Aksa, pria dewasa yang sudah matang dan mapan harus dihadapkan dengan ancaman sang Ayah
yang sudah sangat lelah dengan kelakuannya yang selalu bergonta-ganti wanita.
mampukah Aksa menutup luka lamanya. dan membuka hati untuk wanita yang dijodohkan oleh orang tuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon najwatirta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Besan
"jangan bingung nak, yakinkan hatimu. cinta tau kemana dia akan berlabuh. mama akan mendukungmu".
"terimakasih ma".
"sama-sama sayang, kamu mau tidur disini?".
"apa boleh?".
"tentu saja boleh. Aksa juga tidak akan pulang".
Karin reflek berdiri memeluk mama Erin, kasih sayang mama Erin membuat karin merasa tidak kehilangan kasih sayang seorang ibu, walaupun dia berjauhan dengan ibu kandungnya.
"ma, janji ya jangan ceritakan masalah ini pada siapapun", Karin memandang mama Erin seraya menggandeng lengannya.
"iya". mama Erin menutup pintu kamar Aksa.
'tapi ma'afkan mama karin, mama tidak bisa berjanji sepenuhnya'
setelah kepergian mama Erin, karin pergi ke kamarnya, membersihkan dirinya, mengganti baju dan membawa beberapa macam alat tulisnya ke kamar Aksa.
~di ruang kerja papa Arya~
"papa", mama Erin berlari kearah pak Arya. pak Arya sedang fokus pada beberapa dokumen di meja kerjanya. karena semua perusahaan sudah dia alihkan kepada Aksa, dia hanya akan memeriksa beberapa pekerjaan kalau Aksa sangat sibuk atau mendapat kesulitan.
"ada apa ma? kenapa mama berlari seperti dikejar setan".
"huh hah... mama punya kabar baik pa". mama Erin mengatur napasnya
"kabar baik? ayo katakan!".
"karin pa, karin mencintai Aksa". pak Arya yang mencerna mama Erin hanya mematung sedetik kemudian dia dan mama Erin tersenyum penuh arti.
"kita harus beri tahu santoso dan istrinya ma, pasti mereka juga senang".
"ayo kita video call mereka pa", mama Erin mengambil smartphone pak Arya.
"pa, kok gak ada nama pak santoso?".
"namanya calon besan ma", pak arya nyengengesan sedangkan mama Erin tergelak sendiri, tidak menyangka suaminya yang begitu garang di hadapan orang, melakukan hal konyol seperti itu. panggilan pertama tidak diangkat, mama Erin mencoba lagi, beberapa detik setelahnya, muncul wajah bapak Karin.
"Assalamualaikum".
"waalaikumsalam, To ada kabar baik".
"kabar apa Ar?".
"sepertinya rencana kita untuk berbesanan akan segera terwujud". pak santoso yang belum mengerti hanya menyambungkan alisnya.
"maksudnya Karin dan Aksa berpacaran?". Pak santoso mulai antusias mendengarkan
"belum, tapi aku dan istriku merencanakan sesuatu agar mereka bisa bersatu", tiga tahun berada di sekolah yang sama, sebelum akhirnya kembali ke kota Jogja, pak Santoso sangat mengenal pak Arya, dia sangat gigih untuk mendapatkan hal yang dia inginkan.
"aku hanya ingin menitipkan anakku Ar. kalau Aksa dan Karin tidak mau kita jodohkan, kita jangan memaksakan. kasian anak-anak kita".
"kamu tenang saja. suatu anak-anak kita pasti akan saling mencintai, kamu percaya saja padaku".
"terserah kau sajalah. aku tunggu kabar baik selanjutnya, hehehe".
"hahaha, ya sudah aku matikan dulu."
setelah menutup telepon, Mama Erin dan pak Arya saling melempar senyum. pak Arya kemudian kembali melihat smartphonenya menekan nomer Aksa.
"halo, iya pa?".
"Aksa, kamu dimana?".
"masih di kantor, ada apa pa?".
"papa akan menjodohkanmu".
"papa ngigo?"
"papa serius".
"pa, Aksa udah nurutin kemauan papa buat balik ke Indonesia, apalagi pa?"
"tapi kamu tidak bisa merubah sikap kamu, kamu masih tetap saja bergonta-ganti perempuan".
"papa gak ngerti kenapa aku kayak gitu pa".
"apa yang papa tidak mengerti?".
