NovelToon NovelToon
Selir Hati Mr. Billionaire

Selir Hati Mr. Billionaire

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / patahhati
Popularitas:6.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: alya aziz

Menjalani hubungan pernikahan, tanpa mengharap di cintai, tanpa tuntutan, dan tanpa mengharapkan sebuah pengakuan.

Tak pernah terlintas di dalam benak Arumi, bahwa ia akan menjalani sebuah hubungan pernikahan rahasia dengan seorang pria yang baru saja resmi menjadi seorang duda.

Pelariannya dari kejaran para rentenir, malah membuatnya kehilangan hal terakhir yang paling berharga baginya yaitu kesuciannya. Alfaro yang malam itu dalam kondisi mabuk telah merenggut kesuciannya di saat ia tidak sadarkan diri.

Sudah terlanjur basah, kenapa tidak sekalian menceburkan diri saja. Alfaro yang haus akan kehangatan dan belaian seorang wanita, memberikan sebuah penawaran gila kepada Arumi.

"Tugas mu hanya melayaniku selama satu tahun, aku akan melunasi semua hutang mu pada rentenir itu dan juga memberikan mu pekerjaan."


Hanya ada dua pilihan, mati secara perlahan di tangan rentenir atau menerima tawaran sang duda yang membutuhkannya sebagai penghangat ranjang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.16 (Menyendiri)

Mobil Mercedes Benz itu melaju dengan kecepatan tinggi, menyalip setiap kendaraan yang ada di hadapannya. Netra coklat yang terlihat fokus melihat jalanan, kini nampak memerah, menahan rasa sesak yang sudah mencapai puncaknya.

Akhirnya ia kembali terjatuh lagi, untuk kesekian kalinya. Luka yang begitu dalam, nyatanya bermula dari dirinya sendiri. Ia pikir Sarah akan bahagia, jika ia melimpahkannya dengan banyak uang, memenuhi segala kebutuhan sang istri.

Namun nyatanya, ia hanyalah seorang suami yang gagal, gagal mempertahankan seseorang untuk tetap di sisinya. Penyesalan itu tak lagi berguna dan Alfaro tak mengharapkan lagi cinta itu kembali. Setidaknya Sarah sudah menemukan kebahagiaannya tapi ia masih di sini, hancur sendiri, masih berjuang untuk sembuh sendirian. Alam semesta seakan memaksa untuk ia melepaskan cinta yang ia pernah ia janjikan akan ia genggam seumur hidupnya.

"Arrrghhh." Alfaro mengeram kesal seraya memukul setir mobil itu beberapa kali, seolah melampiaskan semuanya. tanpa ia sadari air mata itu turun begitu saja. perceraiannya dan Sarah masih terasa begitu hangat, begitu juga dengan lukanya, tapi luka itu seolah ada pada diri Alfaro saja, sementara bahagianya di bawa Sang mantan tanpa tersisa walau sedikit.

Entah kemana putaran roda itu akan membawa Alfaro pergi, yang pasti ia ingin menyendiri, memenangkan hati yang tidak habis-habisnya terluka.

...***...

Sore hari di Mansion milik Alfaro. Tubuh yang tadinya terasa lemah, kini beransur pulih. Arumi melangkah turun ke lantai bawah karena ia begitu bosan berada di dalam kamar.

Langkahnya terus berlanjut sampai ke area dapur. Dimana Bi Ranti dan beberapa pelayan lain, sedang memasak untuk menu makan malam hari ini.

"Masak apa Bi?" tanya Arumi saat sudah berada tepat di belakang Bi Ranti.

"Eh Nona, kenapa kenapa kemari, seharusnya Beristirahat di kamar saja dan jika memerlukan sesuatu, Nona tinggal menelpon saya saja," tutur Bi Ranti dengan raut wajah khawatirnya.

"Aku sudah lebih baik Bi, aku bosan berada di kamar."

"Apa Nona ingin makan atau minum sesuatu?" tanya Bi Ranti.

"Emm apa ya ... apa di dalam kulkas itu ada buah, apa saja aku suka," pinta Arumi.

