NovelToon NovelToon
Nona, I Love You!

Nona, I Love You!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Asih Nurfitriani

Arunika seorang novelis khusus romansa terpaksa meninggalkan lelaki yang sudah 7 tahun menjalin cinta dengannya. Robin telah tega berselingkuh dengan temannya semasa kuliah, hal tersebut diketahuinya saat datang ke acara reuni kampus.
Merasa dikhianati, Arunikapun meninggalkan tempat reuni dalam keadaan sakit hati. Sepanjang jalan dia tak henti meratapi nasibnya, dia adalah novelis spesialis percintaan, sudah puluhan novel romantis yang ia tulis, dan semuanya best seller. Sementara itu, kehidupan percintaannya sendiri hancur, berbanding terbalik dengan karya yang ia tulis.
Malam kelabu yang ia jalani menuntunnya ke sebuah taman kota, tak sengaja dia berjumpa dengan remaja tampan yang masih mengenakan seragam sekolah di sana. Perjumpaannya yang tak sengaja, menimbulkan percikan cinta bagi Sandykala, remaja tampan berusia 18 tahun yang sedang mencari kesembuhan atas trauma percintaan masa lalunya. Akankah romansa akan terjalin antara keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asih Nurfitriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SIAPA SANGKA

SEKOLAH SANDY (SMA LIBERO)

"Woii..habis telponan sama siapa nih?" tanya Steve, teman sebangku Sandy.

"Pacar!" jawab Sandy singkat.

"Serius kamu punya pacar? Trus Viola gimana?" tanya Rendy, teman Sandy yang lain.

"Viola? Apa hubungannya denganku?" tanya Sandy balik.

"Kamu lupa atau pura-pura? Viola kan sudah menyatakan perasaannya ke kamu, emangnya kamu tolak dia?" tanya Kevin penasaran.

"Iya, langsung aku tolak pada saat itu!" jawabnya singkat.

"Viola itu cewek favorit di sekolah, udah cantik, tajir, pintar lagi, buta mata kamu kalo nolak dia!" ungkap Steve.

"Lagian kalau tidak suka, kenapa juga harus diterima.." kata Sandy serius.

Dan rupanya gadis yang sedang mereka bicarakan sedang berjalan ke arah mereka.

"Hei kalian lagi apa? Kenapa belum pulang?" tanya Viola, seorang gadis cantik, tinggi semampai yang punya profesi siswa sekaligus foto model.

"Bentar lagi kami pulang, tapi kami mau nonton film dulu, mau ikutan?" jawab Rendy.

Dia hanya menatap ke arah Sandy yang sedang asyik dengan ponselnya.Sesekali Sandy tersenyum sambil membaca sesuatu di layar ponselnya.

Nona Cantik ❤️

"Sandy,aku dan rekan kantorku berbelanja di Mall Luxury 210, kamu bisa ke mari kalau mau menjemputku. Ayo kita nonton film. Sepertinya ada film bagus, See you sayang 😘"

Anak Kecil ❤️ sedang mengetik..

"Baiklah, teman-temanku juga mau nonton film nanti. Aku siap-siap dulu ya, kalau sudah sampai sana, nanti aku hubungi, see you soon.sayang ❤️"

Pesan terkirim...

"Lihat dia, senyum-senyum sendiri seperti orang gila!" ucap Kevin.

"Mana ada orang gila setampan aku!" balas Sandykala.

"Benar juga hahahaha! Ayo kita berangkat! Bawa mobil kalian masing-masing ya!" perintah Steve.

"Kalian kan tahu aku tidak boleh bawa mobil, jadi aku bareng Sandy aja?" ucap Viola sembari tersenyum ke arah Sandy.

"Aku akan bareng Steve, kalo kamu mau bisa naik motorku, pake saja, ini kuncinya!" ucap Sandy datar, tangannya mengulurkan kunci motor kepada Viola.

Viola cuman terdiam,wajah cantiknya sedikit masam.

"Yah mau gimana lagi. Aku bareng kamu aja deh Vin..!" kata Viola, diapun masuk ke mobil Kevin.

