Yuka Pratiwi,seorang staf hotel yang cantik sengaja mendekati Artha, sang menejer hotel agar bisa masuk ke dalam keluarga Regatama dan melakukan balas dendam melalui Artha yang polos. Yuka dapat menjalankan target utama nya yaitu Broto, sang ayah mertua. Tujuan hidup Yuka adalah untuk menghancurkan Broto yang sudah menghilangkan nyawa sang Ayah menyengsarakan Ibu dan merebut perusahaan keluarga nya. Keserakahan Broto menghancurkan kehidupan Yuka kala masih kecil.
Apakah Artha turut menjadi target dalam balas dendam Yuka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thuy Mhuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
"Ma maksud papa ini buat Yuka?". Yuka tampak tidak percaya.
Broto mengangguk. "Cepat lah pilih satu lagi , karena saya harus segera pergi untuk kembali ke kantor, saya mau meeting".
Yuka mengangguk gembira , kemudian dia memilih cincin lagi untuk sang mertua. Dia memilih nya asal karena dia yakin jika selera Neni adalah barang yang menurut nya buruk. Setelah membayar biaya kedua cincin yang di beli , Broto mengajak Yuja untuk segera meninggal kan mall.
Broto berjalan sedikit tergesa gesa karena waktu meeting nya tersisa hanya dua puluh menit lagi , belum lagi saat di jalan terkena macet. Mau tidak mau Yuka pun berusaha mempercepat langkah nya untuk mengimbangi kecepatan langkah Broto.
Saking buru buru nya , Yuka dan Broto sampai tidak sadar jika berpapasan dengan Seno dan pacar nya yang juga sedang berada di mall. Lain hal nya dengan Yuka dan Broto , Seno justru menyadari ada suatu kejanggalan. Sejak kapan Yuka dan Broto dekat , hingga jalan di mall bareng?
Seno menghentikan langkah nya , kemudian menoleh ke belakang. Seperti nya mata nya masih sangat sehat untuk mengenali ayah dan adik ipar nya itu.
"Kenapa berhenti sayang?". Tanya salah satu pacar yang semalam menjadi tempat pelampiasan Seno.
Seno menggeleng pura pura salah lihat. "Ku kira rekan kerja ku".
Sang pacar hanya mengangguk paham , meski sebenar nya ia tidak peduli. Dia hanya peduli dengan uang Seno.
"Ya sudah sekarang kamu boleh belanja sepuas nya".
"Makasih sayang". Ucap nya , sebelum akhir nya sang pacar memberikan kecupan pada Seno meski itu di tempat umum.
Sembari menemani sang pacar berbelanja ,otak Seno berpikiran macam macam. Entah kenapa Seno yakin jika ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Yuka dan Broto.
***
Di ruang kerja nya , Broto memutar mutar kotak cincin berwarna hitam dengan bentuk persegi yanh terlihat begitu elegan. Rasa nya dia ingin mengajak Yuka makan dan jalan bareng lagu. Apa pun yang berhubungan dengan Yuka sudah menjadi candu bagi nya.
Seperti mengalami puber kedua , Broto memiliki semangat baru yang menggebu gebu. Broto senyum senyum sendiri mengmati kotak cincin di tangan nya.Bahkan Broto sampai tidak sadar jika sekertaris nya telah berdiri cukup lama di hadapan nya.
"Maaf pak. Ada berkas yang harus anda tanda tangani".
Akhir nya Broto tersadar kemudian berdehem untuk menormal kan keterkejutan nya. "Sudah lama kau ada di sini?".
Sang sekertaris mengangguk sungkan.
Dengan gerakan tangan , Broto meminta berkas berkas yang harus di tanda tangani. Setelah selesai , Broto menyerahkan berkas itu kembali.
"Saya permisi dulu pak". Pamit nya setelah merasa tugas nya selesai.
"Tunggu!". Cegah Broto. "Mengenai jadwal pergi ke Singapura , tolong ganti saja ke Seno dan Artha. ".
"Baik pak". Kata sekertaris itu kemudian meninggal kan ruangan Broto.
***
Sesampai nya di Regatama's Hotel , Yuka langsung kembali bekerja di wilayah nya, yaitu sebagai staf tamu VIP, wilayah khusus untuk para tamu penting yang biasa nya untuk para petinggi perusahaan atau pun petinggi negara.
Yuka terkejut saat Artha masuk ke dalam wilayah nya tersebut. Yuka yang sangat menjaga profesionalitas memperlakukan suami nya sendiri seperti layak nya pengunjung hotel lain.
