“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 27.
Respati yang sedang omong omong dengan Mas Bengkel di dekat mobil. Langsung berlari menuju ke rumah karena mendengar suara teriakan sang isteri tercinta.
“Bu, ada apa?” teriak Respati dengan nada sangat panik. Kuatir dengan keadaan Yayuk.
Mas Bengkel pun juga ikut berlari di belakang Respati. Somad dan teman temannya termasuk Mbah Seno juga membalikkan tubuhnya berlari menuju ke rumah.
Di saat Respati dan Mas Bengkel sudah masuk di ruang depan. Dilihatnya Yayuk duduk dengan kepala menunduk. Kedua telapak tangannya masih menutup mukanya.
“Bu, ada apa?” tanya Respati lagi sambil melangkah mendekati sang istri.
Yayuk membuka kedua tangannya, lalu menatap Respati. Wajah Yayuk terlihat sangat pucat.
“Lihat itu Pak! Ada orang mengirimkan kado atas nama pengirim Pak Duta. Tapi itu pasti orang yang tidak suka proyek ini berlanjut.” Ucap Yayuk selanjutnya sambil menatap kardus di atas meja.
Aroma. parfum sangat menyengat bercampur aroma formalin menguar dari dalam kardus tebal yang sudah dibuka oleh Yayuk.
“Aku harus lapor kejadian ini pada Pak Duta.” Ucap Yayuk dan segera meraih hand phone nya.
Sedangkan Respati langsung menoleh ke arah meja. Di saat Respati melihat isi di dalam kardus. Kedua mata Respati juga melotot. Urat Urat wajahnya tampak menegang..
“Kurang ajar! Siapa yang sudah berani kirim barang seperti ini?” teriak Respati.
Telapak tangan Respati mengepal kuat, dia begitu geram pada orang yang sudah mengirim benda itu pada isterinya.
Mas Bengkel yang penasaran juga ikut mendekat ke meja dan melihat isi di dalam kardus itu..
“Astaghfirullahaladzim, kejam dan sadis sekali orang yang sudah melakukan ini.” Ucap Mas Bengkel dan tangannya mengurut dadanya sendiri. Karena jantung Mas Bengkel berdetak lebih keras, melihat barang di dalam kardus itu.
“Ini teror Mas.” Ucap Mas Bengkel selanjutnya.
“Iya teror kedua. Yang pertama paku paku tadi malam dan dilanjutkan dengan pengiriman barang ini.” Ucap Respati menutup kardus itu karena tidak tega melihat isi di dalamnya.
Bahkan perut Respati terasa mulai mual mual..
“Hhhhooeekkk.”
Somad dan teman temannya juga Mbah Seno yang sudah masuk ke ruang depan. Tampak kaget saat melihat ekspresi wajah ke tiga orang yang tampak tegang.
“Mas ada apa?” tanya Somad pada Respati yang menutup mulut dengan tangan.
“Mad, kamu kubur itu. Perutku mual mual.” Ucap Respati lalu melangkah cepat menuju ke belakang..
Somad dan teman temannya menatap ke arah kardus di atas meja.
“Bu, ini kado yang tadi? Katanya isinya souvenir.” Ucap Somad sambil melangkah ke meja.
Yayuk yang sudah menghubungi Pak Duta, menatap ke arah Somad sambil berkata, “Kamu lihat isinya Mad. Kamu kubur itu di lahan kosong. Dan kamu cek ada apa lagi di dalamnya aku tidak tega.”
“Mbah Seno dan yang lain lanjutkan angkat bambu bambu . Dan Mas Bengkel lanjutkan kerjanya. Maaf karena teriakan saya jadi mengganggu kerja kalian.” Ucap Yayuk selanjutnya sambil menatap Mbah Seno, teman teman Somad dan Mas Bengkel.
“Iya Mbak, tapi hati hati kalau perlu lapor polisi Mbak. Biar aman sampeyan dan Mas Respati.” Ucap Mas Bengkel yang sudah tahu nama Respati.
Yayuk menganggukkan kepalanya dan mengucapkan terima kasih pada saran Mas Bengkel.
Mas Bengkel yang sudah tahu isi di dalam kardus itu segera keluar dari rumah. Dia akan melanjutkan urusan utamanya, memperbaiki ban mobil Pak Duta.
