NovelToon NovelToon
Luka Lama

Luka Lama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta Seiring Waktu / Rebirth For Love
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Devandra pernah menjadi bagian dari kisah masa lalu Audrey. Pernah menjadi bahagia dan sedih hidupnya. Pernah menjadi luka yang sampai saat ini masih membekas.

Audrey sedang berusaha mengobati lukanya, menghilangkan sakitnya. Tapi disaat itu pula Devan hadir kembali.

Apakah Audrey akan menghilang kembali atau menghadapi lukanya agar ia tak lagi mengingat Devandra dihidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

Audrey duduk santai dibawah payung lebar yang disediakan pihak pantai. Rambut panjangnya sudah mulai mengering tapi ia masih membalut tubuhnya dengan handuk.

"Lapar?" tanya Egi yang ikut bersantai meski masih dengan celana yang basah.

"Lumayan," jawab Audrey.

"Kamu tunggu disini, aku pesankan makanan. Kamu mau apa?" tanya Egi.

"Tidak perlu, ini aku sudah pesankan. Pilih aja," jawab Devan membawa nampan berisi air kelapa dan beberapa makanan berat.

"Terimakasih! Tapi sepertinya mereka lebih butuh," Audrey menunjuk para model yang sedang beristirahat sambil mengobrol.

"Sudah ada yang mengurus segala keperluan mereka, kalau kamu biar aku aja," ucap Devan meletakkan nampan tadi di hadapan Audrey.

"Tidak usah! Aku bisa ambil sendiri," tolak Audrey.

"Makanlah! Kalau kamu nggak makan aku bakal duduk disini suapin kamu sampai kamu mau makan," Devan malah duduk di sampingnya.

"Minggir!" Egi duduk diantara Audrey dan Devan.

"Egi!" protes Audrey.

"Enak-enak aja dia mau nikung! Kamu itu loh calon menantunya mama aku," ucap Egi.

"Aaah... Pusing!" Audrey pergi dari dua orang yang pasti akan ribut.

Audrey memilih sebuah warung dan duduk disana menikmati makanannya. Mengabaikan Egi yang menyusulnya. Karena dicuekin Audrey, dia beralih mengganggu para model.

"Drey..."

"Stop disana!" Audrey menunjuk dengan garpunya.

"Aku mau bicara, please," pinta Devan.

"Nggak!"

"Kamu mau aku cerita dari sini? Biar semua orang tau?" tanyanya masih tetap berdiri di kejauhan.

"Nggak usah aneh-aneh!" ucap Audrey.

"Makanya, aku mau ngomong. Berdua aja. Janji habis ini aku nggak ganggu lagi," ucap Devan.

"Oke," ucap Audrey beberapa saat setelah memikirkannya. Devan duduk dihadapannya dan menunggu Audrey selesai makan.

"Makasih waktunya, aku mau bicara soal kita,"

"Nggak ada lagi kita Van!" ucap Audrey tajam.

"Terserah kamu! Bagi aku kamu masih disini," Devan menunjuk dadanya. Audrey mencebik tak percaya. Audrey tak mau percaya begitu saja meski hati sedikit menghangat karena dirinya masih ada disana. Audrey takut percaya pada Devan hanya akan menyakitinya kembali.

"Drey... Aku mau tanya, kamu kenapa menghindar terus? Apa aku ada salah? Atau karena... Naira?" tanya Devan sukses membuat Audrey menatapnya lebih lama.

"Bukannya sudah jelas? Van, aku nggak mau kesalahan kita yang dulu terulang lagi. Aku takut," ucap Audrey.

"Nggak akan Drey, aku sama Naira sudah lama pisah. Kami putus setelah lulus sekolah," ucap Devan. Audrey tidak percaya begitu saja, buktinya di rumah sakit kemarin Naira masih dendam. Audrey cukup tahu Naira masih berusaha agar Devan dan Audrey tidak bisa lagi sedekat dulu. Naira masih memperlihatkan rasa cemburunya. Audrey cukup sadar diri.

"Aku nggak percaya sampai kata-kata itu keluar dari Naira sendiri," ucap Audrey. Devan menarik napas dan menghembuskannya dengan keras. Sulit. Itu yang dia rasa. Semakin hari dia pun tak bisa menghindari Naira. Kemanapun dia pergi pasti Naira tahu. Padahal kemarin mereka tidak berkomunikasi lama, sampai Devan mulai mendekati Audrey.

Bahkan terakhir bertemu setelah dari rumah sakit. Naira menemuinya dan menyatakan perasaannya kembali dan memintanya kembali. Devan menolak. Alasan utamanya bukan hanya Audrey tapi ia juga mewanti sikap Naira. Selama ini Naira terlalu mengekangnya hingga ia tidak ada waktu dengan teman-temannya.

"Drey... Percaya sama aku,"

"Terakhir aku percaya sama kamu justru membuatku terluka Van! Nggak hanya hati tapi juga fisikku. Kamu masih ingat kan? Naira itu monster menakutkan, aku tak mau terlibat apapun lagi dengannya!" ucap Audrey.

