NovelToon NovelToon
Hujan, Sampaikan Rinduku

Hujan, Sampaikan Rinduku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Patahhati / Duda
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: Dewi tan

Dinda, 24 tahun, baru saja mengalami patah hati karena gagal menikah. Kehadiran seorang murid yang bernama Chika, sedikit menguras pikirannya hingga dia bertemu dengan Papa Chika yang ternyata adalah seorang duda yang tidak percaya akan cinta, karena kepahitan kisah masa lalunya.

Akankah cinta hadir di antara dua hati yang pernah kecewa karena cinta? Mampukah Chika memberikan seorang pendamping untuk Papanya yang sangat dia sayangi itu?

Bila hujan tak mampu menghanyutkan cinta, bisakah derasnya menyampaikan rasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menunda Liburan

Dio mengendarai mobilnya Kembali menuju ke Jakarta. Gara-gara Bu Ribka yang telepon dan mengabarkan bahwa ada orang yang dengan sengaja memata-matai mereka, sehingga foto-foto mereka disebarkan kan di antara guru-guru sekolah, Dinda jadi membatalkan pulang ke Bandung.

Sepanjang perjalanan Chika terlihat cemberut dan kecewa, karena rencananya untuk liburan bersama dengan Dinda dan Papanya itu batal.

"Nanti Papa akan ajak Chika liburan ke tempat yang Chika mau, ke Ancol kek, ke Puncak kek, atau ke mana saja pokoknya papa akan temani Chika!" ucap Dio berusaha untuk menghibur putrinya itu.

"Tidak mau! Kecuali ... " Chika menghentikan ucapannya.

"Kecuali apa?" tanya Dio tak sabar.

"kecuali kalau Papa ajak Bu Dinda juga!" sahut Chika.

"Eh maaf Chika, Bu Dinda akan sibuk besok, Bu Dinda belum selesai mengisi raport semua murid! Jadi Bu Dinda tidak bisa menemani Chika liburan ya!" ujar Dinda cepat.

"Tuh dengar sendiri!" cetus Dio.

Chika nampak cemberut dan mengerucutkan bibirnya.

Gadis kecil itu tidak lagi bertanya, beberapa kali dia nampak menguap, rasa kantuk mulai melandanya karena dia tidak tidur sepanjang perjalanan tadi, dan tak lama kemudian dia pun tertidur di jok depan mobilnya itu.

"Terima kasih Pak Dio, sudah mau repot-repot Mengantarkan saya bolak-balik, saya harap ini yang terakhir, karena saya tidak enak sebagai guru, apalagi sudah banyak guru yang tahu kalau saya sedang jalan dengan bapak dan Chika!" ucap Dinda.

"Kalau bukan demi Chika, saya juga malas membuang-buang waktu begini!" sahut Dio.

Mobil yang dikendarai Dio Akhirnya sampai di kota Jakarta. Dio langsung mengarahkan mobilnya menuju ke tempat kost Dinda, berniat akan mengantarkan Dinda pulang sampai ke tempat kosannya.

"Nanti saya turun di depan gang saja, setelah itu saya akan jalan kaki sebentar, daripada nanti Chika keburu bangun!" kata Dinda.

"Tidak! saya akan mengantarmu sampai di depan rumah kosanmu, lagi pula Chika tidak akan bangun secepat itu, biasanya dia selalu lama kalau tidur!" tukas Dio.

"Ya sudahlah terserah bapak saja!" sahut Dinda.

Akhirnya mereka pun sampai di depan tempat kos Dinda.

Dinda langsung turun dan mengambil kopernya yang ada di bagasi mobil itu, Dio juga ikut turun membantu Dinda mengangkat kopernya.

Sementara Chika masih terlihat tidur pulas di jok depan mobilnya itu.

Tiba-tiba dari dalam rumah kos itu, Asti teman kost Dinda, muncul dari arah dalam, dia langsung datang menghampiri Dinda dan Dio yang hendak masuk ke dalam rumah kos itu.

"Dinda? kau cepat sekali pulang dari Bandung? Jangan bilang kau pergi ke Bandung bersama dengan ... " Asti menghentikan ucapannya dan melirik ke arah Dio.

"Eh bukan seperti itu ceritanya! Nanti aku akan Jelaskan semua padamu! kau jangan salah paham dulu Asti!" tukas Dinda yang terlihat panik seperti kebakaran jenggot.

Sementara Dio hanya diam sambil senyum-senyum sendiri melihat wajah Dinda yang berubah warna itu.

"Memangnya kalau dia pergi bersamaku kenapa? Masalah? "tanya Dio.

"Oh, Jadi benar ya kalian pergi bersama?" tanya Asti penasaran.

"Pak Dio jangan ngomong sembarangan deh! Sudah aku capek! Permisi!" cetus Dinda dengan wajah memerah.

Dia langsung menarik kopernya itu masuk kedalam rumah kosnya itu.

Dio tertawa dan dia melangkah kembali ke mobilnya, dan langsung melajukannya pulang ke rumahnya.

Sementara Asti yang masih terpaku di tempatnya bingung melihat sikap mereka berdua, buru-buru dia menyusul Dinda ke kamarnya.

Asti langsung membuka pintu kamar kos Dinda, terlihat Dinda Sedang membereskan pakaiannya, dan meletakkan di lemari.