Sedangkan Mbah Seno dan teman teman Somad belum juga beranjak pergi..
“Apa isinya Mad?” bisik lirih Mbah Seno yang penasaran sambil mendekati Somad yang sedang membuka kardus.
Somad yang sudah melihat isi di dalam kardus itu. Langsung melotot kedua matanya. Dan melangkah mundur sambil beristigfar, “Astagfirullahaladzim.. tega sekali orang ini.”
Somad pun mengusap wajah dengan telapak tangannya.
Teman teman Somad juga mendekati Somad. Yayuk tidak bisa melarang karena sepertinya mereka begitu penasaran.
Di saat mereka sudah melihat isi kardus itu..
“Gila, kurang ajar benar ini orang!” teriak salah satu dari mereka.
“Laporkan Polisi Bu!” ucap teman Somad lainnya.
“Yang dilaporkan siapa kalau nama pengirim Pak Duta.” Saut Somad.
“Tapi kok tidak bau bangkai ya.” Gumam Mbah Seno yang juga sudah melihat isi di dalam kardus itu.
“Diformalin itu Mbah, ada aroma formalin tapi disamarkan dengan aroma parfum. Biar tidak tercium oleh petugas ekspedisi.” Saut teman Somad.
Yayuk kembali menatap Mbah Seno dan teman teman Somad yang masih menatap isi dalam kardus itu.
“Kalian sudah melihat isinya. Sekarang biar Somad yang mengubur itu. Yang lain kerja. “ ucap Yayuk selanjutnya.
“Ngih Bu..” ucap Mbah Seno dan teman teman Somad. Mereka pun mulai melangkah keluar dari rumah sambil mulut nya masih membicarakan isi di dalam kardus paket itu.
Sedangkan Somad, tampak masih memberesi isi di dalam kardus itu.
“Bu, ini ada kertas bertulisan.” Ucap Somad saat menemukan selembar kertas dilapisi plastik. Kertas putih itu dilipat tetapi tampak ada tulisan di dalamnya.
Somad mengambil kertas yang dibungkus plastik transparan itu. Kertas yang terselip di antara pootongan keepala kucing dan tuubuh kucing yang keluar isi peerutnya. Daarah yang sudah mengering juga tampak ada di dalam kardus itu. Bahkan kertas yang berlapis plastik itu juga terkena lelehan daarah yang telah mengering.
“Coba lihat Mad.” Ucap Yayuk sambil mengulurkan tangannya.
Somad tampak mengambil kertas di dalam plastik itu. Agar tangan Bu Yayuk tidak kotor oleh daarah kucing yang menempel di plastik.
Somad mengulurkan lipatan kertas putih itu pada Bu Yayuk. Sesaat dia menoleh ke arah pintu depan. Memastikan Mbah Seno dan Mas Bengkel tidak berada di dekat dekat ruang depan itu.
“Bu, apa pelakunya sama dengan yang nyebar paku tadi malam ya?” ucap Somad pelan, setelah sudah pasti Mbah Seno dan Mas Bengkel sudah jauh dari teras.
“Aku pikir sama Mad. Aku curiga pada...” ucap Yayuk sambil membuka lipatan kertas putih itu. Di atas kertas putih itu ada tulisan cetak.
Jantung Yayuk berdegup lebih kencang saat membaca tulisan itu.
“Curiga pada siapa Bu?” tanya Somad sambil menatap Bu Yayuk.
Akan tetapi saat melihat ekspresi wajah Bu Yayuk yang sedang memegang kertas itu, Somad pun mengajukan pertanyaan lagi, “Bu apa tulisannya?”
Yayuk mengulurkan kertas itu pada Somad.
“Kamu baca sendiri Mad. Aku akan laporkan teror ini pada Polisi. Tetapi aku kok ragu dengan Polisi di sini kalau melihat kasus Yatmi dan Tarno.” Ucap Yayuk sambil mengulurkan kertas itu pada Somad.
Di saat Somad sedang menerima kertas putih itu, terdengar suara langkah kaki masuk ke dalam ruang depan itu..
dan om wowo berkalborai ya biar pada kapok itu org yAaa
btw kok mlh pak kadus ya yg menghamili si yatmi
apa g ngereog itu bu kadus klo tau. wahh urusan nya makin panjang aja/Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!//Right Bah!//Left Bah!/