"Ibumu pembunuh!"teriak Amanda.Dadanya bergemuruh.Emosinya berkobar-kobar melihat sang putri kecilnya kini meregang nyawa karena ulah mertuanya.
"Kamu mengatakan ibuku seorang pembunuh?Dia itu mertuamu!Yang berarti ibumu juga Amanda!"teriak Richard tak mau kalah.Ia tak mau ibunya dituduh sebagai pelenyap nyawa putrinya.
Amanda,seorang istri yang harus mencari nafkah karena suaminya , Richard tak mau bekerja setelah dipecat dari tempatnya bekerja.Ia harus mengasuh putrinya yang masih berusia dua bulan,namun tanpa sepengetahuan Amanda,ibu mertuanya memberikan makanan yang belum boleh dikonsumsi oleh bayi , hingga sang anak meninggal dunia.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?Ikuti terus yuk kisah mereka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra Deanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 24
"Kamu harus meminta pertanggung jawaban sama dosenmu Rin."tukas Bu Ratna.Arin menggeleng tanda ia tak mau.
"Jangan buat masalah baru lagi Bu.Sudah cukup.Semua sudah cukup.Tolong!Aku bukan anak di bawah umur lagi sampai-sampai harus meminta pertanggung jawaban dosen."sergah Arin.
"Ibu sadar nggak sih?Kalau ibu melakukan sesuatu yang ada kita yang akan mendapat masalah.Sudah cukup!"imbuhnya.
"Kita sudah kesulitan melawan Amanda.Jangan menambah musuh yang lebih kaya lagi."ucap Richard yang membuat ibunya diam membisu.
"Ya terus sekarang nasib kita bagaimana?"tanya Bu Ratna tanpa ada yang menjawab.Kedua anaknya berjalan terlebih dahulu meninggalkannya sendirian.
Mereka kembali mencari ojek dan kembali ke kosan.Bu Ratna terus-terusan menggerutu karena kesal.
"Kamu itu ceroboh sekali sih Rin.Pake acara tidur sama dosen lagi.Dibayar berapa kamu?Kalau banyak nggak apa-apa sih."ucapan Bu Ratna.Arin mengeleng."Awalnya aku ingin menjebak dosenku,tapi malah aku yang dijebak"jawab Arin.
"Aku mau dosenku menikahiku.Tapi rupanya istrinya jauh lebih pintar."imbuhnya.Arin masih terus menundukkan kepalanya.Ibunya menggeleng.
"Bodoh.Bisa-bisanya kamu dijebak.Kamu sudah rugi banyak"sentak Bu Ratna.Richard hanya diam saja.Lama-lama dia gila karena ulah mereka."Lisa baru dibawa pergi,sekarang kamu malah buat ulah lagi mbak.Kenapa sih kalian.Hah!"gertak Richard.
"Sudah sudah.Semua terlanjur terjadi.Nggak usah ngomel.Kita selesaikan masalah satu persatu.
Seharusnya kita cari keberadaan Lisa dulu lalu kita jemput."ucap Arin.
***
LISA
"Ahh..to-long berhenti..sa-sakit..mmbhtttt"rintih Lisa yang saat ini berada di bawah kungkungan seorang lelaki tua.Bibirnya di bungkam oleh lelaki itu.
Tangisannya yang begitu pilu tak menghentikan aksi bejat yang dilakukan oleh pria itu.
"Jangan bertingkah.Lakukan saja tugasmu.Bukankah kamu sudah biasa menjajakan dirimu ini hanya demi uang?Hah?"ucap pria tersebut sembari menjambak rambut Lisa dan terus memaju-mundurkan empunya dengan cepat ke tempat sensitif Lisa.
"Tidak..Ahhh.."desahan pilu Lisa nikmat saat seorang pria bengis terus mengobrak-abrik area sensitifnya.
Hentakan demi hentakan diberikan pria itu dengan kuat sampai membuat tubuh Lisa tersentak berkali-kali.Lisa hanya bisa pasrah karena tenaganya sudah terkuras habis.Lisa terus menggigit bibir bawahnya dengan kuat.
Namun tak dapat dia pungkiri bahwa ia juga menikmati permainan ini,walau awalnya ia mengelak.Bagian bawahnya mulai bereaksi dan ingin mengeluarkan sesuatu yang mendesak.Semakin pria itu menghentakkan pinggulnya,semakin kuat rasa membuncah itu ingin meledak dari tubuhnya.
Hingga akhirnya tubuhnya tak kuat lagi menahannya."Ahhhh..."pekik Lisa.
Lisa pun merasa kini dunianya benar-benar hancur.Dulu ia dijual oleh ibunya hanya demi uang.Tapi kini,karena kesalahannya sendiri,ia harus menjadi budak nafsu para lelaki hidung belang.
Jika saja waktu bisa diulang,ia tak akan mau melakukan semua ini.Kini semua tinggallah penyesalan.
Brughh..
Lisa dilemparkan begitu saja ke kasur saat kegiatan panas itu selesai.Sakit,perih,remuk menjadi satu.Hilang sudah harga dirinya.Tidak,memang sudah dari dulu.
"Ini ambillah.Besok aku akan kembali lagi.Jadi,persiapkan dirimu cantik.cup"ucap pria tersebut sambil memegang dagu Lisa dan mengecup bibirnya.Hingga terjadilah beberapa menit lumatan panas yang membuat Lisa tak bisa bernafas.
Ketika pria itu sudah keluar dari kamar,Lisa menangis meraung-raung meratapi nasibnya.Dengan tubuh yang tanpa tertutup sehelai benang pun,ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Bersambung...