🌺Judul sebelumnya Pesona Cleopatra🌺
Cleopatra, wanita yang biasa dipanggil Rara menghipnotis banyak kaum adam termasuk kakak beradik Fahreza dan Zayn.
Tepat di detik-detik pernikahan Rara dan Reza, Zayn merenggut kehormatan Rara.
Rasa cinta Reza yang besar tak menyurutkan langkahnya untuk tetap menikahi gadis cantik bak ratu mesir di zaman dahulu itu. Namun, noda yang ada pada sang istri tetap membekas di hati Reza dan membuat ia lemah untuk memberi nafkah batin selama pernikahan.
Apakah Reza benar-benar tulus mencintai Rara? Atau Zayn, pria yang memang lebih mencintai Rara? bagaimana nasib Rara selanjutnya?
Baca sampe tuntas ya guys.
Terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan sentuh aku!
“Zayn.”
Rara memanggil nama itu lirih. Air matanya sudah tak terbendung lagi. Ia menangis. Tubuhnya tak mampu melawan kekuatan pria itu.
Namun, Zayn tetap melanjutkan aksinya. Ia terus menelusuri lekuk tubuh Rara yang indah. Gerakan tangan Zayn dengan terburu mananggalkan semua kain yang melekat di tubuh Rara. Bahkan ia merobeknya jika kain itu sulit untuk ditanggalkan.
Zayn memang selalu tahu dimana Rara berada, karena ponselnya terhubung pada gps milik Rara, sesuai perintah Reza. Walau tanpa Reza minta, Zayn pun akan melakukan itu. Rara selalu diantar jempur oleh Zayn kemana pun hingga ia lulus kuliah dan berganti dengan Reza saat ini.
“Stop Zayn!” teriak Rara lagi, tapi teriakan itu mulai melemah dan hampir tak terdengar oleh Zayn.
Tubuh Rara terpampang indah, menambah hasrat Zayn yang tak bisa ditolak. Zayn memainkan dua gunung kembar yang berada di depannya bergantian. Ia menahan kedua tangan Rara di atas kepalanya.
Milik Zayn sudah berada tepat di depan milik Rara.
Rara terus memohon pada Zayn dengan menatap kedua bola mata pria itu sendu sembari menggelengkan kepala. Namun, Zayn tak berkata apapun, juga tak melepaskannya. Ia tetap menatap kedua bola mata Rara dengan mencoba menerobos bagian sensitif itu, hingga ...
“Ah, Zayn sakit.” Rintih Rara yang juga tak di dengar oleh Zayn. Walau terlihat dengan jelas oleh Rara bahwa kedua bola mata Zayn pun tengah berkaca-kaca. Namun, ia tak mengerti mengapa Zayn masih tetap melakukan ini.
Zayn mencoba lagi menerobos bagian itu hingga tertanam sempurna.
“Aaa ...” jeritan Rara semakin menyayat hati Zayn. Tetapi hasrat itu lebih menguasainya.
“Maaf, Ra. Aku tidak bisa berhenti. Tidak bisa.”
“Sakit, Zayn. Ini yang pertama untukku,” kata Rara dengan deraian airmata.
“Ini juga yang pertama untukku, Ra.”
Rara tidak memperdulikan perkataan Zayn. Ia pun memalingkan wajahnya pada wajah pria yang telah mengambil kesuciannya ini. Ia menangis sembari menggigit bibirnya, merasakan hentakan Zayn yang memilki sensani luar biasa di tubuhnya. Namun, rasa benci Rara pada Zayn yang tidak mendengarkan permohonannya membuat Rara sama sekali tak merasakan sensasi itu.
Zayn terus mencari kepuasan pada dirinya. Ia telah mencapai puncak diiringi suara erangan yang menggema penjuru kamar. Sedangkan Rara masih masih menangis hingga lelah dan Zayn tetap tidak ingin melepaskan penyatuan itu.
Rara menggeserkan kepalanya dan menatap wajah Zayn. “Kamu sudah puas? Sekarang lepaskan.”
Zayn menggeleng. “Aku ingin lagi.”
“Brengs*k,” umpat Rara sembari memukul dada Zayn. “Kamu benar-benar pria brengs*k, Zayn.”
Zayn menangkap kedua tangan Rara yang terlepas dari cengkramannya.
“Sebentar lagi Kak Reza pulang. Dia akan melihat kita," kata Rara cemas.
“Justru aku ingin dia melihat kita dalam keadaan ini.”
“Zayn, kamu gila. Kamu telah menghancurkan hidupku.” Rara kembali menangis.
“Aku akan bertanggung jawab, Ra. Aku akan menikahimu dan membahagiakanmu.”
“Tidak, aku tidak mau. Aku tidak mau menikah dengan pria brengs*k sepertimu.”
“Aku mencintaimu, Ra. Sungguh Aku tulus menicntaimu,” ucap Zayn lirih.
“Aku tidak.”
“Tapi tubuhmu tidak berkata tidak. Dia menerimanya,” jawab Zayn.
“Itu karena kamu memaksa,” bentak Rara.
Zayn kembali mengulang aksinya. Miliknya yang masih menyatu kembali menegang hingga ia menumpahkan benih itu di dalam rahim Rara beberapa kali.
Zayn pun lelah dan ia tertidur di atas tubuh Rara. Sungguh ia tak ingin melepaskan tubuh itu. Ia selalu ingin berada di dalam kehangatan Rara.
