Akira yang selalu tersenyum ceria tiba-tiba berperilaku aneh, namun keanehan Akira tertutupi dengan sikap Akira yang usil, dan selalu menjadi biang kerok kerusuhan.
Padahal keanehan Akira semua berawal dari tragedi dua tahun silam, impian dan harapannya hancur dan ia mengubur lukanya dalam-dalam seorang diri.
Akan kah Akira bisa bangkit kembali? ataukah akan terus sembunyi dibalik topeng senyum cerianya?
Bagaimana Akira akan menghadapi sebuah kenyatan yang membuat hatinya dilema? Karena apa pun pilihannya akan berkibat buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cutnyak_fenty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Biarkan takdir yang menuntun
Tak ada yang berubah dari Akira ketika hari minggu menyapa, dia tetap dengan kebiasaanya. Akira bangun sebelum matahari tebit, melahap makanan apa saja yang masih tersisa didapur selama makanan itu belum basi, kemudian kembali lagi kekamarnya sampai gelap kembali ke gelap.
Anehnya, kelakuan Akira yang seperti itu tidak membuat Akira gemuk atau berjerawatan. Muka Akira putih bersih dan mulus seprti melakukan perawatan skincare mahal. body Akira bak model, lemak tubuhnya ada ditempat yang tepat.
Raisha dan Akira sama-sama cantik, yang membedakan Akira lebih tinggi sedikit, dan rambut Akira lebih panjang.
Raisha dengan sifat lemah lembutnya serta keibuan sedangkan Akira, ceria dan mudah bergaul dengan siapa saja. satu lagi terkadang Akira juga biang onar.
Jika Ayah dan Raisha tidak ambil pusing dengan kelakuan Akira yang suka berhibernasi setiap hari minggu tidak dengan ibu. padahal ibu selalu berkata lelah menasehati Akira, namun ibu tetap saja mengomel mungkin itu juga termasuk dalam the power of emak-emak. yaitu bisa mengomel dengan kecepatan tinggi yang mengalahi kecepatan pesawat jet tempur Rusia.
Ayah yang selalu kena imbas jika sudah begitu. Karena dianggap terlalu cuek.
"Tuh Ayah, lihat kelakuan anak mu" Ibu mengomel sambil menghempaskan pantatnya di sofa duduk.
Ayah memalingkan wajahnya dari acara tv yang sedang di tontonnya ke arah ibu yang duduk disampingnya dengan wajah di tekuk.
"Kasihan sofanya selalu ibu siksa, entah apa salah sofa ini" Ayah mengelus-ngelus lengan sofa kasihan.
"Ayaaahhhhhh......!!!! suara ibu menggelegar, entah berapa oktaf. Raisha tertawa pelan dikamarnya ketika mendengar teriakan ibu, karena jika ibu sudah berteriak seperti itu pasti sedang kesal dengan Ayah atau pun Akira. Karena ini hari minggu sudah pasti Ayah yang membuat ibu kesal.
sedangkan Akira yang tengah terlelap dalam mimpinya mengigau tak karuan ketika mendengar teriakan ibu. "Beruang....! tolong....! ibu beruang ngamuk...!" tangan Akira menggapai gapai udara kosong dengan mata masih terpejam. tak lama kemudian terdengar lagi dengkuran halus akira, pertanda ia kembali terlelap.
" lebih baik Ayah pergi ke toko mengawasi para pegawai toko yang bekerja, jika tidak gendang telinga Ayah akan pecah karena hobi ibu yang suka berseriosa"
Ayah bangkit dari duduknya meninggalkan ibu yang merajuk.
"Bukannya dibujuk, dirayu kek atau apalah, eh.... malah ditinggal pergi!" ibu mengomel, marah-marah sendiri.
Sebenarnya Ayah tidak cuek dengan keadaan Akira, tidak ada Ayah di dunia ini yang tahan ketika melihat anak gadisnya terluka apa lagi patah hati karena cinta. Ayah menghormati keputusan Akira, membiarkan Akira menyelesaikan sendiri masalahnya dengan Raisha juga Haikal.
Ayah membiarkan saja segala tingkah laku Akira selama Akira tidak menyalah dengan merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Ayah tak segan-segan mentransfer uang dengan nominal banyak ke rekening Akira agar anaknya tidak kekurangan. Ayah yakin dan percaya Akira bisa mejaga diri sendiri karena Akira telah dewasa. biarkan takdir menempa Akira untuk menjadi lebih kuat dalam menghadapi dunia.
Setiap Akira pulang dengan tersenyum ceria, dada Ayah berdenyut sakit. dimata Ayah yang tampak Akira menahan tangis, Ayah selalu merangkul Akira dalam pelukan, menepuk pelan punggung Akira memberi kekutan untuk Akira dalam diam.
