Seorang pria kesepian yang berusaha mencintai dirinya sendiri, walaupun hatinya terus terluka oleh orang yang dia sayangi
"Otakmu dimana hah???!!".....
Tanpa dia ketahui Allah telah memberikannya sebuah keajaiban di hidupnya nanti.......
Seorang laki-laki dengan kisah hidupnya
"Kamu harus bisa menjadi dirimu sendiri"
"Tidak bisa......"
"Kamu tidak mengerti....."
Apa yang akan terjadi selanjutnya? pantau terus di setiap bab yang akan di update
note:update enggak nentu sesuai sempatnya:v
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natasyatia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Desain?
"Ibunya memintaku untuk bekerja dengannya, dan dia menjanjikan untuk memberikan gaji, tetapi dia hanya bisa memberikan gaji kepadaku, tetapi tenang saja. Jika kamu membantuku, aku tidak akan segan segan untuk memberikan setengah gajiku kepadamu, apakah kamu mau bekerja bersamaku dan mendapatkan gaji setara?" pinta Kensano
"Bagaimana ceritanya dia merekrut 2 karyawan sedangkan uangnya hanya bisa 1 karyawan " protes Zidan
"Oalah apakah kamu ingin terus menganggur?"Ancam Kensano
"Ohh tidak tidak, " jelas jika Zidan menolak mentah mentah, karena siapa sih yang tidak ingin bekerja dan mendapatkan uang walaupun sedikit, setidaknya bisa untuk membeli makanan?
"Nah jadi mau bukan? Akupun lupa akan di berikan berapa oleh bu Kania aku hanya menjalankan pekerjaan yang telah ia perintahkan, untuk saat ini kita mulai mengedit sebuah promosi agar banyak yang membeli, seingatku kau bisa mengedit?" celetuk Kensano, Zidan menganggukan kepalanya
"Bagus, kita akan bergantian untuk mengedit, aku bagian ide dan sketsa kamu yang mulai mengedit, jika ada keberatan,kita bisa bergantian saat mengedit" ujar Kensano
"Baiklah mulai kita akan memulainya tetapi mulai membuat sketsa di rumah atau di tempat mana?" Ujar Zidan
"Bagaimana jika di rumahmu? ujar Kensano
"Tidak bisa, ada ibuku yang di rumah " mereka sama mengerti 1 sama lainnya memiliki masalah di rumahnya masing masing
"Bagaimana jika di masjid dekat toko itu?" Saran Zidan
"Bagus juga idemu!" sahut Kensano, mereka mulai berjalan menuju masjid yang mereka tuju
Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di masjid yang dekat dengan toko milik Kania
Kensano mulai membuka buku yang telah ia beli sebelumnya dan mulai menggambar sedikit demi sedikit
Waktu yang ia gunakan tidak sedikit, hampir 2 jam ia menggambar selalu salah dan memiliki kekurangan,atau kelebihan dalam pengukuran
"Ishh Bagaimana ini mengapa begitu sulit?" celetuk Kensano
"Hei anak muda, aku lihat lihat sepertinya kalian berdua sedang merasa kesulitan, apa yang sedang kalian lakukan" ujar seorang laki-laki yang tiba tiba saja datang menghampiri mereka
"Huft pak, aku ingin sedikit memulai desain kecil untuk sebuah banner" pasrah Kensano
"Banner? Kamu ingin membuat apa," tanya Laki-laki itu
"Aku hanya ingin membuat papan promosi untuk toko di depan sana" tunjuk Kensano kepada satu - satunya toko yang berada disana.
Laki-laki itu melihat melihat kearah toko yang di tunjuk oleh Kensano. Lalu Laki-laki itu mengukur seperti seorang insinyur sebuah bangunan, ia hanya mengukur dari kejauhan
"Berikan buku dan pensilmu" ujarnya
"Nih harusnya seperti ini sketsamu..... kamu harus memberikan penanda dan sedikit garis agar tidak lupa" cerocos Laki-laki itu sedangkan Kensano dan Zidan hanya bisa menggarukan kepalanya tidak paham
Karena sebelumnya mereka tidak pernah melihat seseorang sehebat ini dalam menjelaskan, Laki-laki itu sudah seperti sang dosen.
