NovelToon NovelToon
Terjebak Pernikahan Kontrak

Terjebak Pernikahan Kontrak

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Patahhati / Duda / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:27.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Clarissa icha

Harap bijak memilih bacaan.
riview bintang ⭐ - ⭐⭐⭐ = langsung BLOK.!


Barra D. Bagaskara, laki-laki berusia 31 tahun itu terpaksa menikah lagi untuk kedua kalinya.
Karena ingin mempertahankan istri pertamanya yang tidak bisa memliki seorang anak, Barra membuat kontrak pernikahan dengan Yuna.
Barra menjadikan Yuna sebagai istri kedua untuk mengandung darah dagingnya.

Akibat kecerobohan Yuna yang tidak membaca keseluruhan poin perjanjian itu, Yuna tidak tau bahwa tujuan Barra menikahinya hanya untuk mendapatkan anak, setelah itu akan menceraikannya dan membawa pergi anak mereka.

Namun karena hadirnya baby twins di dalam rahim Yuna, Barra terjebak dengan permainannya sendiri. Dia mengurungkan niatnya untuk menceraikan Yuna. Tapi disisi lain Yuna yang telah mengetahui niat jahat Barra, bersikeras untuk bercerai setelah melahirkan dan masing-masing akan membawa 1 anak untuk dirawat.

Mampukah Barra menyakinkan Yuna untuk tetap berada di sampingnya.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Cindy menatap langit malam yang terlihat cerah oleh sinar rembulan. Langit indah yang gemerlap dihiasi banyak bintang. Tak seindah angan-angan Cindy saat ini.

Sudah hampir 1 jam dia berdiri di balkon kamarnya. Menatap langit dengan pikiran yang menerawang jauh.

Cindy sudah pernah merasakan melewatkan malam sendirian tanpa Barra beberapa kali, lantaran Barra pergi karna urusan pekerjaan.

Berbeda kali ini, tidak adanya Barra disisinya malam ini karna Barra sedang bersama madunya.

Menarik nafas dalam dengan memejamkan mata. Cindy menguatkan diri dan hatinya atas keputusan yang dia buat sendiri.

Berusaha untuk tegar dan ikhlas menerima Barra berbagi cinta dan ranjang dengan madunya.

Menguatkan hati bahwa mulai saat ini bukan hanya dirinya saja yang menjadi istri Barra.

"Selagi kamu tidak mengabaikanku karna kehadirannya, aku siap hidup berdampingan dengannya." Gumam Cindy lirih.

Dia sudah jauh lebih baik setelah tadi cukup lama menangis di dalam kamar mandi dan merenungkan semua ini.

Sejak awal memang seperti ini keinginannya, jadi tidak ada alasan untuk merenungi dan menangisi keadaan ini terlalu berlebihan.

Entah terbuat dari apa hati Cindy, tidak semua istri bisa ikhlas dan meminta suami untuk menikah lagi.

Berbagai suami bahkan sangat menyakitkan walau hanya membayangkannya saja. Tidak tau sesakit aa jika benar-benar berbagi suami seperti yang sedang di jalani oleh Cindy.

...******...

Setelah mendapat persetujuan dari Yuna, Barra beranjak dari ranjang untuk mematikan lampu. Dia belum siap menatap wajah wanita lain saat sedang melakukan hubungan di atas ranjang. Setidaknya dalam kondisi redup, wajah Yuna tidak akan terlihat jelas.

Jantung Yuna berdetak kencang, apa lagi saat kamar yang tadinya terang, berubah menjadi gelap. Hanya ada pantulan sinar rembulan yang tembus dari tembok kaca berlapis tirai putih.

Sembari menatap bayangan Barra yang berjalan mendekat ke arahnya, Yuna *******-***** baju tidurnya dengan perasaan yang bercampur aduk.

Sekalipun belum siap dan merasa takut, Yuna hanya bisa pasrah membiarkan malam ini terjadi begitu saja.

Malam yang harusnya menjadi sejarah indah bagi pasangan suami istri yang saling mencintai. Tapi tidak bagi Yuna dan Barra. Mereka melakukan hubungan itu atas dasar tujuan bagi Barra dan tanggungjawab versi Yuna.