Anak-anak yang lain sudah paham dengan tabiat Sandy. Dia sekali bilang TIDAK maka tidak usah berharap akan menjadi YA. Tapi Viola terlalu jatuh cinta kepadanya.

"Segitunya kamu sama Viola, mana dia cinta mati sama kamu lagi.." omel Steve begitu masuk mobil.

"Jangan mancing-mancing kamu. Aku memang tidak ada rasa sama dia, kalau kamu tidak terima, sana jadian sama kamu aja!" jawab Sandy.

"Kalau dia mau,aku tidak anak menolaknya setan!" umpat Steve, dia benar-benar pening menghadapi anak ini.

Wajahnya yang sedikit marah mendadak ceria saat membaca pesan yang tertera di layar ponselnya.

Nona Cantik ❤️

"Aku sudah sampai,sekarang lagi memilih-milih baju, ternyata baju yang harus aku rekomendasikan adalah untuk gadis 18 tahun, aku sepertinya harus mengingat diriku 10 tahun yang lalu 😩"

Anak Kecil ❤️ sedang mengetik..

"Aku yakin pasti 10 tahun yang lalu kamu pasti tetap cantik seperti sekarang 😘"

Pesan terkirim...

Nona Cantik ❤️ mengirim sebuah foto..

Anak Kecil ❤️ mengetik pesan..

"Kenapa hari ini cantik sekali? Aku tidak sabar untuk bertemu 😘😭"

Pesan terkirim..

Nona Cantik ❤️

"Bagaimana kalau nanti kita beli baju juga? Aku tadi melihat baju yang cocok buat kamu, can't wait to meet you 😘"

Anak Kecil ❤️

"Boleh, apapun aku bersedia asalkan sama kamu 😍"

Sandykala meletakkan ponselnya di saku jaketnya,pandangannya tertuju ke depan, senyuman manisnya tak henti terpancar pada wajah tampannya.

"Aku penasaran seperti apa pacarmu, sampai-sampai Viola tidak ada apa-apanya bagimu..!" celoteh Steve.

"Menyetir yang benar, nanti juga kamu aku kenalkan!" omel Sandy.

"Aah..iya iya, sudah nebeng, cerewet pula!" kata Steve jengkel.

...******...

"Coba kamu aja yang pesan tiketnya, pake ini!" pinta Sandy menyerahkan sebuah kartu dari Bank terkenal.

"Kamu kira uangku kurang, sana kalian tunggu, biar aku yang pesan tiket!" ucap Kevin. Diapun segera menuju loket tiket.

"Omong-omong bukannya kamu bentar lagi ulang tahun,bakalan dirayakan semeriah apa tahun ini?" tanya Steve.

Siapa yang tidak kenal Dinasti Wijaya Group, perusahaan di bidang properti terkenal di negara ini.

"Sepertinya aku mau private party saja deh, hanya keluarga dan kalian saja.."jawabnya sambil memperbaiki make upnya.

"Tidak salah dengar nih? Cuman keluarga dan kita berempat saja?" tanya Rendy penasaran, sedari tadi dia sibuk mencari mangsa cewek cantik.

"Aku bosan kalau banyak orang!" jawabnya singkat, matanya sedari tadi mengamati lelaki yang dia suka. Sandy nampak sibuk dengan ponselnya, sesekali dia tersenyum sambil mengetik sesuatu, dan sikapnya tersebut membuat Viola heran.

"Sandy sibuk terus sama ponselnya sejak tadi..!" gumam Viola, dan ucapannya didengar oleh Steve.

"Mana ada cowok setampan dia yang tidak sibuk, lagian filmnya masih 2 jam lagi. Ayo kita makan dulu..!" ajak Steve. Nampaknya Kevin juga sudah selesai membeli tiket.

"Aman, masih 2 jam lagi filmnya, kita makan dulu gimana?" ucap Kevin. Diapun menyerahkan tiket bioskop kepada yang lain.

Sandy bangkit dari duduknya, dan mengambil tiket tersebut.

"Kalian makan saja duluan, aku mau jalan-jalan dan bertemu seseorang..!" ucapnya sambil keluar dari bioskop.

