Akibat salah bergaul dan tidak pernah mendengarkan nasehat orang tua. Vivian, baru saja duduk kelas 3 SMP mendapati dirinya tengah hamil. Vivian bertekad akan menjaga bayi tersebut tanpa ada niat sedikit untuk membuangnya. Vivian sangat menyayanginya, janin tersebut adalah darah dagingnya dan Aksel, mantan pacarnya. Disisi lain, hal yang paling Vivian hindari adalah Aksel. Vivian cukup menderita, Vivian tidak ingin Aksel masih dalam bayangnya.
Mereka masih sangat belia dan Aksel adalah anak laki-laki yang bisa menghilang seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Sedangkan Vivian seorang perempuan, yang menghadapi berbagai stigma masyarakat. Vivian memiliki tekad bahwa selagi otot yang kuat, tulang yang keras dan otak yang cerdas untuk mencukupi kebutuhan anaknya, dan yang terbaik untuk anaknya.
Lalu bagaimana Vivian melalui semua ini? Bagaimana dengan kedua orang tuanya?
Yuk ikuti kisah perjalanan, perjuangan serta tekad Vivian dalam Novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nysa Yvonne, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15-Hari kelulusan
Setelah ujian berakhir dan Sebulan yang lalu merupakan hari libur mereka menunggu hasil kelulusan mereka.
Kini tampak kandungan Vivian sudah terlihat dan Vivian memakai dress kali ini, untuk menyamarkan kondisinya tersebut. Di Hari kelulusan ini siapa lun bebas memakai pakaian apapun. Namun bagi sebagian siswa memakai seragam kebanggaannya yaitu putih biru. Gunanya untuk merayakan kelulusan mereka, mereka mengecat baju tersebut. Ini biasa dilakukan oleh siswa yang sudah lulus.
Sayangnya Vivian tidak memakai baju itu, ia lebih memilih baju sedikit santai. Selain untuk menyamarkan, baju seragamnya sudah kekecilan. Jadinya Vivian yang sekarang ini, padahal teman-temannya yang lain mengajak Vivian ikut bergabung, tapi Vivian menolak. Awalnya mereka memaksa tapi menyerah melihat Vivian teguh pendirian.
"Omo... Lo makin bersinar aja Vi..."tanya Amel teman sekelasnya.
"Iya, Vivi lo sekarang gemukan ya? Tapi versi terbaru lo makin cantik..."Intan menimpali apa yang dikatakan Amel itu benar.
"Ah, kalian biasa aja kalo. Gue emang makan lebih banyak, untuk upgrade aja gitu..."ucap Vivian santai tanpa menimbulkan kecurigaan mereka.
Mereka masih berkumpul dikelas, sambil menunggu detik-detik kelulusan tersebut. Tak lama kemudian bel sekolah pun berbunyi diiringi pesan pada bel tersebut.
*Ting, tong... (Diberitahukan kepada seluruh siswa siswi SMP XXX untuk segera berkumpul di Aula, karena sebentar lagi pengumuman kelulusan)pesan dalam bel tersebut terus berulang dan diakhiri terimakasih.
"Eh guys yuk, itu udah ada peringatannya..."seru Bintang mengajak teman-teman yang lain menuju Aula, yang lain pun ikut menuruti perintah tersebut.
Sesampainya di Aula sekolah tersebut, para siswa-siswi tidak sabar menunggu hasil kelulusan mereka. Beberapa orang tua juga menghadiri acara tersebut. Termasuk Christian dan Mariana susah hadir dan duduk di kursi khusus orang tua.
"Baik, selamat pagi anak-anak..."Mc pun membuka acara yang merupakan salah satu guru disekolah tersebut. Acara penbukaan pun dibuka dengan hikmat. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa penampilan kesenian yang merupakan bakat siswa-siswi disekolah ini.
Hingga puncak acaranya pengumuman kelulusan dan siswa terbaik tahun ini.