Rara pun lelah sedari tadi menangis, hingga saat ini ia masih sesegukan. Kemudian, Perlahan ia merobohkan tubuh Zayn ke samping, melepaskan diri dari kungkungan tubuh Zayn yang berat. Ia terbangun dan mengambil beberapa pakaiannya yang tercecer, hingga ia terpaksa tak mengenakan pakaian d*l*m karena kain itu telah Zayn robek.
Hati Rara hancur sehancur-hancurnya. Ia sudah seperti seorang pel*c*r. Ia memakai pakaian itu sembari tetap menangis. Dan, tangisan Rara membangunkan Zayn.
“Ra, kamu mau kemana?” tanya Zayn.
Rara tak menjawab pertanyaan Zayn. Ia seolah tuli dan menganggap Zayn tak ada. Ia segera keluar dari kamar itu dan pulang.
“Ra,” panggil Zayn dengan gerakan cepat bangkit dari tempat tidur, lalu memakai pakaiannya. Ia memakai celana jeans sembari berlari mengejar Rara yang hendak melangkah keluar dari apartemen ini.
“Ra.” Zayn mengejar Rara hingga sampai di lift. “Ah ****." Ia melupakan kunci mobilnya. lalu ia kembali ke apartemen itu untuk mengambil kunci mobil dan kembali mengejar Rara.
Di dalam lift, Rara terus menekan tombol ‘G’, agar ia sampai di lobby lebih dulu dibanding Zayn. “Ayo cepat!”
Kaki Zayn yang panjang, terus menuruni anak tangga di sebuah tangga darurat.
Tring
Lift terbuka tepat di lobby. Rara keluar dan bergegas meninggalkan tempat terkutuk ini. Namun, saat ia melangkah keluar dari lift, bertepatan dengan Zayn yang keluar dari tangga darurat dan langsung mencekal tangan Rara.
“Ra, jangan pergi! Aku akan bertanggung jawab.”
Rara menatap tajam ke arah Zayn. Zayn sadar saat ini Rara pasti membencinya, tapi ia akan membuat Rara bahagia dan akan menebus caranya yang salah ini.
“Aku akan menikahimu Ra,” kata Zayn.
“Mimpi!” Rara menghentakkan tangannya agar terbebas dari cekalan itu. lalu, ia berlari keluar mencari taksi.
“Ra.” Zayn terus mengejar.
Ia pun langsung menaiki mobil yang terparkir diluar sebagai tamu, setelah melihat Rara menaiki taksi.
Cetar
Bunyi petir mulai terdengar. Tanda akan turun hujan yang deras.
Zayn mengejar taksi yang Rara naiki dari belakang.
“Pak. Tolong lebih cepat!” ucap Rara pada supir taksi sembari menengok ke belakang.
“Iya, Mbak. Tapi ini sudah cepat saya tidak berani kalau lebih cepat dari ini,” jawab si supir taksi.
Zayn yang ahli mengemudi mampu melewati taksi yang Rara naiki hingga akhirnya ia memberhentikan mobilnya tepat di depan taksi itu.
Ngiiik.
Si supir taksi menginjak rem mendadak, membuat Rara terhuyung ke depan.
“Maaf, Mbak. Ada orang gila berhenti di depan.”
“Buka, Ra. Turun. Ayo turun!” kata Zayn sambil menggedor-gedor jendela kaca mobil tepat di tempat Rara duduk.
“Jalan, Pak!” pinta Rara pada si supir taksi.
“Tidak bisa bu. Mobil orang gila itu sangat dekat menghalangi.”
“Buka.” Kini, Zayn mengedor-gedor jendela si supir.
Cetar
Lagi-lagi suara petir menggema hinga akhirnya ... Byur ... hujan deras mengguyur tubuh Zayn yang berada di luar mobil.
“Buka ngga atau kacanya gue pecahin!” Zayn mengancam supir taksi itu sambil berteriak.
Rara langsung membuka pintu mobil itu. “Mau apa kamu? Hah!”
Zayn mendekati Rara dan mencoba merangkul bahunya, tetapi lengan Zayn langsung Rara tepis.
“Ra, aku akan bertanggung jawab. Aku akan menjelaskan semuanya pada Kak Reza.” Zayn tetap berusaha meyakinkan Rara bahwa walau apapun yang telah terjadi, ia akan memperbaiki semuanya.
Zayn masih mencoba merangkul bahu Rara dan mengajaknya untuk pulang bersama.
“Lepas. Jangan sentuh aku!”
“Oke.” Zayn mengangkat tangannya ke atas.
Byur ....
Hujan semakin deras. Mereka saling berteriak dalam guyuran hujan yang membasahi tubuh masing-masing.
“Aku antar kamu pulang, Ra.”
“Tidak perlu," bentak Rara.
Air hujan yang deras dari atas langit, mengguyur kepala hingga kaki mereka. Keduanya basah kuyup.
Tiba-tiba Rara berlari dengan cepat, menyeberangi jalan untuk menghindari Zayn. Yang ada di pikiran Rara saat ini adalah pergi jauh dari pria yang telah merenggut mahkotanya.
Dimana Zayn yang selalu menjaganya. Dimana? Rara putus asa dan menghindari pria itu.
“Ra,” teriak Zayn yang mencoba mengikuti Rara. Namun, sayang. kejadian itu lebih cepat dari Zayn.
“Aaa ....” teriak Rara ketika ia menyeberang ternyata truk besar itu melintas dengan cepat.
“Rara ...” teriak Zayn yang menyaksikan tubuh wanita pujaannya terbentur benda besar hingga tergolek di atas aspal jalan dan tak sadarkan diri.