"Tentu saja ada Nona, Ning tolong ambilkan macam-macam buah di dalam kulkas ya," pinta bi Ranti kepada seorang pelayan lainnya.

"Oke bi," sahut Pelayan itu.

Pelayan wanita itu membuka kulkas dan memasukkan beberapa jenis buah kedalam keranjang, lalu di berikannya kepada Bi Ranti. Tak lupa Bi Ranti mencuci buah itu dan mengambil pisau untuk mengupas buah.

"Mari Nona kita duduk di taman belakang saja," ajak Bi Ranti.

"Oh boleh Bi."

Bi Ranti dan Arumi melangkah beriringan, menuju sebuah pintu menuju area taman belakang Mansion. Sesampainya di sana, kening Arumi mengkerut tak kala semua tanaman di sana nampak layu dan tidak terawat.

"Kenapa tanaman di sini kering semua Bi?" tanya Arumi saat sudah duduk di kursi taman bersama dengan Bi Ranti.

Bi Ranti terseyum getir, saat mengingat hal apa yang membuat taman ini seolah mati suri. Ia menoleh ke samping, dimana Arumi yang kini sedang menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Dulu, taman ini di penuhi dengan bunga-bunga dan juga beberapa tanaman hias lainnya yang di tanam sendiri oleh Nona Sarah. Namun saat hubungan Tuan Al dan Nona Sarah mulai merenggang, taman ini menjadi seperti ini. Tuan Al juga melarang siapapun membersihkan sisa tanaman yang sudah mati, Tuan bilang biarkan saja seperti itu dan jangan sentuh apapun, Tuan Al pasti sangat terluka, perceraian itu menjadi pukulan terberat untuknya," tutur Bi Ranti.

"Apa aku boleh tau, hal apa yang menyebabkan perceraian mereka Bi?"

Bi Ranti terdiam sejenak. Pertanyaan yang di ajukan Arumi adalah sebuah pertanyaan terlarang yang tidak boleh ia katakan kepada siapapun. Namun entah kenapa ia ingin mengatakannya kepada Arumi. Ia berharap Arumi mampu menyembuhkan luka itu dan mengembalikan sosok Alfaro yang telah lama menghilang dari raganya.

"Dulu sekali, Tuan adalah orang yang hampir tidak pernah marah bahkan kepada pelayan di rumah ini. Ia bekerja keras, merintis perusahaan yang di tinggalkan mendiang ayahnya. Pernikahan Tuan dan Nona Sarah juga berlangsung dengan sangat meriah. Tapi setelah dua tahun pernikahan, masalah silih berganti berdatangan, Tuan Al yang sibuk dan Nona Sarah yang selalu keluar malam pulang pagi, mulai merenggangkan hubungan mereka. Hal itu semakin memburuk karena Tuan Al memergoki Nona Sarah sedang berada di sebuah kamar hotel dengan seorang pria lain. Tak lama setelah itu mereka pisah rumah dan sikap Tuan Al mulai berubah," tutur Bi Ranti.

Arumi menundukkan pandangannya. Ternyata selama ini ia sudah salah mengira, ia pikir Alfaro adalah buaya darat yang menyia-nyiakan istrinya tapi nyatanya Alfaro adalah sosok suami yang tersakiti oleh sebuah pengkhianatan.

"Oh iya, malam tadi Tuan Al menemani Nona sepanjang malam, sepertinya Tuan juga kurang tidur karena merawat Nona," ujar Bi Ranti.

"A-apa!"

Arumi terlihat sangat terkejut. Laki-laki yang ia anggap hanya menginginkan tubuhnya saja ternyata bisa memperlakukannya dengan begitu perhatian.

Ternyata ia juga masih manusia biasa dan hanya sedang tersesat karena luka yang menghilangkan jati diri dan alasan menikahi ku juga hanya karena ia sedang patah hati dan butuh pelampiasan, batin Arumi.

"Nona," panggil Bi Ranti, membuat lamunan Arumi buyar seketika.

"Ya, kenapa Bi?"