"Baiklah tibalah saatnya acara yang kita tunggu-tunggu, yaitu pengumuman kelulusan siswa-siswi tahun ini, mari kita hitung mundur..."Mc mulai memberikan aba-aba
"3!" "2!" "1!" hitungan mundur dari sorakan siswa-siswi tersebut.
"Baiklah kelulusan tahun ini dinyatakan lulus... 100% dan siswa terbaik dan berprestasi tahun inj jatuh kepada...."Mc menggantung pengumuman tersebut, tapi banyak siswa-siswi tersebut bersorak.
"Kita ucapkan selamat kepada Vivian Diana Zara, dengan nilai rata-rata 98,7. Ini merupakan nilai yang hampir mendekati sempurna, selamat ya Vivian. Kepada Vivian dipersilahkan waktu dan tempat untuk naik ke atas panggung." mendengar pengumuman tersebut Christian dan Mariana sangat bangga pada Vivian. Vivian pun naik ke atas panggung untuk memberikan ucapan terimakasih.
"Baik, sebelumnya saya mengucapkan sangat berterimakasih kepada pihak-pihak mendukung saya selama ini. Tanpa adanya kalian Vivian yang kini ada didepan ini tidak akan ada. Saya sangat bersyukur kepada semua anugrah yang diberikan kepada Saya, terutama pada orang-orang yang terkasih..."Vivian menjeda kalimatnya serta(dan kamu anakku...)gumamnya dalam hati sambil memejamkan matanya.
"Papa, Mama semua ini ku persembahkan pada kalian. Cinta dan kasih sayang kalian selalu membuatku kuat dan tegas seperti karang. Aku ucapkan terimakasih dengan apa kalian berikan padaku selama ini..."Vivian meneteskan air matanya. Semua orang terharu semua yang diucapkan oleh Vivian termasuk Christian dan Mariana, dari sana mereka menganggukkan kepada sambil menahan tangisan haru mereka.
"Baiklah cuma itu saja yang bisa aku sampaikan, terimakasih..."Vivian mengakhiri pidatonya dan menuruni panggung tersebut.
Vivian sedikit lelah dengan acara ini, tapi ia merasa puas setidaknya kali ini terlalui dengan lancar.
"Sayang... Mama dan Papa selalu bangga padamu, kamu tak pernah mengecewakan kami. Untuk merayakan hari ini, bagaimana kita pergi makan-makan, kita harus euforia dulu dong..."Mariana sangat antusias.
"Yang Mama katakan itu benar. Ayo kita ke restoran, kamu mua makan apa kali ini Vi?"Christian bertanya sambil mengendarai mobil. Vivian tampak berpikir sejenak dan menyampaikan keinginannya.
"Pa aku mau kita makan mie di air ya pa.. Ma... Direstoran jepang kini udah ada menu itu"Vivian sangat antusias dengan apa yang ia sampaikan.
"Owh iya makanan Jepang yang viral itu, hmm namanya Nagashi Somen. Mama ingin sekali makan itu, melihatnya difyp mama jadi kepingin juga. Yuk pa kita kesana Mama nggak sabar mencicipinya..."Mariana tampak antusias sekali.
"Hmm... Ma... Ma... Sebenarnya yang ngidam itu siapa sih? Mama atau Vivi... Mama ada-ada aja..."Christian terkekeh pelan melihat tingkah dua bidadari yang mengisi warna dalam hidupnya.
Mobil mereka pun telah memasuki pekarangan restoran Jepang tersebut.
"Wah... Mama benar-benar tak sabar, yuk Vi..."ucap Mariana antusias seraya menggenggam tangan Vivian.
Mereka memesan makanan Nagashi Somen, tampak wajah antusias dari Mariana dan Vivian, Christian menggelengkan kepalanya sambil memerhatikan tingkah duo ibu dan anak tersebut. Setelah selesai mereka pun pergi ke suatu tempat.