"Maafkan aku waktu itu terlambat tahu, bagaimana luka saat itu?" tanya Devan dengan mata sayunya.

"Masih membekas. Dan itu bukti bahwa luka itu kita yang ciptakan. Aku terlalu naif dulu menganggap kamu akan membelaku, kamu berjanji akan meninggalkan dia, kamu yang akan meyakinkan aku bahwa aku lebih dari Naira. Aku hanya termakan janjimu! Dan sekarang? Aku tidak akan jatuh di luka yang sama," ucap Audrey dengan mata berkaca menahan tangis. Tidak mudah melupakan trauma yang pernah ia alami.

"Maaf... Waktu itu aku panik. Dan entahlah. Pikiranku kemana-mana. Apalagi melihat bajumu sudah penuh darah. Maafkan aku. Aku juga ngerasa bersalah dengan diri aku sendiri," ucap Devan.

"Sudahlah, yang lalu biarkan berlalu. Yang sekarang kita sudah punya jalan masing-masing. Selesaikan masalahmu dengan Naira tanpa melibatkan aku lagi. Dan satu lagi, aku nggak mau ketemu kamu lagi Van," ucap Audrey.

"Bilang itu sambil tatap aku Drey!" Devan menarik tangan Audrey. Audrey membiarkan tangannya dalam genggaman tangan Devan. Dia memang masih merindukan Devan seperti yang dulu. Tapi cukup sampai hari ini saja, lebih baik dia kembali menata hati dan kembali belajar melupakan Devan dan semua kenangan mereka.

"Drey... Kamu serius nggak mau ketemu aku lagi?" tanya Devan lembut. Audrey menatapnya sejenak lalu mengangguk pelan.

"Tapi aku nggak bisa! Aku bakal ada terus di belakang kamu sampai kamu yakin. Dan kali ini aku bakal lindungi kamu kalau Naira berbuat ulah. Aku dan dia sudah lama selesai," ucap Devan tanpa melepaskan genggamannya. Audrey sedikit goyah tapi lagi-lagi rasa takut menghantuinya.

"Drey... Ijinkan aku untuk bisa seperti kita yang dulu,"

"Sampai kamu nyakitin aku seperti yang dulu? Kamu egois Van! Pernah nggak sih kamu mikir gimana aku? Ni kita ketemu tanpa sengaja aja Naira sudah tantrum. Bereskan dulu masa lalumu!" Audrey beranjak dari sana meninggalkan Devan dengan segala pemikirannya. Apa dia harus mengubur lagi rasa cintanya untuk Audrey?

Devan sudah berkali-kali mengatakan putus dengan Naira. Tapi memang sulit awalnya sampai dia menyibukkan diri dan menghilang. Devan pikir Naira akan berhenti mengejarnya setelah mereka putus dan Devan menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Tapi Naira tidak menunjukkan akan berhenti mengejar Devan kembali.

Mereka memang sudah terbilang lama pacaran sejak sekolah. Sudah lebih dari lima tahun. Bukan waktu yang sebentar untuk memahami pasangan. Tapi semakin lama Devan semakin muak dengan hubungannya. Naira terlalu protektif dan melarangnya melakukan apapun bila kegiatan itu tidak ada Naira. Apapun yang dia lakukan harus ada Naira di dalamnya.

Devan semakin merasa pergaulannya menyempit. Bahkan banyak diantara temannya mengejek Devan yang mereka anggap terlalu penurut. Bila Devan protes Naira akan nangis dan seringkali ia harus ke rumah sakit karena sesak napas akibat terlalu lama menangis.

Devan tidak tega. Hanya alasan sepele sampai akhirnya ia terjebak cinta yang membuatnya terbelenggu. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Audrey. Pembawaannya yang tenang menghadapi apa saja membuat Devan membandingkannya dengan Naira yang melakukan apapun yang ia suka secara spontan.

Devan semakin tertarik ternyata Audrey bisa diajak sharing tentang apapun. Bahkan Audrey bisa melucu! Hal yang jarang sekali teman-temannya lihat. Dibalik sikap pendiamnya, ada sisi manja dan lucu. Terkadang Audrey bisa begitu dewasa saat memberikan pendapat. Sedangkan Naira lebih cenderung memaksakan apa yang dia pikirkan.

Devan meremas rambutnya. Ia jadi membandingkan dua orang yang memang berbeda itu. Tapi Devan memutuskan untuk tetap mengejar Audrey. Audrey bisa memberikan kenyamanan yang selama ini ia cari. Devan tak ingin lagi melepaskan gadis itu. Meski berkali-kali Audrey menolaknya.

1
Fiftin Indriani
hai kak semangat yaa buat tulis novel nya novel kakak bagus kok menurut ku hmm ih ya jangan lupa mampir dan baba chat story aku judul nya gadis kecil milik CEO
Renjana: makasih kak sudah mampir😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!