NovelToon NovelToon
Aku Bukan Simpanan

Aku Bukan Simpanan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nonecis

Tidak menginginkan menjadi duri dalam hubungan dua orang yang saling mencintai. Tetapi takdir sudah menjadi seperti itu. Kesalahan besar yang membuat Aletta harus berada diantara hubungan Thalia Kakak kandungnya dengan Devan orang yang seharusnya menjadi Kakak iparnya.
Aletta kehidupannya sudah dihancurkan, berusaha menerima takdirnya dan mengalah demi kebahagiaan sang Kakak. Tetapi ternyata semua tidak mudah.
Lalu bagaimana Aletta harus berada di posisi yang benar-benar sangat sulit ini?
Apa dia mampu bertahan?
Siapa yang menjadi korban sebenarnya!
Lalu siapa yang paling tersakiti dalam hal ini?"
Jangan lupa untuk mengikuti novel terbaru saya sampai selesai. Jangan tabung bab dan terus dukung dengan beri komentar.
Follow Ig Saya ainuncefeniss

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19 Keputusan

"Jawaban aku tetap sama. Karena kamu," ucap Devan yang kalau berbicara memang selalu enteng yang tidak memikirkan bagaimana perasaan Aletta.

"Jangan memisahkan ku Aletta dengan darah dagingku, jangan menghentikan tanggung jawabku kepada kamu dan anakku," ucap Devan dengan suara rendah.

"Aku mohon Aletta!" ucapnya dengan suara rendah.

Aletta tidak mampu berkata-kata, posisi Aletta benar-benar memang benar-benar sangat sulit.

"Kamu sekarang keluarlah dari ruanganku! Aku mohon!" pinta Aletta.

"Baiklah!" sahut Devan yang akhirnya memberikan waktu kepada Aletta.

Devan yang keluar dari ruangan Aletta dengan membuka pintu ruangan yang sejak tadi dia tutup.

"Kamu kenapa ada di sini?" suara yang tidak asing itu mengejutkan Aletta dan benar, itu adalah suara Thalia.

Jantung Aletta berdebar dengan kencang. Perasaannya yang tidak tenang dengan menelan Salivanya.

Thalia melihat ke arah dalam dan Aletta tampak panik.

"Kak!" sahut Aletta menelan ludah.

"Kenapa Devan ada di sini?" tanyanya kembali.

"Bukankah kita berjanji untuk bertemu di sini?" tanya Devan.

Thalia mengerutkan dahi yang mencoba untuk mengingat.

"Sayang kamu lupa. Jika berjanji untuk bertemu di kantor Aletta dan aku langsung mencari keruangan Aletta, karena aku tidak menemukan Aletta," ucap Devan yang paling pintar mencari alasan.

"Astaga aku lupa," sahut Thalia.

Aletta tampak lega yang memang sejak awal dia sangat takut jika Thalia mencurigainya.

"Aku membawakan makanan dan sekalian saja kita makan," ucap Thalia yang memasuki mungkin mau tidak mau Devan juga harus masuk.

"Aletta tadi Bunda memasak makanan kesukaan dan memintaku untuk mengantarnya langsung. Jadi kita langsung saja makan," ucap Thalia.

"Baik kak. Maaf sudah merepotkan Kakak," ucap Aletta dengan tersenyum tipis

"Tidak masalah! Kakak senang bisa membawakan makanan kekantor kamu dan kita juga bisa makan bareng," ucap Thalia.

Aletta hanya mengangguk dengan tersenyum menutupi rasa paniknya.

"Sayang ayo duduk!" ajak Thalia yang membuat Devan menganggukkan kepala.

Thalia membuka anak kecil yang berisi berbagai jenis makanan yang meletakkan di atas meja. Aletta juga sudah duduk ikut membantu Kakaknya.

"Kapan lagi kita bisa makan bareng-bareng seperti ini," ucap Thalia.

Aletta menganggukkan kepala yang sudah mulai makan walau suasana itu sangat aneh sekali menurutnya, dia tampak canggung karena keberadaan Devan di sana dan apalagi dia dan Devan baru saja bertengkar.

"Bagaimana Aletta dengan acara fashion show kamu?" tanya Thalia.

"Aletta belum menentukan jadwal yang tepat," jawabnya.

"Kenapa? Kamu harus melakukan lebih cepat. Lagi pula tidak akan bentrok dengan acara pertunangan Kakak. Karena kami berdua juga belum kembali membahas kapan melanjutkan pertunangan," ucap Thalia.

"Iya. Kak nanti Aletta akan pikirkan waktu yang tepat untuk menentukan fashion show," jawab Aletta.

"Begitu! Jangan lama-lama ditentukannya jadwalnya. Mumpung Kakak juga masih santai dan nanti agar tidak bentrok dengan acara pertemuan kami berdua," ucap Thalia yang membuat Aletta menganggukkan kepala.

"Sayang! kita juga belum membahas acara pertimbangan itu. Kira-kira kapan kita akan bahas?" tanya Thalia.

Bisa-bisanya mata Devan langsung melihat darah Aletta dan Aletta yang langsung mengalihkan pandangannya.

"Aku harus memutuskannya apakah pertunangan itu di lanjutkan atau tidak," jawab Devan dengan suara berat yang membuat kalian mengerutkan dahi.

Uhuk-uhuk-uhukk.

Aletta yang langsung batuk-batuk mendengar pernyataan Devan.

Devan bahkan memberikan air putih untuk Aletta, tetapi tidak diambil Aletta dan mengambil minum yang lain.

"Aku mau ke toilet sebentar," ucap Aletta yang langsung berdiri dari tempat duduknya.