"Memangnya siapa yang mau dia temui?" tanya Viola heran. Wajahnya berubah tidak ceria seperti tadi.

"Entahlah, dia bilang kalau sekarang dia punya pacar, aneh kan?" ujar Steve, dia merasa tidak enak karena sudah terlanjur bicara.

"Sudahlah Viola, masih ada kita bertiga, lagipula kami juga tampan, jadi jangan sedih..!" hibur Kevin.

"Dasar kalian gila! Ah sudahlah, aku mendadak lapar kalau sedang badmood..!" kata Viola meninggalkan ketiganya.

"Mulutmu memang tidak tahu sikon Steve!" senggol Rendy.

"Apa salahku? Kenapa kalian mengomeliku.Ah sialan!" kata Steve sembari menyusul ketiganya.

...******...

Sandy nampak menunggu di depan sebuah butik ternama, sepertinya dia sudah menemukan sosok yang sedari tadi dicarinya.

Anak Kecil ❤️

"Aku melihatmu, rupanya rekan kerja yang kamu maksud itu lelaki tinggi besar yang ada di sebelahmu ya? 😔 "

Pesan terkirim..

Aku memang sedari tadi menunggu pesan Sandy, dan benar saja notifikasi pesan kali ini dari dirinya. Aku sedikit terkejut, dia mengatakan bahwa dia tahu kalau aku sedang bersama rekan kerja pria. Akupun menghentikan kegiatanku sejenak.

"Ada apa Bu Aruni?" tanya Hendra, dia sejak tadi juga sudah memilih beberapa baju untuk dijadikan referensi hadiah.

"Ah sebentar Pak Hendra, saya ada telpon masuk!" jawabku sedikit menjauh.

Akupun menjauh darinya, dan menuju ke pintu keluar butik. Benar saja di depanku sedang berdiri lelaki muda yang posturnya aku kenal. Walau nampak dari belakang, seragam sekolahnya sangat familiar. Akupun mendekatinya, dan menepuk pelan pundaknya. Sandy berbalik, dan senyuman manisnya selalu tersungging di wajah tampannya.

"Wah, jadi sedang berduaan saja dengan rekan kerja?" tanyanya penuh goda.

"Ah ya, aku yang salah, harusnya aku katakan kalau rekan kerjaku adalah pria. Maafkan aku..!" ucapku menyesal. Diapun kembali tersenyum dan memegang tanganku.

"Aku cemburu!" katanya tiba-tiba. Raut wajahnya sedikit cemberut, aku malah gemas dibuatnya.

"Ya ampun, baiklah! aku akan segera menyudahi bantuanku dan menemuimu..!" kataku, aku elus pipinya yang halus tanpa cela.

"Haruskah aku ikut masuk? Aku juga akan belanja baju.." ucapnya tiba-tiba.

"Baiklah..ayo!" jawabku, akupun menggandengnya ke arah butik.

Sesampainya di dalam butik, diapun membisikkan kata-kata di telingaku, yang membuat aku makin tak karuan.

"Awas ya, aku mengawasimu. Temui aku di fitting room jika sudah selesai..!" ucapnya penuh goda. Diapun melangkah ke arah lain, untuk melihat-lihat.

Wajahku sontak memerah, dan suara Hendra Wijaya membuyarkan segalanya.

"Bu Aruni, bagaimana dengan yang ini?" tanyanya, dia menunjukkan dress warna biru navy dengan taburan mutiara dan swarovski. Terlihat mewah dan elegan, cocok sepertinya untuk adiknya.

"Wah, ini juga bagus. Selera anda bagus Pak. Apakah adik anda suka dengan model dress seperti ini?" tanyaku lagi.

"Jika anda bilang bagus, maka saya juga sama!" jawabnya singkat. Akupun merasa lega, karena rasa canggung saat bersamanya akan segera berakhir.

"Mari kita bayar dulu..!" ajaknya.

"Oh ya, silakan, saya sepertinya mau melihat-lihat dulu ke bagian lain..!" kilahku, akupun menuju ke arah lain tempat Sandy berada. Namun lagi-lagi Hendra menemukanku terlebih dahulu.