"akkkhhh gak tau gimana jelasinnya ke papa, lagian aku punya pacar pa. ini juga jaman modern pa, bukan jaman main jodoh-jodohan kayak papa sama mama dulu".
"tapi kamu liat kan, walaupun mama sama papa dijodohkan, kami bisa saling mencintai".
"pa.. aku gak bisa pa".
"kalau begitu bawa pacar kamu ke rumah, papa ingin mengenalnya. kalau cocok segeralah menikah".
"pa...".
"papa tidak mau penolakan". pak Arya menutup teleponnya dan tersenyum sinis.
'Aksa, percayalah pada papa. Karin gadis yang baik tidak seperti pacar-pacarmu itu. papa yakin lambat laun kamu bisa mencintai dia. sekarang ayo kita bermain putraku!'
~di kantor Aksa~
"nyet", Aksa memanggil Riko yang sedang berkelut dengan berbagai dokumen di sofa.
"oy".
"nyet, papa bilang mau jodohin gue".
"ya terima aja kali sa, lo gak bosen gonta ganti pacar gak jelas?".
"eh monyet babon, lo dukung papa?".
"gue bukan dukung om Arya, tapi gak salah kali kalo om Arya mau jodohin lo. kali aja yang mau dijodohin sama lo itu malah lebih cantik dari pacar-pacar lo itu".
"ogah, gak mau gue. papa ngasih gue kesempatan buat ngenalin pacar gue".
"ya tinggal lo kenalin aja sih, kan gampang".
"masalahnya, pacar yang mana?". Riko melempar kasar dokumen yang dipegangnya.
"heran gue sama lo, lo ngapain melihara cewek banyak kalo gak ada satupun yang lo suka?".
"mereka sendiri yang nawarin diri, tapi si Alexa kemarin sudah putus".
"kok bisa?".
"dia kencan sama si Ramon, di hotel gue. gue ngeliat mereka di kolam renang".
"terus si Rina?".
"udah lama gue gak ngubungin dia".
"jadi ngegantung?".
"bisa dibilang begitu".
"si Clara?".
"lo tau kan gue deketin dia karena penasaran doang, waktu di Jerman dia pernah nolak gue. gue tau alasan dia nolak karena ngiranya gue cowok biasa. sampe Indonesia dia ketemu gue dengan keadaannya yang berbeda, dia ngeliat gue sebagai cowok yang memiliki segalanya harta, rupa, kekayaan, pangkat. dia malah nawarin diri buat jadi cewek gue. gue terima aja walaupun gue tau kalo dia itu udah punya pacar."
"terus?",
"lo mau tau siapa pacarnya?" Aksa membenarkan posisi duduknya
"gue kenal?".
"dia Ramon", Aksa melihat reaksi Riko tiba-tiba tawanya menggema di seluruh ruangan
"kenapa lo malah ketawa? harusnya lo marah tiap cewek lo ternyata digebet sama dia. berarti lo sama buayanya sama Ramon".
"kalo gue cinta sama tu cewek baru gue marah", Riko hanya geleng-geleng melihat tingkah laku Aksa.
"terus sekarang apa rencana lo?".
"entahlah!", Aksa mengedikkan kepalanya.
"gue balik duluan!". Riko merapikan dokumen yang berada diatas meja.
"gue juga mau balik kali nyet, pusing gue."
"lo balik ke rumah apa apartemen?".
"kayaknya gue balik ke rumah, kangen kamar gue".
"ya udah ayo, sekalian gue numpang makan di rumah lo".
"jujur banget sih lo! gak ada malu-malunya".
"idih ngapain malu, rumah lo itu juga rumah tante gue."
"serah lo deh".
~rumah keluarga Hudaverdi~
'klik'
Aksa membuka pintu kamarnya.
kok lampunya hidup? biasanya kalo gue gak ada lampunya mati.
Aksa melemparkan tas kerjanya. membuka jas dan sepatunya. ketika hendak pergi ke walk in closet yang ada di kamarnya. Aksa menoleh ke arah kasur. seperti ada seorang perempuan tidur di kasurnya.
apa itu Arsyi? ngapain dia tidur disini?
Aksa yang awalnya ingin berganti baju mengurungkan niatnya. dia ingin membangunkan adiknya yang tidur di kamarnya itu. tiba-tiba...
duh perut gue mules, gue ke kamar mandi dulu deh..😅😅😅