"Vi... Kamu ikut kami ke suatu tempat. Sudah saatnya kamu mengetahui kebenaran ini. Papa dan Mama tak sanggup lagi harus menyembunyikan ini lebih lama." Christian berbicara sambil mengendarai mobil yang mereka tumpangi.
Dalam perjalanan Vivian yang tadinya ceria berubah diam karena bingung apa yang dimaksud sang Ayah. Namun di persimpangan jalan...
*Tiin...tiin... Bruggh (tabrakan dan serpihan kaca mulai tampak seperti slow motion)
Kecelakaan pun tak terelakan, sebuah Bus dan truk saling menghantam. Beruntung mobil yang mereka tempati hanya terkena goresan dan bagian depan yang sedikit rusak. Truk tersebutlah yang menghalangi mobil mereka tempati.
"Ya Tuhan..."Christian, Mariana serta Vivian terkejut atas insiden yang mereka alami.
"Pa... Ayo hubungi kepolisian, hanya kita yang sadar dari kecelakaan ini..."ucap Mariana sedikit panik.
"I-iya Ma..."bergegas Christian menghubungi polisi dan ambulan ke lokasi kejadian. Setelah itu mereka berusaha menenangkan diri, terutama Vivian yang terkena serangan syok. Dirinya tampak pucat dan pandangan kosong.
"Vi... Vi..."Mariana berusaha menepuk-nepuk pipi Vivian, supaya Vivian sadar.
"Vi... Bangun nak.."Christian juga menggoyangkan tubuh Vivian. Vivian yang diam saja, lama-lama keseimbangan tubuhnya mulai melemah dan...
*Brukk... Vivian tak sadarkan diri beruntung Christian dengan sigap memegang tubuh sang Putri.
"Vivian... Vi... Bangun nak..."Mariana yang sudah tampak histeris karena putri kesayangannya tak sadarkan diri.
"Ma... Tenangkan dirimu, anak kita baik-baik saja. Mama tenang ya..."Christian mencoba mengamankan situasi ini, ia tau ini terlalu mengguncang dirinya. Ia berusaha mengendalikan emosi, yang kapan saja bisa berakibat buruk pada dirinya.
Tak lama kemudian bala bantuan pun datang. Christian dan Mariana segera membawa Vivian ke salah satu Ambulance itu.
"Pak... Bantu anak saya, sia tadi terkena syok. Dirinya sedang mengandung tolong selamatkan..."ucap Mariana yang sudah mulai berlinang air mata.
"Baik Pak, Buk. Kalian jangan terlalu panik kami segera menanganinya..." mereka pun melakukan pertolongan pertama dan menyuruh Christian dan Mariana duduk mendampingi Vivian, untuk dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Mobil tersebut terus berjalan, Christian dan Mariana menggenggam erat tangan Vivian. Mereka tak ingin terjadi kenapa-napa pada Vivian. Vivian lah harta yang paling berharga dari yang mereka miliki saat. Mobil ambulance yang mereka tempati itu, akhirnya sampai di depan rumah sakit daerah setempat. Vivian langsung dibawa ke UGD.
"Bapak dan Ibu tunggu diluar sebentar, doakan yang terbaik untuk anak kalian..."ucap dokter yang bertugas menangani Vivian.
"Iya Dok, selamat kan anak dan cucu saya..."Christian mencoba memohon dan diangguki oleh dokter tersebut. Pintu kemudian tertutup setelah dokter tersebut masuk.
"Ya Tuhan... Selamatkan anak dan cucu kami..."ucap lirih Mariana tubuhnya bergetar hebat, Christian merengkuh tubuh itu untuk saling menguatkan satu sama lain.
Lanjutan di Bab selanjutnya👉👉
tanpa tanda koma. tanda koma sbg penghubung dua kalimat biasanya pada kata penghubung akan tetapi, meskipun, walaupun, melainkan, sedangkan dll.
harus tau penggunaan kata 'di' sbg penunjuk dan sbg kata kerja