"Selamat siang , Pak Artha. Ada yang bisa kami siapkan?". Yuka menekankan setiap suku kata nya. Kentara sekali jika ia keberatan jika harus memperlakukan suami nya sendiri seperti layak nya orang asing.
Artha tertawa renyah kemudian berbisik. "Apa kamu marah dengan pak kepala manajer mu sendiri sayang?".
Tidak ingin menarik perhatian rekan kerja nya yang lain , Yuka tertawa hambar. Dia masih berusaha memperlakukan Artha selayak nya pengunjung ,bukan suami nya. "Hahahah , tentu saja saya tidak memiliki kuasa untuk marah dengan anda , Pak Kepala Manajer. Hanya saja saya merasa lelah jika harus berpura pura asing dengan suami sendiri. ".
Mendengar itu Artha kembali tertawa renyah. Dia merasa menjadi pria beruntung karena mendapatkan wanita yang tidak hanya cantik dan cerdas , tetapi juga humoris dan menyenangkan seperti Yuka.
"Duduk lah dan temani suami mu makan siang. Sebagai staf hotel , kamu tidak akan membantah Kepala Manajer mu bukan?". Bisik Artha, yang lebih terkesan merayu.
Yuka menyipitkan mata dengan kesal lalu berbisik , "Kamu memang suka bikin aku kesel , Mas!". Sepersekian detik berikut nya ekspresi Yuka berubah kembali tersenyum hangat dan berbicara dengan santun layak nya kepada tamu. "Baik lah Pak Kepala Manajer. Apakah anda mau makan siang dengan menu biasa nya?". Di akhir kalimat nya Yuka berkedip cepat dengan mengeratkan gigi nya menahan kesal.
"Tentu saja, Nona staf hotel terbaik. ". Jawab Artha yang semakin membuat Yuka ingin sekali menjitak kepala nya. Artha memang pria yang polos , tetapi memiliki sisi humoris yang tidak membuat Yuka merasa bosan.
Yuka duduk menemani Artha menyantap makan siang, "Maaf , aku belum bisa menjadi suami yang membuat mu bangga ,sayang. Papa belum memberiku jabatan direktur. ". Kata Artha di sela sela makan.
Yuka pun sedikit kecewa. "Menurut saya itu tidak masalah Pak Kepala Manajer. Kan Bapak sudah berusaha untuk menunjukan kemampuan semaksimal mungkin. Jadi jangan patah semangat". Yuka memberikan semangat kepada Artha , bukan sebagai istri ke suami nya , melain kan sebagai staf ke atasan nya.
"Bisa gak sih , gak perlu pake bahasa formal kaya gini?".
"Maaf , tidak bisa Pak Kepala Manajer. Saya adalah staf hotel terbaik , jadi saya harus memberi contoh yang baik untuk menjaga profesionalitas saya".
"Jika ini bukan di kantor , pasti aku sudah mencium mu Yuka".
"Sebelum nya maaf, sebaik nya Pak Artha juga harus belajar profesionalitas seperti saya".
Artha gemas sekali dengan tingkah laku Yuka. Sayang dia tidak bisa melakukan apapun di jam kerja.
Tiba tiba muncul sosok Seno yang sedang berjalan menghampiri Artha dan Yuka. "Seperti nya kalian harus ingat tempat jika ingin bermesraan. ".
"Bukan kah Mas Seno sudah tidak memiliki kepentingan apapun di sini? Pergi lah ke Regatama Property , bukan kah itu juga impian mu?". Seloroh Artha yang tidak suka dengan kedatangan Seno.
"Kamu gak perlu mengusir ku Artha! Aku ke sini cuma mau tanya ke staf hotel terbaik selama tiga tahun berturut turut. Nona Yuka Pratiwi. ". Pandangan Seno beralih ke Yuka.
"Apa yang kamu dan papa lakukan di mall tadi , adik ipar?".
Artha mengerutkan kening menatap Yuka , sedangkan yang di tatap langsung gugup seketika. Yuka tidak habis fikir kenapa Seno mengetahui hal ini.
Dalam kegugupan nya ,Yuka berusaha menampilkan senyum tenang. "Itu semua karena ini ". Yuka mengeluarkan kotak cincin yang di berikan oleh Broto untuk nya.
Melihat itu Seno dan Artha semakin kebingungan dan menatap Yuka penub selidik "Papa memberimu cincin? ". Tebak Artha.
"Bukan Mas , ini kejutan untuk mama. ". Yuka menyentuh tangan Artha. "Aku ingin hubungan ku dengan mama membaik , kamu tahu sendiri selama ini mama masih belum menerima ku ".