"Saya sudah selesai, mari kita makan dulu Bu Aruni!" ajaknya kembali.

"Maaf Pak Hendra, sepertinya saya ada acara setelah ini. Anda bisa pulang duluan, saya sudah ada janji.." jelasku. Wajahnya nampak sedikit kecewa.

"Sayang sekali, saya berharap bisa mentraktir Bu Aruni sebagai ucapan terima kasih..!" katanya sedikit kecewa.

"Lain kali, lain kali Bapak bisa mentraktir saya, saya minta maaf untuk kali ini!" ucapku.

"Baiklah kalau begitu, saya permisi dulu, sampai jumpa besok Bu Aruni..!" Pamitnya pulang.

"Baik Pak, sampai jumpa!"

Hendra pun meninggalkan butik, dan akupun mencari keberadaan Sandykala. Dia terlihat sedang memilih beberapa kemeja. Akupun mendekatinya.

"Itu warna yang bagus, apalagi kalau kamu yang memakainya, terlihat menggemaskan!" ucapku sambil memeluknya.Warna kemeja yang sedikit jarang diminati pria, warna pink pastel.

"Aku menggemaskan? Sungguh? Bukannya aku terlihat jantan..!" katanya mendelik.

"Yaa..bagaimana bisa kamu berbicara macam itu!" pukulku.

"Aku ini pria jantan, bukan menggemaskan!" protesnya lagi.

"Ya Tuhan, cemburumu itu makin membuatmu menggemaskan!" godaku lagi.

"Hentikan, haruskah aku mencobanya?" tanyanya kepadaku.

" Cobalah, aku tunggu di sini!"

"Harusnya kamu ikut untuk memastikannya..!" ajaknya.

"Heiii..jangan macam-macam ya, sana masuk!" dorongku.

"Bagaimana?" tanyanya lagi setelah mengenakan baju yang aku pilih.

"Tampan, sangat tampan!" jawabku. Memang Sandy terlihat semakin tampan.

"Aku ambil ini, mau aku pakai langsung..!" ucapnya berjalan ke kasir.

Para karyawan butik hanya melongo melihat tingkahnya. Akupun seperti menemani adik kecilku belanja.

"Ah oke..oke kita bayar baju yang sudah kamu pakai, eh tunggu..celananya juga?" tanyaku kaget, kapan dia mengambil celana jeans itu.

"Kamu terlalu lama dengan pria itu sampai-sampai aku harus ganti celana berulang kali..!" ucapnya cemberut.

Para karyawan yang melihat tingkahnya pasti heran dengan tingkah lelaki belia ini.

...*****...

"Mana Si Sandy? 45 menit lagi filmnya mulai, dia malah hilang seperti ditelan bumi!" ucap Kevin, dia pun mencoba menelpon Sandy.

Rendy dan Steve sedang sibuk memakan kentang goreng yang terhidang di meja. Viola yang tadinya duduk tiba-tiba bangkit, dan berlari ke arah pria tinggi yang sedang melintas di depan restoran.

"Kakak..!" panggilnya kepada pria tersebut.

Pria tersebut pun menghentikan langkahnya, dan tersenyum kepada Viola.

"Hei..ngapain kamu di sini?" tanya pria tersebut sembari mengelus kepala Viola.

"Aku sedang makan dengan teman-teman, itu mereka!" kata Viola, dia pun menunjuk ke arah Kevin, Steve dan Rendy.

"Wah, bentar lagi ujian, kurangi mainnya, dan juga stop dulu jadwal pemotretan kamu sebagai model.." kata pria tersebut.

"Ah..kakak cerewet, ayo aku kenalkan kepada teman-temanku!" ajak Viola, dia pun mengikuti adiknya menuju restoran tempat mereka makan.

"Hai semuanya! Kenalkan kakakku nomer dua, Hendra Wijaya..!" kenal Viola.

"Salam kenal Kak Hendra, saya Steve!"

"Rendy kak!"

"Saya Kevin, salam kenal!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!