"Gila kau Din! Ternyata diam-diam kau berani juga ya, pergi sama orang tua murid itu!" ujar Asti yang langsung duduk disebelah Dinda.

Dinda terdiam, dia bingung mau menjelaskan dari mana, supaya Asti paham, rasanya ceritanya terlalu panjang.

Dinda memilih untuk diam, saat ini masih ada hal penting yang dipikirkannya, mengenai reputasinya di sekolah.

"Cie yang udah mulai pendekatan! kau tak usah bicara juga aku sudah tahu Din! Sebenarnya kalau memang naksir kan sama orang tua murid yang ganteng itu! Bilangnya tidak suka, tapi malah jalan bareng, dasar kau Din, mencuri Start ku saja!" celoteh Asti.

Dinda membiarkan saja teman kosnya itu berbicara dan berpendapat sendiri, saat ini kepalanya benar-benar pusing, dan ia sangat ingin sekali memejamkan matanya untuk sejenak mengusir kegundahan dalam hatinya.

"Asti, Bisakah kau tinggalkan aku sendirian di sini? Aku sangat capek dan ingin istirahat!" pinta Dinda.

Dengan wajah cemberut, kemudian Asti beranjak dari tempatnya, dan keluar dari kamar Dinda.

Setelah selesai membereskan pakaiannya, Dinda kemudian menghempaskan tubuhnya di tempat tidurnya, dia berusaha untuk memejamkan matanya walaupun sangat sulit untuk tidur.

Kemudian Dinda mulai membuka grup obrolan teman-teman sesama guru di ponselnya, selama beberapa hari ini Dinda memang jarang membuka aplikasi apapun di ponselnya itu, lebih sering mengurusi Chika.

Di grup tersebut, sudah banyak guru yang memperbincangkannya, apalagi Dinda baru membuka dan belum menjawab dan mengklarifikasi cerita yang sesungguhnya.

Dinda mulai berfikir, percuma juga dirinya mengklarifikasi apapun, toh yang namanya gosip tetap saja gosip, membuat pembelaan diri, justru malah membuat dirinya semakin dicurigai.

Lebih baik Dinda Diam seribu bahasa tidak menjawab ataupun merespon apapun.

****

Senja mulai berubah menjadi malam, setelah Dinda menikmati santap malamnya, dengan makanan yang dipesan melalui online, Dinda mulai membuka laptopnya.

Nilai-nilai murid masih ada yang belum diisi, Dinda harus segera mengisinya karena beberapa hari kemudian, sekolah akan segera dimulai.

Dinda mulai berkutat di depan layar laptopnya itu, sampai dia tak sadar hari sudah benar-benar malam, jam dinding menunjukkan sudah jam 9 malam.

Dinda menguap beberapa kali menandakan dia sudah mulai merasa ngantuk.

Namun pekerjaannya belum selesai, dia tidak mau menundanya lagi, atau dia akan mendapat teguran dari Pak Roni.

Akhirnya Dinda melanjutkan kerjaannya yang dirasa akan selesai sebentar lagi.

Tok ... Tok ... Tok

Tiba-tiba pintu kamar kos Dinda diketuk dari luar, Dinda sedikit terkejut dan dia berpikir kalau itu adalah Asti yang sering kepo terhadapnya.

Dinda malas membuka pintu, dia mengabaikan begitu saja ketukan pintu itu.

Namun tak lama kemudian, kembali terdengar suara ketukan di pintu.

Dinda yang kesal karena kegiatannya terganggu, kemudian mulai beranjak dan membuka pintu kamarnya itu.

Matanya terbelalak saat melihat Siapa yang kini ada di hadapannya itu.

"Chika???" pekik Dinda.

"Sssst! Jangan berisik Bu Dinda, malam ini aku menginap di sini ya, aku kabur dari rumah Bu!" ucap Chika setengah berbisik.

Bersambung ...

****

1
Yulay Yuli
hamil
Yulay Yuli
Bapaknya keyla
Yulay Yuli
ga masalah sama judul, yg penting isi dari cerita thour
Yulay Yuli
jgn bilang bapaknya Dio Ini bapaknya Dinda y thour, engga lucu kl ceritanya begini
Yulay Yuli
Bangor juga y bocah /Facepalm/
Yulay Yuli
kenapa ga diajak ke kost an si Bu Dinda
Yulay Yuli
😢😢😢
Yulay Yuli
ini mah ema²nya lebay ama gurunya yg lain ga ada simpatinya
Novie Achadini
jarang lo ada bu guru yg sabar jaya bu dinda
Febriana Safutri
Chika bocil kematian🤣🤣🤣
Jasreena
Rani mandul jg kah ?
Jasreena
calon bojo mu pak Dio...
Jasreena
bilangin jg k para ortu untuk menjaga lambe anaknya masing2..
Tengku Nafisa
anak cerdas. si pelakor bakal mundur secara perlahan
nur
bagus kak
Erlinda
sorry Thor aq stop sampai disini aq pikir cerita nya bagus eeeh ternyata.
Erlinda
kok sidinda sebagai guru goblok banget ya kalah pintar sama Chika yg masih kecil
Erlinda
terlalu bertele tele cerita nya gimana si Dinda bisa mencari ayah nya klo sang ibu tetap kekeh dgn ego nya. jd mulai bosan cerita nya jln ditempat
Erlinda
biar aja si Dinda jadi perawan tua Thor...
C I W I
bagus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!