau pun menjawab ku,dia pergi keluar apartemen begitu saja.Ada rasa sedih melihat nya seperti itu,rasa nya diri ini tak rela membiarkan nya terluka dan pergi begitu saja.

Semalaman aku memikirkan Mas Willi,tidak pernah dia marah seperti itu dengan ku.Aku jadi merasa bersalah,tapi kalau aku tidak berarti untuk apa dia marah.

Pagi ini aku tidak melihat mobil jemputan ku,biasa nya dia sudah siap menunggu ku.supir itu kenapa tidak memberitahuku kalau dia tidak datang,

segera aku memesan ojek online untuk ke kantor.

Di kantor tanpa sengaja,aku melihat Mas Willi tatapan ku langsung tertuju pada tangan nya yang terluka.tetapi aku tidak bisa melihat nya karena tangan itu ia masukkan kedalam saku ''jas nya.''

Saat bekerja rasanya aku tidak bersemangat dan mengantuk,akhir nya aku minum kopi secara berlebihan,sebenar nya aku tidak biasa minum kopi. tapi kalau mendesak seperti ini apa boleh buat.

Dua hari aku selalu lembur,''dua hari pula Mas Willi

tidak menyapa ku di kantor.''sebenar nya itu hal biasa,hanya saja biasa nya dia senyum melihat ku walaupun tidak ada interaksi yang lebih.tapi kali ini dia sedang kesal dengan ku,ingin rasa nya aku mengirim pesan pada nya tapi takut nya hanya menjadi spam di hp nya.

Justru yang sering mengirim pesan di hp ku itu Dokter Allan,dia selalu memberi perhatian lebih pada ku.Andaikan saja Mas Willi seperti ini pasti aku senang,di beri perhatian lebih oleh nya..

Aduh apa sih aku ini..jelas jelas Mas Willi memberikan yang tidak diberi oleh orang lain,

aku harus mensyukuri itu tidak boleh serakah ''meminta lebih dari nya.''