Sementara Thalia melihat serius ke arah Depan, dia sudah semakin ragu dengan laki-laki yang akan dia nikahi itu dan bahkan kali ini berbicara seolah candaan.

Baru saja Devan membujuknya kemarin dan Thalia berusaha untuk melupakan acara pertunangan yang membuatnya kecewa dan sekarang Thalia kembali kesak pada ulah Devan yang tidak ada keseriusan sama kamu sekali.

***

Aletta dan Thalia berada di dalam mobil dan kali ini Thalia yang menyetir.

"Bagaimana Aletta menurut kamu?" tanya tali yang membuat Aletta bingung.

"Bagaimana apanya, Kak?"

"Kamu jelas mendengar sendiri dari mulut Devan apa yang dia katakan saat aku mempertanyakan masalah lanjutan pertunangan. Kamu bisa melihat sendiri tidak ada keseriusan sama sekali di dalam pikirannya,"

"Bisa-bisanya dia mengatakan akan memikirkan terlebih dahulu apakah dilanjutkan atau tidak," Thalia mengungkapkan rasa kesalahannya yang hanya bisa diceritakan kepada adiknya

"Bukankah pemikiranku mengenai dia yang berselingkuh adalah hal yang tepat? Jika memang benar bahwa dia telah berselingkuh dan sehingga memiliki kemampuan seperti itu," lanjut Devan.

"Kak! Jangan mengambil kesimpulan dengan cepat. Mungkin saja Kak Devan masih memikirkan sesuatu dan pasti apa yang dia katakan tadi hanya celetukan saja yang tidak ada inti apapun," ucap Aletta yang berusaha untuk menenangkan Kakaknya.

"Tapi pada kenyataannya kamu lihat sendiri. Aku tidak mengerti mengapa Devan seperti ini," ucap Thalia.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku tidak ingin Kak Tahlia mengetahui apa yang terjadi sebenarnya dan mungkin perasaannya akan sangat hancur. Tetapi aku juga tidak bisa membiarkan Devan terus mempermainkannya seperti ini, membuat hatinya kebingungan dan tidak ada kejelasan," Aletta bertanya-tanya penuh dengan penyesalan.

***

Aletta yang terlihat malam-malam keluar dari kamarnya. Aletta berjalan mengendap-endap dengan kepalanya melihat kesana kemari yang seperti mengawasi apakah ada orang atau tidak. Karena malam hari jadi lampu di rumah itu dimatikan. Aletta begitu pelan-pelan sekali menuruni anak tangga dengan juga membuka pintu rumah dengan tangan pelan.

Aletta yang berhasil keluar dari rumah dan bahkan keluar dari paga dan ternyata Aletta menghampiri mobil yang berada di seberang rumahnya dan masuk kedalam mobil itu dan pengemudinya yang tak lain adalah Devan.

Wajah Aletta begitu panik yang masih melihat ke arah rumahnya yang takut ada melihatnya dan Aletta melihat ke arah Devan yang sejak tadi sangat tenang.

"Kenapa harus bersembunyi-sembunyi seperti ini Aletta," ucap Devan.

"Kau yang membuatku seperti ini dan seumur hidup akan terus dipenuhi dengan rasa bersalah!" tegas Aletta.

"Aletta,"

"Aku berbicara pada intinya denganmu," sahut Aletta yang langsung memotong kalimat itu.

"Baiklah! Katakan," sahut Devan.

"Jangan membuat Kak Thalia bingung, kau lakukan apa yang harus kau lakukan sebagai kekasihnya dan seperti apa hubungan kalian selama tanpa aku. Jangan menyakitinya aku mohon, bahagiakan dia," ucap Aletta wajah yang berharap belas kasihan dari Devan.

"Sudah cukup Devan kita selama ini bermain di belakangnya. Jadi aku mohon bahagiakan dia dan jangan membuat dia tersakiti. Jika kau kembali menjalin hubungan dengan dia karena aku. Maka jangan permainkan pernyataannya, jangan membuatnya menunggu, jangan menyakitinya!" pinta Aletta.

"Aku tidak bisa melakukan apa yang kamu mau jika aku harus mengabaikan mu dan juga Vallen," jawab Devan.

"Aku akan menuruti apapun yang kau mau. Aku tidak akan menjauhkan mu dari Vallen," ucap Aletta yang akhirnya kembali mengalah dan semua dilakukan demi kebahagiaan Thalia.

"Aletta tetap saja aku tidak bisa melakukan semua ini. Kamu yang sudah mengatakan bahwa aku adalah laki-laki serakah dan justru saran yang kamu berikan membuatku menjadi laki-laki serakah,"

"Tapi tidak ada yang bisa kita lakukan selain ini dan aku tidak ingin menyakiti Kak Thalia!" tegas Aletta.

"Mari jujur Aletta dan semuanya akan selesai," ucap Devan.

Bersambung...

1
mbok Darmi
hubungan yg bikin ribet arleta suka tidak suka harus jujur tentang Devan dan vallen terserah mereka akan marah atau malah thalia yg legowo memberikan devan untuk adik nya krn sdh ada anak diantara mereka berdua
Yuki Kim
menarik
Yuki Kim
semamgat thor. semoga bisa update semakin byk ya. dan ceritanya semakin seru. biar rankingnya bisa naik
mbok Darmi
lebih baik kabor lagi aja arleta jauhi devan biar kamu dan kakak mu tdk berhubungan lagi dgn devan sama sekali laki2 pecundang ngga perlu diberikan kesempatan
mbok Darmi
yakin thalia akan tunangan dgn devan ? gimana reaksi devan saat tau arleta punya anak perempuan cantik yg mirip dengan devan? ngga curiga kah devan dengan anak arleta
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!