"Saya berharap, Nona bisa membantu Tuan Al bangkit dari keterpurukannya, karena saya merasa Nona adalah orang yang tepat," ujar Bi Ranti.

Arumi tidak menjawab apapun, ia hanya menanggapi dengan senyuman khasnya. Tak lama terdengar suara langkah kaki mendekat. Mendengar itu, secara bersamaan Arumi dan Bi Ranti menoleh ke arah pintu masuk. Ternyata orang itu adalah seketaris Aril yang sedang berdiri di amban pintu, mencoba menormalkan dirinya yang baru saja berlari menuju ke tempat itu.

Setelah beberapa saat, ia kembali melangkah, medekati Bi Ranti dan juga Arumi yang menatapnya dengan bingung.

"Apa Tuan Al sudah pernah pulang ke Mansion?" tanya Aril kepada Arumi dan Bi Ranti.

Mendengar pertanyaan Aril, Bi Ranti dan Arumi berdiri dari duduknya, "Belum, Tuan Al belum pernah pulang sejak berangkat kerja pagi tadi."

Aril kembali mengusap wajahnya dengan kasar. Ia khawatir jika sang Bos melakukan hal yang tidak-tidak luar sana. Ia pun sampai berpikir Alfaro akan bunuh diri.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Arumi tiba-tiba, saat melihat semua kebingungan yang tergambar di wajah Aril.

"Tuan Al pergi setelah mendapatkan pesan dari dari mantan istrinya, dan aku tidak tau dia kemana," jawab Aril. Ya, setelah kepegian Alfaro, ia masuk ke ruang kerja Alfaro ia melihat ponsel Alfaro tergeletak di lantai dengan kondisi pecah tapi masih menyala. Aril pun berinisiatif, memeriksa kotak pesan dan ternyata dugaannya benar, semua itu lagi lagi karena Sarah.

Arumi mencoba berpikir, di mana kira-kira Alfaro akan pergi di saat seperti ini. Tiba-tiba saja ia ingat Apartement Alfaro. Tempat dimana ia dan Alfaro menghabiskan malam bersama saat perjumpaan pertama mereka.

"Aku ingat satu tempat," ucap Arumi.

Bi Ranti dan Aril menatapnya dengan serius, memantikan satu jawaban keluar dari mulut Arumi.

"Dimana?" tanya Ario yang sudah sangat penasaran.

"Apartement."

"Ahk, iya benar. Kenapa aku tidak kepikiran," ucap Aril sambil menepuk jidatnya sendiri.

"Sekertaris Aril, apa anda mengetahui kode pintu apartement itu?" tanya Arumi.

"Ya, tentu saja, karena dulu aku yang mengurus jual belinya," jawabnya.

"Bagus, aku punya felling kuat, jika Tuan Al berada di sana ... dan aku sendiri yang akan pergi menemuinya."

Bersambung 💓

Jangan lupa like+komen+vote ya readers 🙏😊

1
tri
ets dah ada yg cemburu, ,/Shy//Shy//Shy/
tri
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Riza Rama
Kecewa
Riza Rama
Buruk
tri
,/Facepalm//Facepalm/ dinda mmg the best kelakuannya, aril....aril, knp ga ngaku aja sik
Idha Giatno
Luar biasa
Nenie Chusniyah
luar biasa
MommaBear
Luar biasa
Anonymous
ok
Rahma Putri
Luar biasa
Alet
keren
Ririn Nursisminingsih
meleleh a thor😍😍
Ririn Nursisminingsih
thor semua karyamu udah a baca...penulisanya sangat bagus alurnya tidak berbelit2 a suka..💪💪
Ririn Nursisminingsih
hadech kok malah saling berbohong mending arumi bilang aja udah nikah
Ririn Nursisminingsih
ayoo arumi srmangat tunjukan kmu wanita cerdas,kuat,ndak mudah ditindas
Ririn Nursisminingsih
ambil aja arumi buat alvaro bucin sama kmu...biar tau rasa dia
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
Luar biasa
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
mampir di arumi
Novie Yanti
iy senyum senyum sendiri.. sweet banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!