Tidak ada cinta, atau perasaan apapun. Keduanya bisa dibilang profesional dalam menjalankan apa yang sudah tertulis dalam surat perjanjian yang telah Yuna tanda tangani.

"Ekhem,," Barra berdehem untuk mencairkan suasana yang begitu kaku dan canggung. Serta menyakinkan diri bahwa dia benar-benar akan meniduri wanita lain selain wanita yang amat dia cintai.

Duduk di samping Yuna, Barra melirik Yuna. Dia tidak tau seperti apa ekspresi wajah Yuna karna tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Namun, melihat pergerakan tangan Yuna yang terus meremas baju tidurnya, Barra bisa merasakan kegugupan dan kecemasan dalam diri Yuna.

"Sudah siap.?" Tanya Barra setelah cukup lama terdiam.

Di tanya seperti itu, Yuna justru semakin tidak karuan.

Badannya panas dingin, takut membayangkan hal itu terjadi.

"A,,aku,,, belum pernah bersentuhan dengan laki-laki sebelumnya." Tutur Yuna mengakui.

"A,,ku harus apa sekarang.?" Tanyanya dengan suara bergetar dan lirih.

Barra menarik nafas panjang. Dia juga bingung harus mulai dari mana. Ini pertama kalinya Barra merasakan kebingungan saat akan melakukan hubungan di atas ranjang. Biasanya setiap kali melakukannya dengan Cindy, dia tidak perlu susah payah memikirkan apa yang akan dia lakukan. Semuanya mengalir begitu saja. Sesuai hati dan hasrat yang timbul dalam dirinya.

Tapi kali ini, Barra tidak merasakan hal itu. Sama sekali tidak memiliki hasrat untuk menyentuh Yuna.

"Sini." Barra menarik tangan Yuna, membawa Yuna ke tengah ranjang.

Tangannya mulai merayap ke tubuh Yuna, memberikan rangsangan dengan menyentuh bagaimana sensitif Yuna agar nantinya tidak kesulitan untuk melakukan penyatuan.

Sedikitpun tidak ada rasa atau nafsu saat menyentuh aset kembar Yuna. Barra hanya merasa hambar.

Berbeda dengan Yuna yang harus menahan diri karna tubuhnha mulai bereaksi. Meski bercampur rasa takut, tapi tetap saja gelayar aneh itu menjalar ke seluruh tubuhnya. Terlebih, ini pertama kalinya dia sentuh laki-laki.

Malam itu benar-benar terjadi. Barra mendapatkan kesucian Yuna meski harus berusaha keras melakukan penyatuan.

Dia juga harus membayangkan wajah Cindy agar miliknya bisa bekerja sempurna.

Yuna langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Tangannya masih gemetar setelah merasakan sakit akibat usaha keras Barra yang mencoba masuk beberapa kali.

"Sebaiknya kamu istirahat." Ucap Barra. Dia mengambil celana dan memakainya. Setelah itu mengambil baju dan terlihat akan beranjak, namun Yuna mencegahnya.

"Tunggu Mas,," Ucap Yuna lirih. Barra menengok. Keduanya saling menatap meski tidak bisa melihat wajah masing-masing dengan jelas.

"Mas Barra nggak pakai itu.?" Suara Yuna terdengar menahan malu.

"Bagaimana kalau aku hamil.?" Ada nada kecemasan dalam ucapannya.

Bagaimana Yuna tidak cemas jika nantinya memiliki anak, sementara pernikahan dia dan Barra akan berakhir.

Yuna tidak mau anaknya tumbuh tanpa sosok seorang ayah meski Yuna yakin dia bisa menghidupi dan memberikan banyak cinta untuk darah dagingnya.

"Memangnya kenapa.? Kalaupun hamil, kamu bukan hamil di luar nikah."

"Aku akan bertanggungjawab penuh atas anakku, jangan khawatir." Jelas Barra tegas.

Dia beranjak ke kamar mandi, membiarkan kamar itu tetap gelap.

Yuna terdiam, masih memikirkan setiap perkataan yang keluar dari mulut Barra.