Tak membutuhkan waktu yang lama akhirnya Laki-laki itu menyelesaikan sketsa gambarnya
"Lihatlah, Bukankah cocok?" Ujar Laki-laki itu
"WOAAHH" Mata Kensano dan Zidan langsung membulat dan berbinar
"Bagaimana?" Tanya Laki-laki itu memastikan desainnya
"Bagus, " Laki-laki itu melihat Zidan memulai membuka ponselnya dan doa terlihat begitu geram
"Nih gunakan tab milikku, gambarlah sesuka hatimu, kalau kau gunakan layar sekecil itu akan sulit untuk menggambar" geram Laki-laki itu
Mereka mulai mengotak - atik tab Laki-laki itu, disela mereka menggambar dengan inisiatif Kensano bertanya
"Siapakah namamu pak?" Tanya Kensano
"Panggil saja saya Bryan" ujarnya
"Oalah salam perkenalan, pak Bryan" Kensano mengulurkan tangannya
"Namamu siapa anak muda?" Tanya Bryan
"Namaku Kensano dan dia Zidan" Jawab Kensano
"Apa yang kalian ingin kalian perbuat untuk menggambar seperti ?" introgasi Bryan
"Oalah. Jadi saya berniat untuk membuka toko bakso, saya akan mulai berjualan esok hari, atau mungkin lusa. Aku harus bisa belajar untuk terjun di dunia bisnis"
"Jadi kalian berdua ini esok akan mulai bekerja?" Tanya Bryan
"Kemungkinan seperti itu pak, ada apa?" sahut Kensano
"Ah tidak apa, kapan saya bisa mencicipi bakso buatan kalian?" basa basi Bryan
"Mungkin mulai 1 minggu lagi"
"Mengapa harus 1 minggu lagi?" Ujar Bryan
"Aku akan membuat beberapa promo untuk sebuah usaha kecil ini dan akan berjalan untuk 1 bulan kedepan" ujarnya
"Wah kamu hebat untuk menarik pelanggan. Padahal kalian itu seperti sudah menjadi ahli dalam bidang promosi, aku pikir kalian ingin merenovasi bangunan yang sudah mulai tua itu" celetuk Bryan
"Kita tidak memiliki banyak uang pak " Zidan sedikit terkekeh saat mendengar celetukan dari Bryan
"Apakah kalian tidak menabung?" Ujar Bryan, dengan sedikit candaan Zidan dan Kensano tertawa kecil
"Aku tidak memiliki begitu banyak uang saat ini, mungkin nanti pasti banyak, dahulu untuk sekedar membeli ponsel aku harus menabung, karena saat itu uang dari orang tua Ken. Ya sudah pasti Aku akan berfikir untuk menabung agar dapat membeli apapun yang aku inginkan" Rupanya ada sedikit berbohong dari ucapan Kensano tadi
Zidan yang melihatnya hanya tersenyum tipis dan tetap fokus untuk menggambar
"Ohh iya apakah kamu tidak berniat untuk membuat daftar menu?" cetus Zidan
"Ah iya, Astagfirullahalazim aku lupa" ujar Kensano
"Ada - ada saja" Zidan menggelengkan kepalanya pelan
"Ya Maaf namanya juga manusia pastinya lupa" protes Kensano
"Lalu apakah kamu memiliki nomor ibu Kania?" Cetus Zidan
"Astagfirullahalazim aku lupa memintanya "
Pletak
"Aww sakiiit" Kensano mengadu kesakitan karena dahinya di sentil kuat oleh Zidan
"Lagian ngeselin banget lu" ujarnya
"MAAFF DAANN GUA LUPA!"protes Kensano
Bryan yang melihat itu hanya bisa terkekeh geli
"Sudahlah kamu kembali saja sana, untuk meminta nomor telpon dan daftar menu apa saja yang berada di usahanya " usir Zidan
Lalu dengan perasaan dongkol Kensano pergi ke rumah sakit, ia dongkol karena Zidan yang marah marah
Zidan melihat gestur tubuh merajuk Kensano hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Hadeh, ini bagaimana lagi ya, ya Allah cape " raung Zidan
"Apa yang ingin kamu buat?" Tanya Bryan yang senantiasa berada disana, karena tab tersebut adalah miliknya
"Tidak tahu tuan, aku belum paham menu yang berada disana" sambil berfikir sambil memahami
"Bagaimana jika kamu membuat desain untuk promonya terlebih dahulu, bukankah kau berkata akan ada potongan harga?" Ujar Bryan
"Iya juga tetapi,bagaimana caranya?"
"Baiklah akan aku Ajarkan " pasrah Bryan
Mereka mulai saling bekerja sama
"Wah Indah unik sekali pikiranmu terhadap desain " puji Bryan, Zidan hanya menggarukan kepalanya dan sedikit
"Sebenarnya saya tertarik dalam dunia desain, hanya saja saya tidak terlalu pandai dalam hal menggambar jikalau saya di suruh untuk mendesain saya sedikit paham" Bryan hanya menganggukan kepalanya
Tak lama kemudian
Ting
1 pesan masuk dari sebuah kontak di whatsapp, lalu dengan cepat Zidan membuka pesan itu
"Nahh Bagus seperti ini" ujar Zidan, lalu Zidan mulai menulis apa yang telah di ketik oleh Kensano
Gerakan tangan Zidan tidak luput dari pandangan Bryan
"Tanganmu begitu terlihat kaku" nilainya
"Aku jarang berurusan dengan gambar walaupun aku bisa memahami setiap lekuk desain" ceritanya
"Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing, kamu rajin saja bekerjamu nanti, jika kamu sudah mendapatkan uang lagi kamu bisa gunakan untuk membeli 1 tab, ingatlah jika berjuang tidak akan mudah dan mulus tetapi kamu bisa memulainya kapanpun itu, jangan patah semangat"
Tak lama akhirnya Kensano datang dengan wajah lelahnya
"Huhhhh huhh ya Allah" Kensano sedikit ngos ngosan membuat Zidan tersenyum tipis melihatnya
"Ha cape kan?, lagian salahmu kenapa gk minta nomor ibu Kania?"
"Ya Maaf ya Allah" Kensano tepar tubuhnya begitu lelah karena harus berlari agar cepat untuk membahas tentang daftar harga dan pembukaan toko
"Bagaimana desainmu?" Tanya Kensano
"Masih berjalan setengah kalau kau ngantuk lebih baik kau tidur saja sana" sahut Zidan
"Huft cape banget tadi harus lari" cetus Kensano
Zidan hanya terkekeh kecil melihat Kensano kelelahan seperti itu