Sepasang suami istri paruh baya sedang berboncengan motor yang baru saja pulang dari pasar menemukan keranjang bayi didekat jembatan yang tidak jauh dari rumah mereka berdua.
bayi mungil sangat cantik tubuhnya yang masih merah baru lahir hanya dibungkus dengan kain bedong dan selimut bayi.
disampingnya ada secarik kertas bertuliskan " tolong rawat bayi ini dengan baik, suatu saat nanti ada orang yang akan menjemputnya " isi pesan didalam kertas tersebut.
dan didalam amplop surat tersebut terdapat Kalung emas putih terdapat liontin berinisial "A.S ".
karena adanya inisiatif huruf tersebut pak Angga dan istrinya Ajeng memberi nama bayi cantik tersebut " Amira Saraswati".
nama itu yang terbesit dipikiran mereka berdua.
mereka berdua merawat Amira penuh kasih sayang kayaknya seorang anak kandung mereka.
pak Angga dan istrinya memiliki seorang putra tunggal yang bernama Rahmad Darmawan berusia 25 tahun yang sudah menikah dan memilih tinggal dirumah istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ersy 07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bolehkah Aku Jatuh Cinta Lagi
Sore itu nampak mobil hitam berjalan mulus menuju pemakaman umum.
Tepat dipinggir jalan ada beberapa penjual bunga untuk berziarah.
Aditya turun dari mobilnya setelah berhenti tepat didepan penjual bunga.
" Buk saya beli bunga untuk ziarah" ucap Aditya menyerahkan uang pecahan 50 ribuan.
" beli berapa mas ?" tanya ibu penjual bunga
" 50 ribu " jawab Aditya singkat.
Setelah menerima keranjang berisi bunga, Aditya kembali mengendarai mobilnya.
Setelah sampai di makam Aditya segera melangkah menuju makam seseorang yang sangat ia rindukan.
Setelah berjalan beberapa meter akhirnya Aditya bisa melihat batu nisan bertuliskan nama Diana Saraswati.
Setelah sampai didekat makam tersebut Aditya mengucapkan salam serta doa untuk almarhumah.
" Hay sayang, apa kabar " ucap Aditya sambil mengelus batu nisan bertulis nama seseorang yang begitu Aditya cintai.
" maaf sayang aku baru sempat datang kesini menjenguk kamu, karena pas datang dari Paris aku langsung pergi ke rumah sakit menjenguk mama yang sedang sakit.
Alhamdulillah kemarin mama udah pulang ke rumah dan aku baru bisa datang kesini hari ini.
Diana aku sangat merindukanmu, meskipun kamu udah pergi dari dunia ini tapi aku merasa kamu tetap berada disampingku.
Menemani hari hariku seperti biasanya bedanya sekarang disaat aku ingin melihat wajahmu dan ingin memelukmu aku enggak bisa seperti dulu lagi.
Sudah lima tahun berlalu, kamu pergi ninggalin aku selamanya sayang.
Seandainya kamu masih ada pasti saat ini kita sudah menikah dan memiliki anak anak yang lucu.
Membayangkan saja sudah membuat aku bahagia sayang.." Aditya tidak bisa menahan buliran bening berjatuhan di pipinya.
Rindu rindu dan rindu hanya kata rindu bisa ia ungkapkan dari bibirnya namun hatinya terus bergejolak sakit setiap mengingat kejadian 5 tahun lalu.
Seseorang yang amat ia cintai ternyata menderita sakit berbahaya tanpa dia sadari.
Sampai pada akhirnya Diana memilih menyerah melawan penyakitnya dan pada akhirnya Diana pergi untuk selamanya dari sisinya.
Aditya segera menghapus air matanya yang masih mengucur deras dari sudut matanya.
Dia sadar sekuat apapun dan sehebat apapun manusia tidak akan bisa melawan takdir dari sang kuasa.
" Diana dua hari yang lalu saat mama dirumah sakit aku tanpa sengaja menabrak seorang wanita berhijab.
Saat itu aku tidak terlalu fokus melihat wajahnya karena selain dia yang terus menunduk aku juga lagi fokus mencari ruang rawat mama.
Setelah kejadian itu aku tidak bertemu dia lagi namun kemarin pas aku kembali dari kantin tanpa sengaja aku melihat dia sedang duduk ditaman rumah sakit.
Entahlah apa yang ia lakukan pada saat itu aku melihat dia duduk sambil memejamkan kedua matanya seakan menikmati udara pagi hari.
Dan pada saat itu aku baru menyadarinya kalau wajahnya begitu mirip dengan wajahmu.
Senyumannya pun sama persis seperti senyumanmu.
Bedanya dia memiliki lesung dikedua pipinya saat ia tersenyum akan nampak jelas Kedua lesungnya " ujar Aditya menceritakan sosok Amira dengan senyuman kecil muncul disudut bibirnya.
" Diana, bolehkah aku jatuh cinta lagi " tanya Aditya sambil mengelus batu nisan dan menaburkan bunga yang tadinya ia beli.
Setelah selesai menaburkan bunga dan membaca doa Aditya berdiri dari duduknya.
" Diana aku pulang dulu, aku akan sering datang menjenguk kamu " ucap Aditya sebelum benar melangkah pergi dari makam menuju mobilnya yang terparkir dipinggir jalan.
Sesampainya dirumah Aditya melihat kedua orang tuanya sedang duduk bersantai didepan TV.
" Adit kamu baru pulang nak ?" tanya Aluna mama Aditya saat melihat putranya ikut bergabung duduk dikursi sampingnya.
" Adit habis dari makam ma, Adit belum sempat datang ke makam Diana sejak pulang dari luar negeri " jawab Aditya merebahkan kepalanya dipangkuan mamanya.
" Kamu dit, udah besar masih saja manja dipangkuan mamamu, malu napa sama umurmu " gerutu Ardian papa Aditya dengan expresi datar.
" ma sepertinya ada bau gosong deh disini, kayak bau hati terbakar gitu " sindir Aditya karena dia tau papanya paling enggak suka istrinya berdekatan dengan laki laki lain meskipun putra mereka sendiri.
Aluna yang mendengar ucapan putranya hanya terkekeh kecil melihat suami dan anaknya sedang mode rebutan perhatian darinya.
" yaudah ma, pa, Adit mau bersih bersih dulu gerah banget soalnya apalagi disini tiba tiba hawanya sedikit gerah " celetuk Aditya segera bangun dari posisi nyamannya tidak lupa melirik sang papa yang sedang mode anak kecil cemberut.
Aditya hanya geleng-geleng melihat tingkah papanya seperti anak kecil yang direbut mainannya.
Setelah telah Aditya menghilang dibalik tembok kamarnya, Aluna melirik suaminya yang masih cemberut sambil bersedekap dada.
" sayang.. suamiku tertampan " rayu Aluna sambil menowel hidung mancung Ardian suaminya.
" papa enggak suka sayang..." rengek Ardian seperti anak kecil.
" hahahaha....."Aluna tidak bisa nahan tawanya melihat tingkah suaminya.