Sekalipun Barra akan bertanggungjawab penuh atas anak mereka, tapi akan sulit diterima bagi seorang anak yang tidak tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.

Yuna beranjak, tubuhnya dililit selimut meski Barra masih di dalam kamar mandi.

Yuna mencari baju miliknya, lalu membawanya ke walk in closet untuk memakainya.

Tidak mudah melangkahkan kaki setelah kejadian itu yang membuat daerah intinya terasa sakit dan perih. Yuna bisa menebak ada luka disana.

"Bagaimana ini." Yuna berhenti di tengah-tengah. Tidak sanggup lagi melangkahkan kaki lebih jauh. Rasa perih dan sakitnya begitu menyiksa.

Tak lama, terdengar suara pintu terbuka. Yuna seketika panik melihat Barra keluar dari kamar mandi.

"Aww,,!" Pekik Yuna.

Niat hati ingin berlari, Yuna justru memilih berjongkok setelah kembali melangkah beberapa kali. Ternyata tidak bisa memaksakan diri untuk berjalan.

Barra berjalan menuju sumber suara. Dia masih bisa melihat Yuna yang sedang berjongkok.

"Kenapa.?" Barra berhenti di depan Yuna.

"Sakit,,," Jawab Yuna lirih. Dia tidak berani mengangkat wajahnya.

"Aku mau ke ruang ganti." Tuturnya sembari membenarkan selimut di pundak.

Yuna tau Barra tidak akan bisa melihat jelas tubuhnya karna kamar masih dalam keadaan gelap.

Tapi tetap saja merasa malu.

"Berdiri, biar aku antar ke dalam." Kata Barra seraya mengulurkan tangan. Yuna menurut, dari pada berlama-lama hanya di bungkus selimut, lebih baik membiarkan Barra membantunya ke ruang ganti.

"Loh,,, lohh,,, kenapa begini.?" Yuna dibuat kaget lantaran Barra langsung mengangkat tubuhnya. Dia reflek berpegangan pada pundak Barra.

"Terus mau kayak gimana.? Memangnya kamu bisa jalan sendiri." Sahut Barra acuh. Dia membawa Yuna ke walk in closet, menurunkannya di dekat kursi dan beranjak pergi tanpa melihat Yuna sedikitpun.

"Panggil aku kalau sudah selesai. Kecuali kalau kamu bisa jalan sendiri." Ujar Barra sebelum keluar dari ruangan itu.

Melihat Yuna yang kesulitan berjalan, Barra jadi ingat pada Cindy. Dulu Cindy juga mengalami hal serupa saat pertama kali melakukannya. Bahkan, keesokan harinya badan Cindy demam.

"Maafkan aku,,," Gumam Barra penuh rasa bersalah. Dia merasa sudah mengkhianati Cindy, meski semua ini atas kemauannya.

1
Sriza Juniarti
kocak..kayaknya🤣🤣
roza prasinta
oon yuna, mau pula kd madu
Etha Margaretha
goblooookkkkk..gamau dket ama papanya anak² dngn maksd gamau dihina...tp masuk ke apartemen lelaki lainnnnn...TOLOL !!!!
Etha Margaretha
cewek anjeng
Etha Margaretha
Luar biasa
Heldina Togatorop Dina
barra, serakah harusnya dia milih Yuna dan anaknya
Heldina Togatorop Dina
harusnya barra milih Yuna, karena ada anak"
Leha Valenia
Luar biasa
Heldina Togatorop Dina
yuna bodoh bgt, kog mau sih ngasih anaknya, tetap aj cerai, karena bara ngak ada cinta SM km yuna,sadar dong
moemoet
Luar biasa
Inggrianie Sikumbang
ceritanya bagus
elluph
iklannya lama bgt
Quieenarra Nathaniella Kayleen
Luar biasa
Muki Roh
Kecewa
Muki Roh
Buruk
Annisa Rizki
Luar biasa
Muki Roh
bara jahat banget yaaa😭😭
Muki Roh
dasar si boro... licik
Susana Sari Sari
ceritanya biarpun panjang tp tidak sama sekali jd bosan thor...karyamu keren....
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺nada Mυɳҽҽყ☪️
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!