Membiarkan Akira mengobati luka dihatinya dengan caranya sendiri, adalah hal yang menyakitkan untuk Ayah karena Ayah juga bersedih melihat kebahagiaan Raisha, jika nanti Raisha mengetahui kebenaran yang sesungguhnya maka Raisha akan terpuruk semakin dalam.
Cepat atau lambat kebenaran itu akan terungkap, sampai saat itu tiba Ayah harus kuat untuk menjadi sandaran anak-anak gadisnya.
Biarkan takdir yang menuntun mereka, dan berharap yang terbaik untuk anak-anaknya. sedangkan untuk istrinya, Ayah hanya mendesah pelan.
semoga istriku tidak menyalahkan dirinya sendiri ketika kebenaran terungkap, karena masalhnya semakin runyam ketika campur tangannya
Pagi itu Ayah pulang lagi kerumah, karena meninggalkan bon belanja pelanggan dirumah ketika Ayah membawa pulang semua bon belanja pelanggan untuk di cek kembali.
flashback on.....
Ayah memakirkan mobilnya dibahu jalan dekat dengan pintu gerbang rumah yang terbuka lebar, Ayah melewati mobil yang terpakir dihalaman rumah dengan langkah-langkah lebar karena harus cepat kembali ke toko, pelanggan menunggunya.
Ayah sudah hafal siapa pemilik mobil yang terparkir di halaman rumahnya, Ayah memasuki rumah tanpa suara. langkahnya terhenti melihat Haikal dan Akira mematung di depan kamar Raisha yang pintunya tidak tertutup rapat.
Sayup-sayup, Ayah mendengar isak tangis dan suara istrinya yang berbircara di dalam kamar Raisha. Ayah sampai membelalakkan matanya terkejut melihat Akira menarik paksa tangannya dari genggaman Haikal, menolaknya dengan kasar ketika Haikal ingin memeluk Akira. Akira terisak tanpa suara, bersujud memohon pada Haikal, dengan kedua telapak tangan menyatu di depan dada, dan menggeleng-gelengkan kepalanya tanpa kata dan suara.
Saat Akira bangkit dari sujudnya dan berlari menuju kekamar nya, Ayah juga membalikkan badannya berjalan gontai, dan terduduk dibangku teras depan rumah.
Ayah ling lung, terlalu banyak informasi yang terkirim ke otaknya. sehingga Ayah tidak bisa berfikir dengan benar. entah berapa lama Ayah duduk terdiam dengan pikirannya.
"loh... Ayah?! kapan pulang? kenapa tidak masuk?" ibu menghampiri ayah yang duduk sendiri di teras.
"oh... eh.. i.. iya"
"Kalau begitu saya permisi dulu, untuk mengabari keluarga saya" Haikal menyela pertanyaan ibu untuk Ayah dengan pamit pulang sambil menundukkan kepalanya tanda hormat.
Ayah yang bingung harus menjawab apa atas pertanyaan ibu, terselamatkan karena Haikal. Ayah tidak berkata apa-apa hanya menganggukkan kepala ketika Haikal pamit.
setelah mengantar kepergian Haikal, ibu kembali menghampiri Ayah yang masih duduk di teras dalam diam.
"Ayah!" ibu mengguncang lengan Ayah. "ibu punya kabar bahagia" sambung ibu lagi dengan senyum bahagia.
"oh...." Ayah hanya merespon singkat karena masih belum fokus.
"Kok oh sich yah?!" ujar ibu jengkel. "Raisha akan bertunangan dengan Haikal, besok Haikal akan memberi kabar kapan pertunangannya akan dilaksanakan" ibu kembali berbicara dengan senyum sumringah. mungkin kabar pertunangan Raisha begitu membahagiakan buat ibu sehingga tidak ambil pusing dengan sikap Ayah.
Tanpa menunggu jawaban dari Ayah, ibu bangkit dari duduknya "ibu akan mengabari Raisha, karena Raisha belum tau" ucap ibu lagi sambil berlalu masuk kedalam rumah menemui Raisha.
Akira....
Raisha....
Bagaimana ini....
kejadian itu masih segar diingatan Ayah seolah baru kemarin kejadian itu terjadi.
flashback off...
semoga semakin banyak yg bacaa..
Salam sayang dan sehat selalu 🤗
sampe2 d ketawain ma misua.. hhh
semangat othor krya yg bagus semoga ssllu sukses
makanya dia g mau sarapan..Akira menghindari laki2 itu...atau jangan2 Akira suka dgn laki2 itu yg statusnya pacar kakaknya🤔🤔